Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadapdap, Jimmy Richard
Abstrak :
Industri Reksa Dana relatif baru bagi Industri Indonesia. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 oleh PT. BDNI Reksa Dana dengan aset kelolaan Rp 300 miliar. Produk reksa dana yang pertama adalah reksa dana tertutup artinya hanya dapat dimiliki dengan membeli melalui bursa. Dengan kata lain, mekanismenya sama dengan surat berharga yang dijual di pasar seperti saham, yang memiliki permintaan dan penawaran dan dinilai sesuai dengan harga pasar. Pada Juli tahun yang sama, Bapepam (Badan Pemerintah Pengatur Pasar Modal) mengeluarkan izin agar perusahaan yang terdaftar dapat meluncurkan dan mengelola produk reksa dana kepada publik. Dengan adanya pengetahuan tentang reksa dana, masyarakat kini memiliki alternatif investasi selain pasar uang dan instrumen investasi lainnya. Pemerintah juga memberikan insentif bagi industri new born dengan memberikan kupon obligasi bebas pajak yang dialokasikan pada reksa dana yang bertenor di bawah lima tahun. Hasilnya positif. Nilai Aktiva Bersih dari total aset kelolaan dan jumlah produk reksa dana tumbuh signifikan. Pada tahun 2000, dana kelolaan dan total produk reksa dana masing-masing mencapai Rp 5,5 triliun dan 94. Orang-orang tampaknya mempercayakan dananya kepada manajer investasi yang lebih ahli dalam menciptakan portofolio dengan ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja kemampuan manajer investasi dalam mengelola portofolio. Manajemen portofolio dikategorikan oleh 2 strategi: manajemen portofolio aktif dan manajemen portofolio pasif. Pra-asumsi penulisan ini adalah bahwa semua manajer investasi menggunakan strategi manajemen portofolio aktif strategi pasif diasumsikan hanya mengindeks dana ke pasar, maka kinerjanya akan sama dengan pasar itu sendiri. Di sisi lain, strategi aktif memerlukan penelitian saham yang mendalam dan memprediksi perubahan indikator ekonomi makro, yang dikenal sebagai kemampuan pemilihan saham dan market timing. ...... Mutual Fund industry is relatively new to Indonesian Industry. It was first introduced in 1996 by PT. BDNI Reksa Dana with asset under management of IDR 300 billion. The first mutual fund product was an closed-end fund meaning that it only could be owned by purchasing through bourse. In other words, the mechanism was same as securities sold in market such as stocks, which had demand and supply and valued as market price. In July of the same year, Bapepam (Capital Market Regulatory Government Agency) issued permits that registered companies could launch and manage mutual fund products to public. Given knowledge about mutual fund, public now have alternative for investment besides money market and other investment instrument. The government also gave incentive for the new born industry by giving tax-free coupon bond allocated in mutual fund that has tenor below five year. The result was positive. The Net Asset Value of total asset under management and the number of mutual fund products grew significantly. By year of 2000, the asset under management and total mutual fund product reached IDR 5.5 trillion and 94 respectively. People seemed to trust their fund to investment manager who had more expertise in creating portfolios with higher expected of return. The purpose of this dissertation is to measure the performance of investment manager ability in managing the portfolios. Portfolio management is categorized by 2 strategies: active portfolio management and passive portfolio management. Pre-assumption this writing is that all investment managers are using active portoflio management strategy the passive strategy assumed only indexing the fund to the market, hence the performance would be the same as the market itself. On the other hand, the active strategies require deep research of stocks and predicting the change in marco-economics indicator, known as the ability of stock selection and market timing.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007
T23059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haryo Suparmun
Jakarta: Cisera, 2006
332.6 HAR o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hirooka, Kyushi
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019
332.642 HIR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Suleman
Depok: Raih Asa Sukses, 2013
341.322 BAT a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elian Hudiya
Abstrak :
