Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Matondang, M.H.
Abstrak :
Terdapat beberapa dasar pemikiran yang melatar belakangi mengapa orang Batak meninggalkan kampung halamannya, merantau ke Pulau Jawa dan sebagian memilih lapangan kerja di bidang angkutan umum di kota Metropolitan Jakarta, cukup penting dan menarik dipelajari secara sistematik dan mendalam. Dari beberapa sudut tinjauan, ternyata kedudukan dan peranan orang Batak dalam penyelenggaraan kegiatan angkutan umum di kota Metropolitan Jakarta, baik sebagai pengusaha, pemilik, pengelola, sopir,kondektur, dan sebagainya, cukup menonjol dan dianggap penting. Apalagi mengingat bahwa sektor transportasi sangat vital dan strategic dalam menunjang Pembangunan Nasional. Ditinjau dari kedudukan kota Metropolitan Jakarta sebagai ibukota Negara R.I., pusat perekonomian dan pemerintahan mempunyai daya tarik yang kuat bagi pendatang baru. Jumlah penduduk Jakarta setiap tahunnya bertambah rata-rata 300.000 jiwa, umumnya berasal dari daerah-daerah dengan perlbagai suku bangsa. Mereka pindah ke Jakarta meninggalkan kampung asal dan menjadi urban dikota Metropolitan Jakarta. Ditinjau dari latar belakang perpindahan penduduk dari daerah asal ke Jakarta ternyata ada perbedaan antara suku Batak dengan suku bangsa lain. Perpindahan etnis Batak dari tanah leluhurnya ke berbagai daerah di Indonesia khususnya ke kota Jakarta didorong oleh dua faktor utama yaitu: (1) keinginan melanjutkan pendidikan dan emansipasi bagi angkatan pertama (1915-1950) dan kedua (1950-1965), (2) keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi bagi angkatan ketiga (1965-1980) dan keempat (1980-1995). Masing-masing mempunyai sikap, perilaku, dan strategi adaptif yang berbeda-beda dalam kehidupan kota Jakarta. Mereka melihat dan memanfaatkan peluang pekerjaan didasarkan pada sikap, perilaku, dan pengetahuan budaya yang dimilikinya. Angkatan pertama faktor pendorongnya adalah pengaruh misi agama Kristen dan emansipasi, angkatan kedua faktor pendorongnya adalah kebutuhan melanjutkan sekolah dan mencari lapangan pekerjaan, dan tahap ketiga dan keempat faktor pendorongnya adalah tekanan ekonomi dan memanfaatkan peluang atas keberhasilan pembangunan secara materiil di Jakarta. Etnis Batak di Jakarta dari angkatan pertama dan kedua membentuk asosiasi Klan dengan tujuan untuk melestarikan tradisi Batak ("Agama Adat"), memelihara identitas, membentuk sarana interaksi ekonomi dan social, dan bertujuan sebagai sarana pendidikan. Tetapi dari angkatan ketiga dan keempat pembentukan Klan bertujuan sebagai sarana interaksi ekonomi khususnya memperoleh kesempatan kerja. Klan-klan dari angkatan pertama berciri religi (rohaniawan) dan pendidikan (keilmuan); klan-klan angkatan kedua berciri kewiraswastaan, birokrasi, dan pendidikan (keilmuwan); klan-klan angkatan ketiga dan keempat berciri untuk mencari nafkah atau perbaikan kondisi ekonomi, misalnya klan sopir, kenek, pedagang kecil, dll. Bagi angkatan ketiga dan keempat ada kecocokan antara watak, sikap, kemauan, dan perilaku keras suku Batak dari hasil penempaan lingkungann asal mereka (Tanah Batak) dengan kondisi obyektif kota Jakarta khususnya dalam peluang kerja bidang angkutan umum. Di samping itu bidang pekerjaan angkutan umum merupakan bidang kerja yang cepat mengahasilkan uang atau alat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bagi angkatan pertama dan kedua lebih fleksibel menyesuaikan diri dengan kondisi Jakarta khususnya dan daerah-daerah lainnya, karena mereka telah memiliki pengetahuan yang lebih luas. Klan suku Batak di Jakarta secara evolusi berubah dan berkembang menjadi "Simbol" saja, karena pengaruh gerak masyarakat Jakarta yang semakin individualistis dan ekonomistik. Hubungan kesukuan yang awal mulanya merupakan hubungan adat yang penuh religius dan hubungan kekerabatan, berubah menjadi hubungan yang bersifat ekonomis, terutama pada angkatan ketiga dan keempat. Ada warisan budaya yang tidak dapat hilang dalam proses evolusi budaya Batak di Jakarta, yaitu "Dalihan Natolu", merupakan tiga pilar utama adat Batak sebagai kesatuan religi, kesatuan sosial, dan kesatuan kekerabatan. Dalihan Natolu sebagai "Ideologi" suku Batak tidak akan bisa dihancurkan oleh mekanisme masyarakat modern Jakarta, karena Dalihan Natolu merupakan inti atau hakekat dari interaksi orang Batak dengan lingkungan hidupnya yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Tetapi