Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumban Tobing, G.H.S.
Jakarta: Erlangga, 1992
347.016 TOB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Felisiany Hadju
"Notaris adalah pejabat umum pembuat akta yang berwenang mengeluarkan akta otentik. Otentisitas akta bergantung pada pemenuhan pasal 1868 KUHPerdata dan tidak melanggar ketentuan lain mengenai Jabatan Notaris. Tesis ini membahas tentang bagaimana penerapan sanksi yang dijatuhkan atas pelanggaran Undangundang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004 khususnya Pasal 16 Ayat 1 huruf a dan Pasal 17 huruf f. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan tipologi yang bersifat eksplanatoris dengan jenis data yang digunakan data sekunder dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen.
Hasil penelitian dari tesis pada kasus yang diangkat ini adalah tidak berwenangnya seorang Notaris dalam membuat suatu akta membuat akta tersebut menjadi tidak memiliki otentisitas dan harus segera dimintakan pembatalannya di pengadilan. Adanya kepastian hukum mengenai penerapan sanksi dalam setiap pelanggaran yang dilakukan Notaris dalam menjalankan jabatannya akan menciptakan keseragaman pendapat mengenai penerapan sanksi sehingga diharapkan bersifat tegas dan menimbulkan efek jera bagi Notaris di Indonesia.

Notary is the public official which is has competent authorities to make an authentic deed. Authenticity is depend on the fulfilment of article 1868 of Civil Law Book and also not breaches the other provisions of the rule of law about Notary Position. This thesis is discussing about how the implementation of sanction which is sentenced for the violation of The Law of Notary Position Number 30 Year 2004 especially Article 16 section 1 letter a and Article 17 section f. This research is a normative juridical research with explanatory typology and the type of the data is secondary data which is collected with the documentary study.
The result of the research related to the case is about nonauthorize of a Notary in creating a deed which is made the deed become not authentic and have to be asked for the cancellation to the court. The existence of legal certainty for the application of sanction in every violation which is done by Notary in running his position will create the same opinion about the application of the sanction in order to expected firmed and create chary effect for Notary in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T21679
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Kohar
Bandung: Alumni, 1984
347.016 KOH n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Dorkas L.
Jakarta: Kelompok Belajar Esa, 1979
347.016 TOB p I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, G.H.S.
Jakarta : Erlangga, 1983
347.016 TOB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Eviharisa
"Tesis ini membahas mengenai sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Terhadap Notaris yang Tidak Memenuhi Ketentuan Mengenai Kewajiban Pembacaan Akta, dengan permasalahan mengenai pelaksanaan pasal 16 ayat (1) huruf l dan pasal 16 ayat (7) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris mengenai pembacaan akta, akibat jika akta Notaris tidak dibacakan, serta sanksi bagi Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 16 ayat (1) huruf l dan pasal 16 ayat (7) Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan penelitian normatif dengan tipe penelitian evaluatif, kemudian dilakukan pengolahan data secara kualitatif, serta pengambilan kesimpulan secara induktif. Pelaksanaan pembacaan akta yang diatur dalam pasal 16 ayat (1) huruf l dan pasal 16 ayat (7) UUJN bersifat kewajiban dengan pengecualian, artinya Notaris wajib membacakan akta di hadapan Penghadap sebagaimana yang diatur dalam pasal 16 ayat (1) huruf l UUJN, kecuali jika Penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena telah membaca sendiri, mengetahui, serta memahami isi akta, dengan ketentuan yang diatur dalam pasal 16 ayat (7) UUJN, namun jika Penghadap tidak menghendaki agar akta tidak dibacakan maka Notaris tetap berkewajiban untuk membacakan akta. Akta Notaris yang tidak dibacakan bukan hanya berakibat akta tersebut hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan, tetapi juga menimbulkan kerugian kepada pihak yang merasa dirugikan, dan merusak kepercayaan masyarakat kepada lembaga Notaris, serta Notaris yang melakukan pelanggaran dapat dikenai sanksi. UUJN tidak mengatur secara tegas mengenai sanksi terhadap Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pembacaan akta, selain itu sanksi yang diatur dalam UUJN kurang sistematis, jadi sanksi terhadap Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 16 ayat (1) huruf l dan pasal 16 ayat (7) UUJN diatur secara implisit dalam pasal 9 ayat (1) huruf d dan pasal 12 huruf d UUJN yang berturut-turut mengatur mengenai pemberhentian sementara dan pemberhentian dengan tidak hormat. UUJN harus mengatur secara tegas mengenai sanksi yang dikenakan terhadap Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pembacaan akta, mengingat banyaknya akibat yang dapat ditimbulkan karena tidak dibacakannya akta Notaris, selain itu diharapkan agar ketentuan sanksi yang diatur dalam UUJN tersusun secara sistematis.

