Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajriyati Nur Azizah
Abstrak :
ABSTRAK
Isolasi sosial adalah kondisi kesepian yang dirasakan oleh individu karena tidak mampu membuat kontak dengan orang lain. Isolasi sosial dapat berakibat lanjut pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga akan muncul halusinasi yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk menggambarkan manajemen asuhan keperawatan spesialis jiwa pada klien dengan isolasi sosial dengan pendekatan teori Peplau dan Henderson. Tindakan keperawatan yang diberikan pada 22 klien berupa tindakan keperawatan ners yaituSocial Skills Training dan Cognitive-Behavioral and Social Skills Training. Hasil didapatkan penurunan tanda gejala isolasi sosial yang meliputi aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta peningkatan kemampuan klien untuk bersosialisasi. Rekomendasi dari hasil proses asuhan keperawatan ini adalah menggunakan kombinasi tindakan keperawatan ners dan ners spesialis berupa Social Skills Training dan Cognitive-Behavioral and Social Skills Training pada klien dengan isolasi sosial.
ABSTRACT
Social isolation is a condition of loneliness felt by the individual of being unable to make contact with other people. Social isolation can contribute to further problems of meeting one?s basic needs, so it could potentially endangerclientswith hallucinations.The purpose of this scientific paper was to describe the nursing care management of psychiatric nursing specialist towards social isolation?s client using Peplau and Hendersontheory as anApproach. Nursing interventions of Social Skills Training and Cognitive-Behavioral and Social Skills Training were conducted to 22 selected clients. Results:there were reduction in symptoms of social isolation obviously showed on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects as well as an increase in the client's ability to socialize. Recommendations of this nursing care process was to use a combination of nursing interventions of Social Skills Training and Cognitive-Behavioral and Social Skills Training on clients with social isolation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Suryani
Abstrak :
Penelitian komunikasi antar pribadi ini mengamati 3 (tiga) pasang informan yang berkomitmen dalam perkawinan secara agama Katolik. Fokus penelitian adalah tahap-tahap perkembangan hubungan pribadi dalam perkawinan pada usia perkawinan yang berbeda. Informan dipilih dari latar belakang agama Katolik karena agama Katolik mempunyai beberapa ketentuan dalam perkawinan. Pertama, calon suami-istri harus mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan, Hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan menurut Gereja Katolik diberitahukan kepada pasangan tersebut termasuk cara berkomunikasi dalam keluarga, mendidik anak, mengelola keuangan rumah tangga, kesehatan keluarga dan lain-lain. Ketentuan kedua, agama Katolik menerapkan prinsip perkawinan satu kali seumur hidup dan melarang perceraian, Penelitian ini menggunakan teori Tahap-Tahap Perkembangan Hubungan (DeVito, 2001:253) yang menyatakan bahwa suatu hubungan intim dibangun melalui serangkaian tahapan yakni: Kontak, Keterlibatan, Keintiman, Penurunan, Perbaikan dan Pemutusan. Perkembangan hubungan ini bersifat standar namun tidak semua pasangan mengalami hal yang sama. Setiap tahap memiliki fase awal dan akhir; menjelaskan sifat suatu hubungan dan bukan menilai atau memprediksi bagaimana seharusnya suatu hubungan. Teori Ketertarikan juga dimanfaatkan untuk melihat bagaimana awal suatu hubungan berlanjut menjadi perkawinan. Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu "prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif (Miles dan Huberman, 1993: 15). Sementara Bogdan dan Taylor (1975: 5) berpendapat bahwa "penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri". Paradigma yang menjadi acuan penelitian adalah konstruktivis atau interpretif yakni peneliti memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap tindakan sosial yang penuh makna. Peneliti terlibat langsung dengan pelaku sosial dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial menciptakan dan mengelola dunianya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa hubungan antar pribadi pasangan yang terlibat perkawinan secara Katolik berkembang melalui serangkaian tahap: Kontak, Keterlibatan, Keintiman, Penurunan dan Perbaikan. Tahap Pemutusan tidaklbelum dialami karena prinsip perkawinan menurut agama Katolik yang diyakini informan. Ketiga pasang informan menyatakan berusaha untuk. tidak memikirkan pemutusan hubungan atau perpisahan atau perceraian sebagai alternatifjalan keluar ketika menghadapi konflik atau masalah. Usia perkawinan tidak berkaitan dengan perkembangan hubungan. Suami istri dengan usia perkawinan lima, limabelas dan tigapuluh tahun sama-sama melewati pengulangan tahap: Keintiman, Penurunan, Perbaikan, lalu kembali berada di tahap Keintiman. Tahap-tahap perkembangan hubungan yang terjadi pada tiap pasangan bervariasi dari segi waktu, situasi dan proses. Kesimpulan penelitian ini yakni perkembangan hubungan antar pribadi pada suami-istri Katolik sesuai dengan teori Tahap-Tahap Perkembangan Hubungan yang dikemukakan DeVito dan teori tersebut masih relevan dengan situasi saat ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hidayat
Abstrak :
Penelitian ini didasari oleh suatu anggapan bahwa setiap individu melakukan suatu tindakan tertentu berdasarkan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Kebutuhan dan tujuan ini dapat menimbulkan suatu dorongan jika ada harapan bahwa seseorang akan mampu untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai tujuannya. Ada tidaknya harapan ini dapat menunjang pelaksanaan tugas individu sehingga individu akan mendapatkan kepuasan kerja dan meningkatkan motivasi kerja. Setiap perusahaan, lembaga ataupun departemen baik swasta maupun pemerintah, profit maupun non profit perlu memelihara motivasi kerja, terutama dengan adanya persaingan pasar bebas dalam era globalisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara efektivitas komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja. Menurut Devito bahwa efektivitas komunikasi antarpribadi ada lima dimensi yaitu : Keterbukaan, Empati, Dukungan , Kepositifan, dan Kesamaan. Kelima faktor ini dapat dikategorikan pada dimensi pengharapan dalam teori motivasi Kinlaw. Lebih jauh penelitian ini ingin melihat dari kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi tersebut, dimensi mana yang mempunyai hubungan paling tinggi terhadap motivasi kerja. Dalam pengumpulan data, angket disebarkan kepada pegawai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan (PPPGK) Jakarta dari golongan I, II, III, dan IV masing-masing 75 %. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak distratifikasi (Stratified random sampling). Sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis deskriptif tentang persepsi pegawai terhadap kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi dan tingkat motivasi kerja pegawai menunjukkan pada tingkatan sedang. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan secara bersamaan kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi yang memiliki hubungan positif dan signifikan adalah keterbukaan dan kepositifan. Sedangkan dimensi empati, dukungan, dan kesamaan tidak berhubungan secara signifikan. Namun apabila dikontrol dengan golongan terdapat perbedaan terutama untuk golongan III dan IV dimana dimensi yang berkorelasi hanya dimensi kepositifan. Sedangkan bagi golongan I dan II sama yaitu keterbukaan dan kepositifan. Begitu pula jika dikontrol dengan jabatan dimana untuk jabatan widyaiswara hanya ada satu dimensi yang berkorelasi yaitu empati. Sedangkan bagi jabatan staf administrasi sama yaitu keterbukaan dan kepositifan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi berhubungan cukup tinggi terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai. Ini dapat dilihat dari Koefisien Determinasi ( R 2) sebesar 0,340 (34 %) terhadap motivasi kerja. Sedangkan sisanya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor komunikasi. Sebagai akhir faktor-faktor di luar komunikasi perlu diteliti lebih lanjut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stelly Maria
