Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Febria Rizki
Abstrak :
Skripsi ini membahas variasi fonetis dan persebaran bahasa Minangkabau di Kecamatan Payakumbuh Timur. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap informan di setiap titik pengamatan. Pengolahan data dibuat dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penghitungan dialektometri dan penghimpunan berkas isoglos. Daftar tanyaan yang digunakan adalah kosakata dasar Swadesh, medan makna kekerabatan, dan medan makna sapaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Payakumbuh Timur memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Minangkabau. Saat ini bahasa Minangkabau masih menjadi bahasa utama di Kecamatan Payakumbuh Timur. ...... This research giving description about phonetic variation Minangkabau language in Payakumbuh Timur district. Data taken with interview method from informant in all research location. Making data process from dialectometri and isogloss file. Question list using basic Swadesh vocabulary, relatives vocabulary, and greetings. From the this research describe about in Payakumbuh Timur districts having same languanges, Minangkabau language. From this time, Minangkabau language still to be language majority in Payakumbuh Timur districts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Sari Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan upaya memverifikasi wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah karena penelitian kebahasaan di Kabupaten Cilacap sudah pernah dilakukan pada tahun 1993 sehingga adanya perbedaan situasi kebahasaan di Kabupaten Cilacap setelah lebih dari 20 tahun dapat diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa dan mengetahui faktor-faktor penyebab adanya perbedaan wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Wilayah pakai bahasa Sunda ada di bagian utara, barat, dan selatan Kabupaten Cilacap, sedangkan wilayah pakai bahasa Jawa ada di bagian tengah hingga timur Kabupaten Cilacap. Faktor penyebab perbedaan batas wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa, yaitu 1 jumlah titik pengamatan yang berbeda dengan penelitian tahun 1993, yaitu 67 titik pengamatan dalam penelitian ini dan 42 titik pengamatan dalam penelitian tahun 1993 dan 2 migrasi penduduk dari arah barat Kabupaten Cilacap, yaitu dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut.
ABSTRACT
This study verified the language territory of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency Central Java Province. The study of language mapping in Cilacap regency has ever been conducted in 1993 therefore, this study investigated the difference of language situation after more than 20 years of the latest research in this area. This study was aimed at determining the border of language region of Javanese and Sundanese and revealing the underlying factors causing the difference of language territory. This study employed qualitative method and quantitative analysis. The result of this study revealed that there was the difference of language territory border of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency. The language territory of Sundanese concentrated in the north, west, and south of the regency, meanwhile the language territory of Javanese concentrated in the centre until the east of the regency. There were two underlying factors that caused the difference of language territory border. Firstly, there was a difference in the number of the points of obervation between this study, which was 67 points and the study in 1993, which was 42 points. Secondly, there was human migration from the west part of Cilacap Regency. They were from Ciamis Regency, Banjar City, Pangandaran Regency, Tasimalaya Regency, and Garut Regency.
2017
T47526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Andriani
Abstrak :

ABSTRAK
Seperti telah diketahui, bahasa cenderung berubah sesuai dengan masyarakat pemakainya. Melihat pesatnya perkembangan di Jabotabek, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana situasi kebahasaan di Bekasi mengalami perubahan. Setelah 20 tahun yang lalu, tepatnya pada 1978, telah diadakan penelitian kebahasaan oleh Tawangsih.

Pada bidang historis komparatif terdapat 3 asumsi dasar yang makin membuat penulis tertarik, yaitu: Panama, sebagian dari kosakata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya. Kedua, retensi (ketahanan) kosakata dasar konstan sepanjang masa. Pada asumsi kedua ini dinyatakan, dari kosakata dasar yang ada dalam suatu bahasa, suatu persentase tertentu selalu akan bertahan dalam seribu tahun. Ketiga, perubahan kosakata dasar pada semua bahasa sama. Asumsi ketiga ini telah diuji dalam 13 bahasa. Hasilnya menunjukkan, dalam tiap seribu tahun, kosakata dasar suatu bahasa bertahan rata-rata 80,5%. Dari ketiga asumsi tersebut terlihat, bahasa berubah tiap seribu tahun sekali dengan persentase sekitar 20%.

