Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
Teddy Indrawan
Abstrak :
Teknologi LAN-ATM merupakan satu dari sekian banyak solusi yang ditawarkan untuk merevisi jaringan yang telah ada. Sistem tersebut memanfaatkan infrastruktur yang telah ada sebelumnya, mendukung pemakaian UTP dan STP bahkan fiber-optik, serta memiliki bandwith 25,6 Mbps, lebih tinggi dari bandwidth berbagai jaringan lokal yang umum dipergunakan seperti Ethernet 10 Mbps dan Token Ring 16 Mbps. Untuk itu diperlukan pengujian teknis sebagai suatu usaha untuk mempelajari karakteristik dan unjuk kerja jaringan LAN-ATM dalam menangani laju arus informasi yang mungkin terjadi. Pengujian tersebut dapat merupakan suatu analisa matematis, simulasi unjuk keda maupun pengujian laboratorium. Round robin merupakan sebuah mekanisme penjadwalan yang umum digunakan dalam membentuk sebuah sistem pelayanan pada ATM switch. Penjadwalan ini memberikan layanan bagi sebuah sel dari tiap terminal pada tiap siklus penjadwalan. Dengan demikian, data pada tiap terminal mendapatkan pelayanan sistem tanpa harus menunggu selesainya layanan pada terminal lain. Tugas akhir ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari unjuk kerja ATM switch dengan penjadwalan round robin. Pada tugas akhir ini dilakukan suatu analisa dan simulasi unjuk kerja sistem untuk mengukur troughput dan waktu tunda dalam pertukaran informasi. Unjuk kerja tersebut diukur sebagai pengaruh dari jumlah terminal, kapasitas terminal dan ukuran data. Simulasi dilakukan dengan mencontoh kondisi sistem yang sebenamya sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang cukup akurat dan dapat merepresetasikan unjuk kerja jaringan LAN-ATM pada sebuah titik ATM switch.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38792
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agus Sunarto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39434
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Meliza Musa
Abstrak :
ABSTRAK
Teknologi Asynchronous Transfer Mode (A TM) dapat diandalkan sebagai tulang punggung (backbone) hubungan antar jaringan lokal (LAN) untuk memenuhi permintaan kebutuhan kapasitas bandwidth yang besar dan kecepatan yang tinggi. Namun terdapat kesulitan di dalam melakukan interkoneksi antara LAN dengan jaringan ATM, yaitu pada saat antar muka (interfacing) antara LAN yang bersifat connectioniess dan jaringan ATM yang bersifat connection-oriented. Di dalam jaringan ATM, kapasitas bandwidth yang diperiukan dalam proses connection setup untuk mengirim data antar LAN tidak diketahui karena data tersebut bersifat connectionless. Untuk mengatasi hal ini dipedukan suatu metode manajemen bandwidth yang tidak memedukan connection setup. Salah satu metode ini adalah bandwidth advertising. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengamati unjuk keda dari jaringan ATM yang menggunakan metode bandwidth advertising. Pada tugas akhir ini akan dibuat simulasi unjuk keda berupa transmisi paket antar host LAN melalui sebuah titik switching pada jaringan ATM dan analisa perhitungan sebagai perbandingannya. Karaktehstik unjuk keda jaringan yang diamati adalah probabilitas sel hilang dan probabilitas paket hilang. Unjuk keda ini diukur sebagai pengaruh dari jumlah host, panjang paket rata-rata, laju bit pengiriman dan burstiness.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S39619
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Son Harnoh
Abstrak :
ABSTRAK
Asyncronous T ransjer Mode MTM) yang merupakan suatu relmologi tranjér informasi yang mampu melayani berbagai jenis media (voice, data arau Video) yang rnemiliki kecepatan yang sangat tinggi yaitu 155 Mbps (memju ke 622 Mbps). Salah saru jenis Iayanan ATM memiliki cost relatif rendah dibandingkan jenis lyanan lainnya yaiiu CBR dan VBR, namun memiiiki prospek yang cukup baik unluk terus dikembangkan.
Kebutuhan akan layanan ABR yang terus meninglcat dan juga tunrutan untuk mendapatkan pelayanan jaringan yang bail: membuat jaringan alcan semakin padat rrajiknya. Dengan semakin padatnya trajik membuai jaringan menjadi rentan akan kongesri. Selain ilu juga karena karalcteristik dari Iayanan ABR yang akan menggunakan kapasitas secara maksimal pada jaringan mengharuskan jaringan memiliki skema pengonrrolan yang bail: pula. Paa'a iayanan ABR ini kecepatan transmisi surnber lrajik akan sangar bervarisai tergantung dari keadaan jaringan.
Sumber ABR menyesuaikan kecepatan transmisinya berdasarkan feedback yang diberikanjaringan melalui se! Resources Management.
