Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Aurelia Heryanto
"Film The Myth karya Stanley Tong adalah film bergenre fantasi-romansa yang rilis pada tahun 2005 dengan menggunakan tiga latar negara, yakni Tiongkok, Korea, dan India. Tiongkok merepresentasikan elemen budaya berupa ajaran Konfusianisme tentang Jun Zi; ajaran Buddhisme tentang reinkarnasi; dan peradaban Tiongkok melalui bangunan dan monumen. Film ini juga didukung dengan munculnya unsur romantisme dan komedi melalui penggambaran Korea pada era Dinasti Gojoseon dan Kota Hampi di India. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan signifikansi perpaduan elemen budaya Tiongkok dengan elemen non-Tiongkok serta kaitannya dengan makna Film The Myth. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analisis. Penelitian ini menemukan bahwa perpaduan elemen budaya Tiongkok dengan elemen non-Tiongkok merupakan strategi naratif dan visual yang memperlihatkan jembatan budaya pada suatu peradaban. Melalui analisis cuplikan dan dialog dalam film, penelitian ini menemukan perpaduan elemen-elemen budaya tersebut menjadi faktor kesuksesan film ini di layar bioskop baik tingkat lokal maupun internasional.

The Myth film directed by Stanley Tong is a fantasy-romance film released in 2005, featuring the cultural connection between three countries as its setting: China, Korea, and India. China setting embodies the cultural elements specifically in Confusian value through the concept of Jun Zi; Buddhism as in reincarnation concept; Lastly, China early civilization by historical buildings and monuments. This film also supported by elements of romantism and comedy through potrayal of Korea in Gojoseon Dynasty era and India specifically in Hampi City. This study aims to highlight the significance of blending Chinese cultural elements with other nations, Korea and India also their relevance in shaping the meaning of The Myth. The research method in this study is descriptive analysis. The study finds that the mix of Chinese and non-Chinese cultural elements is a narrative and visual strategy that serves as a cultural bridge within the history as a whole. Through the analysis of scenes and dialogues, this study finds that the connection of cultural elements is a key factor in the film’s success in cinemas, both locally and internationally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library