Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Chaezienul Ulum
Abstrak :
buku ini membahas tentang suatu reaksi multi level yang dilakukan dalam ranah kebijakan terkait lingkungan.
Malang: UB Press, 2017
363.7 CHA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiri Mulki
Abstrak :
Tesis ini menjelaskan mengenai implikasi reformasi kebijakan sektor kehutanan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia karena adanya dorongan dari lembaga keuangan multilateral, JMF (International Monetary Fund) agar pemerintah Indonesia melakukan liberalisasi sektor kehutanan, terutama alur perdagangan kayu bulat produksi hutan Indonesia. Ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini akan mencakup pembahasan mengenai kebijakan JMF dalam merumuskan program penyesuaian struktural (SAP, Structural Adjustment Programme) sektor kehutanan Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implikasi apakah yang kemudian timbul dari reformasi kebijakan pengelolaan sektor kehutanan Indonesia tersebut. Tesis ini diawali dengan menjelaskan gambaran umum mengenai sejarah kebijakan pengelolaan hutan Indonesia sejak masa pemerintahan kolonial Belanda hingga masa pemerintahan Orde Baru. Tesis ini juga menjelaskan mengenai Jatar belakang keterlibatan IMF dalam isu lingkungan global hingga akhirnya merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan isu lingkungan sebagai prasayarat pencairan dana pinjaman bagi negara-negara debitor. Periodisasi penelitian ini dimulai pada tahun 1998 hingga tahun 2001, yakni pada saat sektor kehutanan Indonesia berada dalam program penyesuaian struktural IMF. Dalam menjelaskan implikasi kebijakan SAP IMF terhadap kerusakan hutan Indonesia, penulis menggunakan konsep Sustainable Development yang digagas oleh Komisi Bruntland sejak tahun 1983 dan konsep Aktor Organisasi lnternasional yang dikemukakan oleh Gareth Porter dan Janet Welsh Brown. Kedua konsep ini menunjukkan bahwa terjadi pertentangan dalam memaknai pembangunan ekonomi di sebuah negara. Konsep sustainable development menempatkan pembangunan ekonomi sejajar dengan kelestarian lingkungan,sedangkan konsep aktor organisasi internasional memiliki power untuk memaksa suatu negara untuk menerapkan kebijakan pembangunan ekonomi yang dibuat aktor organisasi intemasional tersebut, meskipun kebijakan tersebut berdampak negatif bagi sektor lingkungan di negara tersebut. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif untuk menggambarkan implikasi kebijakan penyesuaian struktural IMF terhadap proses pengrusakan sektor kehutanan Indonesia. Data yang digunakan berupa data sekunder yang telah dipublikasikan, seperti buku, jumal, dokumen, artikel, media cetak, dan juga laporan data statistik yang telah dikumpulkan dari penelitian terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh instansi pemerintah atau organisasi resmi lainnya yang relevan dengan penelitian yang akan disusun. Data sekunder ini diperoleh baik melalui perpustakaan umum, instansi pemerintah, media cetak maupun elektronik, koleksi pribadi penulis, situs internet, dan sebagainya. Metode analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode analisis data kuantitatif yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut untuk rnelihat bagaimana hasil interpretasi pengolahan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan program penyesuaian struktural sektor kehutanan Indonesia yang diusung oleh IMF, terutama liberalisasi perdagangan kayu bulat produksi hutan Indonesia, berimplikasi negatif bagi keberadaan hutan alam Indonesia. Asumsi awal IMF agar harga kayu Indonesia dapat bersaing di pasar intemasional serta untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku kayu tidak terbukti. Yang terjadi justru tingkat kerusakan hutan (deforestasi) yang meningkat secara siginifikan pada saat kebijakan tersebut dilaksanakan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto Sulistyo Nugroho
Abstrak :
Kebakaran hutan di Indonesia merupakan salah satu masalah lingkungan yang terbesar karena hampir selalu terjadi setiap tahun dalam 30 tahun terakhir. Kebakaran hutan di tahun 1992-93 and 1997-98 telah menyebabkan masalah yang luas baik dalam skala nasional maupun regional. Kebakaran tersebut telah merusak jutaan hektar hutan dan lahan sehingga menyebabkan kerugian ekonomi, munculnya asap hitam, masalah sosial termasuk berbagai penyakit, dan kehancuran lingkungan. Usaha perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi akan sangat sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Kebakaran hutan terjadi jika kalor yang dilepaskan dari proses kebakaran melebihi kalor yang dapat dilepaskan ke lingkungan. Kebakaran umumnya diawali oleh api kecil, sehingga sangat dipengaruhi oleh kekuatan sumber api. Pada saat kebakaran hutan mulai membesar, api akan terus membesar walaupun sumber telah dihilangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sifat pembakaran spontan dari berbagai bahan bakar hutan seperti sabut kelapa sawit, serpihan kayu, gambut dan batubara muda. Penelitian ini akan dapat memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap peran mekanisme pemanasan spontan sebagai sumber kalor/panas bagi pembakaran spontan bahan bakar hutan. Hasil pengukuran seperti temperatur kritis dan parameter kinetika oksidasi digunakan sebagai dasar untuk menentukan sifat terbakar sendiri dari sampel yang diuji. Hasil penelitian terhadap sabut kelapa sawit, gambut, serpihan kayu dan batubara muda memperlihatkan bahwa material ini memiliki kecenderungan untuk terbakar sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa hasil yang ditunjukkan ini diperoleh dari penelitian skala laboratorium dengan berbagai parameter pengujian yang diatur secara cermat. Keinginan untuk memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk skala yang lebih besar masih rnemerlukan pengkajian lebih lanjut. Sifat pembakaran spontan dari sampel yang diteliti dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti temperatur ambien, kandungan air, sifat kimia dan fisika sampel, ukuran basket dan luas permukaan. ...... Forest fires in Indonesia remains one of the greatest environmental problems since it happens almost every years during the past 30 years. The forest fires in 1982-1983 and 1997-1998 resulted in widespread problems nationally and regionally. The fires destroyed millions ha of forest and land which caused financial losses, produced great black smoke, caused social problems including many diseases, and environmental catastrophy. Regeneration of the losses will be very difficult and take years. Forest fires occurs when the heat evolved from combustion is sufficient to overcome heat losses. Ignition is initiated by a source of heat such as a flame. At first the ignition process is influenced by the source. Once started, forest fires can continue eventhough the source of heat have been removed. The objectives of this research work are to study the self-ignition behaviours of forest fuels such as wood debris, peat, palm shell and low rank coals. This study will provide initial explanations on the role of self-heating mechanism as the source of heating for spontaneous combustion of forest fuels. The measured experimental values of the critical ambient temperatures and the kinetic oxidation parameters are used as the basis of determination of the self-ignition propensity of the samples. The experimental results using palm shell, peat, wood debris and low rank coal showed that there is a tendency for these fuels to combust spontaneously. However, one realised that the experimental works were carried out in small-laboratory scale within a carefully controlled conditions. An attempt to extrapolate the results to full scale problems requires further justification. The self-ignition behaviour of the samples were affected by various factors including ambient temperature, moisture content, chemical and physical properties of the samples, basket sizes, and surface areas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Alphatonia Christy
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang faktor ramah lingkungan yang ada pada batik. Dengan gap penelitian yang berhubungan dengan kinerja pengrajin batik dan kesediaan membeli produk batik pada harga premium oleh konsumen. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa masih kurangnya pengetahuan konsumen terhadap isu keunikan dan ramah lingkungan pada batik. Meskipun begitu, konsumen tetap menunjukkan dukungan dan kesediaan membeli produk batik berkualitas yang diproduksi dari praktek bisnis yang melakukan tanggung jawab lingkungan. Tesis ini menyarankan kepada produsen batik untuk menciptakan nilai lebih seperti nilai emosional yang bisa membuat batik sebagai identitas Indonesia. Sedangkan untuk para konsumen, diharapkan untuk lebih menghargai batik Indonesia dan bisa dibanggakan pada komunitas Internasional. Hasil penelitian dari tesis ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan kepercayaan terhadap faktor ramah lingkungan tidak berpengaruh pada dukungan dan kesediaan membeli batik pada harga premium, hanyalah perhatian yang berpengaruh signifikan. ......This thesis analyzes ethical issues that related to eco friendly factors in Batik. The research gap has relation between the batik producer and willingness to buy high quality batik by customer. From the result, there are lack of customer knowledges about eco friendly factors. In spite of that, the customer still want to support and having intention to buy premium batik product which made by environmentally responsible business. This thesis suggest to the batik producer to create more values in batik like emotional value as Indonesian identity. For customer, this thesis suggest to more appreaciate to Indonesia Batik that can be proud in the International community. The result from this research, if knowledge and belief of eco friendly factors does not have impact on support and willingness to buy premium batik product. In other hand, the concern of eco friendly factor has impact to support and willingness to buy premium batik product.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frilisya
Abstrak :
(Skripsi ini membahas mengenai pengembangan kapital sosial dan manfaat kapital sosial pada Bank Sampah Malakasari di Bank Sampah Malakasari, Jakarta Timur). Sampah yang terus menumpuk dan dibuang begitu saja ke TPA terus bertambah dan menjadi masalah yang tidak ada penyelesaiannya. Pemerintah sudah banyak mengupayakan solusi agar masalah sampah di perkotaan tidak semakin bertambah. Melalui Peraturan Menteri yang menetapkan 3R, bank sampah dirasa dapat menjadi solusi untuk sampah. Bank sampah tentunya tidak bergerak sendiri, ia membutuhkan kerja sama dengan pihak lain. Kerja sama yang ada di bank sampah terbentuk karena adanya kapital sosial. Tanpa hal tersebut bank sampah tidak akan bertahan sampai saat ini. Penelitian ini menjelaskan bagaimana proses pengembangan kapital sosial serta manfaat kapital sosial yang menjadi sumber daya bernilai bagi suatu kelompok. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep antara lain, kesejahteraan sosial dan isu lingkungan, pengelolaan sampah pada bank sampah, dan kapital sosial. Isu lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan manusia menjadi penting dibahas dan dilihat dari masalah sampah. Hal ini berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yang harus memperhatikan kebutuhan saat ini tanpa menghancurkan pemenuhan kebutuhan generasi selanjutanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Adapun pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 5 bulan di tengah pandemi Covid-19. melalui wawancara dengan 7 informan. Wawancara ini dilakukan secara online. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Pelopor, pengurus, nasabah, dan pembeli tetap bank sampah. Selain dari wawancara, pengambilan data ini menggunakan teknik observasi. Hal ini dilakukan pada saat pandemi Covid-19 mulai menurun dan pemerintah mulai melonggarkan pengetatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kapital sosial terjadi pada relasi awal bank sampah dengan nasabah dan pembeli juga proses mempertahan hubungan dengan nasabah dan pembeli yang dilihat dari komponen pembentuk kapital sosial. Komponen tersebut berupa, obligations, expectations, and trustworthiness of structures, information channels, dan norms and effective sanctions. Serta Kapital sosial tersebut memberikan manfaat banyak kepada bank sampah yang dilihat dari pengembangan hubungan sosial, pengaruh, kontrol, dan kekuasaan, dan juga solidaritas. ......(This thesis discusses the development of social capital and the benefits of social capital at the Malakasari Waste Bank at the Malakasari Waste Bank, East Jakarta). Garbage that continues to pile up and is simply thrown into the landfill continues to grow and becomes a problem that has no solution. The government has tried many solutions so that the waste problem in urban areas does not increase. Through a Ministerial Regulation that stipulates 3R, waste banks are a solution for waste. Garbage bank certainly does not move alone, it requires cooperation with other parties. The cooperation that exists in the waste bank is formed because of the existence of social capital. Without it, the waste bank will not survive to this day. This study explains how the process of developing social capital and the benefits of social capital become a valuable resource for a group. This study uses several concepts, among others, social welfare and environmental issues, waste management in waste banks, and social capital. Environmental issues that affect human life are important to be discussed and viewed from the waste problem. This is related to sustainable development which must pay attention to the needs of the present without destroying the fulfillment of the needs of the next generation. This research is qualitative research with a descriptive design. The data collection in this study was carried out within a period of 5 months during the Covid-19 pandemic. through interviews with 7 informants. This interview was conducted online. Informants in this study consisted of Pioneers, administrators, customers, and regular buyers of waste banks. Apart from interviews, this data collection uses observation techniques. This was done at a time when the Covid-19 pandemic began to decline, and the government began to loosen restrictions. The results show that the development of social capital occurs in the initial relationship of the waste bank with customers and buyers as well as the process of maintaining relationships with customers and buyers as seen from the components that make up social capital. These components are obligations, expectations, and trustworthiness of structures, information channels, and norms and effective sanctions. And social capital provides many benefits to the waste bank, which can be seen from the development of social relations, influence, control, and power, as well as solidarity.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Defani Dionsyah
Abstrak :
Andil masyarakat dalam isu-isu lingkungan masih lemah dikarenakan kurangnya partisipasi individu di masyarakat. Hal ini akan dapat diatasi melalui aktivisme lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana identitas lingkungan dan pengetahuan lingkungan dapat memprediksi aktivisme lingkungan. Terdapat tiga model yang diuji untuk mengetahui hubungan antara identitas lingkungan, dan pengetahuan lingkungan terhadap aktivisme lingkungan. Analisis yang digunakan adalah analisis korelasional, analisis jalur, dan analisis regresi linear berganda. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat Sarjana/Diploma angkatan 2018-2021 (N = 154). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara identitas lingkungan dan pengetahuan lingkungan secara simultan dalam memprediksi keterlibatan individu dalam aktivisme lingkungan. Hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam upaya meningkatkan partisipasi individu terhadap isu-isu lingkungan melalui peranan identitas lingkungan dan pengetahuan lingkungan dalam meningkatkan aktivisme lingkungan individu. ......Community’s participation in environmental issues is weak due to the low participation of individuals. This can be overcome through environmental activism. This study aims to examine how environmental identity, and environmental knowledge can predict environmental activism. The author tested three models to determine the relationship between environmental identity, and environmental knowledge on environmental activism. Correlational analysis, path analysis, and multiple linear regression analysis were used on undergraduate/diploma students of 2018-2021 (N = 154). The results showed that there is a simultaneously positive and significant relationship between environmental identity and environmental knowledge in predicting individual involvement in environmental activism. The results shown in this study can be used as a basis in the effort of increasing individual participation in environmental issues through the role of environmental identity and environmental knowledge by increasing individual environmental activism.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library