Salah satu metode untuk mengontrol laju ABR adalah menggunakan mekanisme indikasi explicit ratefeedback. Salah satujenisjizedback ini adalah CAPC (Congestion Avoidance using Proportional Control ). Pada slcema ini jaringan mengonrroi Iaju aliran dari sumber dengan memberi kedback yang mamberi injbrmasi kepada sumber untuk menyesuaikan kecepatan iransmisi dalam mengirimkan seinya sehingga tidak terjadi kongesti, dimana informasi ini dikirimkan melalui se! Resources Management (RM. Hasil simulasi menunjukan bahwa skema ini mapu mencegah jaringan dari kongesti dan juga memberikan utilitas jaringan yang baik, sehingga secara keseluruhan kinerjajaringan menjadi lebih baik.
2001
S39629
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hidayatullah
Abstrak :
Teknologi Asynchronouos Transfer Mode (ATM) dikembangkan untuk mengintegrasikan berbagai bentuk layanan komunikasi. Salah satu jenis layanan komunikasi yang berkembang saat ini adalah jenis layanan data. Layanan ini di dalam ATM dikategorikan kepada jenis layanan Available Bit Rate (ABR).
Pada pengelolaan jaringan ATM, layanan ABR ini banyak dikorbankan oleh twitch (karena menuliki prioritas sel yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis layanan CBR dan VBR), pada saat switch mengalami kondisi kongesti karena beban yang harus dilayani oleh jaringan sangat tinggi. Untuk menghindari tingkat cell loss yang tinggi pada ABR maka dikembangkan sebuah metode congestion avoidance ERICA yang diharapkan dapat mengadaptasikan laju kecepatan transmisi layanan ABR terhadap kondisi trafik jaringan. Hal ini dilakukan karena jenis layanan ABR memiliki kemampuan untuk meningkatkan atau menurunkan kecepatan transmisi datanya.
Untuk melihat performansi yang dilakukan oleh ERICA terhadap layanan ABR, dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan sebuah simulator jaringan yaitu A7M/HFC Network Simulator yang dikembangkan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology). Simulator ini dibuat dalam bahasa C dan dijalankan pada X Window System yang berbasis pada UNIX. Sebuah topologi jaringan didesain untuk menganalisis performansi kontrol kongesti ERICA pada trafik ABR dalam jaringan ATM. Berdasarkan hasil yang didapat dari simulasi ditentukan nilai fairness, efisiensi, throughput, dan panjang antrian (queue) dari kontroI kongesti ERICA untuk topologi jaringan ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39674
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Awan Setiawan
Abstrak :
ATM adalah mode pengiriman informasi yang terlebih dahu/u memecah informasi tersebut menjadi se/-se/ keci/ dengan panjang tetap. Dengan ukuran 48 byte payload dan 5 byte header membuat switch dapat me/ewati se/ dengan kecepatan tinggi. Dengan sistem pengiriman seperti itu delay yang a/can dialami oleh setiap jenis trafik relatif sama, hal inilah yang memungkinkan integrasi segala jenis trafik kedalam jaringan ATM.
Kecepatan jaringan serta desain yang diperuntukkan bagi pemakaian secara global membuat sistem manajemen trafik yang dibutuhkan sangat rumit. Kecepatan transmisi yang tinggi tanpa sistem kontrol kongesti yang memadai akan membutuhkan penyedian buffer yang besar. Hal tersebut akan membuat jaringan ATM menjadi mahal. Maka kontrol kongesti yang memadai merupakan kebutuhan yang mutlak bagi jaringan ATM.
Kontrol kongesti untuk jaringan ATM harus dapat bekerja pada lingkungan Lokal Area Network sebaik pada Wide Area Network. serta pada link dengan kapasitas beberapa Mbps sampai Gbps. Kontrol kongesti pada jaringan ATM juga harus dapat memaksima/kan penggunaan sisa sumber daya jaringan bagi layanan Available Bit Rate dengan pembagian yang adil.
Skema control kongesti yang dipilih oleh ATM forum untuk diimplementasikan pada jaringan ATM adalah skema rate base. Skema ini melakukan pembagian sumber daya jaringan berdasarkan rate dari pemakai jaringan. Skema control kongesti Enhanced Proportional Rate Control Algorithm merupakan salah satu skema control kongesti rate base yang mendapatkan banyak perhatian dari para peneliti ATM.
