Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2000
499.2 KED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Benedikta Juliatri Widi Wulandari
Yogyakarta: Diva Press, 2018
745.5 BEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Poltak Johansen
Yogyakarta: Amara Books, 2017
306.4 POL r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Any Rahmayani
Yogyakarta: Diva Press, 2018
330.959 8 ANY d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Muharam
"Ketersediaan obat di Puskesmas sangat penting dalam menunjang kelancaran pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengelolaan obat yang benar sesuai dengan Pedoman Pengelolaan obat di Puskesmas termasuk pencatatan dan pelaporan obat-obatan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan supaya obat tersedia dalam keadaan cukup baik jumlah maupun jenis.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) adalah suatu format yang digunakan oleh Puskesmas untuk melaporkan keadaan obat dan pengajuan permintaan obat, selain itu LPLPO diharapkan dapat menyediakan data yang cukup dan benar yang diperlukan kapan saja oleh unit diatasnya untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan obat dengan baik serta pengaturan dan pengendalian terhadap unit dibawahnya.
Mengingat pentingnya fungsi LPLPO, maka studi ini akan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas LPLPO yang dihasilkan oleh petugas pengisi LPLPO di Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang diperoleh dari wawancara untuk mendapatkan gambaran kualifikasi petugas pengisi LPLPO, faktor proses dan faktor lingkungannya (variabel independen) serta data sekunder berupa LPLPO Puskesmas untuk memperoleh sejauh mana kualitas LPLPO yang dinilai dari 3 aspek yaitu waktu penerimaan laporan, cara pengisian laporan, dan kesesuaian data laporan dengan stok obat. LPLPO yang diamati sebanyak 252 set yang diperoleh dgri 21 laporan dengan stok obat. LPLPO yang diamati sebanyak 252 set yang diperoleh dari 21 Puskesmas x 12 set LPLPO selama bulan september 1999 hingga agustus 2000 (variabel dependen).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisa bivariat diperoleh variabel independen yang berhubungan makna dengan kualitas LPLPO adalah Pendidikan, Pengetahuan, Motivasi, Lamanya waktu pengisian LPLPO serta Pengawasan dan bimbingan Pimpinan sedangkan pada analisa multivariat diperoleh bahwa Pengawasan dan bimbingan serta pendidikan berhubungan erat dengan Kualitas LPLPO dan Pengawasan dan bimbingan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kualitas LPLPO.
Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ditekankan kepada peningkatan Pengawasan dan bimbingan yang terarah dan terencana baik dari Pihak Dinas Kesehatan/Gudang Farmasi maupun Pimpinan Puskesmas terhadap petugas pengisi LPLPO (Pengelola gudang obat Puskesmas) serta penerapan sistem Reward and Punishment yang adil sebagai konsekuensi pengawasan yang dilaksanakan dan bentuk motivasi kepada petugas untuk meningkatkan kualitas kerja.

Factors that correlate with LPLPO quality of all Puskesmas in Kapuas Hulu District in 1999-2000The availability of medicines in Puskesmas (local community health center) is very important for sustaining excellent health service for the local community. Appropriate management of medicines that is in compliance with Medicines Management Guidelines in Puskesmas, including recording and reporting medicines status, is an activity that should be carried out to maintain the medicines availability in terms of their quantity and types.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) or Medicines Use Report and Request Form is a format that is used by Puskesmas to report the medicines status and to request for medicines supply. In addition, LPLPO is meant for providing adequate and accurate data that are accessible in any time for any unit above Puskesmas to execute the medicines management functions well and for any unit under Puskesmas to regulate and control them.
Considering the importance of LPLPO function, this study was focused on investigating factors that correlated with the quality of LPLPO completed by Puskesmas staffs that were in charge in completing the form.
This study used primary data in the form of questionnaire obtained from interviews that were designed to get the description of the qualification of the staffs completing the LPLPO, the process factor and its environment factor (independent variable). This study also used secondary data in the form of Puskesmas LPLPOs collected for providing information regarding their quality in terms of 3 aspects, namely, the report acceptance time, the report mode of completion, and the report data compliance with the stock of medicines. The number of analyzed LPLPO was 252 sets that were obtained from 21 Puskesmas x 12 sets of LPLPO during September 1999 until August 2000 (dependent variable).
