Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azril Hasan
Abstrak :
Latar belakang: Pengetahuan tentang merokok dan sikap terhadap kebiasaan merokok akan menentukan apakah seorang pelajar SMP berperilaku merokok atau tidak. Pengetahuan yang tinggi dan sikap bail( akan menurunkan kekerapan perilaku merokok pada pelajar SMP. Tujuan: Menetapkan kekerapan merokok pada pelajar SMP di Surakarta serta mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku pelajar SMP yang berhubungan dengan merokok. Ra nc a n ga n : Cross-sectional Metodologi : Sampel penelitian adalah pelajar SMP se-Surakarta, menggunakan cara two stage cluster sampling oleh Center for Disease Control and Preventive (CDC) Atlanta. Alat ukur adalah kuesioner balcu dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS). Analisis statistik menggunakan regresi logistik, tingkat kepercayaan 95%, oc=0,05 Hasil: Kekerapan merokok pelajar SMP di Surakarta sebesar 16%, berdasar jenis kelamin 30,2% pelajar laki-laki dan 3,1% perempuan. Usia pertamakali merokok z 10 tahun sebesar 36,9%, pelajar paling banyak merokok < 1 batang per hari (45,8%). Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang merokok dan perilaku merokok. Terdapat hubungan antara sikap merokok dan perilaku merokok. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku merokok pada pelajar SMP di Surakarta.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58436
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Gatot Wijanarko
Abstrak :
Permintaan akan perawatan ortodonti di klinik Spesialis FKG-UI meningkat dengan persentasi yang lebih besar pada usia di atas 16 tahun (67%) dibandingkan usia yang lebih muda. Pada penelitian yang terdahulu ditemukan bahwa pada usia 12 - 14 tahun sudah terjadi maloklusi (89%). Penelitian yang saya lakukan ini merupakan studi epidemiologis dasar untuk melihat prevalensi derajat keparahan maloklusi pada usia 12 - 14 tahun di Jakarta secara "crossectional" 270 sampel diambil secara multi stages cluster random sampling dari populasi remaja di Sekolah Menengah Pertama. Indeks HMAI (Handicapping Malocclusion Assessment index) digunakan untuk menilai derajat keparahan maloklusi baik pada laki-laki maupun perempuan. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa prevalensi terbanyak adalah malokiusi ringan sampai dengan berat (83,4%). Kelainan terbanyak adalah kasus berjejal (44,9%), gigi renggang (16,7%), gigi mendongos (6,3%), tumpang gigit dalam (6,3%), gigitan silang (12,3%) dan gigitan terbuka (13,2%). Tidak terdapat perbedaan prevalensi pada laki-laki atau perempuan. Tingkat kesadaran akan kebutuhan perawatan tinggi sesuai dengan tingkat keparahan maloklusi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Lucia Wantania
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP terhadap Pelestarian Lingkungan di kotamadya Jakarta Barat , DKI Jakarta. Masalah lingkungan hidup sangat kompleks karena menyangkut dimensi ruang dart waktu serta dampaknya bersifat lokal, wilayah tertentu, daerah, negara bahkan global. Karenanya diperlukan penanganan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif antar disiplin ilmu, pihak-pihak terkait serta partisipasi masyarakat. Untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup ini perlu ditanamkan pemahaman tentang lingkungan hidup sejak dini mulai dari masa prasekolah, SD, SLTP dan SMU sampai perguruan tinggi. Inilah yang menjadi dasar pijak penelitian kami. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa SLTP mengenai materi lingkungan hidup sebagai hasil belajar pendidikan lingkungan hidup. 2. Mengetahui bagaimana sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan sebagai hasil pengajaran pendidikan lingkungan hidup. 3. Mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa SLTP di Jakarta terhadap pelestarian lingkungan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Terdapat hubungan yang berarti antara pemahaman materi pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan. Penelitian ini dilakukan secara ekspos fakto di SLTP Negeri Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 320 siswa kelas III dari 8 SLTPN Sanggar yang diambil secara acak sistematik juga dilakukan wawancara pada sejumlah guru dan Kepala Sekolah. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan dan kuesioner sikap yang disusun sesuai dengan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dikuatkan dengan Uji T. tes. Sedangkan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan) dengan variabel terikat (sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan) digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan petunjuk pengujian hipotesis dari Putrawan (1990). Hasil Penelitian menunjukkan : 1. Tingkat pengetahuan materi pendidikan Iingkungan hidup siswa SLIP rata-rata cukup (skor rata-rata 23,4625 dari maksimum skor 36,0000). 2. Sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan umumnya baik (rata-rataskor 83,1844 dari maksimum skor 100,0000). 3. Ada hubungan yang cukup bermakna antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (r= 0,3680; r tabel = 0,118) 4. Model regresi antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup (variabel x) dan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (variabel y) adalah linear dengan rumus Y = 71,01 + 0,52X. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada kontribusi positif dari tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP kepada sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan sebesar 13,54%. Daftar Kepustakaan : 41 (1982-1997).
