Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariesta Sicilia
Abstrak :
Prasasti adalah salah satu peninggalan sejarah yang penting. Prasasti Dawangsari adalah prasasti berisi tentang pemujaan dewa Gan?e?a. Dalam isi prasasti Dawangsari dikatakan Gan?e?a, dengan nama Win?yaka, yang dengan menampakan wujudnya dapat menghilangkan kejahatan di dunia. Hal ini diperkuat dengan ditemukan arca Gan?e?a yang sudah aus dengan ukuran yang sangat besar di dekat tempat penemuan prasasti Dawangsari. Selain itu dalam prasasti juga diketahui tentang adanya orang s?dhu yang memuja dewa Gan?e?a. Prasasti Dawangsari juga menggunakan metrum yang memperlihatkan adanya usaha agar prasasti itu memiliki kekuatan atau agar menyerupai mantra. Inscription is one of the important historic relics. Dawangsari inscription is an inscription about the worship of Gan?e?a. In the Dawangsari inscription, said that Gan?e?a, with the name Win?yaka, which reveals its form can eliminate the evil in the world. This is strengthened by the statues Gan?e?a found with a very large size near by Dawangsari inscription discovered. Moreover, the inscription is also known about the existence of people who worship the Gan?e?a god, known as s?dhu. Dawangsari inscription also use metrum showing the inscription was have an attempt to have the power or to resemble a mantra.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1995
499.222 ZOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1994
499.222 ZOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1994
899.222 08 ZOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kern, H. (Hendrik), 1833-1917
Tokyo: Research Institute for Languages and Cultures of Asia and Africa, Tokyo University of Foreign Studies, 2015
294.592 2 KER r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
294.592 2 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Fitriati Nurlambang
Abstrak :
ABSTRAK
Kehidupan beragama pada masa Jawa Kuna amat penting sifatnya. Hal ini dapat terlihat dari bekas-bekas penghidupan yang mereka tinggalkan pada saat ini seperti candi-candi yang didirikan sejaka abad 8 Masehi sampai dengan abad 14 Masehi sebagai rumah-rumah peribadatan yang sakral dimana pengelolaannya tertulis dengan jelas di dalam kitab-kitab agama. Selain itu, pentingnya agama di dalam kehidupan mereka juga tampak jelas di dalam relief-relief maupun data tertulis seperti prasasti maupun karya-karya sastra.

Penelitian ini bermaksud mengungkapkan bagaimana wanita pada masa Jawa Kuna ikut aktif di dalam kehidupan beragama dan sampai dimana peran mereka di dalam menjalankan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting tersebut. Adapun masalah pokok yang dikaji adalah sebagai berikut: (1) Di dalam kegiatan keagamaan seperti apa saja kaum waita dapat ikut berperan, dan (2) sampai seberapa jauh peran mereka dapat diperhitungkan di dalam kegiatan-kegiatan tersebut? Masalah ini cukup menarik mengingat sampai saat ini seakan-akan masih berlaku dalam pemikiran masyarakat bahwa kehidupan agama masih menomorsatukan pria, oleh karena itu jika dapat ditengok jauh ke belakang bahwa wanita dapat atau tidak ikut berperan di dalam aspek tersebut, maka diharapkan pemikiran tersebut dapat diperbaharui. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang digunakan, yaitu metode analisa deskriptif.

Berdasarkan analisa yang dilakukan dapat dirumuskan beberapa kesimpulan: Pertama, peran wanita di dalam kehidupan beragama baik berdasarkan data prasasti, karya sastra, maupun relief dapat dianggap cukup penting mengingat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh kaum pria juga dapat dilakukan oleh para wanita. Kedua, Kaum wanita pada masa Jawa Kuna juga dapat berstatus sebagai pendeta, pertapa, ataupun murid-murid pertapaan yang hidupnya menyepi seperti halnya kaum pria. Ketiga, Lebih jauh dari itu semua, kaum wanita masa Jawa Kuna juga dapat didudukkan sebagai Yang Didewakan, yaitu dalam bentuk arca-arca pendharmaan. Secara umum memang dapat dikatakan kaum wanita sama halnya seperti kaum pria yang dapat aktif dalam kehidupan beragama, namun demikian masih perlu kiranya diteliti lebih lanjut sampai seberapa jauh keikutsertaan ini dapat dianggap sebagai kesetaraan, mengingat sampai saat ini data arkeologi menampilkan jauh lebih banyak jumlah pria yang aktif di dalam kegiatan-kegiatan kehidupan secara umum, dan kehidupan beragama secara khusus.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dwi Cahyono
Abstrak :