This thesis discusses about the Sanctions that regulated in Act Number 30 of 2004 Concerning Notary to the Notary Who Does Not Fulfill Obligations Regarding the reading of the Deed, with the subjects matter : how is the implementation of article 16 paragraph (1) letter l and article 16 paragraph (7) Act Number 30 of 2004 concerning Notary on the reading of Notary deed , what is the effect if the Notary deed does not read, and sanctions provided for in Law Number 30 Year 2004 concerning Notary to Notary who do not comply with the reading of the deed. To answer the problem, we conducted normative research with type of evaluative research, and then conducted a qualitative data processing, as well as inductive inference making. Implementation of the reading of the deed provided for in Article 16 paragraph (1) letter l and article 16 paragraph (7) Act Number 30 of 2004 concerning Notary are liabilities with the exception, which the meaning Notary shall read out the deed in the presence of the party as provided in Article 16 paragraph (1) letter l UUJN, except if person would that not be read because the deed had been read on their own, know and understand the contents of the deed, with the provisions of Article 16, paragraph (7) UUJN, but if the party does not want to read the deed, Notary is still obliged to read out the deed. The effect if the Notary deed does not read not only will have the force of evidence as a deed under the hand, but also great harm to those who feel aggrieved, and undermine public confidence in the institutions Notary, and Notary Public who commits an offense can be punishable. Act Number 30 of 2004 concerning Notary does not expressly set of sanctions against to the notary who violates the provisions of the reading of the deed, in addition to sanctions provided for in Act Number 30 of 2004 concerning Notary less systematic, so sanctions against the Notary who violates section 16 paragraph (1) letter l and article 16 paragraph (7) Act Number 30 of 2004 concerning Notary implicitly regulated in Article 9 paragraph (1) letter d and Article 12 letter d UUJN successive set of suspension and dismissal with dishonor. Act Number 30 of 2004 concerning Notary must be set firmly on the sanctions imposed against Notary who violates the provisions of the reading of the deed, considering the number of consequences that can result from not recited Notary deed, but it is expected that the penalty provisions set forth in Act Number 30 of 2004 concerning Notary arranged in a systematic."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31880
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Prima
"ABSTRAK
Akibat hukum dari adanya pernyataan pailit, menyebabkan si pailit demi hukum kehilangan haknya untuk berbuat bebas terhadap kekayaannya yang termasuk dalam kepailitan, begitu pula hak untuk mengurusnya, sejak tanggal putusan pailit diucapkan. Bagi orang pribadi yang berprofesi sebagai notaris, putusan pailit tersebut tidak hanya menyebabkan ia kehilangan hak untuk berbuat dan mengurus kekayaannya yang masuk dalam boedel pailit saja, tetapi lebih dari itu dapat menyebabkan ia diberhentikan dari jabatannya sebagai notaris. Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana akibat hukum kepailitan terhadap orang pribadi yang berprofesi sebagai notaris, adanya ketentuan sanksi yang mengatur tentang pemberhentian notaris secara tidak hormat apabila dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana diatur dalam Pasal 12 huruf a Undang-Undang Jabatan Notaris, menimbulkan ketidak- jelasan mengenai kedudukan notaris sebagai debitor atau wakil dari jabatannya.

ABSTRACT
The legal consequences of the existence of a bankrupt statement, causes the person experiencing bankruptcy, for the sake of law losing his/her rights to act freely upon his/her wealth which included in bankruptcy, and also the right to maintain them, since the date of bankruptcy verdict is established. For an individual person whose profession as a notary, that bankrupt statement not only causes him/her losing his/her right to maintain his/her wealth which included in the inheritance of bankruptcy , but more than that may cause him/her to be dismissed from his/her position as a notary. The writer has objectives in conducting this research, which are to find out and analyze how the legal consequences of bankruptcy concerning an individual person having profession as a notary. The existence of sanctions provisions governing notary dishonorable discharge if declared bankrupt by a court decision that has obtained legal force remains as stipulated in Article 12 letter a Law of Notary Position, causing uncertainty about the capacity of a notary whether as a debtor or a representative from his position.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Wuri Pawestri
"Tesis ini membahas tentang pelanggaran sumpah jabatan Notaris yang dilakukan oleh Notaris dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pejabat umum. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh langsung melalui penelusuran kepustakaan atau dokumentasi, sedangkan metode analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisa data secara kualitatif yang bersifat eksplanatoris analitis.
Hasil dari Penelitian, menyimpulkan Notaris yang melakukan perbuatan yang melanggar sumpah jabatannya sebagai seorang Notaris akan dikenakan pertanggungjawaban berupa perdata, pidana, administrasi, dan agar supaya terhindar dari masalah pelanggaran sumpah jabatan, dalam melakukan tugasnya, Notaris harus memiliki moral dan integritas yang mantab dan selalu berpedoman kepada Undang-Undang Jabatan Notaris.