Tujuan: Menghitung sebaran capital cost radioterapi di Indonesia dan faktor-faktor yang memengaruhinya sebagai dasar untuk investasi lanjutan pengembangan radioterapi di Indonesia dan menutup gap pelayanan yang ada. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada senter radioterapi di seluruh Indonesia. Data jarak didapatkan menggunakan google maps(menggunakan garis langsung dan rute) serta data pendapatan didapatkan dari badan pusat statistik. Hasil dan Kesimpulan: Terdapat 29 senter radioterapi yang mengikuti penelitian ini dari 46 senter yang telah beroperasi di Indonesia pada 2019. Dari penelitian ini didapatkan Capital cost (dalam rupiah) radioterapi di Indonesia memiliki median Rp 47.824.000.000,- (21.600.000.000-158.688.000.000), dengan sebaran alat-alatnya: LINAC Rp 30.686.455.740,- ±7.374.468.988, rerata Cobalt Rp 11.997.617.647,- ±3.795.188.333, median CT simulator Rp 12.052.000.000,- (5.300.000.000-20.941.517.138), rerata simulator fluoroskopik Rp 3.969.900.000,- ±1.944.209.535, dan rerata bungker per pesawat Rp 4.952.332.381,- ±2.293.258.982. Jumlah pesawat radiasi per senter yang lebih tinggi (p=0,034), pendapatan per kapita lebih rendah (r=0,304, p=0,042), serta level PORI yang lebih rendah (p=0,01) berpengaruh secara statistik terhadap capital cost yang lebih rendah. Jarak kepada pusat ekonomi, dalam hal ini ibukota, tidak berpengaruh terhadap capital cost senter radioterapi (r=-0.282 p=0.139). Pada analisis multivariat, secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p<0,01) antar kelompok level PORI serta antar kelompok jumlah pesawat radiasi dalam satu senter. ......Aims: To develop and to close the gap in radiotherapy services in Indonesia, a radiotherapy center capital cost calculation and factors affecting that is needed. This study was meant to show capital cost distribution and the related significant factors. Methods: This explorative descriptive study used questionnaire that was distributed across radiotherapy centers in Indonesia. Distance data was taken from line distance and route distance in google maps. Whereas income data was taken from Statistics Indonesia Office (BPS). Results and Conclusion: 29 out of 46 centers which operated in 2019 participated in this study. This study showed the capital cost of radiotherapy in Indonesia based on the participating centers. This study described the median capital cost as Rp 47.824.000.000,- (21.600.000.000-158.688.000.000), witth the mean value of LINAC Rp 30.686.455.740,- ±7.374.468.988, mean of Cobalt Rp 11.997.617.647,- ±3.795.188.333, median value of CT simulator Rp 12.052.000.000,- (5.300.000.000-20.941.517.138), median value of fluoroscopic simulator Rp 3.969.900.000,- ±1.944.209.535, and mean value of radiation bunker Rp 4.952.332.381,- ±2.293.258.982. Higher number of radiotherapy machine within a center (p=0,034), lower percapita income (r=0,304, p=0,042), and lower PORI level (p=0,01) gives significant result on lower capital cost. Distance to economic center (Jakarta) was not significant to radiotherapy capital cost (r=-0.282 p=0.139). On multivariate analysis, there was a statistical difference p<0,01) between PORI levels and groups of different machine number within a center.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nursultan Rachmat
Abstrak :
ABSTRAK
Kredit Investasi adalah mekanisme pembiayaan Pesawat Udara yang menjadi pilihan Maskapai di Indonesia. Pengaturan perbankan tentang Kredit di atur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15 /PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, serta Undang-Undang Perbankan lain dalam mendukung Kredit. Permasalahan yang terjadi adalah dalam apabila Maskapai sebagai Debitur tidak dapat melaksanakan pembayaran dan masuk kedalam kategori Kurang Lancar, Diragukan, Maupun Macet, penyelesaian seperti apa yang dijalankan menurut peraturan Perbankan yang berlaku. berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pembayaran Pesawat Udara dengan Kredit Investasi sudah sesuai dengan pengaturan Kredit di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitian evaluatif yang memberikan evaluasi mengenai pelaksanaan Pembiayaan Pesawat Udara dengan metode Kredit Investasi. Dalam menyelenggarakan pembiayaan Pesawat Udara dengan Kredit, Bank harus selalu berpedoman kepada pengaturan Kredit dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 serta Undang-Undang Perbankan lain dengan selalu menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.
