Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rully Puji Agung
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan luas 98.072,7 juta ha berpotensi memberikan jasa lingkungan sebagai penyimpan karbon. Untuk mendukung program pemerintah RAN-GRK dan RAD-GRK perlu adanya kajian di daerah yang sejalan dengan program pemerintah, salah satu kajian untuk sektor kehutanan adalah kajian perhitungan stok karbon di Kecamatan Keliling Danau. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biomassa, stok karbon dan valuasi ekonomi pohon diatas permukaan di Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Jumlah biomassa tertinggi di Kecamatan Keliling Danau nilainya mencapai 13.062.182 ton. Jumlah stok karbon tertinggi Kecamatan Keliling Danau 6.269.847 ton. Nilai ekonomi dari stok karbon tertinggi diperkirakan mencapai Rp. 7.720.584.827.404 Tingginya jumlah biomassa dan stok karbon tidak berbanding lurus dengan kerapatan vegetasi, tetapi dipengaruhi juga oleh ukuran vegetasi.
ABSTRACT
Indonesia is a country with 98.072,7 million hectare forest, this condition potential to give environmental services as carbon storage. the academic study in district in line with government program to support RAN-GRK and RAD-GRK, one of study in forest sector is study about stock carbon measurement at Keliling Danau district. The research purpose to measurement biomass, stock carbon, and economic valuation of the tree at Keliling Danau District. This research and quantitative approach and survey method. Higher total biomass at Keliling Danau District the value is 13.062.182 ton. The Higher total value of carbon stock is 6.269.847 ton. Economic value of stok carbon estimated achieve Rp. 7.720.584.827.404. The value of biomass and carbon stock is not directly proportional with vegetation density, but also depend on dimension of the vegetation (diameter).
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fadila
Abstrak :
ABSTRAK Nanopartikel digunakan untuk menghasilkan nanofluida yang mempunyai stabilitas dan dispersi yang baik sehingga menghasilkan konduktivitas termal yang maksimal. Telah dilakukan penelitian pengaruh Polyethylene Glycol (PEG) terhadap transfer panas nanofluida berbasis karbon arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit. Karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit melalui pemrosesan tertentu menjadi partikel karbon aktif. Partikel karbon aktif ditumbuk halus dan direduksi kembali agar dapat mencapai ukuran nano dengan menggunakan alat planetary ball mill dengan metode top-down selama 15 jam dengan kecepetan putaran 500 rpm. Sintesis nanofluida dilakukan dengan mendispersikan nanopartikel karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit ke dalam fluida air distilasi. Pada penelitian ini dikaji pengaruh penambahan PEG terhadap karakteristik nanofluida berbasis karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit. Karakterisasi nanopartikel karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit yang dilakukan adalah menggunakan Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) untuk mengamati komposisi dan unsur partikel, morfologi partikel dan ukuran partikel agar dapat dibandingkan. Hasil EDS menunjukan partikel karbon dari arang tempurung kelapa memiliki 60,77 wt% karbon sedangkan partikel karbon dari arang tempurung kelapa sawit mengandung 78,08 wt% karbon dan terdapat banyak unsur pengotor pada kedua nya. Karakterisasi FE-SEM menunjukan partikel karbon membentuk aglomerasi. Karakterisasi nanofluida yang dilakukan adalah pengukuran Particle Size Analyzer (PSA), zeta potensial dan konduktivitas termal. Variabel yang digunakan adalah konsentrasi partikel karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit masing-masing adalah 0%, 0,1%, dan 0,3% lalu dengan penambahan surfaktan PEG dengan konsentrasi 0%, 10% dan 20%.
