Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Luqman Hakiem
"Salah satu titik pembangunan infrastruktur wilayah terletak di Jakarta sampai dengan Bekasi yang menjadi titik lokasi penelitian ini. Pembangunan infrastruktur memerlukan gambaran kondisi geologi bawah permukaan. Lokasi penelitian dominan tersusun atas formasi Alluvium dan Kipas Alluvium. Perlapisan ini merupakan perlapisan lunak yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Dalam mengetahui lebih lanjut terkait karakteristik dan kondisi geologi bawah permukaan di lokasi penelitian maka dilakukan analisis berdasarkan kalibrasi data resistivitas, data pemboran, dan nilai SPT serta ditegaskan dengan menggunakan data radar untuk menganalisis penurunan permukaan tanah yang memiliki keterkaitannya dengan kondisi geologi bawah permukaan. Berdasarkan kalibrasi data resistivitas dan data pemboran, dapat dikatakan bahwa lokasi penelitian ditemukan beberapa material, antara lain air tanah, lempung, lanau, pasir, tanah urugan, dan boulder dengan masing-masing memiliki rentang nilai resistivitas 0,01 hingga 1,05 Ωm, 1,05 hingga 32 Ωm, 31,5 hingga 118 Ωm, 75,4 hingga 575 Ωm, lebih dari 676 Ωm, dan lebih dari 750 Ωm. Berdasarkan pada data radar, dapat dinyatakan bahwa lokasi penelitian mengalami penurunan permukaan tanah 3 cm per tahun hingga 6 cm per tahun. Oleh karena itu, karakteristik dan kondisi geologi bawah permukaan di lokasi penelitian merupakan perlapisan lunak dan dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah. Hal ini dapat menjadi pertimbangan dan pernilaian dalam pembangunan infrastruktur sipil di lokasi penelitian.

One of the infrastructure development points is located from Jakarta to Bekasi which is the location point of this research. Infrastructure development requires an overview of subsurface geological conditions. The dominant research location is composed of Alluvium and Alluvium Fan formations. This layer is a soft layer that can cause land subsidence. In order to find out more about the characteristics and conditions of the subsurface geology at the research site, an analysis was carried out based on calibration of resistivity data, drilling data, and SPT values and confirmed using radar data to analyze subsurface subsidence which is related to subsurface geological conditions. Based on the calibration of resistivity data and drilling data, it can be said that several materials were found in the research location, including groundwater, clay, silt, sand, earthfill, and boulder with each having a resistivity value range of 0.01 to 1.05 Ωm, 1.05 to 32 Ωm, 31.5 to 118 Ωm, 75.4 to 575 Ωm, greater than 676 Ωm, and greater than 750 Ωm. Based on radar data, it can be stated that the study site experienced subsidence of 3 cm per year to 6 cm per year. Therefore, the subsurface geological characteristics and conditions at the study site are soft layers and can cause land subsidence. This can be a consideration and assessment in the construction of civil infrastructure at research sites."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widayatri Sekka Udaranti
"Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Papalia & Olds, 1998). Pada masa ini terjadi banyak perubahan. Remaja membutuhkan penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Penyesuaian terhadap perubahan yang dialami oleh remaja pada umumnya, juga terjadi pada remaja yang mengalami keterbatasan penglihatan atau yang biasa disebut tuna-netra. Huurre dan Aro (1998) menyebutkan bahwa remaja tuna netra tidak hanya menghadapi tantangan perkembangan yang umum terjadi tetapi juga ditambah tantangan berkaitan dengan keterbatasan fisik yang dimiliki.
Dengan berbagai masalah dan tantangan yang dialami, sedikit banyak juga berpengaruh terhadap kehidupan akademis remaja tuna netra (Chess dan Thomas, 1987). Ini akan dirasakan semakin sulit mengingat pada masa remaja, mereka sudah memasuki sekolah tingkat menengah di mana pelajaran sudah semakin kompleks.
Berkaitan dengan kehidupan akademis, salah satu hal yang panting adalah mengembangkan keterlibatan dalam tugas-tugas akademis (academic engagement). Keterlibatan akademis tersebut, seringkali dikaitkan dengan dukungan orang-orang di sekitar remaja. Salah satu konsep yang menjelaskan mengenai hubungan yang dekat dengan orang-orang yang signifikan (significant others) adalah konsep kelekatan (attachment). Kelekatan didefinisikan sebagai ikatan afeksional antara individu dengan orang-orang yang signifikan baginya (Cotterell, 1992).
Peneliti bermaksud meninjau sumbangan kelekatan dengan orang tua, guru, dan teman terhadap keterlibatan akademis pada remaja tuna netra yang duduk di sekolah menengah.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa tuna netra berusia 13-19 tahun yang duduk di tingkat sekolah menengah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling, yaitu mengambil sampel yang sudah tersedia (Kerlinger & Lee, 2000). Subyek diperoleh dari tiga SLB-A yaitu dari SLB-A Negeri Pembina Tingkat Nasional Lebak Bulus Jakarta, PSBN Tan Miyat Bekasi, dan SLB-A Negeri Pajajaran Bandung.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelekatan dengan orangtua, guru, dan teman adalah modifikasi Inventory of Parent and Peer Attachment yang dikembangkan oleh Aiifssden dan Greenberg (dalam Cotterell, 1992), ditambah dengan skala untuk mengukur kelekatan dengan guru. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keterlibatan akademis adalah modifikasi instrumen RAPS-S (Research Assessment Package for Schools-Student Report) yang dikembangkan oleh Institute for Research and Reform in Education (1998), khusus pada domain yang mengukur keterlibatan akademis.
Adapun kesimpulan yang diperoleh dan analisis penelitian ini adalah :
1. Kelekatan dengan orangtua, guru, dan teman, secara bersama-sama memberikan sumbangan bermakna terhadap keterlibatan akademis remaja tuna netra yang berada di sekolah menengah.
2. Kelekatan dengan orangtua memberikan sumbangan bermakna terhadap keterlibatan akademis remaja tuna netra yang berada di sekolah menengah.
3. Kelekatan dengan guru tidak memberikan sumbangan bermakna terhadap keterlibatan akademis remaja tuna netra yang berada di sekolah menengah.
4. Kelekatan dengan teman memberikan sumbangan bermakna terhadap keterlibatan akademis remaja tuna netra yang berada di sekolah menengah.
Berdasarkan adanya berbagai keterbatasan dalam penyelesaian penelitian ini, diajukan beberapa saran. Pertama, ada baiknya apabila dilakukan penelitian sejenis dengan memperluas daerah pengambilan sampel. Kedua, penelitian ini dapat dikatakan sebagai salah satu penelitian awal yang berusaha mendapatkan gambaran umum tentang kaitan kelekatan dan keterlibatan akademis remaja tuna netra. Selanjutnya, perlu diadakan penelitian kualitatif yang rnenggali lebih mendalam kualitas kelekatan remaja tuna netra serta perannya dalam keterlibatan akademis. Saran ketiga berkaitan dengan perlu adanya usaha mengembangkan kelekatan orangtua dengan individu tuna netra sejak dini. Saran keempat mengenai perlunya pendidik mengupayakan terbinanya hubungan yang berkualitas antara remaja tuna netra dengan teman-temannya. Saran terakhir berkenaan dengan perlunya penelitian lanjutan yang secara khusus meninjau peran guru bagi remaja tuna netra di sekolah menengah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library