This thesis discusses the oath of office violations committed by Notary Public Notary in performing his duties as a public official. The type of data used in this research is secondary data is data obtained directly through a search of the literature or documentation, while the data analysis method used in this research is using qualitative data analysis method that is explanatory analytical.
The results of the study, concluded notaries who perform acts that violated his oath of office as a Notary will incur liability in the form of civil, criminal, administration, and in order to avoid the violation of the oath of office, in performing its duties, a notary must have morals and integrity mantab and always referring to the Notary Act.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T46786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Asrun
"Notaris yang melakukan tindak pidana perzinahan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, oleh Majelis Pemeriksa Pusat Notaris melalui putusannya Nomor 31/B/MPPN/VII/ 2020, telah dijatuhkan sanksi pemberhentian sementara selama 6 (enam) bulan terhadap notaris, karena terbukti melakukan perbuatan tercela yaitu melanggar norma agama, susila dan adat, berdasarkan pasal 9 ayat (1) huruf c undang-undang jabatan notaris. Kekeliruan penerapan hukum oleh Majelis, dimana perzinahan merupakan perbuatan yang merendahkan kehormatan dan martabat jabatan Notaris, yang seharusnya berdasarkan pasal 12 huruf c undang-undang jabatan notaris, dikenakan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat dari jabatannya. Yang menjadi masalah pokok bahasan dalam tesis ini, yaitu bagaimana kualifikasi tindak pidana perzinahan dalam sanksi jabatan atau etika notaris serta bagaimana kewenangan dewan kehormatan dan majelis pengawas notaris, dalam memeriksa dan menjatuhkan sanksi terhadap perbuatan perzinahan yang dikualifikasikan sebagai pelanggaran etik dan jabatan tindak pidana yang ancaman hukumannya dibawah 5 (lima) tahun termasuk perzinahan, tidak mendapatkan pengaturan yang jelas dalam sanksi jabatan Notaris, sebagaimana di atur dalam undang-undang jabatan notaris. Dalam menjawab masalah tersebut, digunakan metode penelitian yuridis normatif dengan tipologi penelitian deskriptif analisis, dimana hasil dari penelitian ditemukan bahwa perzinahan merupakan pengingkaran terhadap lembaga perkawinan, yang termasuk perbuatan yang melanggar norma agama dan susila. Dalam hal adanya konflik antara norma hukum dan norma moral, maka norma moral yang harus diterapkan dalam kasus ini. Perlu adanya pengaturan norma moral yang dirumuskan dalam Kode Etik Notaris secara jelas dan lengkap, sehingga tidak terjadi tumpang tindih, dalam penjatuhan sanksi atas pelanggaran moral dan hukum.

Notary public who commit adultery crimes based on a court ruling that has had a permanent legal force, by the Central Audit Board of Notary Public through its decision No. 31/B/MPPN/VII/ 2020, has been sanctioned temporary dismissal for 6 (six) months against notary public, because it is proven to commit a despicable act that violates religious norms, morals and customs, based on article 9 paragraph (1) letter c of the notary position law. The misapplied of the law by the Tribunal, where adultery is an act that demeans the honor and dignity of the notary position, which should be based on article 12 letter c of the law of the notary office, shall be sanctioned disrespectful dismissal from his office. The main issues in this thesis, namely how the qualification of adultery crimes in the sanction of office or notary ethics and how the authority of the honorary board and the notary supervisory panel, in examining and imposing sanctions against adultery that is qualified as a violation of ethics and the position of criminal acts whose threat of punishment under 5 (five) years including adultery, do not get a clear arrangement in the sanction of notary position , as stipulated in the law of notary positions. In answering the problem, normative juridical research methods are used with descriptive research typology analysis, where the results of the research found that adultery is a denial of the institution of marriage, which includes acts that violate religious and moral norms. In the event of a conflict between legal norms and moral norms, then moral norms should be applied in this case. There needs to be a clear and complete regulation of moral norms formulated in the Notary Code of Conduct, so that there is no overlap, in the imposition of sanctions for moral and legal violations."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Sera Chandi Erari
"Permasalahan hukum yang dibahas dalam Tesis ini mengenai pelaksanaan jabatan Notaris berdasarkan Undang Undang Jabatan Notaris dalam pembuatan Akta Pernyataan Keputusan Rapat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas. Penelitian ini terkait dengan penerbitan dua Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.Anugerah Tapin Persada dengan keputusan yang berbeda yang dibuat oleh Notaris X.

The law problem of my research was concerned about notary accomplishment function based on Indonesian notary act to made deed of shareholders resolution of the extraordinary general meeting as mean on Indonesian company act. The research is about two deed of shareholders resolution of the extraordinary general meeting of shareholder of PT. Anugerah Tapin Persada who was made by notary x with different resolution."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27442
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>