dari sudut perilaku upacara-upacara adat, sebagian dari Dalihan Notolu ada yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan masyarakat Jakarta, misalnya upacara-upacara kelahiran, perkawinan, dan kematian. Dilihat dari sisi ekonomi, peranan Dalihan Natolu sangat besar bagi suku Batak di Jakarta, yaitu dalam hal penciptaan lapangan kerja dan pembinaan tenaga kerja, misalnya seperti yang dilakukan oleh M. Hutagalung pemilik perusahaan bus kota "Arian". Etnis Batak pendatang Baru yang belum memiliki pekerjaan ditampung, dibina, dan diberi pekerjaan sebagai sopir, kenek, montir, dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan kemampuannya. Dari segi angkutan penumpanng umum yang menjadi pilihan pekerjaan sebagian suku Batak di Jakarta dari angkatan ketiga dan keempat, sampai saat ini belum sempurna. Hal itu bukan disebabkan oleh kelemahan suku Batak yang bekerja dalam bidang tersebut, tetapi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: (a) lemahnya disiplin masyarakat baik sebagai pemakai jasa angkutan umum, petugas lalu lintas, pengusaha, maupun para pekerja (sopir, kernet, dll.), (b) jumlah kendaraan penumpang umum yang tidak seimbang (lebih kecil) di-banding kebutuhan pemakai jasa, (c) kebijakan pemerintah dalam hal pemilikan kendaraan pribadi belum dibatasi, sehingga kendaraan pribadi lebih banyak daripada kendaraan penumpang umum, (d) sikap dan perilaku para petugas yang terkait dengan kepentingan angkutan umum yang kurang mendukung kepentingan umum. Kekerabatan etnis Batak di Jakarta dari angkatan pertama dan kedua sangat akrab dan merasa berkepentingan pada pembangunan tanah leluhur di Tapanuli Berta masih setia mempertahankan adat, karena mereka pada umumnya memiliki status sosial-ekonomi yang mapan. Tetapi sebaliknya kekerabatan etnis Batak di Jakarta dari angkatan ketiga dan keempat kurang berkepentingan terhadap tanah leluhur dan sebagian tata cara adat telah disederhanakan khususnya dalam praktek upacara-upacara adat perkawinan dan kematian, karena mereka masih bergulat untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Kehidupan di Jakarta mempunyai pengaruh besar terhadap sikap dan perilaku etnis Batak Jakarta. Hubungan kekerabatan dalam konsep "Dalihan Natolu" secara utuh sudah tidak dapat dipertahankan karena perubahan sikap , perilaku, dan pengetahuan mereka. Kondisi lingkungan fisik, sosial, ekonomi, politik, dan budaya kota Jakarta sangat mempengaruhi bahkan menentukan pola pikir, sikap dan perlaku etnis Batak Jakarta khususnya dan etnis-etnis lainnya yang hidup di Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad K. Azwar
Abstrak :
Background: Indonesia is one of ten countries in the world with estimated number of dementia case exceeding a million. The number of elderly population living in Indonesian cities has exceeded the number in rural areas, but the country lacks data representing the urban population better related to modifiable risk factors for dementia, prevention of which is crucial. We aimed to identify the modifiable risk factors for dementia in Indonesia's urban population. Methods: this case-control study used five-year data in Indonesia's national general hospital by tracing back medical record books of individuals aged 60 years and above in geriatric medicine outpatient clinic to the first hospital visit. Statistical analyses included bivariate and multivariate analyses to adjust for confounding factors appropriately. Results: data from 345 patients suggested that the significant risk factors for dementia were history of smoking (adjusted OR 2.860, 95% CI 1.559-5.246), history of hearing loss (adjusted OR 7.962, 95% CI 3.534-17.941), history of depression (adjusted OR 12.473, 95% CI 2.533-61.417), hypertension (adjusted OR 1.751, 95% CI 1.006-3.048), and diabetes mellitus (adjusted OR 2.561, 95% CI 1.482-4.425). Dementia patients had longer median duration of diabetes mellitus (12 years) than elderly without dementia (9 years) before the diagnosis of dementia. Single point late-life underweight condition and low educational attainment were not associated with dementia in Indonesia's urban setting. The risk factors for vascular dementia were largely similar to those of dementia. Conclusion: in Indonesian urban population, history of smoking, hearing loss, depression, hypertension, and diabetes mellitus are associated with dementia.