Seni pertunjukan mencakup tiga cabang utama, yaitu musik, tari dan teater, yang dalam pelaksanaannya ketiganya tidak senantiasa terpisah dan sebaliknya terdapat hubungan fungsional di antaranya dalam suatu komposisi yang integral. Acapkali seni pertunjukan terkait dan terintagrsikan dengan permainan, baik permainan untuk bermain atau untuk bertanding. Seni musik Jawa Kuna abad ke-10 hingga 18 Masehi memperlihatkan keragaman baik jenis maupun bentuknya, yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi waditra kelompok crodophone, uerophone, nlemhrapgone dan idiophone. ('rodophone (waditra berdawai) dapat dirinci menjadi; (1) crodophune sederhana, yang terdiri dari berbagai bentuk har-either, dan (2) c/mrdophon terpadu, yang terdiri dari lute dan harps. Ada tiga bentuk chordophone terpadu yang dapat diketahui dari relief candi, yaitu menyerupai tuila di India atau menyerupai mufti /deli atau lebih mendekati muhuwati-wino di Calcuta. Ketiganya bisa dihuhungkan dengan /ma/lawu wr'na yang ditandai oleh resonator tambahannya berbentuk buah lab(' (luhu, lawu). ('hordophone terpadu yang berupa lute memiliki pula beragam bentuk seperti ruwanahasta-wnu, winipanci, kacapi dan mungkin anawat yang menyerupai site r. Pada masa Jawa Kuna rawahanasta-wina telah dibuat olch orang Jawa sendiri. Hal ini terbukti oleh adanya pembuat waditra ini (pandui aruwanaxta). Terdapat dua tope dari waditra ini, salah satu mungkin merupakan pengaruh dari Cina...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T37494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Cahyanita
Abstrak :
ABSTRACT
Seseorang yang meninggal menyebabkan munculnya berbagai permasalahan mengenai kelanjutan hak dan kewajibannya, penyelesaiannya akan diatur dalam hukum waris. Pewarisan sudah berlangsung sejak zaman dahulu seperti pada masa Jawa Kuna. Pewarisan masa Jawa Kuna dapat diketahui berdasarkan prasasti dan kitab-kitab dari masa tersebut seperti kitab agama dan Manawadharmasastra. Beberapa peneliti sudah melakukan penelitian mengenai pewarisan masa Jawa Kuna, tetapi belum pernah dibahas secara mendalam. Penelitian ini membahas mengenai penerapan pewarisan pada masa Jawa Kuna. Pewarisan dalam prasasti dikaitkan dengan kitab agama dan Manawadharmasastra yang menghasilkan penjelasan mengenai penerapan pewarisan masa Jawa Kuna. Pewarisan pada masa tersebut memiliki tiga unsur yaitu pewaris, harta warisan, dan ahli waris. Pewaris dan ahli waris masa Jawa Kuna berdasarkan prasasti tidak membedakan jenis kelamin. Harta warisan yang diteruskan dibagi menjadi dua yaitu harta berwujud yang berupa tanah, kebun, dan sawah, serta harta tidak berwujud berupa takhta, hak-hak istimewa, hutang piutang, dan pajak. Pewarisan pada masa Jawa Kuna menerapkan pewarisan parental seperti masyarakat adat Jawa sekarang ini.
ABSTRACT
People who dies causes the emergence of various problems regarding the continuity of his rights and obligations, the settlement will be regulated in law of inheritance. Inheritance has been going on since long time ago as in ancient Javanese. The inheritance of the Old Javanese can be known by the inscriptions and books of the period such as agama and Manawadharmasastra. Some researchers have done research on ancient Javanese inheritance, but have not been discussed in depth. This research discusses the application of inheritance in the Old Javanese period. Inheritance in the inscription is associated with the agama and Manawadharmasastra books which resulted in an explanation of the application of the ancient Javanese inheritance. Inheritance at that time had three elements: inheritors, inheritance, and heirs. The inheritors and the heirs of Javanese Kuna based on the inscription do not distinguish the sexes. The proceeds of the inheritance are divided into two: tangible property in the form of land, gardens, and fields, and intangibles in the form of thrones, privileges, accounts payable, and taxes. The inheritance of the Old Javanese implements parental inheritance such as the Javanese indigenous people today.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah Tawwus Yahuda
Abstrak :
ABSTRAK
Prasasti Meleri I merupakan prasasti yang dibuat pada tahun 10[91]?aka/1169 Masehi. Prasasti tersebut diresmikan oleh Raja Aryye?wara yang memerintah antara 1169 ndash; 1171 Masehi. Isi dari prasasti Meleri I menjelaskan tetang penetapan suatu daerah menjadi s?ma. Penelitian yang dilakukan pada Prasasti Meleri I berupa pembacaan prasasti, yakni alihaksara dan alihbahasa. Hasil dari pembacaan ini sekiranya dapat memberikan gambaran tentang struktur birokrasi, keadaan religi, kehidupan sosial ekonomi, serta militer masa Raja Aryye?wara.
ABSTRACT
Meleri I inscription was written in 10 91 aka 1169 Masehi. The inscription was issued by king Aryye wara that ruled from 1169 ndash 1171 Masehi. This inscrption explain about s ma. Research on Meleri I inscription focus in deciphering inscription, by transliteration and translation. The results of this research is providing data about the structure of the bureaucracy, religious life, social and economic life, and military during the reign of King Aryye wara.
2017
S67848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>