Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Sherly
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan jumlah perusahaan yang masuk ke dalam kategori default pada masa sebelum pandemi dan saat pandemi COVID-19. Penelitian juga mempelajari apakah manajemen laba (earnings management) memiliki korelasi dengan probabilitas default saat pandemi COVID-19 khususnya perusahaan non keuangan di Indonesia. Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia periode 2019 – 2021, probabilitas default dihitung dengan menggunakan KMV-Merton Model dan manajemen laba menggunakan metode Dechow F-Score (2011). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori default pada masa pandemi COVID-19 dan hasil uji menunjukan bahwa manajemen laba tidak memiliki korelasi terhadap probabilitas default. Berdasarkan hasil uji, kedua model tidak dapat menggambarkan hubungan antar variabel dengan baik karena KMV-Merton melakukan perhitungan perubahan akun jangka panjang sementara Dechow F-Score memperhitungkan perubahan akun akrual jangka pendek.
This study aims to see the difference in the number of companies that fall into the default category during the pre-pandemic period and during the COVID-19 pandemic. The research also studies whether earnings management has a correlation with the probability of default during the COVID-19 pandemic, especially non-financial companies in Indonesia. The research data was obtained from the Indonesia Stock Exchange for the period 2019 - 2021, the probability of default was calculated using the KMV-Merton Model and earnings management using the Dechow F-Score method (2011). The results showed that there was an increase in the number of companies in the default category during the COVID-19 pandemic and the test results showed that earnings management had no correlation with the probability of default. Based on the test results, both models cannot describe the relationship between variables well because KMV-Merton calculates long-term account changes while Dechow F-Score takes into account short-term accrual account changes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arrafif Pratama Zaini
"Berdasarkan teori pemangku kepentingan dan teori sinyal, perusahaan dengan kinerja ESG yang kuat mengirimkan sinyal kepada berbagai pemangku kepentingan, sehingga membangun kepercayaan dan mempengaruhi evaluasi risiko kredit yang lebih baik. Penelitian ini menguji secara empiris pengaruh kinerja Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) terhadap risiko kredit perusahaan publik non-keuangan di negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) selama periode 2019-2023. Risiko kredit perusahaan diukur dengan menggunakan 2 pendekatan utama: model berbasis akuntansi dan model berbasis pasar. Model KMV Merton menghitung probabilitas gagal bayar (PD) dengan menggunakan pendekatan berbasis pasar. Sebaliknya, Altman Z-Score memprediksi risiko kebangkrutan berdasarkan rasio keuangan dalam pendekatan berbasis akuntansi, memberikan kerangka kerja yang solid untuk mengevaluasi risiko kredit. Temuan ini menunjukkan bahwa keberlanjutan lingkungan dan tata kelola yang baik merupakan faktor utama yang mendorong pengurangan risiko kredit di ASEAN-5. Temuan ini memiliki implikasi yang berbeda dengan penelitian sebelumnya mengenai inisiatif sosial yang tidak mencerminkan risiko kredit.
Based on stakeholder theory and signaling theory, companies with strong ESG performance send signals to various stakeholders, thus building trust and influencing better credit risk evaluation. This study empirically examines the effect of Environmental, Social, and Governance (ESG) performance on the credit risk of non-financial public companies in ASEAN-5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand) over the period 2019-2023. Corporate credit risk is measured using 2 main approaches: the accounting-based and market-based models. Merton's KMV model calculates the probability of default (PD) using a market-based approach. In contrast, the Altman Z-Score predicts bankruptcy risk based on financial ratios in the accounting-based approach, providing a solid framework for evaluating credit risk. These findings suggest that environmental sustainability and good governance are the main factors that drive the reduction of credit risk in ASEAN-5. It has different implications from previous research on social initiatives that do not reflect credit risk."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library