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2021
610 UI-IJIM 53:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Henry Foundation, 2013
910.202 KAT (1);910.202 KAT (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Agus Budiyono
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, dan tersebar merala di seluruh daerah. Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TB dengan kematian 3 juta orang, sedangkan di negara-negara berkembang kematian akibat TB merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara berkembang, 75% penderita TB adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). (WHO, 1997). Pemberantasan TB Paru dengan strategi DOTS di Kota Jakarta Timur telah dilaksanakan sejak tahun 1995, tetapi penderita baru tetap ditemukan dan dari tahun ketahun mengalami peningkatan, Penyakit TB Paru menduduki urutan ke-tiga kelompok penyakit menular. Hal ini menunjukkan bahwa TB Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di wilayah Kota Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di Jakarta Timur. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain 7 kasus kontrol, Kasus adalah penderita TB Paru BTA (+) dan sebagai kontrol adalah masyarakat yaitu tetangga kasus yang tidak sedang menderita TB Paru atau tidak sedang menderita batuk 3 minggu atau lebih. Jumlah sampel sebanyak 88 kasus dan 88 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru adalah adalah umur, adanya kontak dengan sumber penular, lamanya kontak, status pengobatan sumber penular, ventilasi kamar dan cahaya matahari masuk rumah. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA (+), ternyata adanya sumber penular yang tidak berobat merupakan faktor risiko yang paling erat hubungannya dengan kejadian TB Paru. Dari hasil penelitian, disarankan penemuan penderita secara dini dan mengobati dengan paduan OAT yang tepat dengan didampingi pengawas menelan obat, meningkatkan pelaksanaan strategi DOTS, memperluas jangkauan pelayanan, melaksanakan pemeriksaan kontak dan pengobatan pencegahan bagi balita. Daftar pustaka : 36 (1979 - 2002)
Related Factors to Pulmonary Tuberculosis (Tb) in East Jakarta City in year 2003 The tuberculosis (TB) remains a serious public health problem in Indonesia and spread to countrywide. WHO has estimated that 9 million of new cases was occurred yearly, of which some 3 million deaths. In developing countries there are 25% deaths by tuberculosis. It is estimated 95% TB cases were occurred in developing countries, which some 75% cases preventable occurring in the 15-50 age group, the most productive segment of the population. TB control program activities with DOTS strategy has been implemented since 1995 in East Jakarta City. Due to the increasing of case finding activities the new AFB (+) patients increased, so tuberculosis still remaining as major public health problem. The objective of the research is to identify the related factors to pulmonary tuberculosis in East Jakarta City. The design of research is case-control. The case is the AFB (+) tuberculosis patients, while the control is the neighbor of cases as community based control, were not coughing for 3 weeks and more at the time of the interview. Total cases are 88 cases, and the control are 88 respondents. The result of the study reveals that related factors to pulmonary tuberculosis are age, source of infection, duration of contact with source of infection, the source of infection who were not treated, room ventilation, and sunlight into the house. Based on the result of the study, it is identified that a contact with untreated source of infection is the closely related to the tuberculosis. Therefore, it is recommended to improve the case finding, providing early treatment with patent drugs, increasing of DOTS strategy implementation, program expanding. contact examination and treatment prevention to child. References: 36 (1979 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirwono Joga
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
307.121 6 NIR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Sari Puteri
Abstrak :