The study results show that, on the basis of bivariate analysis, the independent variables that correlate with the quality of LPLPO are Education, Knowledge, Motivation, Length of time of LPLPO completion as well as Supervision and Guidance from the Executives, while on the basis of multivariate analysis, the results indicate that Supervision and Guidance as well as Education strongly correlate with the quality of LPLPO and that Supervision and Guidance are variables that most dominantly correlate with the quality of LPLPO.
Recommendations based on the study emphasize on several issues such as the improvement of more well-directed and well-planned Supervision and Guidance from the local Health Department / Pharmacy Storehouse of Puskesmas Executives towards the staffs in charge of completing LPLPO (or Puskesmas Storehouse staff), and the implementation of fair Reward and Punishment system as a consequence of the applied supervision and a form of motivation for the staffs to improve their work quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yakob Tangkin
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi yaitu berkisar 373 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan AKI negara-negara Asean. Penyebab kematian ibu di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, toksemia gravidarum dan infeksi jalan lahir. Kematian ibu sangat berkaitan dengan kelemahan dalam mata rantai rujukan baik di masyarakat, fasilitas kesehatan di tingkat masyarakat maupun rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berperan dalam pemanfaatan pelayanan rujukan oleh ibu hamil risiko tinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu. Populasi penelitian adalah ibu hamil risiko tinggi di wilayah Puskesmas Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu tahun 1999. Sebagai informan penelitian adalah ibu hamil risiko tinggi yang memanfaatkan pelayanan rujukan maupun yang tidak memanfaatkan pelayanan rujukan, bidan desa, bidan rumah sakit, koordinator bidan dan tokoh masyarakat.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara diskusi kelompok terarah (DKT) dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan mempunyai profil berumur muda, paritas banyak, anak sedikit, pekerjaan petani, jarak kehamilan panjang, pengetahuan tentang ibu hamil risiko tinggi kurang. Sedangkan hal-hal yang berperan terhadap pemanfaatan pelayanan rujukan oleh ibu adalah persepsi terhadap pelayanan di rumah sakit, persepsi terhadap biaya pelayanan, tidak adanya pengalaman persalinan dengan penyuiit, ketiadaan sarana transportasi, persepsi terhadap ketersediaan peralatan non medis/penunjang pelayanan, persepsi terhadap ketersediaan tenaga rumah sakit, penanggung biaya pelayanan, dukungan keluarga, infonnasi kesehatan yang diterima, dukungan tokoh masyarakat.
Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ditekankan pada upaya peningkatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap bidan desa, baik kepada Kepala Puskesmas Putussibau maupun kepada Pengelola Program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu. Saran kepada Kepala RSUD Dr. Achmad Diponegoro Putussibau agar meningkatkan mutu pelayanan non medis, meningkatkan motivasi dan sikap tenaga rumah sakit dalam memberikan pelayanan, pemberian medical inform yang baik kepada pasien, optimalisasi tenaga.
Datar pustaka : 29 (1969 - 2000)

Analyze of Effecting Factor in Primary Referal Service Advantage by High Risk Pregnant Mother in Putussibau Public Health Center Area, Kapuas Hulu Regency at The Year 1999Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high, about 373 per 100.000 live birth. This number is higher than those in other ASEAN countries. Major causes of I maternal mortality in Indonesia are bleeding, toksemia gravidarum and nun infection. Maternal mortality is also asociated with weak referal system in the community, as well as in the healthcare system.
This study is to find effecting factor in referal service advantage by pregnant mother with high risk. This research used qualitative method.
This study take in action at Putussibau Public Health Center area, Kapuas Hulu Regency. The Population are pregnant mothers with high risk in this Public Health Center area at the year 1999. Informant are pregnant mother with high risk which taken advantage of referal service and others which does not take this advantage, and also to village midwife, hospital midwife, midwife coordinator and figure public people.
Data compiled by Focus Group Discussion (FGD) and Indepht Interview.
Result showed that pregnant mother trend who do not to take service advantage have young age profile, much variant, do not have much children, farmer profession, long interval pregnacy, less knowledge about pregnacy with high risk. And effecting towards referal service advantage by pregnant mother are perception to hospital service, perception of hospital cost, no experience with the difficulty, no transportation, perception towards availability of non medical equipment/support service, towards availability of hospital staff, service cost borer, family support, healthcare information taken, and support from fihure public people.
Suggetion based on the research result are to increase CIE (Communication, Information and Education) toward village midwife, Head of Putussibau Public Health Center and Program Mother and Child Healthy at Health Services Office in Kapuas Hulu Regency. Suggestion also given to Head of Dr. Achmad Diponegoro Distric General Hospital in Putussibau, to increase non-medical service quality, motivation and hospital staff attitude in giving service, good medical information to clients and staff optimalization.
