Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Searle, John R.
Abstrak :
Buku ini membahas tentang proses kebahasaan dan filosofis suatu bahasa yang dibahas dalam bahasa Belanda.
Utrecht: Het Spectrum, 1977
BLD 401 SEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Banten: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kantor Bahasa Banten, {s.a.}
401 JBBSN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Setyadi Sulaiman
Abstrak :
ABSTRAK
Subjek penelitian ini adalah kerjasama kebahasaan Indonesia-Malaysia yang dilaksanakan pasca konfrontasi tahun 1966 hingga tahun 1985. Fokus kajiannya diarahkan pada pembahasan sekitar sejarah perjalanan Majelis Bahasa Indonesia- Malaysia (MBIM) sejak resmi didirikan pada 29 Desember 1972 hingga tahun 1985 ketika kerjasama ini berubah nama menjadi Majelis Bahasa Brunei-Indonesia- Malaysia (MABBIM) seiring diikutsertakannya Brunei Darussalam sebagai anggota. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif-analisis.

Dengan apa yang telah diperagakan selama kurang lebih 14 tahun, MBIM berhasil menjadi sebuah forum unik?tidak ada di wilayah manapun?yang sangat efektif dan membawa banyak perubahan, khususnya dalam aspek kebahasaan, baik bagi Indonesia maupun Malaysia. Selain mampu menenggelamkan trauma konfrontasi yang pernah dirasakan oleh kedua negara, MBIM juga tercatat mampu menghadirkan ragam hasil di ranah kebahasaan.

Salah satu keluaran penting yang dihasilkan dari adanya serangkaian persidangan MBIM adalah semakin kuatnya kedua negara dalam konteks merancang dan menyempurnakan?termasuk mempergunakan?sistem ejaan yang di Indonesia dikenal sebagai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan di Malaysia dinamakan Ejaan Rumi Baru Bahasa Malaysia (ERB). Selain ejaan, keluaran lain yang juga penting dicatat adalah pedoman pembentukan istilah. Di Malaysia pedoman ini dikenal sebagai Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Melayu (PUPIBM), sementara di Indonesia pedoman ini dikenal sebagai Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI). Pedoman tersebut serentak mulai digunakan oleh masing-masing negara sejak tahun 1975.

Namun seiring banyaknya keluaran yang dihasilkan dari serangkaian sidang MBIM, tak pelak MBIM pun harus menghadapi beragam persoalan. Akan tetapi, meskipun dihadapkan pada beberapa persoalan. MBIM tetap dipandang sebagai sebuah forum kerjasama yang berhasil memberikan kontribusi tidak hanya pada proses pengembangan bahasa kedua negara tapi juga pada proses membangkitkan memori kolektif kesejarahan Indonesia-Malaysia.
ABSTRACT
This study aims to describe and explore the language cooperation between Indonesia and Malaysia, initiated in 1966, just after the end of Confrontation of the two countries, and lasted until 1985. Resulted from historical research, this thesis presents the subject in descriptive-analyses writing. The main point is discussion on the establishment of the Language Council of Indonesia-Malaysia called MBIM-Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia; and how this language cooperation implemented in both countries from 1972 to 1985.

By what has been executed for about 14 years under the Language Council showed changes and progress, in particular of the Malaya and Indonesian languages, given that both share the same roots, i.e. the Malay language. The cooperation, in its own way, had diminished the trauma and bitterness underwent in both countries, due to political divergences.

The most significant result of this language cooperation could be observed in the fields of policy language planning and designing, new formulation of word-spelling, due to historical background of colonialism, in which Indonesia has strong influence of the Dutch and Malaysia of the British. This way, both Malay spoken in Indonesia and Malaysia found new form agreed by both countries. Indonesia called it Ejaan Yang Disempurnakan (New Better-Formed Spelling) and Malaysia launched Ejaan Rumi Baru (Rumi New Spelling).

