Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arijanto Salmoen Wargadinata
Abstrak :
Korosi adalah proses alami yang terjadi pada material logam yang berakibat menurunnya kekuatan dari material logam tersebut. Proses korosi yang terjadi secara alami ini sangat sulit dihindari , usaha yang dilakukan hanyalah menghambat laju korosi yang terjadi dengan cara melakukan pencegahannya. Penggunaan pelat baja sebagai pilihan material suatu peralatan teknik, sering didatangkan dari mancanegara mengingat kwalitas /standard dari material tersebut belum diproduksi didalam negeri. Kasus yang dijumpai dilapangan menjelaskan bahwa, didalam gudang penyimpanan Tanjung Periuk didapatkan tidak kurang dari 20 % jumlah import material pelat baja dengan standard JIS G 3101 yang sesuai dokumen penyerta terserang korosi. Penelitian di lakukan terhadap sampel pelat baja JIS G 3101, guna mengetahui sebab terjadinya korosi pada material tersebut dan menjawab sampai sejauh mama pengaruhnya terhadap perubahan kekuatan material pelat baja itu.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Setiawan
Abstrak :
Pada penelitian ini diamati hasil proses plasma nitriding dan plasma nitrocarburizing pada Baja SKD61 . Dilakukan pre-treatment sebelum dilakukan plasma. Nilai kekerasan optimum yang didapatkan setelah proses pre-treatment sebesar  504 HV. Kekerasan optimum yang didapat pada sampel plasma nitriding yaitu sebesar 603 HV yang dicapai pada temperatur 400oC dan 500oC selama 4 jam. Pada plasma nitrocarburizing kekerasan optimum yang didapat yaitu 830 HV dengan temperatur 500oC selama 4 jam. Hasil ketahanan aus atau specific wear optimum pada sampel plasma nitriding sebesar 0.19 x10-6mm2/kg yang dicapai pada temperatur 400oC dan 500oC selama 4 jam. Pada plasma nitrocarburizing ketahanan aus sebesar 0.11 x10-6mm2/kg dengan temperatur 400oC selama 4 jam dan 0.08 x10-6mm2/kg yang dicapai pada temperatur 500oC selama 4 jam. Hasil pengujian XRD menunjukan fasa yang terbentuk pada compound layer hasil plasma nitriding yaitu fasa iron nitride berupa FeNx, e-Fe2-3N dan g’-Fe4N. Sedangkan fasa yang terbentuk pada compound layer hasil plasma nitrocarburizing yaitu fasa iron nitrid dan juga fasa iron carbonitride FeN, FeNx, e-Fe2-3N atau e-Fe2-3 (N,C) dan Fe3C. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa plasma nitriding dan plasma nitrocarbuzing berhasil meningkatkan sifat mekanik berupa kekerasan dan ketahanan aus pada baja SKD61. ...... This study observed the results of plasma nitriding and plasma nitrocarburizing processes on SKD61 Steel. Pre-treatment was carried out before plasma was performed. The optimum hardness value obtained after the pre-treatment process was 504 HV. The optimum hardness obtained in the plasma nitriding sample is 603 HV with  temperatures of 400oC and 500oC for 4 hours. In plasma nitrocarburizing, the optimum hardness obtained is 830 HV at a temperature of 500oC for 4 hours. The optimum wear resistance or specific wear results on plasma nitriding samples are 0.19 x10-6mm2/kg with temperatures of 400oC and 500oC for 4 hours. In plasma nitrocarburizing, the wear resistance is 0.11 x10-6mm2/kg with temperatures of 400oC for 4 hours and 0.08 x10-6mm2/kg with temperature of 500oC for 4 hours. XRD test results show that the phase formed in the plasma nitriding compound layer is the iron nitride phase in the form of FeNx, e-Fe2-3N, and g'-Fe4N. Meanwhile, the phases formed in the compound layer resulting from plasma nitrocarburizing are iron nitride, iron carbonitride FeN, FeNx, e-Fe2-3N, or e-Fe2-3(N,C) and Fe3C . The results of the above research on plasma nitriding and plasma nitrocarburizing have improved the mechanical properties of hardness and wear resistance of SKD61 steel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The result of research showed that the nodular ductile iron intends to get core nodular austemper Ductile iron without heat treatment, and without added alloy too. The methode which is done just by increasing element Mn = 0,9 % and Cu = 0,5 %, so have mechanical behaviur's ADI. The result of making nodular ductile iron by increasing element Mn and Cu that strenght tensile average 898, I0 N/mm , elongation 5, 37 % and hardness 263 HB. As follow JIS standar that is showing of mechanics characters which approaches Austemper Ductile iron lowest level.