ABSTRACT Nanoparticles are used to produce nanofluids which have a good stability and good dispersion resulting in maximum thermal conductivity. This research study conduct the effect of Polyethylene Glycol (PEG) on heat transfer carbon-based nanofluids based on coconut shell ash particles and palm shell ash particles. Coconut shell carbon and palm shell ash carbon through certain process to become activated carbon particles. The activated carbon particles are finely ground and reduced again to reach nano size by using a planetary ball mill with a top-down method for 15 hours with a speed of 500 rpm rotation. Synthesis of nanofluids was carried out by dispersing carbon shells and coconut shell nanoparticles into distilled water fluid. In this study the effect of PEG on the characteristics of carbon-based nanofluids based on coconut shell and palm shell ash. Characterization of carbon nanoparticles of coconut shell and palm shell is done using Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), and Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) to use materials and particles, morphology and particle size to be used. The EDS results showed that the coconut shell carbon particles had 60.77% carbon while the coconut shell carbon particles contained 78.08% by weight of carbon and both contained many impurities. The FE-SEM characterization shows carbon particles to form agglomeration. The nanofluid characterization carried out was the measurement of Particle Size Analyzer (PSA), zeta potential and thermal conductivity. The variables used are the composition of carbon particles of coconut shell and oil palm shell are 0%, 0.1%, and 0.3%, then the composition of surfactant PEG with concentrations of 0%, 10% and 20%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dipo Rizki Saleh
Abstrak :
Melihat inovasi penginderaan jauh dalam estimasi stok karbon kelapa sawit untuk inventarisasi stok karbon, diperlukan pembangunan model demi mengetahui distribusi stok karbon kelapa sawit melalui penginderaan jauh. Variabel yang digunakan yaitu nilai piksel dari indeks vegetasi NDVI, GNDVI, EVI, ARVI, SAVI pada citra satelit Sentinel 2-B dan Landsat 8. Data stok karbon lapangan diperoleh dengan persamaan allometrik biomassa dari tinggi dan keliling batang. Model terpilih yaitu ARVI pada Sentinel 2-B dan Landsat 8 dengan memiliki nilai korelasi dan determenansi tertinggi. Model terpilih yang dijadikan distribusi spasial estimasi stok karbon mempunyai rentang estimasi stok karbon berupa <110 kg/piksel, 110 – 150 kg/piksel, 150 – 190 kg/piksel, dan 190 – 240 kg/piksel pada Sentinel 2-B dan <900 kg/piksel, 900 – 1100 kg/piksel, 1100 – 1300 kg/piksel dan 1300 – 1500 kg/piksel pada Landsat 8 yang terdistribusi spasial di kelompok umur 17, 18, 19, dan 20 tahun dari berbagai bagian timur dan tenggara, kerapatan vegetasi, dan aspek kondisi lingkungan Kecamatan Kemang dan Ranca Bungur. Berdasarkan perbandingan, nilai piksel indeks vegetasi berbanding lurus dengan kelompok umur dimana semakin tua maka semakin tinggi, sama dengan kerapatan vegetasi di area, semakin banyak jumlah vegetasi maka semakin tinggi juga nilai piksel dari indeks vegetasi. Landsat 8 terpilih karena memiliki nilai korelasi lebih besar terhadap kerapatan vegetasi, hasil akhir yaitu estimasi stok karbon kelapa sawit umur 17 tahun dengan luas 267,56 Ha ialah 3.421,74 ton, 18 tahun 369,12 Ha ialah 5150,52 ton, 19 tahun 316,41 Ha ialah 4.271,86 ton, dan 20 tahun 55,54 Ha ialah 761,67 ton. Jumlah total estimasi stok karbon pada wilayah penelitian adalah 13.605,79 ton. ......Seeing the innovation of remote sensing in the estimation of oil palm carbon stock for carbon stock inventory, it is necessary to develop a model to determine the distribution of oil palm carbon stock through remote sensing. The variable used is the pixel value of the vegetation index NDVI, GNDVI, EVI, ARVI, SAVI on the Sentinel 2-B and Landsat 8 satellite images. Field carbon stock data were obtained by using allometric equations of biomass from stem height and circumference. The selected model is ARVI on Sentinel 2-B and Landsat 8 with the highest correlation and determination values. The selected model which is used as a spatial distribution of carbon stock estimates has a range of carbon stock estimates in the form of <110 kg/pixel, 110 – 150 kg/pixel, 150 – 190 kg/pixel, and 190 – 240 kg/pixel on Sentinel 2-B and <900 kg/pixel, 900 – 1100 kg/pixel, 1100 – 1300 kg/pixel and 1300 – 1500 kg/pixel on Landsat 8 which are spatially distributed in the 17, 18, 19, and 20 year age groups from different parts of the east and southeast, density vegetation, and aspects