Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iftida Yasar
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam berbagai kesempatan, baik melalui media massa, seminar dan pembicaraan sehari-hari, selalu dibicarakan mengenai masalah disiplin. Bagi orang tua penerapan dan peningkatan disiplin pada anak adalah hal yang teramat penting. Dalam dunia kerja, disiplin diperlukan agar produktivitas meningkat, dan dalam dunia olahraga disiplin mutlak diperlukan, karena tanpa disiplin seorang atlet yang berbakat dan berprestasi akan dikalahkan oleh mereka yang mempunyai disiplin tinggi. Pembentukan disiplin memerlukan waktu yang lama dan dilakukan secara terus menerus. Peranan orang tua, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat panting bagi perkembangan disiplin seseorang. Jika orang tua berhasil mendisiplinkan anak, maka anak akan mengembangkan peraturan sendiri bagi dirinya (self regulation). Mereka akan punya kemampuan untuk mengontrol tingkah laku yang sesuai dengan situasi tertentu (Macoby dan Martin, dalam Hoffman Paris dan Hall, 1994). Pembentukan disiplin dapat juga dilakukan melalui peraturan yang ada disekolah, dan juga kegiatan lain yang berupa kegiatan mengasah kemampuan intelektual, meningkatkan ketrampilan atau kegiatan lainnya. Olah raga juga dapat dijadikan sebagai sarana kegiatan pembentukan disiplin, terutama pada remaja. Olah raga disamping dapat menyehatkan badan, juga dapat memuaskan kesenangan seseorang akan sesuatu.

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa yang penuh gejolak dan dinamika. Mereka mengalami perkembangan fisik, mental intelektual, emosi dan sosialnya. Remaja adalah asset bangsa yang potensial, dalam rangka mencari identitas diri, mereka perlu dibantu diarahkan dan dibina.

Olah raga karate dapat dijadikan Salah satu alternatif dalam rangka pembentukan disiplin remaja. Banyak yang beranggapan olah raga karate adalah olah raga keras, kasar dan hanya bertujuan membentuk fisik. Padahal pembinaan olah raga karate juga menekankan pada masalah pembinaan mental, fisik dan tehnik karate. Ada filosofi karate yang terdapat dalam sumpah karate itu sendiri yang berisi ajaran hagaimana pembentukan kepribadian seseorang yang dilandasi dengan sifat kejujuran, mempertinggi prestasi, menguasai diri, sopan santun yang bertujuan membentuk disiplin diri. Karate merupakan kegiatan yang tepat bagi remaja agar mereka dapat tumbuh disiplin. Sehat baik mental maupun fisik.

Penelitian ini dikenakan pada para remaja yang berlatih karate di Daerah Jakarta selatan. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Persepsi terhadap pelatih, Tingkat sabuk, dan Kebiasaan berlatih terhadap pembentukan Disiplin Diri remaja yang berlatih karate. Sebagai generasi penerus bangsa, remaja sangatlah panting peranannya. Untuk itu mereka perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam pembinaan dan pembentukan disiplin dirinya. Pembentukan disiplin diri memerlukan waktu yang lama dan dilakukan secara terus henerus. Melalui olah raga karate diantaranya diharapkan dapat membentuk disiplin diri. Temuan penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1."Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap pelatih dengan Disiplin diri", dengan kata lain walaupun semakin tinggi persepsi terhadap pelatih bukan berarti semakin tinggi disiplin diri remaja yang berlatih karate.

2. "Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat sabuk dengan disiplin diri", dengan perkataan lain semakin tinggi tingkat sabuknya hukan berarti semakin tinggi disiplin dirinya.

3. "Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan berlatih dengan disiplin diri" remaja yang berlatih karate. Ini berarti bahwa dengan makin baiknya kebiasaan berlatih, tidak mengakibatkan semakin meningkatnya disiplin diri.

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap pelatih, tingkat sabuk dan kebiasaan berlatih dengan disiplin diri remaja yang berlatih karate.

Hal ini berarti ketiga variabel tadi tidak memberikan sumbangan yang bermakna terhadap pembentukan disiplin diri remaja yang berlatih karate.

Dari hasil temuan tadi dapat dikatakan, bahwa terbentuknya disiplin diri remaja yang berlatih karate bukan dikarenakan persépsinya terhadap pelatih, tingkat sabuk atau kebiasaannya herlatih. Bisa juga remaja yang berlatih karate dikarenakan seleksi alam sudah mempunyai disiplin diri, atau adanya faktor lain yang mempengaruhi pembentukan disiplin dirinya, seperti pendidikan, usia, orang tua ataua lingkungannya. Dengan demikian perlu diperhitungkan faktor lain yang merupakan variabel lain yang mempengaruhi pembentukan disiplin remaja.

