Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Maulana
"Identitas budaya di setiap daerah memiliki ciri-ciri atau nilai-nilai yang membedakannya dengan daerah lain. Salah satunya adalah kelompok Islam Wetu Telu, yaitu penganut Islam di Lombok yang masih percaya terhadap animistik leluhur dan benda-benda antropomorfis, sehingga membentuk identitas kelompok budaya. Identitas kelompok Islam Wetu Telu direpresentasikan ke dalam budaya material, dalam hal ini adalah masjid. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana identitas kelompok Islam Wetu Telu direpresentasikan ke dalam masjid-masjid kuno yang berada di Lombok. Penelitian ini menggunakan empat masjid kuno yang merupakan peninggalan dari Islam Wetu Telu. Penelitian ini menggunakan pendekatan arkeologi melalui tiga tahapan penelitian, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Hasil dari penelitian ini bahwa terdapat ornamen-ornamen dan keletakan dari masjid-masjid kuno di Lombok yang merepresentasikan identitas Islam Wetu Telu. Ornamen-ornamen tersebut antara lain adalah motif hewan dengan bentuk naga, rusa, ayam, ikan, burung dan pohon kelapa yang merepresentasikan makna dari wetu telu. Selain itu keletakan masjid yang berada di tempat yang tinggi merepresentasikan ajaran dari Wetu Telu yang berkaitan dengan kepercayaan bahwa roh-roh leluhur bersemayam di tempat yang tinggi.

Cultural identity in each region has characteristics or values ‹that distinguish it from others regions. One of them is the Wetu Telu Islam group.  It is  Muslim group in Lombok who still believe in animistic ancestors and anthropomorphic objects, thus forming the identity of a cultural group. The identity of the Wetu Telu Islamic group is represented in material culture, in this case the mosque. Therefore, this study intends to explain how the identity of the Wetu Telu Islamic group is represented in ancient mosques in Lombok. This study uses four ancient mosques which are relics of Islam Wetu Telu. This study uses an archaeological approach through three stages of research, data collection, data processing, and data interpretation. The results of this study are that there are ornaments and placements of ancient mosques in Lombok that represent the identity of Wetu Telu Islam. These ornaments include animal motifs in the form of dragons, deer, chickens, fish, birds and coconut trees which represent the meaning of wetu telu. In addition, the location of the mosque in a high place represents the teachings of Wetu Telu related to their belief that ancestral spirits reside in high places. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mujiburrahman
"Penelitian ini membahas ajaran Islam Wetu Telu, sebuah kelompok aliran kepercayaan lokal yang mensinkretisasi kepercayaan Hindu, Sasak Boda, dan Islam. Aliran ini berkembang di Desa Bayan, Lombok Utara. Kelompok ini memiliki keunikan serta ciri khas tersendiri dalam memahami konsep kehidupan dan ketuhanan. Penelitian ini merefleksikan 2 hal: Pertama, apa makna filosofis Islam Wetu Telu berdasarkan pemikiran hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur., Kedua, bagaimana simbol – simbol pada upacara Gawe Urip dan Gawe Pati dapat dimaknai sebagai simbol kejahatan: noda, dosa, dan kebersalahan. Dengan menggunakan metode hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur dan refleksi filosofis, peneliti menerapkan 3 model interpretasi yaitu: a) Interpretasi Primer, b) Interpretasi Literal, dan c) Interpretasi Filosofis. Peneliti menyimpulkan bahwa ajaran Islam Wetu Telu sebagai filosofi hidup yang terus dipatuhi dan dijaga kemurnian ajarannya. Simbol – simbol pada upacara kehidupan dan kematian dapat diinterpretasikan sebagai upaya penebusan simbol kejahatan: noda, dosa, dan kebersalahan yang digunakan untuk mengungkap pengalaman hidupnya. Sebagaimana yang disebutkan Ricoeur pengalaman eksistensial manusia dapat diakui dengan memahami keadaannya yang berhadapan dengan kebersalahan.

This research discusses the teachings of Islam Wetu Telu, a local syncretic belief system that combines elements of Hinduism, Sasak Boda, and Islam. This sect has developed in the village of Bayan, North Lombok. The group has unique characteristics and distinct features in understanding the concepts of life and divinity. This study reflects on two main points: First, what is the philosophical meaning of Islam Wetu Telu based on the hermeneutic phenomenology of Paul Ricoeur., Second, how can the symbols in the Gawe Urip and Gawe Pati ceremonies be interpreted as symbols of evil: stain, sin, and guilt. By employing Paul Ricoeur's hermeneutic phenomenology method and philosophical reflection, the researcher applies three models of interpretation: a) Primary Interpretation, b) Literal Interpretation, and c) Philosophical Interpretation. The researcher concludes that the teachings of Islam Wetu Telu serve as a life philosophy that is continuously adhered to and maintained in its purity. The symbols in the life and funeral ceremonies can be interpreted as efforts to atone for the symbols of evil: stain, sin, and guilt, which are used to reveal life's experiences. As Ricoeur mentioned, the existential human experience can be acknowledged by understanding its confrontation with guilt.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library