Reference List : 29 (1969 - 2000)"
2001
T9282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medina Moesa
"Sumber dana perusahaan dapat berasal dari sumber internal perusahaan dan sumber external perusahaan. Dana dari luar perusahaan dapat dipenuhi dari hutang dan dari emisi saham baru. Banyak Perusahaan Tercatat memanfaatkan emisi saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk memperoleh tambahan modal yang akan dipergunakan untuk melakukan ekspansi Perusahaan. HMETD ini ditujukan agar pemegang saham lama memiliki kesempatan untuk mempertahankan komposisi kepemilikannya pada Perusahaan sehingga tetap dapat mempertahankan porsi suaranya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Tercatat.
Penerbitan saham baru dalam jumlah yang demikian besar tanpa memperhatikan kemampuan publik seolah-olah melegalisasi pengambialihan perusahaan oleh pihak lain melalui mekanisme pemberian Hak kepada pemegang saham lama. Di bidang Pasar Modal Pengambilalihan Perusahaan Terbuka harus dilakukan melalui suatu mekanisme tertentu yang mewajibkan Pengendali Perusahaan Terbuka melakukan Penawaran Tender untuk mengambil seluruh sisa saham Perusahaan Terbuka. Diperbolehkannya penggunaan stand by buyer dalam rencana penerbitan saham baru melalui penerbitan HMETD yang akan bertindak sebagai pihak yang akan mengambil seluruh bagian apabila pemegang saham lama tidak memiliki kemampuan untuk ikut ambil bagian dalam penambahan modal tersebut, berpotensi untuk dimanfaatkan bagi pihak-pihak tertentu untuk melakukan pengambilalihan perusahaan terbuka tanpa melalui proses penawaran tender. Kondisi tersebut sebenarnya bertentangan dengan semangat perlindungan bagi pemegang saham. Dalam hal pihak yang menjadi stand by buyer adalah merupakan pihak terafiliasi maka seharusnya proses persetujuan penerbitan HMETD juga mengikuti ketentuan terkait dengan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu yang mewajibkan transaksi dilakukan dengan persetujuan pemegang saham independen.
Tesis ini mencoba melihat praktek yang dilakukan oleh salah satu Perusahaan Tercatat yaitu PT Inti Kapuas Arowana Tbk yang melakukan penambahan modal dengan HMETD yang mengakibatkan perubahan pengendalian dengan masuknya satu pengendali baru yang masih memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan namun proses pelaksanaan penambahan modal dengan HMETD tersebut tidak dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai pengambilalihan Perusahaan Terbuka, ketentuan mengenai Tender Offer dan ketentuan menganai Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Selama ini pelakanaan penambahan modal dengan HMETD hanya semata-mata mengacu pada ketentuan yang mengatur mengenai penambahan modal dengan HMETD."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Diah Agustin
"Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Badau dapat dimanfaatkan sebagai penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kontribusi perkebunan kelapa sawit terhadap ketimpangan pendapatan yang terjadi di Kecamatan Badau. Perkebunan kelapa sawit dapat menyerap banyak jumlah tenaga kerja, dari jumlah tenaga kerja yang semakin besar tentu akan berpengaruh terhadap pendapatan atau pemasukan suatuwilayah. Daerah penelitian meliputi sembilan desa di Kecamatan Badau dengan unit analisis adalah desa. Metode penelitian adalah dengan analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan.
Adapun hasil penelitian ini adalah semakin besar pendapatan rata-rata suatu desa maka ketimpangan pendapatan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dimana pendapatan rata-rata desa menurun maka ketimpangannya pun menurun dan berbanding terbalik dengan jumlah tenaga kerja, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin menurun indeks ketimpangannya.

The establishment of oil palm plantation in Badau Sub District can be utilized as employment in that area. The purpose of this research is to discover the contribution of oil palm plantations on income inequality that occured in Badau Sub District. Oil palm plantations could absorb a lot of the workforce, from the amount of labor would have greater effect on revenue or income of a region. The Research area include nine rural in the Badau Sub District. The method of this research is a descriptive analysis of the spatial approach.
The result of this research is the greater the average income its means income ineaquality will increase. It has seen from 2009 to 2011 where the average rural income dropped so the inequality income was decreased and inversely proportional to the amount of labor, the greater the amount of labor, the disparities was decreased.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42041
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library