Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Wulandari
"ABSTRAK
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan isu global, terkini dan penting (high profile) dalam pelayanan kesehatan. Program patient safety menjadi suatu prioritas pelayanan kesehatan yang wajib diterapkan dalam segala aspek pelayanan kesehatan khususnya pada rumah sakit. Di rumah sakit terdapat ribuan jenis obat, ratusan tes diagnosis dan prosedur terapi, serta jumlah pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar merupakan hal yang sangat potensial untuk menimbulkan suatu kesalahan, yang membuat rumah sakit sebagai institusi yang penuh dengan resiko. Penerapan patient safety akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan citra rumah sakit sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan, serta akan meningkatkan mutu rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian adverse event pada pelaksanaan program patient safety asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RS Hermina Depok sehingga dapat meningkatkan mutu RS Hermina Depok. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan informan sebanyak 10 orang yang digali informasinya dengan metode pengumpulan data yang berbeda, yaitu empat orang informan dengan wawancara mendalam dan enam orang lainnya dengan Focus Group Discussion (FGD).
Hasil penelitian menyatakan bahwa masa kerja, kelalaian, komunikasi dan human error merupakan faktor ? faktor yang dapat menyebabkan terjadinya insiden adverse event. Sistem pelaporan yang baik juga merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan budaya patient safety di rumah sakit, sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemen rumah sakit yang menyatakan bahwa setiap terjadi insiden adverse event maupun near miss harus dilaporkan dalam kurun waktu 2 X 24 jam. Mengingat akar masalah terbesar dari adverse event adalah komunikasi, maka disarankan agar meningkatkan komunikasi yang terbuka baik antar sesama profesi maupun kepada pasien.

ABSTRACT
Patient Safety is the most up-to-date global issue and also important in health service. Patient Safety program becomes a priority in health service that must be applied in every aspects of health service, especially in hospital. There are thousands of medicines in hospital, hundreds of diagnostic tests, therapy procedures, and also a large number of patients and staffs, that made a hospital as a high-risk institution. Patient Safety implementation will increase public trust as the health service clients and enhance the image of the hospital as a health service provider, and finally it will be able to upgrade the quality of the hospital itself.
The objective of the research is to capture and identify the adverse event of the patient safety implementation in pediatrics nursery section of Hermina Depok Hospital, so that the result of the research is expected to be treated as an input for the hospital management to increase its quality. The research applied qualitative - descriptive method through interview upon 10 respondents to gather the information by two different interview methods; in-depth interview for 4 informants and 6 others informants were interviewed in Focus Group Discussion (FGD) forum.
The result of the research showed that the working period, indifference, communication, and human error are factors that can cause the adverse event incidents. Accountable reporting system is also one of the factors in increasing the patient safety culture in the hospital, based on the hospital management regulation which oblige that every adverse event incident and or near miss incident must be reported within 24 hours. Since the most significant problem of adverse event is communication, therefore it is suggested to enhance the open communication among colleagues and with the patients.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah
"Pada pengobatan Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO), ada kemungkinan pasien mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD). KTD serius dapat menyebabkan kematian, keadaan yang mengancam yang jiwa, kecacatan permanen, dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Maka dari itu, setiap fasilitas kesehatan TB RO perlu mencatat dan melaporkan KTD Serius. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mencatat dan menganalisis KTD Serius pada pasien TB RO di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada periode Juli – November 2022. KTD Serius pada pasien TB RO dilihat dari Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) pada sistem AFYA Rumah Sakit Universitas Indonesia. Kemudian KTD serius dicatat ke dalam Formulir Pelaporan KTD Serius dan dianalisis. Hasil menunjukkan bahwa ditemukan 8 pasien TB RO yang mengalami KTD serius dan 3 pasien diantaranya mengalami KTD serius sebanyak 2 kali sehingga total ada 11 laporan KTD serius. KTD serius yang ditemukan pada pasien antara lain sesak napas (72,7%), mual muntah (36,4%), nyeri (36,4%), gangguan pencernaan (18,2%), demam (18,2%), batuk darah (9%), dan ruam gatal (9%). Kesimpulannya adalah terdapat sebanyak 11 laporan KTD serius pada pasien TB RO dan KTD serius yang paling banyak ditemukan pada pasien adalah sesak napas.