Pada skripsi ini skema EPRCA akan diuji pada beberapa topologi untuk dapat mengetahui kinerja yang dihasilkan. Throughput, utilisasi link dan indeks fairness merupakan parameter-parameter kinerja yang akan dianalisa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39680
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indri Neforawati
Abstrak :
Konsep dasar dari kontrol kongesti cerdas (intelligent congestion control} adalah sebuah sumber trafik atau SES (source end system) mentransmisikan sel dengan suatu nilai ACR (allowedcell rate) berdasarkan kontrak trafik yang telah disepakati pada waktu connection setup. Kemudian switch secara simultan akan mengestimasi suatu kecepatan yang optimal bagi SES dalam bentuk modified-ACR (MACR). Hasil perhitungan di switch akan di feedback ke SES sebagai informasi kontrol yang dibawa oleh sebuah sel RM (resource management cell). Sebelum satu round trip time (RTT) maka SES akan melakukan kontrol secara internal dan setelah satu RTT maka SES akan menerima sel RM yang pertama untuk kemudian membandingkan kecepatannya dengan nilai kecepatan yang dibawa oleh sel RM tersebut. Jika tidak terjadi kongesti maka SES akan terus meningkatkan kecepatannya dalam usaha mencapai kecepatan puncak sesuai dengan nilai kecepatan yang telah disetujui pada kontrak trafik sedangkan jika kongesti terjadi maka SES harus mendrop kecepatannya sesuai dengan nilai kecepatan yang di hitung di switch. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sel yang masuk ke jaringan sehingga antrian di switch dapat dikurangi dan durasi teijadinya kongesti dapat dipersingkat.
Dalam tugas akhir ini dibuat suatu simulasi dengan model konfigurasi peer-to-peer untuk mencari nilai ACR berdasarkan variabel jarak, ICR dan jumlah sumber yang aktip. Adapun hasil yang didapat menunjukkan bahwa jarak link mempengaruhi kecepatan dan jumlah data yang ditransmisikan. Sementara besarnya ICR akan mempengaruhi pencapaian kecepatan maksimal yang diijinkan dan jumlah sumber yang berbeda berakibat pada jatah bandwidth yang diperoleh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39872
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Harimukti S.
Abstrak :
Pengaiokasian bandwidth virtual path merupakan saiah satu faktor yang periu dipertimbangkan dalam menciptakan jaringan ATM dengan utilisasi jaringan yang tinggi dengan tetap mempertahankan mutu pelayanan.
Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak dari dua algoritma pengalokasian bandwidth, yaitu algoritma upper bound of cell loss probability dan algoritma peak rate allocation. Unjuk kerja kedua algoritma ini dilihat dengan membandingkan seberapa besar bandwidth virtual path yang dibutuhkan oleh masing-masing algoritma bila beberapa virtual channel connection dikelompokan ke dalam satu virtual path.
Parameter input yang digunakan pada pengujian kedua algoritma ini adalah :jumlah VCC, peak cell rate, average cell rate, batas atas probabilitas sel hilang. Sernua parameter ini merupakan variabei bebas yang dapat dirubah harganya. Adapun parameter output yang digunakan untuk mengukur unjuk kerja masing-masing algoritma adalah besar bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing algoritma dan a iisiensi algoritma satu terhadap algoritma lainnya.
Hasil simulasi menunjukan bahwa algoritma upper bound of cell loss probability dapat mengalokasikan bandwidth secara iebih efisien dibandiingkan algoritma peak rate allocation dengan kondisi input yang diubah-ubah. Adapun perubahan kondisi input yang dimaksud adalah perubahan jumlah VCC, perubahan burstiness (peak cell rate dibagi average cell rate), dan perubahan batas atas probabilitas hilang set.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39725
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bambang Sapto Hartono
Abstrak :
Entropy merupakan suatu derajat ketidakpastian kedatangan sel sel trafik atau dapat dikatakan bahwa entropy menggambarkan jumlah rata-rata keacakan dalam penyebaran sel-sel ATM. Sumber informasi yang digunakan adalah sumber on off Entropy berkaitan erat dengan karakteristik parameter antrian (queue parameter) yang meliputi average queue size, queue variance, dan equivalent buffer. Equivalent Buffer didetinisikan sebagai kapasitas buffer minimum yang diperlukan untuk mendapatkan loss probability yang lebih baik.
Analisis entropy aliron sel ATM sebagai deskriptor trafik dllakukan dengan membuat variasi terhadap parameter-parameter masukan. Parameter parameter tersebut meliputi faktor utilisasi (a), laju puncak kedatangan sel {m), laju layanan {c), dan probabalitas overflow (e). Masukan tersebut akan diproses dengan menghitung persamaan unjuk ketja yang diberlkan.
Hasil yang didapat adalah fungsi average queue size. queue variance, dan equivalent buffer masing-masing sebagai fungsi dari entropy dan salah saru variabel masukan. Fungsi average queue size, queue variance secara monoton menurunkan nilai entropy. Entropy dapat ditingkatkan dengan memecah korelasi antarsel melalui konsep Entropy Bccster. Perbandingan hasil perhitungan dengan referensi f2] cukup valid dengan interval persentase penyimpangan : rata rata panjang varian 6 % - 16 %, varians 15 % - 35 % kapasitas buffer 19%- 40 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39634
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library