Kawasan Luar Batang yang berada pada Wilayah Jakarta utara ini memiliki peran yang cukup signifikan dalam sejarah pertumbuhan kota batavia dan perencanaan kawasan kota lama jakarta pada masa sekarang. Meskipun saat ini kondisi kawasan luar batang tidak begitu terkoodinir dengan baik akibat padatnya perumahan penduduk di sekitar lokasi, serta sistem perairan kanal yang juga tidak terorganisir dengan baik. Dengan kondisi tersebut, Kawasan Luar Batang ini nantinya akan menjadi zona penutup pada  kawasan Wisata Terpadu Jayakarta yang menerapkan konsep Pinisi Educational Coastal Tourism, dengan mempertimbangkan lima aspek yaitu, Aktivitas, Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, dan Amenitas, serta menggunakan metode drifting dan mapping. Dengan metode tersebut didapatlah bahwa potensi yang dimiliki kawasan ini merupakan cagar budaya tak benda yaitu teknik pembuatan kapal pinisi, yang dikembangkan sebagai potensi wisata berbasis wisata edukasi, yang mengenalkan nilai historis, budaya, dan potensi sumber daya sekitar yang memiliki lima program utama pada kawasan ini, yang salah satunya merupakan Sentral Teater yang memfasilitasi acara adat, event, dan pertunjukkan budaya khususnya di Wilayah Jakarta Utara, yang berperan sebagai akomodasi yang mendukung fasilitas culture centre, dan juga sebagai wadah yang memfasilitasi seluruh the journey of pinisi dengan penempatan corridor of pinisi pada ground floor bangunan, yang ramah terhadap seluruh pengunjung baik itu anak-anak, dewasa, lansia, dan masyarakat kaum difabel. Sehingga mampu menghidupkan kawasan Luar Batang sebagai kawasan wisata yang menarik untuk dikunjungi dan juga membantu meningkatkan kualitas ekonomi sekitar dengan mempekerjakan masyarakat kampung Luar Batang dan sekitarnya.
The Luar Batang Area in the North Jakarta Region has a significant role in the history of the growth of the city of Batavia and the planning of the area of Kota Tua Jakarta at present. Although at present the condition of the Luar Batang is not so well coordinated due to the dense housing of the population around the location, as well as the canal water system which is also not well organized. Under these conditions, the Luar Batang Area will later become a closing zone in the Jayakarta Integrated Tourism area that applies the concept of Pinisi Educational Coastal Tourism, taking into account five aspects namely, Activities, Attractions, Accessibility, Accommodation, and Amity, and using the drifting method and mapping. With these method, it was found that the potential of this region is an intangible cultural heritage, namely the technique of making pinisi ships, which were developed as a tourism tourism-based tourism potentials, which introduce the historical, cultural, and potential resources around which have five main programs in this area, one of which is the Central Theatre which facilitates traditional events, events, and cultural performances, especially in the North Jakarta Region, which acts as an accommodation that supports the culture center facilities, and also as a container that facilitated of the entire journey of pinisi by placing corridor of pinisi on the ground floor building, which can be friendly and accessed comfortly by anyone regardless the age range-children, Adults, Elderly, and Disabled people. So it can be able to turn on the Luar Batang area as an attractive tourist area to visit and also help improve the quality of the surrounding economy by employing the Luar Batang village community and surrounding areas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Lita Sari
Abstrak :
Visi Kota Jakarta sebagai kota bisnis (service city) adalah peningkatan pelayanan. Salah satu misinya adalah pelayanan parkir. Upaya tersebut perlu didukung oleh masyarakat agar terjadi proses partisipasi opini publik (umpan balik) bagi perbaikan pelayanan parkir. Untuk dapat melibatkan masyarakat dalam sistem pengelolaan perparkiran, maka perlu diketahui opini masyarakat melalui pilihan kebijakan yang diharapkannya. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan studi literatur dan penjajakan terhadap opini para stakeholder, analisis karakteristik lokasi parkir, analisis karakteristik pengguna jasa parkir, analisis harapan pengguna jasa parkir, analisis data diskrit, analisis utilitas dan pembentukan model multinomial logic. Penelitian dilakukan secara bertahap, setiap tahapan menghasilkan suatu temuan. Tahapan analisis opini para stakeholder menghasilkan temuan terhadap variabelvariabel yang perlu diperhatikan dan hubungan antar variabel tersebut, sehingga dapat dibentuk struktur pertanyaan dalam kuesioner. Tahapan observasi visual menghasilkan keputusan dalam penentuan