Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamzah Fadhlurahman
Abstrak :
Interaksi antar partikel dapat digambarkan sebagai pertukaran partikel virtuil. Spesifik untuk interaksi K−N , model potensial yang digagas oleh Muller adalah model pertukaran satu hadron (orde kedua) dan dua hadron (orde keempat). Pada penelitian ini, model pertukaran dua hadron dijabarkan sebagai pertukaran dua pion (2 meson π) dimana model tersebut memiliki keadaan intermediate N atau ∆. Kontribusi pertukaran 2 pion tersebut dibahas dengan cara membandingkannya dengan kontribusi pertukaran 1 hadron. Perbandingan yang dimaksud adalah dengan melihat penampang lintang diferensial dari hamburan K−N untuk interaksi orde kedua dan orde keempat yang dibatasi hanya dengan mengambil leading term amplitudo hamburan. Teknik 3D tanpa ekspansi gelombang parsial diterapkan dalam perhitungan ini, yang mengambil daerah energi sangat tinggi. ......Interaction between particles can be described as virtual particles exchange. Specifically for K−N interaction, the potential models initiated by Muller are one-hadron exchange (second order) and two-hadrons exchange (fourth order). In this research, the tow-hadrons exchange model is described as two pions exchange (2 π mesons) in which have N or ∆ as the intermediate state. The two pions exchange contribution discussed by comparing it to the one-hadron exchange. The comparison mentioned are by looking at the differential cross sections of the K−N interaction for the second and fourth order bounded by the leading term of the scattering amplitude only. 3D technique — without the partial wave expansion — is used in this calculation in the high energy region.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Fadhlurahman
Abstrak :
Pada hamburan partikel, interaksi antar partikel dapat dimodelkan sebagai suatu model potensial tertentu. Salah satunya adalah model pertukaran satu hadron. Dalam model interaksi ini, hadron yang dipertukarkan antara lain meson skalar (), meson vektor (), baryon (), dan resonannya (). Model interaksi yang diturunkan dimaksudkan untuk diterapkan pada perhitungan proses-proses non-relativistik. Dalam penurunan model interaksi ini digunakan reduksi Blankenbecler-Sugar. Parameter-parameter yang digunakan pada model ini, ditentukan dengan melakukan fitting terhadap data eksperimen differential cross section untuk momentum 225 MeV hingga 943 MeV atau dengan energi 51,27 MeV hingga 900,64 MeV. Hamburan dihitung dengan menggunakan teknik 3D tanpa ekspansi partial wave. ......In particle scattering, the interaction between particles can be modeled as a specific potential model. One of them is one hadron exchange model. In interaction model, the exchanged particles are scalar meson (), vector meson (), baryon (), and its resonance (). The derived interaction model is about to be used in calculating nonrelativistic processes. This model derived using Blankenbecler-Sugar reduction. Parameters used in this model, determined by fitting the experiment data for the differential cross section for momentum 225 MeV until 943 MeV or energy 51.27 MeV until 900.64 MeV. Scattering calculated using 3D technique without partial wave expansion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Khrisna Adiswara
Abstrak :
Model relativistik interaksi K-p diturunkan berdasarkan prinsip pertukaran satu hadron dengan menggunakan kinematika relativistik. Model ini terinspirasi dari keberhasilan Group Bonn pada model pertukaran satu boson untuk interaksi nukleon-nukleon (NN). Hadron yang dipertukarkan adalah meson skalar σ; meson vektor ω, ρ; hiperon Λ, Σ; dan resonan Λ(1600). Parameter yang dicari yaitu massa meson σ, konstanta kopling, dan parameter cut-off. Nilainilai parameter didapatkan dengan melakukan fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K-p untuk energi kinetik laboratorium dari 48 MeV hingga 580 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung dengan menggunakan teknik tiga dimensi. Proses fitting menghasilkan χ2/N = 9.99140. Model ini dapat mereproduksi data yang baik untuk energi di atas 200 MeV, tetapi sebaliknya untuk energi di bawah 200 MeV. Kontribusi resonan Λ(1600) sebagai partikel yang dipertukarkan masih sangat kecil dibandingkan partikel lain. ...... K-p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic, which is inspired by the success of the Bonn one-boson-exchange potential model for the nucleon-nucleon (NN) interction. The hadron being exchanged are scalar-meson-σ; vectormeson-ω, ρ; hyperon-Λ, Σ and resonance-Λ(1600). The parameters (mass of meson σ, coupling constant, and cut-off) are determined by means of fitting processes to experimental data of K-p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 48 MeV to 580 MeV . The differential cross sections are calculated using a three-dimensional technique. This model able to reproduce data above 200 MeV with χ2/N = 9.99140. The contribution of resonance-Λ(1600) is not large compared to other exchanged particles.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romansya Setyo Utomo
Abstrak :
Terinspirasi dari potensial pertukaran satu boson hasil penelitian Bonn University, interaksi K+p dimodelkan sebagai potensial pertukaran satu hadron menggunakan kinematika relativistik. Partikel atau hadron yang dipertukarkan adalah meson-skalar σ; meson-vektor ω dan ρ; hiperon Λ dan Σ; dan Σ (1385). Parameter-parameter ditentukan dengan proses fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K+p untuk energi kinetik laboratorium kaon sekitar 20 MeV sampai 593 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung menggunakan teknik 3D. Model yang dihasilkan masih belum cukup baik, dan memerlukan tambahan resonans. Kontribusi masing-masing partikel yang dipertukarkan juga akan didiskusikan. ...... Inspired by the Bonn NN one-boson-exchange potential, a K+p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic. The hadrons being exchanged are scalar-meson-σ; vector-meson ω and ρ; hyperon Λ and Σ; and Σ (1385). The parameters are determined by means of fitting process to experimental data of K+p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 20 MeV to 593 MeV. The differential cross sections are calculated using a 3D technique. This model seems to require an additional exchange resonance particle to get better results, the contribution of each exchanged particle will also be discussed.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Josua
Abstrak :
Interaksi K+p diturunkan sebagai potensi pertukaran-hadron, dengan hadron dipertukarkan adalah skalar-meson-vektor-mesonhyperon. Interaksi ini dirumuskan menggunakan pengurangan Blankenbecler-Gula, yang dibangun sepanjang pedoman yang sama seperti yang diterapkan dalam interaksi NN dari Bonn one-bosonexchange potensi. Parameter cutoff ditentukan melalui proses pemasangan data eksperimental penampang diferensial K+p untuk energi laboratorium kaon sekitar 21 MeV hingga 951 MeV. Kami menghitung penampang diferensial menggunakan tiga dimensi teknik tanpa ekspansi gelombang parsial. Proses pemasangan memberikan hasil $ 2/N nilai 17,38. Model ini tampaknya membatalkan kontribusi untuk interaksi. Tampaknya perlu untuk mempertimbangkan resonansi pertukaran tambahan untuk ini model untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. ......The K+p interaction is derived as a hadhed-exchange potential, with a hadron exchanged is scalar-meson-vector-meson-hyperon. This interaction was formulated using the Blankenbecler-Sugar reduction, which was constructed as long as the same guidelines as applied in the NN interaction from Bonn one-bosonexchange potency. The cutoff parameter is determined through the installation process experimental data of the K+p differential cross section for the laboratory energy ca. about 21 MeV up to 951 MeV. We calculate the differential cross section using three dimensions technique without partial wave expansion. The installation process yields $ 2/N value of 17.38. This model seems to cancel the contribution (1385) to the interaction. It seems necessary to consider the additional exchange resonance for this a model to get better results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library