ABSTRACT This thesis was undertaken to know the correlation between environmental education and Junior High School Students attitude towards environmental conservation in Jakarta. Environmental problems are very complex because it involved the dimensions of time and space and the impact could be locally, a certain area, a region, national, even global in nature. Therefore, it is necessary to manage this living environment in an integrated and comprehensive manner, based on many disciplines, many parties concerned and also community participation. To support the management of this living environment, it is necessary to introduce environmental concepts early commencing since preschool, elementary school, junior high school and secondary high school up to tertiary education. That then is the basic idea of this research. The objectives of this research are to : 1. Determine the level of Junior High School Students knowledge on living environment. 2. Determine the students -attitude towards environmental conservation as the result of environmental education. 3. Know the correlation between the level of students knowledge on theliving environment and their attitude towards environmental conservation. The hypothesis formulated in this study is as follows : There is a significant con-elation between the level of student's knowledge on the subject of environmental education and their attitude towards environmental conservation. The research had been conducted at the Public Junior High School in the municipality of West Jakarta. Samples were taken using the systematic random sampling technique numbering 320 students of the third grade from 8 (eight) workshop schools. In addition, to complete the data, a number of headmasters and teachers were interviewed. The data used in this research were gathered .from assessment of environmental knowledges test and questionnaires that was used conform with the Likert Scale method to measure students attitude towards environmental conservation. To assess the correlation between the environmental knowledge (X-variable) and students attitude (Y-variable) the Correlation Coefficient of Pearson Product Moment and the t-test was used. To seek out the regression model between the independent variable and dependent variable, a simple linear regression was used with the test-guideline of Putrawan (1990). The research results showed that 1. The level of environmental knowledge of the students average score was 23.4625 out of 36.0000. 2. The students average score of attitude using Likert Scale was 83.1844 out of 100.0000. There was a significant correlation between environmental knowledges level and the students attitude towards environmental conservation (r=0,3680 ; r table = 0,118). 3. Regression model between indicator of the independent variable and dependent variable is shown as : Y =71,01+0,52X. The conclusion that can be drawn is : there is a positive contribution (13,54%) of the environmental knowledges level towards junior high school student's attitude on environmental conservation. References : 41 (1982-1997)
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Kristiyani
Abstrak :
Penelitian menguji kontribusi parental beliefs dan self-regulated learning siswa secara bersama-sama terhadap pemahaman bacaan siswa SMP di Bali. Pengujian untuk melihat kontribusi antara parental beliefs suku Bali terhadap pemahaman bacaan siswa dan kontribusi self-regulated learning terhadap pemahaman bacaan juga dilakukan secara terpisah. Sampel penelitian ini terdiri dari 71 anak yang merupakan siswa SMP dan orang tua yang berasal dari suku Bali yang berdomisili di Kabupaten Karangasem, Bali. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan metode nonprobability sampling melalui teknik convenience sampling. Dalam penelitian digunakan alat ukur yang berupa pertanyaan terbuka untuk mengukur pemahaman bacaan siswa, alat ukur The Parental Beliefs Questionnaire untuk mengukur beliefs orang tua dan Motivated Strategies for Learning untuk mengukur self-regulated learning siswa, dan pengukuran IQ menggunakan CFIT 2A. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dan analisis regresi sederhana yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 23 serta analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parental beliefs dan self-regulated learning siswa secara bersama-sama memengaruhi pemahaman bacaan siswa SMP di Bali. Begitu pula dengan self-regulated learning yang berpengaruh secara signifikan positif terhadap pemahaman bacaan. Akan tetapi, parental beliefs tidak memiliki kontribusi langsung secara positif terhadap pemahaman bacaan. Pada penelitian selanjutnya perlu mengukur beliefs dan perilaku dari orang tua sekaligus terkait dengan pemahaman bacaan pada siswa SMP. ...... The research examined the contribution of parental beliefs and students' self-regulated learning simultaneously toward students' reading comprehension of junior high school in Bali. The separate examination has also been carried out namely the contribution of Balinese parental beliefs on students' reading comprehension and the contribution of students' self-regulated learning on reading comprehension. The sample of this research consisted of 71 junior high school students and Balinese parents living in Kabupaten Karangasem, Bali. This research sample was obtained using the nonprobability