In the treatment of drug-resistant Tuberculosis (DR TB), there is a possibility that the patient will experience an adverse event. Serious adverse events can cause death, life-threatening conditions, permanent disability, and hospitalization. Therefore, every DR TB health facility needs to record and report serious adverse events. The purpose of this special assignment was to record and analyze serious adverse events in DR TB patients at the Universitas Indonesia Hospital in the period July – November 2022. Serious adverse events in DR TB patients can be seen from the integrated patient progress record in the Universitas Indonesia Hospital AFYA system. Then the serious adverse event was recorded on the serious adverse event reporting form and analyzed. The results showed that there were 8 DR TB patients who had serious adverse events, and 3 of them had two serious adverse events, for a total of 11 serious adverse events reported. Serious adverse events found in patients included shortness of breath (72.7%), nausea, vomiting (36.4%), pain (36.4%), digestive disorders (18.2%), fever (18.2%), coughing up blood (9%), and an itchy rash (9%). In conclusion, there were 11 reports of serious adverse events in DR TB patients, and the most common serious adverse event found in patients was shortness of breath."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Afidjati
"Latar belakang: Kompleksitas pengobatan TB RO berupa durasi pengobatan yang panjang, penggunaan beberapa obat lini kedua, toksisitas obat, dan interaksi obat akibat multidrug use dapat menyebabkan efek samping pengobatan pada pasien. Hal ini dapat mengurangi efektivitas pengobatan dan memengaruhi luaran pengobatan TB RO. Tujuan: Untuk melihat efek samping obat/kejadian tidak diinginkan terhadap luaran pengobatan TB RO.
Metode: Penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif ini dilakukan di RSUP Persahabatan, Jakarta. Sumber data adalah data sekunder dari sistem informasi tuberkulosis (SITB) yang melibatkan pasien TB RO yang menjalani pengobatan di tahun 2021 – 2023. Metode sampling berupa total sampling. Analisis data bivariat antara KTD dengan luaran pengobatan TB RO berupa Cox regresi dan uji Log-Rank, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan Extended Cox Regresi.
Hasil: Dari 583 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini, insidens luaran pengobatan tidak berhasil sebanyak 40,65%. Sebanyak 12,69% pasien mengalami efek samping berat. Sebagian besar efek samping terjadi pada fase intensif pengobatan TB RO (43,57%). Jenis efek samping yang paling sering dialami pada pasien adalah gangguan gastrointestinal (79,25%), gangguan muskuloskeletal (58,32%), dan gangguan saraf (49,40%). Efek samping berupa KTD berat/serius tidak memiliki asosiasi yang signifikan terhadap terjadinya pengobatan tidak berhasil berdasarkan hasil analisis Cox regresi bivariat (HR=0,823; 95% CI: 0,558-1,216; p=0,329) dan analisis multivariat Extended Cox regresi (setelah dikontrol oleh variabel kovariat). Probabilitas survival antara kelompok dengan KTD berat dan kelompok non-KTD berat tidak berbeda bermakna. Kesimpulan: pemantauan efek samping selama pengobatan TB RO berlangsung merupakan hal yang penting untuk menunjang keberhasilan pengobatan.

Background: The complexity of treating drug-resistant tuberculosis (DR TB) involves prolonged treatment duration, the use of several second-line drugs, drug toxicity, and drug interactions due to multidrug use, which can lead to adverse drug reactions in patients. These issues can reduce treatment effectiveness and affect treatment outcomes for DR TB.
Objective: To investigate the impact of adverse drug reactions/adverse events on DR TB treatment outcomes.
Methods: This observational study utilized a retrospective cohort design conducted at RSUP Persahabatan, Jakarta. The data source was secondary data from the tuberculosis information system (SITB) involving DR TB patients who underwent treatment between 2021 and 2023. The sampling method was total sampling. Bivariate data analysis between adverse events and TB RO treatment outcomes involved Cox regression and Log Rank tests, followed by multivariate analysis using Extended Cox Regression.
Results: Among the 583 subjects included in this study, the incidence of unsuccessful treatment outcomes was 40.65%. Severe adverse drug reactions were experienced by 12.69% of patients. Most adverse reactions occurred during the intensive phase of TB RO treatment (43.57%). The most common types of adverse reactions experienced by patients were gastrointestinal disorders (79.25%), musculoskeletal disorders (58.32%), and neurological disorders (49.40%). Severe/serious adverse reactions did not have a significant association with unsuccessful treatment outcomes based on the results of the bivariate Cox regression analysis (HR=0.823; 95% CI: 0.558-1.216; p=0.329) and the multivariate Extended Cox regression analysis (after adjusting for covariate variables). The survival probability between the group with severe adverse reactions and the non- severe adverse reactions group did not differ significantly.
Conclusion: Monitoring adverse drug reactions during DR TB treatment is crucial to support the success of the treatment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library