Pada bidang dialektologi, telah dilakukan penelitian kebahasaan di daerah Massif Central, daerah yang dianggap kolot di Perancis. Hasilnya, telah memberikan bayangan pada kita bahwa perubahan terjadi dalam waktu sekitar 40-50 tahun. Jarak antara penelitian Tawangsih dan penelitian saat ini adalah 20 tahun. Mungkinkah sebuah bahasa dapat berubah dalam waktu 20 tahun?

Berlatar belakang hal-hal di ataslah penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian langsung (pupuan lapangan), menggunakan daftar pertanyaan, penentuan titik pengamatan pada 34 desa, pemilihan informan, semua sesuai dengan kriteria yang digunakan Tawangsih 20 tahun lalu. Setelah data diperoleh, dilakukan pemetaan data dengan sistem lambang, pembuatan berkas isoglos, perhitungan dialektometri, pembuatan peta hasil dialektometri yang biasa disebut sarang laba-laba, semua hasil tersebut dibandingkan dengan hasil penelitian Tawangsih untuk membuktikan perubahan kebahasaan yang ada.

Hasilnya, terlihat dan terbukti adanya kecenderungan perubahan leksikal pada situasi kebahasaan di Kabupaten Bekasi. Mencermati hal ini, maka kita perlu memikirkan kembali asumsi-asumsi yang ada selama ini, pada bidang leksikostatistik, glotokronologi, dan penelitian mutakhir pada bidang dialektologi di daerah Massif Central itu. Penelitian ini membuktikan pada kita bahwa kosakata dapat berubah dalam kurun waktu 20 tahun. Berarti, situasi kebahasaan terutama dalam bidang leksikal mengalami percepatan 1/2 kali dari dugaan sebelumnya. Dengan catatan, percepatan tersebut terjadi pada daerah yang dekat dengan wilayah pusat kegiatait kehidupan.
1998
S10991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dewi
Abstrak :

ABSTRAK
Penelitian yang saya lakukan adalah penelitian geografi dialek di Kotif Depok. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pertentangan antara perkembangan dialek Jakarta yang makin menanjak dan penelitian segi-segi dialek ini. Tujuan penelitian ini adalah mengadakan pemetaan bahasa guna memperoleh situasi kebahasaan di Kotif Depok.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pupuan lapangan. Peneliti turun langsung ke lapangan mendatangi informan guna memperoleh data berupa kosakata setempat berdasarkan daftar tanyaan yang telah disusun.

Adapun hasil dari pemetaan bahasa melalui penghimpunan isolgos dan penghitungan dialektometri adalah di Kotif Depok hanya terdapat satu daerah pakai bahasa; daerah pakai bahasa Betawi . Ciri fonetis bahasa Betawi di Kotif Depok merupakan ciri fonetis subdialek Pinggiran seperti yang dikemukakan oleh Muhadjir dalam Morfologi Dialek Jakarta. Di Kotif Depok juga ditemukan daerah pakai kosakata ora, sebagai penanda istilah Betawi Ora, di sebelah barat dan selatan.

Selain itu, dalam dialek ini banyak terdapat kosakata Jawa. Hal ini sesuai dengan asumsi Muhadjir bahwa dalam subdialek Pinggiran banyak terdapat kosakata Jawa. Kosakata lain yang terdapat dalam bahasa Betawi di Depok adalah Sunda, Bali, dan Belanda. Konstruksi kosakata bahasa Sunda juga turut mempengaruhi beberapa kosakata Betawi di Depok.
1997
S11114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Pratomo
Abstrak :

ABSTRAK
Hingga kini, jumlah kajian dialek bahasa-bahasa daerah di Indonesia jumlahnya masih dianggap belum seimbang dibandingkan dengan jumlah bahasa daerah berikut dialek-dialek dari bahasa-bahasa yang ada. Oleh sebab itu, kajian dialektologi terhadap bahasa-bahasa daerah di Indonesia masih perlu dilakukan. Salah satu bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur, jumlah dialek, dan wilayah sebar terbesar adalah bahasa Jawa.