ABSTRACT
The investment credit is the aircraft financing mechanism, the preferred airline in Indonesia. The Banking Credit Regulation is governed by the Banking Law No. 7 of 1992, as amended by Law No. 10 of 1998, Bank Indonesia Regulation No. 14/15 / PBI / 2012 on the Assessment of Assets quality of commercial banks and other banking laws in support of credit. The problem is when an airline as a debtor is unable to make the payment and is in the lower category, questionable and loss, what kind of settlement is made according to the applicable bank orders? On the basis of this research, it can be concluded that the payment on aircraft with an investment credit is in accordance with credit plan no. 7 of 1992 on the bank amended by Law No. 10 of 1998. This research uses a normative method of legal investigation with evaluative evaluation, which provides an assessment with regard to the implementation of the financing of aircraft with the method of investment credit. When financing aircraft with credit, the Bank must always be guided by the regulation of credits in the Law No. 7 of 1992 as amended by Law No. 10 of 1998 on Banking and other laws. always keeping the precautionary principle.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamaludin
Abstrak :
Dana Pensiun LIA adalah lembaga yang menjamin para Pensiunan untuk dengan mendapatkan manfaat pensiun dengan dana yang telah dipupuk sejak calon Pensiunan masih aktif bekerja. Agar dana yang dipupuk terus berkembang baik dan terjamin, pengurus Dana Pensiun LIA menginvestasikan dananya dengan mempertimbangkan risiko dan hasil yang optimal. Sejalan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan perekonomian di Indonesia yang fluktuatif Dana Pensiun LIA Iebih teliti untuk memilih aset-aset financial yang menguntungkan dengan risiko rendah. Pertimbangan atas kondisi perekonomian pada masa lalu, saat ini, dan perkiraan masa yang akan datang, menjadi titik tolak untuk menganalisa investasi portofolio. Tujuan investasi Dana Pensiun yang optimal adalah memaksimumkan hasil pengembangan kekayaan Dana Pensiun dengan memperhatikan aspek keamanan, tingkat likuiditas, serta risiko dari setiap jenis investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi portofolio investasi Dana Pensiun LIA. Investasi portofolio, mencerminkan suatu keadaan dimana Dana Pensiun LIA yang memiliki realisasi portofolio investasi dengan tingkat keuntungan yang diharapkan mendekati rencana investasi yang dibuat dari seluruh kombinasi aset-aset yang ada serta mempunyai nilai deviasi standar bernilai positif terbesar. Hal ini berarti Dana Pensiun LIA menanggung risiko terbesar dari komposisi portofolio investasi yang ditanamkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi portofolio Dana Pensiun LIA adalah tingkat suku bunga deposito berjangka maupun obligasi, pemilihan reksadana yang memiliki nilai aktiva bersih yang relatif meningkat, dan kombinasi investasi portofolio yang tepat. Hasil penelitian ini menyimpulkan, sesuai dengan daftar rancangan investasi portofolio pada Dana Pensiun LIA bahwa realisasi investasi portofolio Dana Pensiur, LIA belum optimal, berdasarkan nilai kovarian terkecil yaitu (0,120) maka investasi portofolio rancangan Vlll dengan kombinasi investasi tersebut adalah merupakan kombinasi investasi portofolio yang optimal.