titik awal surveyor mencari responden, dan pengecekan ulang terhadap kondisi karakteristik lokasi. Tahapan analisis data deskriptif menghasilkan gambaran saat ini mengenai karakteristik kondisi parkir, kondisi PJP, harapan PJP, dan preferensi terhadap kebijakan parkir yang ditawarkan. Tahapan pembentukan model menghasilkan suatu perkiraan permintaan pelayanan parkir publik pada masa depan melalui identifikasi tipologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas pilihan yang diminati PJP sesuai dengan analisis utilitasnya. Strategi jitu dalam upaya peningkatan pelayanan parkir atas dasar permintaan PJP adalah dengan memberi perhatian pada tipologi dan faktor-faktor yang terkait dengan tipologi yang sesuai. Perhatian yang diberikan dapat bersifat positif, maupun negatif. Strategi jitu dalam pelaksanaannya perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan parkir. Oleh karena kebijakan yang dihasilkan mengacu pada permintaan masyarakat, maka kebijakan yang dihasilkan akan dapat diterima oleh masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang dapat diterima diharapkan dapat mendatangkan dukungan masyarakat dalam proses implementasinya. ......Estimation of Future Demand for Public Services to Determine Parking Policies (Case Study: Jakarta City)Jakarta City as a service city has a vision to improve its services. One of its missions is parking service. The mission has to be supported by community, so public opinion (as a feed back) process will be involved in improving parking service. To involve the community in parking management system, it is important to explore public opinion through their own choice. The method of this study is literature study and stakeholders opinion survey, parking location analysis, customer characteristic analysis, customers preference, descret data analysis, utility analysis and to find logit multinomial model. This study has been conducted done phase by phase. Every phase have a result. Stakeholder analysis phase find some variables and the relationship among variables. The analysis will construct the structure of the question in the questionnaire. Visual observation result is a decision in determining first location for surveyor to find the respondent. This phase is useful to verify the location characteristic condition. Descriptive data analysis phase describe about parking condition characteristic, customer characteristic, customer preference about the offering policies. Model finding phase result will lead us to estimate the future demand in public parking policies through its typology and some factor that influence the probability of their choice, that shown by its utility analysis. The needed strategy that can improve parking service base on customer demand is focusing on its typology and its factors in every typology. The attention can be positive or negative. The implementation of this strategy has to be supported by parking policies. Due to the policies result base on customer demand, so the policies result will be accepted by people. Hopefully, the accepted policies can create people support in its implementation.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Aliffian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep citra suatu kota dan strategi pembentukan merek suatu kota. Dua konsep tersebut yang lebih dikenal lewat kosnep city branding dan city image dianggap penting saat ini karena perkembangan teknologi informasi semakin pesat yang memberikan dampak bagi berbagai aktifitas masyarakat, khususnya bidang pemasaran. Layaknya sebuah produk, sebuah kota harus dapat diingat dan diasosiasikan dengan baik oleh konsumen sasaran jika ingin dianggap berbeda, unik dan memberikan nilai yang lebih baik, ditengah banyaknya informasi serupa tentang kota-kota lainnya yang bisa diterima masyarakat dalam waktu yang singkat, sehingga saat ini dibutuhkan strategi yang tepat dalam membangun citra kota yang diinginkan. Berdasarkan paparan tadi penelitian ini meneliti pola hubungan terbentuknya city image melalui kegiatan city branding, pada city brand “Enjoy Jakarta”, yang memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara variabel-variabel terkait pembentukan city image, seperti brand awareness, dan strategi perluasan merek seperti City Branding, Positioning dan Communicating the Brand yang membentuk suatu pola hubungan saling