Kabupaten Magetan yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah sebar bahasa Jawa. Daerah yang belum pernah diteliti dari sudut kebahasaan ini terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun daerah ini secara administratif berada di Jawa Timur dan akses interaksi sosial penduduknya juga lebih mudah ke Jawa Timur, masyarakatnya mengaku menggunakan dialek Yogya-Solo (Jawa Tengah) yang juga dikenal sebagai bahasa Jawa baku. Melalui penelitian ini, penulis ingin membuktikan kebenaran anggapan masyarakat Magetan selama ini.

Sebelum melakukan penelitian, penulis menetapkan hipotesis bahwa kebenaran anggapan tersebut hanya berlaku bagi kalangan orang tua. Bagi kalangan muda, penulis menduga dialek Yogya-Solo berikut unggah-ungguh-nya yang terkenal rapi sudah mulai ditinggalkan. Selain itu, penulis juga menduga bahwa kalangan muda sudah terpengaruh dialek jawa timuran dan bahasa nasional.

Setelah penelitian dilakukan, penulis mendapati bahwa kalangan tua memang masih mempertahankan kosakata dialek Yogya-Solo atau bahasa Jawa baku. Latar belakang pemertahanan ini diduga disebabkan latar belakang asal-usul para pendiri Magetan yang memang berasal dari Yogya-Solo atau tepatnya keraton Mataram di Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta. Selain itu, selama ratusan tahun Magetan menjadi daerah jajahan Mataram dan menjadikan Mataram sebagai pusat pemerintahan, politik, perdagangan, dan tentunya budaya.