Depok: fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Widiantoro
Abstrak :
ABSTRAK Dengan makin terpuruknya kurs rupiah terhadap dollar Amerika, sementara harga emas relatif cukup baik dan stabil di pasar dunia, maka ini merupakan peluang bagi PT Aneka Tambang (pesero) Tbk yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara (65 %) untuk meningkatkan kapasitas produksinya, baik dalam upaya membantu devisa negara maupun dalam rangka pengembangan usaha perusahaan. Tentunya upaya peningkatan kapasitas produksi harus didukung oleh efisiensi yang tinggi ditubuh perusahaan, yaitu berupa investasi yang betul-betul layak agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih investasi. Untuk itu sebelum pengembangan ini dilaksanakan perlu ada analisa dan evaluasi yang menyangkut rencana investasi, yang berupa sebuah studi kelayakan untuk menjawab pertanyaan : "Apakah Investasi ini layak atau tidak". Evaluasi atas rencana investasi dilakukan melalui lima aspek, yaitu aspek teknik, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen, aspek sosial/eksternalitas dan aspek finansial/ekonomi. Pada penilaian investasi digunakan metode utama yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR) serta Modification Internal Rate of Return (MIRR), yang dilengkapi dengan dua metode. tambahan menggunakan Profitability Index (I)I) dan Payback Period. Penilaian ini dilengkapi dengan analis sensitivitas untuk melihat bagaimana NPV terpengaruh oleh perubahan variabel penjualan, biaya operasi dan investasi. Dari evaluasi terhadap kelima aspek tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesemua aspek, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek eksternalitas dan aspek financial/ekonomi menunjukan bahwa rencana investasi ini layak untuk diteruskan, sehingga selanjutnya akan menjadi tugas pihak manajemen untuk menindak lanjuti rencana investasi ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Angraini
Abstrak :
Tujuan penelitian pada tesis ini adalah untuk menganalisis untuk meliliat pengaruh gender terhadap tingkat pengembalian investasi pendidikan antar sektor, jabatan, tempat tinggal, pengalaman kerja serta tahun bersekolah. Termasuk didalamnya analisis hubungan antar variabel serta pola dan kecenderungannya. Variabel yang digunakan adalah variabel individu (yaitu: umur, jenis kelamin, pengalaman, pendidikan, tempat tinggal, lapangan usaha, dan jabatan). Data yang digunakan adalah data Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional) Tahun 2005, serta data publikasi lainnya dari Biro Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini dilakukan dengan 2(dua) tahap dengan menggunakan metode 2 step Heckman . Tahap pertama adalah model partisipasi kerja disektor formal dengan menggunakan persamaan logit (Logit Regression), hasil dari nilai prediksi yang dihasilkan melalui model ini dimasukkan kedalam persamaan probit untuk menghasilkan nilai hazard rate A. yang akan digunakan pada model ke-2 untuk menghindari selectivity bias dalam pemilihan sampel. Model ke-2 yaitu penghitungan private rate of return pendidikan dilakukan dengan menggunakan fungsi upah Mincerian (mincer/an earning function). Analisa ini di fokuskan pada pengaruh faktor jabatan di setiap sektor usaha untuk laki-laki dan perempuan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa private rate of return pendidikan dipengaruhi oleh tahun pengalaman, tempat tinggal, jenis kelamin, sektor, dan jabatan. Semua koefisien parameter dari variabel memilik arah yang berbeda dan saling berinteraksi. Dari hasil analisis inferensial ditemukan bahwa tingkat pengembalian investasi di pendidikan perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tingkat pengembalian investasi pendidikan paling tinggi ada pada perempuan di sektor pertanian dan pada jabatan pekerjaan selain sebagai tenaga pelaksana, tenaga pertanian dan tenaga produksi. Artinya bila seseorang ingin berinvestasi pada pendidikan, maka investasi pendidikan yang menguntungkan ada pada sektor pertanian sebagai tenaga profesi lainnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 20710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>