Other notable result is the guidelines of terms accorded by the Language Council during these 14 formative years, covering scientific terms of pure, natural and social sciences. Malaysia published the General Guides for Establishment of Term in Malay and Indonesia issued Petunjuk Umum Penggunaan Istillah, both were implemented in 1975.

Despite such a success story of the Language Council of Indonesia-Malaysia, problems were to be managed under friendly Malay way of problem-solving. However, MBIM was still considered a model cooperation, contributing not only to language development of both countries but also in making progress of reawakening collective memories shared by both nations, Indonesian and Malaysian.
2012
T31062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hesti Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai pemetaan bahasa di Indonesia belum sebanding dengan jumlah bahasa daerahnya. Pernyataan tersebut menjadi latar belakang penelitian pemetaan bahasa di Kecamatan Cipayung DKI Jakarta. Cipayung merupakan daerah yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan letak geografisnya, kecamatan Cipayung terletak di pinggir sebelah Timur Jakarta dan merupakan daerah perbatasan antara DKI Jakarta dengan Jawa Barat. Ada tiga masalah dalam penelitian ini Cipayung termasuk wilayah DKI Jakarta, maka dapat dikatakan bahwa bahasa penduduk asli adalah bahasa Betawi. Mengingat kecamatan Cipayung merupakan daerah yang relatif kecil dan terbuka dan letaknya yang bersebelahan dengan desa tetangga sebagai daerah pakai bahasa Sunda, maka situasi tersebut diperkirakan akan mempengaruhi situasi kebahasaannya...
1996
S10923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makassar: Kantor Bahasa Maluku, 2019
418 BUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012
499.221 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachri Bisyir
Abstrak :
Lanskap linguistik berkaitan dengan bagaimana sebuah bahasa ditampilkan, dikelola, dan dimanifestasikan di ruang publik. Salah satu ruang publik yang menjadi ruang bagi lanskap adalah stasiun kereta. Stasiun Manggarai merupakan stasiun kereta di Jakarta Selatan yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi. Peran lanskap linguistik menjadi sangat penting untuk mengorganisasi lingkungan stasiun dan menyampaikan informasi serta arahan bagi para pengguna jasa layanan kereta. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kecenderungan pelaku, penggunaan bahasa, dan efektivitas kalimat yang ditunjukkan lanskap-lanskap di Stasiun Manggarai. Data penelitian dibagi atas dua kelompok, yakni data visual statis sebanyak 86 dan data visual dinamis sebanyak 26. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori pendekatan Gorter, Ben-Rafael dkk., Utorodewo dkk., dan Malabar sebagai pisau analisisnya. Hasil penelitian memperlihatkan pelaku otoritas publik mendominasi data lanskap visual statis. Adapun pada data lanskap visual dinamis menunjukkan agregasi yang berimbang antara otoritas publik dan swasta. Variasi penggunaan bahasa Indonesia-Inggris secara bilingual paling banyak digunakan di antara kedua kelompok data. Sementara analisis terhadap kalimatnya menunjukkan secara umum telah efektif, tetapi terdapat beberapa lanskap yang perlu perhatian lebih dalam kesalahan penulisan kosakata bahasa Indonesianya. ......The linguistic landscape is concerned with how language is displayed, managed and manifested in public spaces. One of the public spaces that become a space for landscape is the train station. Manggarai Station is a train station in South Jakarta that has very high mobility. The role of linguistic landscape becomes very important to organize the station environment and convey information and directions for train service users. This study aims to describe the tendency of actors, language use, and sentence effectiveness shown by the landscapes at Manggarai Station. The research data is divided into two groups, namely 86 static visual data and 26 dynamic visual data. This research uses a qualitative descriptive method with the Gorter, Ben-Rafael et al., Utorodewo et al., and Malabar approach theories as the analytical knife. The results showed that public authority actors dominated the static visual landscape data. The dynamic visual landscape data shows a balanced aggregation between public and private authorities. Variations in the use of Indonesian-English bilingually are most widely used between the two data groups. While the analysis of the sentences shows that they are generally effective, there are some landscapes that need more attention in the Indonesian vocabulary writing errors.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachri Bisyir