of environmental conditions in the Districts of Kemang and Ranca Bungur. Based on the comparison, the pixel value of the vegetation index is directly proportional to the age group where the older it is, the higher it is, equal to the density of vegetation in the area, the more the number of vegetation, the higher the pixel value of the vegetation index. Landsat 8 was chosen because it has a greater correlation value with vegetation density, the final result is the estimated carbon stock of oil palm aged 17 years with an area of 267.56 Ha is 3,421.74 tons, 18 years 369.12 Ha is 5150.52 tons, 19 years 316.41 Ha is 4,271.86 tons, and 20 years 55.54 Ha is 761.67 tons. Total estimated carbon stock is 13,605.79 tons.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzy Habiby Prasetya
Abstrak :
Kota Depok merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, dan termasuk kedalam Kawasan Megapolitan Jabodetabek, Ibukota Jakarta beserta dengan semua kota penyangga yang beririsan dengannya. Salah satu konsekuensi yang ditimbulkan sebagai kota metropolitan adalah jumlah penduduk yang besar. Kondisi ini mendorong berbagai macam permasalah lingkungan, salah satunya tingginya emisi karbon yang dihasilkan, hingga banyaknya perubahan tutupan lahan dalam utamanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomis masyarakat. Perubahan tutupan lahan ini seringkali mengabaikan kebutuhan masyarakat terkait interaksi bersama dengan lingkungan dan alam. Salah satu yang menjadi efek besar dari perubahan tutupan lahan perkotaan ini adalah berkurangnya jumlah Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan. Ruang Terbuka Hijau memiliki peran penting bagi masyarakat, utamanya di wilayah perkotaan. Selain menjadi ruang interaksi antar masyarakat dan alam, Ruang Terbuka Hijau juga memiliki fungsi ekologis, sebagai zona serap gas rumah kaca. Gas Rumah Kaca di perkotaan banyak dihasilkan melalui emisi karbon aktivitas manusia. Emisi karbon menjadi masalah bagi wilayah perkotaan dikarenakan adanya aktivitas manusia dalam jumlah besar. Estimasi biomassa banyak dimanfaatkan salah satunya untuk memperkirakan jumlah serapan karbondioksida vegetasi yang terdapat di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi Ruang Terbuka Hijau di Kota Depok, menghitung korelasi beragam indeks vegetasi terhadap karakteristik vegetasi pada ruang terbuka hijau di kota Depok (lebar diameter batang pohon), dan mengestimasi jumlah biomassa simpanan dan daya serap karbon dioksida di Kota Depok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total simpanan biomassa yang ada di Kota Depok adalah sebesar 2.524.116,991 Kg, dengan kemampuan daya serap karbondioksida sebesar 3.710.451,976 Kg Gas CO2, dan stok karbon sebesar 1.186.334,986 Kg C. ......Depok City is one of the largest metropolitan cities in Indonesia, and is included in the Jabodetabek Megapolitan Area, which is The capital city, Jakarta along with all the supporting cities intersecting with it. One of the consequences being a metropolitan city is a large number of population. This condition creates various kinds of environmental problems, one of which is the high carbon emissions produced, to the many changes in land cover, to meet the economic needs of the public community. Changes in land cover often ignores public community needs regarding interaction with the environment and nature. One of the major effects of changes in urban land cover is the reduced number of green open spaces in urban areas. Green Open Space has an important role for society, especially in urban areas. Besides of being an open space for interaction between people and nature, Green Open Spaces also have an ecological role, as a greenhouse gas absorption zone. Many greenhouse gases in urban areas are produced through carbon emissions from human activities. Carbon emissions are a problem for urban areas due to large amounts of human activity. Estimation of biomass is widely used, one of which is to estimate the amount of carbon dioxide absorbed by vegetation in an area. This study aims to identify the distribution of green open space in Depok City, calculate the correlation of various vegetation indices on vegetation characteristics in green open spaces in Depok city (diameter at breast height), and estimate the amount of biomass stored and carbon dioxide sequestration capacity in Depok city. The results of this study indicate that the total biomass savings in Depok City is 2,524,116.991 Kg, with a carbon dioxide sequestration capacity of 3,710,451.976 Kg of CO2 gas, and a carbon stock of 1,186,334.986 Kg C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library