ketergantungan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden pada penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas Indonesia berjumlah 175 orang yang ditarik secara acak sederhana (simle random) pada populasi keseluruhan mahasiswa komunikasi pascasarjana angkatan 2012- 2013 yang berjumlah 317 orang. Metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variable-variabel yang diuji baik pada model struktur pertama maupun model struktur kedua. Pada struktur pertama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variable City Branding dan Communicating the Brand dalam membentuk Brand Awareness. Sedangkan pada model struktur kedua juga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada variable City Branding, Positioning, Communicating the Brand, dan Brand Awareness dalam membentuk City Image. Sedangkan pada pola hubungan yang terjadi, pengaruh jalur pada variable positioning baik pengaruh lansung dan tidak lansung adalah pengaruh yang terbesar dalam membentuk City Image.
ABSTRACT
This research discusses about concept of city image and city brand forming strategy which are well-known by "city branding" and "city image" concept. Those concepts are important nowadays, because the rapid growth of information technology which gives impact to various citizen activities, especially on marketing area. As a product, a city should be able to be remembered and associated well by target consumer if the city wants to be considered different, unique and gives better value in the middle of a lot of similar informations about another cities that are also accepted by citizens in short time. Thus, now, a city needs an exact strategy in building the desired city image. Based on previous explanation, this research disscusses about relationship pattern in forming city image through city branding activity of "Enjoy Jakarta" city brand. This research objectives are to find out and examine the influence between variables related to the city image forming (such as: Brand Awareness and city branding development strategy: City Branding, Positioning and Communicating the Brand) which are forming an interrelated relationship pattern. This quantitative research uses explanative design. Total respondent is 175 with simple random sampling method. The whole population of communication postgraduate student year 2012-2013 is 317. The data analysis methods are descriptive statistical analysis and path analysis to prove this research hypothesis. Result from this research shows that there's a positive and significant influence from the tested variables, both in the first and second structure model. In the first structure, there are positive and significant influence from city branding and communicating the brand variables in forming brand awareness. Meanwhile, in the second structure, there are also positive and significant influence from city branding, positioning, communicating the brand and brand awareness in forming city image. In the formed relationship pattern of path influence, positioning variable has the biggest influence in forming city image, both on direct and indirect influence.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Egin Setya Efendi
Abstrak :
Sebuah bagian dari usulan rancangan baru kawasan kampung Luar Batang yang secara historis memiliki peran yang cukup signifikan dalam pertumbuhan kota Batavia dan perencanaan kawasan Kota Lama Jakarta pada saat sekarang. Kampung Luar Batang adalah salah satu yang masih bertahan diantara sejumlah kampung bersejarah di Jakarta, yang sudah punah digantikan pusat-pusat kegiatan bisnis. Meskipun saat ini kondisi kampung Luar Batang tidak begitu teratur akibat padatnya perumahan penduduk di sekitar lokasi, namun secara garis besar kawasan kampung Luar Batang merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tipe rumah-rumah nelayan yang dilengkapi oleh berbagai jenis perahu kecil merupakan salah satu objek tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan potensi di sekitar sehingga dapat memperkuat ekistensi kampung Luar Batang di masa mendatang. Dengan mengangkat ekistensi kapal pinisi sebagai warisan cagar budaya di kawasan, maka Luar Batang Cultural Center ini diperuntukkan sebagai sarana pengetahuan dan pembelajaran seni budaya untuk turis yang berkunjung maupun masyarakat lokal dengan tujuan mempertahankan nilai historis kawasan kampung Luar Batang, implementasinya berupa pameran dan