Jurnal Teknologi, Vol. 15 (3) September 2001 : 280-285, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-280
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang minimalisasi tegangan sisa dan peningkatkan sifat mampu bentuk Baja JTS G-3141 SPCC dengan proses anil. Sampel bahan uji adalah baja karbon sangat rendah produk PT. Krakatau Steel tebal 0,7 mm, hasil pengerolan dingin dari keluran rol panas tebal 2,25 mm. Proses anil dialiri gas argon secara kontinyu dan dilakukan dengan variasi temperatur ( 550, 600, 650, 670, 690, 710 dan 750) °C dan variasi waktu (15, 30, 45, 60 dan 75) menit. Hasil pengujian tarik menunjukkan adanya peningkatan indikasi mampu bentuk yaitu peningkatan nilai koefisien pengerasan regang (n), peningkatan nilai koefisien anisotropi (r), peningkatan nampak mulai optimum pada panas anil 710 °C, serta adanya peningkatan elongation. Hasil uji kemampuan ubah mampu bentuk, yaitu uji penarikan rentang (streching), pada panas anil 710 °C dengan waktu 30 menit didapat hasil kedalaman streching sebesar 19,35 mm (kedalaman ini sudah optimum karena untuk pemanasan lebih tinggi peningkatannya tidak begitu beda). Pengujian tegangan sisa dengan teknik difraksi sinar-X, didapatkan adanya penurunan tegangan sisa, dimana tegangan sisa mulai minimum juga pada pemanasan anil 710 °C dengan waktu tahan 30 menit. Hasil uji metalografi memperkuat hasil uji tegangan sisa dimana pada temperatur 710 °C dengan waktu tahan 30 menit, butir-butir permukaan sudah mengindikasikan adanya bebas regangan, sedangkan pada waktu tahan 15 menit masih terdapat bentuk pipih memanjang (indikasi belum bebas regangan). Disamping kenaikan ubah bentuk dan turunnya tegangan sisa kenaikan panas anil juga diikuti turunnya kuat tarik, kuat luluh, dan kekerasan, penurunan optimum juga pada temperatur 710 °C.
An investigation on minimalization of residual stress and formability improvement of JIS G-3141 SPCC steel by annealing has been carried out. The samples are low carbon steel produced by PT. Krakatau Steel as thick as 0.7 mm. Cold rolling of the samples resulted from hot rolling produced a thickness of 2.25 mm. The annealing process was done at various temperatures, i.e. 550, 600, 650, 670, 690, 710 and 750 °C, and for a variety of time, i.e. 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. The tensile test of the samples showed that there was an indication of formability improvement, e.g. strain hardening coefficient (n), unisotrophy coeficient (.r), and elongation improvement, the optimum values of which are reached at 710 °C. The formability test was done by stretching, and the optimum stretching was at 710 °C for 30 minutes resulted in a stretch depth of 19.35 mm. The residual stress test was done by X-Ray diffraction technique and indicated residual stress decrease; the minimum residual stress was reached at the annealing temperature of 710 °C for 30 minutes. Metallographic examination of the samples also showed that there was an indication of strain free for the annealing stress decrease, the increasing annealing temperature also resulted in decrease in tensile strength, yield strength, and hardness, the lowest values of which was reached at the annealing temperature 710 °C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widharto
Abstrak :
Ada beberapa metode untuk mendapatkan nilai kapasitas pendinginan dari suatu unit air conditioner. Metode tersebut adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode ini didapatkan berdasarkan karakteristik dari udara yang didinginkan. Untuk melihat karakteristik udara yang didinginkan dapat dilihat pada suatu diagram psikrometrik. Metode tidak langsung digunakan untuk mencari nilai kapasitas pendinginan, Rasio Ensiensi Energi / Efficiency Energy Ratio( E.E.R ) dan lain sebagainya daiam penulisan ini. Udara dingin yang dihasilkan dan unit AC masuk kesuatu alat yang disebut (terowongan entalpi)/cord tester, dimana udara tersebut kemudian diketahui sifat-sifatnya dengan hanya mengetahui 2 variabel yaitu temperatur Dry-bulb dan temperatur wet-bulb. Dengan mengetahui sifat udara yang didinginkan dan udara yang diset-up pada temperatur kamar yaitu sekitar 27°C maka akan didapatkan suatu nilai energi dari tiap satuan berat udara yang disebut entaipi yang mana nantinya sangat berperan dalam perhitungan kapasitas pendinginan. Ruangan pengujian air conditioning ini disebut ruang kalorimeter dimana mengacu pada JIS 9612-1994 yang terdiri dari indoors room dan outdoors room. Pada indoors room ditempatkan unit evaporator dan untuk outdoors room ditempatkan unit kondenser. kompresor maupun katup ekspansi dari unit AC yang akan diuji. ......There are some method to obtain cooling capacity value from a unit air conditioning. Those method are direct and indirect system. Both method direct and indirect are based on characteristic of air which will be cooled. Characteristic of air can be seen in psychrometric diagram. This paper use indirect method that is used to obtain Cooling capacity, efficiency energy ratio ( EER), etc. Air cooling which is produced by air conditioning unit will move into tunnel enthalpy/cord tester. ln this place, the air can be seen all of properties although only two variabet are wet-bulb and dry-bulb temperature that is known previously. By knowing properties of air that is cooled and the air which is set-up become temperature of room, it?s 27°C, so The enthalpy of air can be obtained by that relation. After enthalpy value is determined the value of cooling capacity can be found easily. The air conditioning test room is called room calorimeter that refer JIS 9612 C-1994. lt consist of indoors and outdoor room. Indoors room is placed evaporator unit and outdoors room are placed condenser, compressor, expansion valve unit of air conditionig unit that will be test.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albi Erlangga Aryatama
Abstrak :
Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tentunya dibutuhkan pula komponen alat produksi pada industri yang mampu menahan kondisi operasi agresif yang mengakibatkan kegagalan material seperti keausan, korosi dan oksidasi temperatur tinggi. Salah satu metode pelapisan material untuk menangani dan mencegah kegagalan tersebut adalah Thermal Spray. Pada penelitian ini, material JIS G 3132 SPHT-2 dan ASTM A213 - T91 diberi perlakuan grit blasting dengan variasi tekanan 2 bar, 3 bar, 4 bar dan 5 bar untuk mendapatkan kekasaran permukaan yang berbeda. Lalu material diperlakukan proses pelapisan dengan metode pelapisan High Velocity Oxygen Fuel. Karakterisasi hasil pelapisan difokuskan pada struktur mikro, morfologi lapisan yang terbentuk, jumlah porositas, distribusi kekerasan dan laju keausan lapisan. Penambahan tekanan grit blasting menghasilkan kekasaran permukaan substrat yang meningkat. Hasil pelapisan menghasilkan struktur mikro yang bertumpuk atau lamel dengan porositas dibawah 2%, dan kekerasan yang dihasilkan sebesar 872 HV. Namun, tidak terdapat pengaruh kekasaran permukaan terhadap laju keausan maupun kekerasan yang diperoleh. ......As technology develops, industries require production component that can withstand agressive operating condition that leads to failure, such as wear, corrosion and high temperature oxidation. Thermal spray is a method to handle and prevent failures of material. In this study, substrate was roughened with grit blasting pressure variation of 2 bar, 3 bar, 4 bar and 5 bar to get the varied surface roughness. Material used was subject to be coated with High Velocity Oxygen Fuel thermal spraying. Characterization of coating deposits focused on microstructure, morphology of the coating, porosity, hardness distribution and wear rate. With the increasing of grit blast pressure, results in a more rough surface. Coating results in a lamellae structure with porosity percentage under 2% and coating hardness to 872 HV. But, there is no direct effect of the surface roughness to the wear rate nor the hardness.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armando Pensa Marihat S.
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai perilaku pelat papan partikel cacah kotak aseptik. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan desain campuran papan partikel yang terbaik sesuai peraturan JIS A 5908:2003 dan SNI 03?2105?2006. Papan partikel terbuat dari bahan aseptik yang merupakan bahan yang digunakan untuk kemasan minuman kotak. Untuk perekat papan partikel digunakan phenol formaldehida. Phenol formaldehida berbentuk cair dan proses perekatannya dengan hot press sebesar 10 kg/cm2 atau 15 kg/cm2. Pada penelitian yang ditinjau adalah uji kimia, fisik, mekanik, dan beban garis. Didapat hasil campuran terbaik pada ukuran cacah kotak aseptik 50 mm x 5 mm, 10% phenol formaldehida, tebal papan 1 cm, non glassir, dan tekanan 15 kg/cm2 sedangkan dari uji beban garis didapat hasil bahwa papan partikel tidak getas dan kuat menahan tekan. Dari hasil study memperlihatkan bahwa papan partikel cacah kotak aseptik yang dibuat cocok digunakan untuk papan partisi, plafond, dan furniture. ......This final assignment discusses about the behavior of particleboard plate made of shredded aseptic boxes. The purpose of this study is to obtain a mixture of particleboard which best fits the regulations JIS A 5908:2003 and SNI 03-2105-2006. Adhesive used for particleboard was phenol formaldehyde. The phenol formaldehyde is liquid and with hot press at 10 kg/cm2 or 15 kg/cm2 it becomes solid glue material. In the research chemical test, physical test, mechanical test, and knife edge load test are conducted. The best results obtained were for the size of the shredded mixture aseptic boxes 50 mm x 5 mm, 10% phenol formaldehyde, 1 cm thick board, non glassir, and pressure of 15 kg/cm2 while from plate test results particleboard showed a not brittle state and can withstand the press. From the study results showed that the particle board shredded aseptic boxes suitable is used to partition board, plafond, and furniture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library