Abstrak :
Lanskap linguistik berkaitan dengan bagaimana sebuah bahasa ditampilkan, dikelola, dan dimanifestasikan di ruang publik. Salah satu ruang publik yang menjadi ruang bagi lanskap adalah stasiun kereta. Stasiun Manggarai merupakan stasiun kereta di Jakarta Selatan yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi. Peran lanskap linguistik menjadi sangat penting untuk mengorganisasi lingkungan stasiun dan menyampaikan informasi serta arahan bagi para pengguna jasa layanan kereta. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kecenderungan pelaku, penggunaan bahasa, dan efektivitas kalimat yang ditunjukkan lanskap-lanskap di Stasiun Manggarai. Data penelitian dibagi atas dua kelompok, yakni data visual statis sebanyak 86 dan data visual dinamis sebanyak 26. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori pendekatan Gorter, Ben-Rafael dkk., Utorodewo dkk., dan Malabar sebagai pisau analisisnya. Hasil penelitian memperlihatkan pelaku otoritas publik mendominasi data lanskap visual statis. Adapun pada data lanskap visual dinamis menunjukkan agregasi yang berimbang antara otoritas publik dan swasta. Variasi penggunaan bahasa Indonesia-Inggris secara bilingual paling banyak digunakan di antara kedua kelompok data. Sementara analisis terhadap kalimatnya menunjukkan secara umum telah efektif, tetapi terdapat beberapa lanskap yang perlu perhatian lebih dalam kesalahan penulisan kosakata bahasa Indonesianya. ......The linguistic landscape is concerned with how language is displayed, managed and manifested in public spaces. One of the public spaces that become a space for landscape is the train station. Manggarai Station is a train station in South Jakarta that has very high mobility. The role of linguistic landscape becomes very important to organize the station environment and convey information and directions for train service users. This study aims to describe the tendency of actors, language use, and sentence effectiveness shown by the landscapes at Manggarai Station. The research data is divided into two groups, namely 86 static visual data and 26 dynamic visual data. This research uses a qualitative descriptive method with the Gorter, Ben-Rafael et al., Utorodewo et al., and Malabar approach theories as the analytical knife. The results showed that public authority actors dominated the static visual landscape data. The dynamic visual landscape data shows a balanced aggregation between public and private authorities. Variations in the use of Indonesian-English bilingually are most widely used between the two data groups. While the analysis of the sentences shows that they are generally effective, there are some landscapes that need more attention in the Indonesian vocabulary writing errors.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus S.
Abstrak :
Dari bahasan tabulasi pemakaian bahasa berdasarkan latar, topik pembicaraan dan partisipan pada 3.2.1, 3.2.2 dan 3.2.3 ternyata asumsi yang diajukan pada 1.1 --bahasa komunikasi sehari-hari di antara penduduk Jakarta yang terdiri dari beragam suku adalah )Bahasa Indonesia, di lain sisi penduduk (pendatang) baru masih sering mema_kai bahasa asalnya -- sesuai dengan hasil yang diperoleh. Dengan melihat angka persentase pemakaian bahasa menurut latar dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia menjadi pilihan pertama, Bahasa Daerah menjadi pilihan kedua dan Bahasa Campuran menjadi pilihan ketiga. Bahasa Indonesia ternyata merupakan bahasa komunikasi baik di rumah, di pasar maupun di kantor/sekolah. Bahasa Indone_sia harus diutamakan, menurut pendapat responden, karena merupakan bahasa persatuan dan kesatuan bangsa.Bahasa Daerah hanya dipakai di rumah saja kepada keluarga, orang tua, keluarga istri/ suami, mertua dan orang satu daerah yang bahasanya lama dengan responden. Hal ini disebabkan oleh pendapat responden bahwa penguasaan bahasa-pertama/ Bahasa Daerah cukup panting. Sebab_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S10736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>