Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Panjaitan, Merphin
Abstrak :
Latar Belakang
Sejak 1970-an Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memainkan peranan penting dalam pemberdayaan kaum miskin. Banyak pakar mengusulkan agar lebih banyak perhatian diberikan kepada organisasi ini karena mereka mampu mengakomodasi aspirasi kaum miskin, menyadarkan dan menggerakkan kaum miskin dalam upaya peningkatan pendidikan, pendapatan, kesejahteraan dan kemandiriannya.
Lembaga Swadaya Masyarakat dibentuk oleh warga masyarakat sendiri, lebih kecil, efesien, dan lebih efektif dari birokrasi pemerintah.
John Clark (1995) berpendapat bahwa pembangunan suatu negara akan berhasil apabila pembangunan itu didukung oleh tiga unsur, yaitu pemerintah, sektor swasta dan LSM. Selanjutnya ia berpendapat, pembangunan yang tepat akan memerangi jaringan kekuatan yang menyebabkan kemiskinan, dan menempatkan persamaan, demokrasi serta keadilan sosial menjadi puncak tujuan. Pembangunan harus menjadikan anggota masyarakat yang lebih lemah dapat memperbaiki situasi mereka dengan memberikan pelayanan sosial yang diperlukan dan meningkatkan produktivitasnya, memerangi kerentanan dan keterasingan, menjamin keseimbangan penggunaan sumber daya alam dan menentang ekploitasi, juga harus membuka lembaga masyarakat yang bisa dipercaya masyarakat. Tetapi pada akhir-akhir ini banyak sarjana mulai mempertanyakan efisiensi dan efektivitas dari Lembaga Swadaya Masyarakat dalam memberdayakan kaum miskin.
Arief Budiman (1988) mengemukakan bahwa LSM sering melihat kemandirian hanya dari peningkatan kemampuan individu dalam menguasai keterampilan teknis. la berpendapat, kemandirian sebaiknya lebih diartikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bertahan dan mengambil sikap seandainya dihadapkan pada tekanan dan tindakan sewenang-wenang dari pihak luar. LSM harus mulai memperhatikan kemandirian yang lebih politis. Seorang pengusaha warung yang kena gusur karena lokasinya dianggap lebih strategis untuk supermaket, harus disadarkan untuk mempertahankan hak-haknya, misalnya dengan menghubungi pers, Lembaga Bantuan Hukum atau pihak-pihak lain yang dapat menolongnya.
Erfan Maryono (1995) mengamati bahwa sekarang ini makin banyak orang meragukan kapasistas LSM. Banyak LSM dalam mengembangkan usaha kecil lebih merupakan pendekatan sosial daripada pendekatan ekonomi. Hasilnya dengan pendekatan sosial ini dampak perubahan ekonominya sangat marginal dan membuat orang kecil itu "kerasan" menjadi kecil dan tidak bisa keluar dari kekecilannya. Selanjutnya ia berpendapat, kondisi seperti ini hanya membuat orang kecil tidak terlalu sakit atas kekecilannya.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Troy Sarajar
Abstrak :
Setiap waktu, manusia berusaha menjelaskan suatu kejadian, peristiwa ataupun tingkah laku. Penyimpulan penyebab dari hal-hal tersebut dipelajari dalam dunia psikologi dengan istilah atri- busi. Penyimpulan sebab dari suatu kejadian / peristiwa atau tingkah laku ini menjadi penting karena merupakan persepsi yang akan mempengaruhi tingkah laku selanjutnya. Dalam teori atribusi ditemukan beberapa hal yang menarik seperti penyebab tingkah laku manusia akan dipersepsi secara berbeda tergantung dari pelaku maupun peristiwa. Tingkah laku orang lain akan cenderung diatribusikan secara internal, yaitu mengacu pada hal-hal yang bersifat personal. Sedangkan tingkah laku diri sendiri cenderung diatribusikan secara eksternal yang mengacu pada hal-hal yang bersifat lebih situasional. Lebih jauh lagi juga diungkapkan dalam teori atribusi bahwa suatu kegagalan pada diri sendiri akan diatribusikan secara eksternal, Sedangkan keberhasilan diatribusikan secara lebih internal. Sebaliknya, kegagalan pada orang lain akan diatribusikan secara internal, sedangkan bila berhasil akan diatribusikan secara eksternal.
Kemiskinan adalah suatu masalah yang masih banyak dijumpai di Indonesia. Banyak program yang diajukan untuk mengatasi masalah ini, namun penelitian untuk melihat atribusi tentang kemiskinan belum banyak dilakukan pada masyarakat di Indonesia. Mengacu pada teori atribusi, kemiskinan dapat dianalogikan sebagai suatu kegagalan. Dengan demikian kalangan kaum miskin akan mengatribusikan kemiskinan secara eksternal, sebaliknya di kalangan kaum tidak miskin akan mengatribusikannya secara lebih internal.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara atribusi penyebab kemiskinan dengan tingkat ekonomi --kaum miskin dan tidak miskin. Di samping itu juga menggali atribusi apa saja yang dominan di antara kedua kelompok tersebut. Penelitian dilakukan di DKI Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 285 orang. Analisa data pertama-tama dilakukan dengan nenggunakan analisa faktor guna memperoleh faktor-faktor penyebab kemiskinan. Dari hasilnya diperoleh dua faktor yang bersifat internal (perilaku negatif dan inkompetensi) dan dua faktor eksternal (situasional dan nasib). Sedangkan untuk membandingkan kedua kelompok digunakan perhitungan t test. Hasilnya menunjukkan bahwa kaum miskin dibanding kaum tidak miskin, lebih menganggap berperan faktor situasional dan nasib sebagai penyebab kemiskinan. Sebaliknya kaum tidak miskin lebih menganggap berperan faktor perilaku negatif. Di kalangan kaum miskin sendiri, ternyata faktor perilaku negatif dan inkompetensi cenderung lebih diyakini sebagai penyebab kemiskinan dibanding dengan faktor nasib. Sementara itu faktor situasional kurang berperan bila dibanding dengan faktor inkompetensi. Sedangkan di kalangan kaum tidak miskin, ternyata faktor perilaku negatif dan inkompetensi dianggap lebih berperan daripada faktor situasional dan nasib.
Karena itu disimpulkan bahwa pada kaum miskin bila dibanding dengan kaum tidak miskin, ternyata atribusinya lebih bersifat eksternal. Akan tetapi di kalangan kaum miskin sendiri atribusi mereka cenderung internal, sedangkan di kalangan kaum tidak miskin hal tersebut tampak semakin kuat. Saran untuk penelitian ini adalah untuk menambahkan jumlah sampel sesuai dengan batas minimal dan lehih menyeimbangkan penyebaran responden berdasarkan karakteristik demografis.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S2683
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library