Penelitian ini hendaknya juga dilanjutkan untuk melihat faktor apakah dari karate yang dapat mempengaruhi pembentukan disiplin diri remaja yang berlatih karate. Mungkin ada faktor lain diluar ketiga faktor tadi yang mempengaruhi pembentukan disiplin diri
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. M. Tegar Patria Nusa
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini adalah sebuah etnografi tentang organisasi olahraga beladiri karate yang para pengurus organisasinya melakukan pemanfaatan kekuasaan untuk memperoleh sumber daya materi melalui kegiatan kegiatan latihan rutin, ghasuku, dan ujian kenaikan sabuk. Pemanfaatan peluang sumber daya materi untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi sebuah sorotan dalam tulisan skripsi ini. Fenomena perkotaan memanfaatkan posisi serta kekuasaan untuk memperoleh sumber daya materi dalam kasus IKMP Jakarta selatan dapat menghambat kinerja dan tujuan utama organisasi, selain itu mungkin saja fenomena ini dapat terjadi pada organisasi lain di Indonesia.
ABSTRACT
This thesis is an ethnography of sport karate organization which the board of the organization do use powers to obtain material resources through regular exercise activities , ghasuku and belt promotion test . Exploiting the opportunities of material resources to meet the needs of life become a spotlight in writing this essay. Urban phenomenon utilize the position and powers to obtain material resources in southern Jakarta IKMP cases can hinder performance and the main purpose of the organization , but it may be a phenomenon which occurs in other organizations in Indonesia .
2016
S64302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Edwina Renaganis
Abstrak :
Perusahaan XYZ merupakan start up baru yang bergerak di bidang properti. Dalam pembuatan aplikasi yang digunakan perusahaan XYZ, kualitas dari suatu API merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Untuk menjamin kualitas API dalam pengembangan aplikasi, perusahaan XYZ menggunakan metode pengecekan manual. Namun, pada implementasinya penggunaan manual testing memiliki beberapa kekurangan yang menghambat proses pengembangan seperti tidak dapat meng-handle issue setelah development serta waktu yang kurang efisien dalam melakukan testing. Alasan tersebut membuat tim quality assurance engineer merasa perlunya transformasi dari manual testing menjadi automation testing. Pada penelitian ini akan ditentukan testing tool yang paling sesuai untuk kebutuhan perusahan dengan membandingkan Mocha-Chai, Karate DSL, Postman. Adapun beberapa faktor yang menjadi kriteria pemilihan yaitu kemudahan dalam set up dan penggunaan, performansi yang dijadikan sebagai tolak ukur waktu menjalankan test serta keselarasan dengan tujuan perusahaan yaitu untuk mengatasi issue setelah deployment serta mengefisiensi waktu dalam melakukan testing. Setelah implementasi dilakukan, didapatkan hasil bahwa Karate DSL memenuhi kriteria kemudahan dalam set up dan penggunaan, performansi, dan keselarasan dengan tujuan perusahaan. Karate DSL unggul pada aspek kemudahaan penggunaan dan performansi dibandingkan dengan kedua tools lainnya, tools ini cocok untuk menggunaan jangka panjang. Penulis menyarankan kepada perusahaan XYZ untuk menggunakan testing tools tersebut karena dapat memudahkan pengujian API. ......XYZ company is a new start-up engaged in the property sector. In developing the application used by XYZ company, the quality of an API is one thing that needs to be considered. To ensure API quality in application development, XYZ company uses a manual checking method. However, in its implementation, the use of manual testing has several shortcomings that hinder the development process such as not being able to handle issues after development and inefficient time in doing testing. This reason makes the quality assurance engineer team feel the need to transform from manual testing to automated testing. In this study, the author will determine the most suitable testing tool for the company’s needs by comparing Mocha - Chai, Karate DSL, Postman. Several factors become the selection criteria, namely ease of setup and use, performances that are used as a time benchmark for running the test, and alignment with the company’s goals, namely to overcome issues after deployment and save time in testing. After implementation, it was found that DSL Karate met the criteria for ease of setting up and usage, performance, and alignment with company goals. Karate DSL excels in terms of ease of use and performance compared to the other two tools, this tool is suitable for long-term use. The author suggests the company XYZ to use this testing tool because it can facilitate API testing.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Abdulah Karim
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi yang diiringi dengan jumlah informasi yang melimpah, menuntut masyarakat untuk dapat memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan terhadap informasi tersebut. Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Literasi Informasi Mahasiswa Atlet: Tim Pelatda Karate DKI Jakarta” dengan tujuan untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa atlet di Tim Pelatda Karate DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil penelitian ini adalah mahasiswa atlet di Tim Pelatda Karate DKI Jakarta sudah memenuhi tiga dari lima standar yang telah ditetapkan Association of College and Research Libraries (ACRL, 2000) yaitu, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, menggunakan dan mengomunikasikan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu, dan memahami tentang penggunaan akses informasi secara etis dan legal. Mayoritas mahasiswa atlet belum memenuhi standar pada bagian menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan dan bagian mengakses informasi yang diperlukan secara efektif dan efisien. ......The development of information technology, which is accompanied by an abundance of information, places an obligation on every community to be able to have the ability to manage this information. This research is entitled "Analysis of the Information Literacy Level of Student Athletes: DKI Jakarta Karate Pelatda Team" with the aim of identifying the level of information literacy ability of student athletes in the DKI Jakarta Karate Pelatda Team. This study used a qualitative approach with a case study method and the data collection technique used was interviews. The results of this study are that student athletes in the DKI Jakarta Karate Regional Training Team have met three of the five standards set by the Association of College and Research Libraries (ACRL, 2000), namely, critically evaluate information and its sources, use and communicate information effectively to achieve goals. and understand the ethical and legal use of access to information. The majority of student athletes do not meet the standards in determining the type and extent of information needed and in accessing the information needed effectively and efficiently.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library