sampling method through convenience sampling technique. The research used questionnaires taken from Reading Comprehension Measuring Tools in order to measure students' reading comprehension, The Parental Beliefs Questionnaire to measure parents' beliefs and Motivated Strategies for Learning to measure students' self-regulated learning and CFIT 2A to measure students' intelligence. The research data were analyzed using multiple regression analysis and simple regression analysis conducted using SPSS 23 and qualitative analysis. The results showed that parental beliefs and students' self-regulated learning simultaneously influenced students' reading comprehension in Bali. Students' self-regulated learning also had a significantly positive effect on reading comprehension. However, Balinese's parental beliefs did not directly contribute to reading comprehension. Thus, for further research it is necessary to measure the effect of parents' beliefs and behaviours simultaneously on students' reading comprehension in junior high school.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T54524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayuning Zaskya Nugrahani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah pada remaja Sekolah Menengah Pertama. Prestasi akademik diukur melalui nilai rapor semester I yang diperoleh responden dari sekolah, sedangkan pengukuran keterlibatan ayah dilakukan melalui the Father Involvement Scale (Reported) yang disusun oleh Finley dan Schwartz (2004). Responden pada penelitian ini berjumlah 263 remaja kelas VIII Sekolah Menengah Pertama yang berusia 13 hingga 15 tahun dan memiliki sosok ayah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah pada remaja Sekolah Menengah Pertama (r = -.026; n = 263; p > 0,05, two-tailed). Walau hasil penelitian tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah, namun tidak berarti ayah tidak memiliki peran pada prestasi akademik anak remaja. Di masa tersebut remaja masih memerlukan keterlibatan ayah guna mendukung pencapaian prestasi akademik yang optimal di sekolah. ...... This study examined the relationship between academic achievement and father involvement among junior high school students. Academic achievement was measured by students’ official school records, whereas the father involvement was measured by the Father Involvement Scale (Reported) (Finley & Schwartz, 2004). The participants of this study were 263 8th grade junior high school students who have a father and encompassing the age between 13 and 15 years old. The result of this study indicates that there is no significant relationship between academic achievement and father involvement among junior high school students (r = -.026; n = 263; p > 0,05, two-tailed). Furthermore, although the result of the study indicates no significant relationship between father involvement and academic achievement among junior high school students, but it does not mean that father does not have any role at all in student’s academic achievement, because during that period, adolescents still need father involvement in order to support the optimum academic achievement in their school.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wige Indah Pratiwi
Abstrak :
Remaja cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk yang dapat berdampak buruk pada kondisi fisik, psikologis, kognitif dan sosial. Praktik ritual tidur telah diteliti dapat meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik ritual tidur dengan kualitas tidur pada siswa SMP. Praktik ritual tidur diukur menggunakan kuesioner Sleep Hygiene Index SHI dan kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI. Desain penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang terhadap 124 siswa SMP di wilayah Depok yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil analisis uji Spearman didapatkanada hubungan bermakna antara praktik ritual tidur dan kualitas tidur pada siswa SMP p=0,0005. Semakin buruk praktik ritual tidur, semakin buruk kualitas tidur r=0,362. Perawat dapat memberikan konseling mengenai praktik ritual tidur yang baik kepada siswa, orang tua, ataupun sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas tidur.
Adolescents tend to have poor sleep quality, so it rsquo s affect to the physical, psychological, cognitive and social conditions of teenagers.The sleep hygiene practices have been studied can improve sleep quality. The purpose of this study was to determine the relationship between sleep hygiene practices and sleep quality in junior high school rsquo s students. The sleep hygiene practices were measured by Sleep Hygiene Index SHI and sleep quality by the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI questionnaire. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional approachthat has involved 124 students that were selected by cluster random sampling. The result of this study analyzed by Spearman rsquo s correlation test showed that there was significant correlation between the sleep hygiene practicesand sleep quality in junior high school rsquo s students p 0,0005. The worse sleep hygiene practice, the worse the quality of sleep r 0,362. Nurses should provide counseling about good sleep hygiene practices to students, parents, or schools, in an effort to improve teenagers rsquo sleep quality.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library