Kalangan muda yang diduga sudah terpengaruh dialek Jawa Timur atau bahasa nasional, ternyata juga masih mempertahankan dialek Yogya-Solo. Hanya saja penguasaan mereka terliadap dialek tersebut (bahasa Jawa baku) dan kosakata khas daerah setempat tidak sebaik orang dewasa. Selain itu, mereka tampak lebih banyak memunculkan sejumlah kosakata yang juga dikenal dalam bahasa Indonesia, padahal untuk merujuk pada kata-kata tertentu masih tersimpan kosakata asli atau kosakata khas.
1998
S11299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rahayu
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas variasi dan persebaran bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen. Bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen menarik untuk diteliti karena dipengaruhi oleh dua dialek, yaitu dialek Yogyakarta dan dialek Banyumasan. Pengambilan data dilakukan di 26 kecamatan di Kebumen dengan menggunakan metode pupuan lapangan. Sementara itu, daftar tanyaan yang digunakan adalah kosakata dasar Swadesh dan kosakata budaya dasar bidang kata tugas. Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk peta bahasa lambang. Pengolahan selanjutnya dilakukan dengan membuat berkas isoglos dan penghitungan dialektometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Kebumen tidak ada perbedaan dialek atau perbedaan bahasa. Bahasa Jawa yang digunakan di Kebumen adalah bahasa Jawa dialek Banyumasan atau dialek Ngapak. Hal tersebut sesuai dengan pengakuan masyarakat penutur bahwa mereka menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumasan. Selain itu, ditemukan variasi fonologis dan variasi leksikal. Variasi fonologis dipengaruhi oleh dialek Banyumasan dan dialek Yogyakarta, begitu juga dengan variasi leksikal. Ditemukan pula kosakata khas yang bekembang dalam bahasa Jawa di Kebumen.
ABSTRACT
This paper discusses Javanesse language variation and distribution in Kebumen District. Javanesse Language in Kebumen District becomes interesting to be researched because influenced by two dialects, containing Yogyakarta dialect and Banyumasan dialect. Data is collected at 26 districts in Kebumen using questionnaire. Meanwhile, the list of questions used are Swadesh basic vocabulary and basic vocabulary of the function word. The result of this study is shown in map form language of symbols. The further data processing is done by creating isoglos and counting of dialectometri. The result of this study indicates that in Kebumen there is no dialect or language difference. The Javanesse language used in Kebumen is Banyumasan dialect or Ngapak dialect. This is in accordance with the recognition of the speakers community that they use the Banyumasan or Ngapak dialect. In addition, there are phonological variations and lexical variations. Phonological variations and lexical variations are influenced by Banyumasan dialect and Yogyakarta dialect. It is found special vocabularies in Javanesse language in Kebumen.
2017
S69676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Margiati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini tentang distribusi bahasa di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan bidang kajian dialektologi. Penelitian dialektologi di Indonesia sebagaian besar masih terfokus di Pulau Jawa. Berdasarkan data, penelitian dialektologi di Pulau Kalimantan hanya sebesar 3,57 dari keseluruhan penelitian dialektologi yang pernah dilakukan. Sebagai salah satu daerah yang termasuk wilayah Kalimantan, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang kaya akan bahasa. Kabupaten Kutai Kartanegara bukan hanya dihuni oleh suku Melayu sebagai suku asli, tetapi juga suku pendatang dari luar daerah, seperti suku Dayak, suku Jawa, suku Banjar, dan suku Bugis. Suku-suku ini hidup menyebar di setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pelacakan bahasa di setiap kecamatan untuk mengetahui distribusi bahasa yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode pupuan lapangan dengan dengan mendatangi informan secara langsung ke titik pengamatan, sedangkan metode gabungan digunakan untuk mengitung persentase dialektometri, berkas isoglos, dan interpretasi data dalam bentuk uraian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat empat bahasa, yaitu bahasa Kutai, bahasa Bugis, bahasa Jawa, dan bahasa Dayak Kenyah.
ABSTRACT
This research about distribution of language in Kutai Kartanegara district with Dialectology approach. Most of dialectology research in Indonesia is still focused in Java Island. Based on data, dialectology research in Kalimantan island only about 3,57 of dialectology research that had been done. As one of the region in Kalimantan, Kutai Kartanegara District is a region rich with many language. This district is inhabited by, not only Malay Tribe as the original tribe, but also other tribe such as Dayak, Javanese, Banjar, and Bugis. These tribes live spread out of all sub district in Kutai Kartanegara District. Because of that, to understand the distribution of language in this district, it is required to track the language in every sub district in Kutai Kartanegara District. This research use two methods. The first method is The Pupuan Lapangan Method where we come directly to the interviewees in the observation point. The second method is The Compilation Method, which we use to count the dialectometry percentage, isogloss bundle, and to interpret the data into description. This research conclude that there are four languages in the Kutai Kartanegara District, that is Kutai, Bugis, Javanese, and Dayak Kenyah.