galeri seni, area komunitas dan tentunya kelas budaya dengan terjun langsung mempelajari seni peran, seni musik, seni tari dan lainnya. ......A part of the proposal for a new design of Luar Batang village area which historically has a significant role in the growth of the city of Batavia and the planning of the Jakarta Old Town area at present. Luar Batang village is one that still survives among a number of historic villages in Jakarta, which have already become extinct and are replaced by business centers. Even though the condition of the Luar Batang village is not so regular due to the dense housing around the location, in general the Luar Batang village area is one of the interesting places to visit. The type of fishing houses that are equipped by various types of small boats is one of its own objects. Therefore, integrated tourism development efforts are needed with the potential around so that it can strengthen the existence of the Luar Batang village in the future. By raising the existence of the Pinisi ship as a cultural heritage in the region, Luar Batang Cultural Center is intended as a means of knowledge and learning of cultural arts for tourists who visit and the local community with the aim of maintaining the historical value of the Luar Batang village area, its implementation in the form of exhibitions and art galleries, the community area and of course the culture class by jumping into direct study of acting, music, dance and more.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afina Hawna Farizal
Abstrak :
Sejak jaman dahulu, sebelum kota Jakarta terbentuk, masyarakat Sunda Kelapa sudah hidup di kawasan maritim dan mengadu nasib di sana. Pesisir laut sebagai jantung kehidupan masyarakat, berperan penting dalam kehidupan orang-orang yang tinggal dan berhuni di daerah tersebut. Selain itu pelabuhan dan perdagangan di kawasan maritim ini membuat kota Sunda Kelapa mengalami tumbuh menjadi kota yan lebih besar. Dalam perkembangannya sampai menjadi kota Jakarta, kawasan maritim justru mengalami kemunduran. Lingkungan perairan perlahan menjadi tidak baik. Kualitas air laut cenderung memburuk (tercemar), ditambah juga isu lingkungan kota lainnya seperti semakin terbatasnya sumber energi listrik dan meningkatnya kadar CO2 di udara, serta ancaman dari alam seperti abrasi, erosi, dan gelombang tinggi air laut. Keadaan ini mendorong perlu adanya suatu program dalam kawasan maritim ini agar keberlangsungan kehidupan tetap berjalan dengan baik. Kawasan Pasar Ikan dalam rencana kawasan Wisata Terpadu Jayakarta mengambil konsep kawasan sebagai Berandan Maritim. Letaknya yang strategis, yaitu diapit oleh perairan laut dan dua kanal besar membuatnya memiliki potensi yang menarik untuk menghadirkan solusi mengenai masalah lingkungan di maritim. Salah satu program yang dihadirkan dalam kawasan adalah area wisata edukasi, dimana pada kawasan ini akan berisi dengan kegiatan yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai kemaritiman.


Since long time ago, before the city of Jakarta was formed, the Sunda Kelapa community had lived in the maritime area and tried their luck there. Coastal sea where peoples lives, plays an important role in the lives of people who live and inhabit the area. Besides that, ports and trade in this maritime area have made the city of Sunda Kelapa grow into a bigger city. In its development until it became the city of Jakarta, the maritime area actually suffered a setback. The aquatic environment slowly becomes not good. Seawater quality tends to deteriorate (tainted), added with other urban environmental issues such as increasingly limited sources of electrical energy and rising levels of CO2 in the air, as well as threats from nature such as abrasion, erosion, and high waves of sea water. This situation encourages the need for a program in this maritime area so that the continuity of life continues to run well.

Pasar Ikan Area in the Jayakarta Integrated Tourism area plan takes the concept of the area as Maritime Home. Its strategic location, which is flanked by sea waters and two large canals makes it has an interesting potential to present solutions to environmental problems in the maritime. One of the programs presented in the area is the education tourism area, which in this area will contain activities related to maritime knowledge.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>