2017
S69949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Triyani
Abstrak :
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan bahasa daerah. Banyaknya jumlah bahasa di Indonesia terlihat dari jumlah bahasa yang dikemukakan oleh Badan Pusat Data dan Statistik dan Glottolog. Menurut Badan Pusat Data dan Statistik, bahasa yang ada di Indonesia berjumlah 750 bahasa. Sementara itu, menurut Glottolog, bahasa yang ada di Indonesia berjumlah sebanyak 763 bahasa. Namun, dari banyaknya bahasa yang ada di Indonesia masih belum banyak dilakukan pemetaan bahasa untuk mengetahui berbagai variasi bahasa di setiap daerah seperti di Kotamadya Sukabumi. Oleh karena itu, penelitian mengenai variasi bahasa yang ada di Kotamadya Sukabumi perlu untuk dilakukan. Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode pupuan lapangan, sedangkan dalam proses pengolahan data digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Adapun dalam penelitian ini, data penelitian diambil dari hasil wawancara kepada tujuh orang informan di setiap kecamatan yang ada di Kotamadya Sukabumi. Data tersebut terdiri atas 200 kosakata Morris Swadesh, 11 kosakata bidang ganti, sapaan, dan acuan, dan 25 kosakata kekerabatan. Kemudian, data tersebut divisualisasikan dengan peta lambing dan diberikan garis isogloss dan isofon guna mengatahui jarak bahasa antartitik penelitian. Garis isogloss tersebut kemudian disatukan dalam berkas isoglos berdasarkan dengan kelompok kosakatanya. Selanjutnya, dilakukan penghitungan dialektometri dan hasil penghitungannya diubah menjadi jaring laba-laba. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Sunda di Kotamadya Sukabumi adalah bahasa Sunda Loma. Tidak ditemukan bahasa lain selain bahasa Sunda di Kotamadya Sukabumi. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan penggunaan bahasa Sunda antara laki-laki dan perempuan di Kotamadya Sukabumi. ......Indonesia is a country that is rich in regional languages. The large number of languages in Indonesia can be seen from the number of languages stated by the Central Data and Statistics Agency and Glottologist. According to the Central Bureau of Data and Statistics, there are 750 languages in Indonesia. Meanwhile, according to Glottologist, there are 763 languages in Indonesia. However, of the many languages in Indonesia, language mapping has not been carried out to find out the various language variations in each region, such as in the Municipality of Sukabumi. Therefore, research on language variations in Sukabumi Municipality needs to be carried out. In the data collection process, this study used the field training method, while in the data processing used qualitative and quantitative methods. As for this study, the research data was taken from the results of interviews with seven informants in each sub-district in the Municipality of Sukabumi. The data consists of 200 Morris Swadesh vocabularies, 11 vocabularies of pronouns, greetings, and references, and 25 kinship vocabularies. Then, the data is visualized with a symbol map and isogloss and isophone lines are given to determine the language distance between research points. The isogloss lines are then put together in isogloss files according to the vocabulary groups. Next, dialectometric calculations are performed and the calculation results are converted into spider webs. The findings in this study indicate that Sundanese in Sukabumi Municipality is Loma Sundanese. There are no other languages other than Sundanese in Sukabumi Municipality. In addition, there was no difference in the use of Sundanese between men and women in Sukabumi Municipality.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mesiyarti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menelaah tentang dialek Betawi Ora di Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan daerah sebar dan daerah pakai dialek Betawi Ora yang masih digunakan hingga saat ini. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa daerah sebar dan daerah pakai dialek Betawi Ora bergeser ke arah Timur dan Tenggara wilayah Jabodetabek. Berdasarkan pemakaian kosakata penutur dialek Betawi Ora saat ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu penutur dialek Betawi Ora yang masih digunakan secara definitif, penutur dialek Betawi Ora yang masih menggunakan kosakata khas dialek, dan penutur dialek Betawi Ora yang sudah tidak lagi menggunakan kosakata khas dialek. Hasil analisis berkas isoglos dan dan pemakaian kosakata dialek dalam kalimat menunjang pembuktian yang menunjukkan bahwa dialek Betawi Ora di Jabodetabek tidak punah tetapi mengalami pergeseran karena faktor luar bahasa.
ABSTRACT
This research analyzes Betawi Ora dialect in Jabodetabek. This aim of this research is to have dialect mapping of Betawi Ora dialect which is still used today by using language contact and language use theory. The result of this research shows that Betawi Ora dialect area is shifted to the East and Southeast of the Jabodetabek. Based on the using of dialect, the speakers of Betawi Ora there are three speechs which are the speakers of dialect that is still used Betawi Ora definitively, the speakers who still use the typical dialect vocabularies of Betawi Ora, and the speakers who are no longer using the typical dialect vocabularies. The dialect mapping and dialect using analysis show that the dialect Betawi Ora in Jabodetabek is not extinct but shifted due to factors outside of language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library