Abstrak :
Tumbuh pesatnya Internet inenjadi jaringan global yang menghubungkan puluhan juta orang telah menciptakan kesempatan baru untuk membina hubungan antarpribadi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran umum mengenai hubungan antarpribadi yang terjadi melalui komunikasi antarpribadi via Internet dan perbandingannya dengan hubungan antarpribadi yang terjadi melalui komunikasi tatap muka, di kalangan kaum muda Jakarta. Penelitian ini berangkat dari beberapa teori komunikasi antarpribadi yaitu attraction theory, social penetration 'theory, teori mengenai ketergantungan, teori mengenai komitmen, dan teori hubungan menurut Mark Knapp. Sebanyak 102 responden berusia 20-34 tahun mengisi kuesioner yang mengukur hubungan antarpribadi mereka yang terjadi melalui komunikasi antarpribadi via Internet dan komunikasi antarpribadi tatap muka. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden menjalin hubungan antarpribadi dengan lawan jenis, dengan klasifikasi terbesar partner komunikasi sebagai teman dekat, dengan frekuensi komunikasi terbesar dilakukan antar partner romantik dan durasi hubungan terlama antar partner komunikasi sesama jenis kelamin. Rata-rata responden menggunakan 2 atau lebih saluran komunikasi lain untuk berkomunikasi dengan partner Intemetnya. Tingkat dimensi hubungan (dimensi-dimensi kemiripan faktor demografi sosial, komptensi, kemiripan sikap, kebutuhan saling melengkapi, keluasan topik percakapan, keintiman dan pengungkapan informasi personal, pemahaman, ketergantungan dan komitmen) pada komunikasi tatap muka ternyata lebih tinggi dari tingkat dimensi hubungan pada komunikasi via Internet dengan catatan bahwa hubungan antarpribadi via Internet juga menunjukkan tingkat hubungan yang cukup tinggi pada dimensi-dimensi yang diukur walau tidak setinggi hubungan antarpribadi tatap muka. Selain itu juga disimpulkan bahwa komunikasi via Internet dan komunikasi tatap muka saling melengkapi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Deasy Ariyani
Abstrak :
Per Maret 2013, Indonesia menduduki peringkat kedua negara pengguna Facebook terbanyak di Asia. Di balik euforia penggunaan Facebook di Indonesia, terungkap fenomena bahwa sejumlah remaja perempuan hilang setelah berkenalan dengan seseorang di Facebook. Penelitian ini membahas proses pertemanan remaja perempuan di Facebook dengan orang yang kemudian diketahui sebagai pelaku tindak kejahatan terhadap dirinya.

Dengan berdasar pada Teori Tahap Perkembangan Hubungan dari Knapp & Vangelisti dan menggunakan rancangan penelitian kualitatif, penelitian ini menggambarkan tahap-tahap hubungan antarpribadi yang dijalin oleh korban bersama pelaku kejahatan yang dikenalnya melalui Facebook. Dari empat kasus yang diteliti, hubungan korban dan pelaku secara umum menyerupai pola gerakan non-linier, berkembang dari Inisiasi, Mencoba-coba, Intensifikasi, kemudian melompati tahap-tahap Penggabungan, Pengikatan, Pembedaan, Pembatasan, dan Stagnasi, langsung menuju tahap-tahap Penghindaran dan Penghentian.


As of March 2013, Indonesia ranked second of the most Facebook users in Asia. Behind the euphoria of Facebook in Indonesia, a phenomenon was revealed that a number of girls missing after initiating friendships on Facebook. This study discusses the process of adolescent female friendship on Facebook with people who later became known as the perpetrators of the crime upon them.

Using Knapp & Vangelisti?s Stages of Development and Deterioration and with qualitative research design, this study describes the stages of interpersonal relationships built by the victim and the-latter-known offender of crime through their acquaintainceship in Facebook. From four cases studied, victims? and offenders? relationships resemble the patterns of a non-linear motion. The stages are Initiating, Experimenting, Intensifying, skips the stages of Integrating, Bonding, Differentiating, Circumscribing, and Stagnation, straight to Avoiding and Terminating stages.

Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Dinar Prihatina
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis kaitan antara eksistensi dan intersubjektivitas yang ditampilkan dalam film Artificial Intelligence: A.I. dengan memaknai tokoh David, sebagai subjek yang memenuhi dorongan untuk mencapai pemenuhan diri (transendensi). Dengan menggunakan pendekatan filsafat Gabriel Marcel, penelitian ini menganilisis dinamika tokoh David yang berpartisipasi dalam hubungan personal berlandaskan cinta sehingga dapat mencapai transendensi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia dapat meraih pemenuhan diri dengan menghentikan objektivikasi dan membina hubungan intersubjektif. Secara keseluruhan, A.I. menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi manusia modern yang cenderung tenggelam dalam individulitas dan mengabaikan nilai hubungan personal antarmanusia sehingga tidak dapat mencapai tingkat eksistensi tertinggi sebagai _Aku_ yang _Ada_.
Abstract
The main focus of this study is the significance of David_s existence in Steven Spielberg_s film, Artificial Intelligence: A.I. This study particularly analyzes the correlation between human_s existence and openness (l_intersubjectivit_) by exploring David as a subject who urges to achieve the exigence of transcendence, the need of transcendence. Using Gabriel Marcel_s philosophical approach, this study examines David_s interpersonal relationship based on love as a manifestation of his openness which could lead him to achieve the state of fullness (transcendence). This study confirms that human being will be able to achieve the need of transcendence when we are willing to see other people as subject and maintain interpersonal relationship. All in all, A.I. criticizes the condition of modern man who are drowned in individuality and despises the value of interpersonal relationship, so that the highest level of existence, the state of Being cannot be achieved.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Valeri Putri Hadiningrat
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang keberadaan Komunikasi Antarpribadi yang terdapat di film Ada Apa dengan Cinta (2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan berbagai proses dalam hubungan antarpribadi yang terjadi antara Rangga dan Cinta yang bisa dikaitkan dengan Social Penetration theory untuk selanjutnya melihat bagaimana Komunikasi Antarpribadi yang terjalin berdasarkan teori tersebut. Penelitian ini kemudian juga menggaris bawahi usaha film Ada Apa dengan Cinta dalam memperkaya representasi di media, terlihat dari keberadaan karakter-karakter dengan personality yang berbeda serta hubungan antarpribadi yang terjalin di antara para tokohnya. Sebagai riset kualitatif, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah content-based anaysis. Instrumen penelitian ini adalah film. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan Social Penetration theory yang terimplementasi dalam film Ada Apa dengan Cinta yaitu pada jalinan hubungan antara Rangga dan Cinta. Riset ini menyimpulkan bahwa representasi dari hubungan antarpribadi yang terjalin antara Rangga dan Cinta memang sesuai dengan proses yang terdapat pada teori Social Penetration. ......This research discusses the existence of interpersonal relationship in the film Ada Apa dengan Cinta (2002). The aim of this study is to analyze and describe various interpersonal relationship processes that occur between Rangga and Cinta which can be associated with the Social Penetration theory to further see how the existing interpersonal relationship relates with the Social Penetration theory. This research also underlines the efforts of the Ada Apa dengan Cinta film in enhancing representation in the media, as can be seen from the existence of characters with different personalities and the interpersonal relationships that exist between the characters. As a qualitative research, this study uses content-based analysis technique. The instrument used in this research is film.The result of this research indicates the relationship of Social Penetration theory which is implemented in the Ada Apa dengan Cinta film on the relationship between Rangga and Cinta. This research conlcudes that the representation of interpersonal relationship that exists between Rangga and Cinta is indeed in accordance with the process contained in the Social Penetration theory.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adenita Yusminovita
Abstrak :
Internet merupakan media komunikasi elektronik yang menghubungkan seseorang ke pusat informasi di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan telepon. lnternet telah berkembang di dunia dalam 25 tahun terakhir, sedangkan di Indonesia baru mengenal internet tahun 1995. Salah satu fasilitas yang tersedia dalam Internet adalah ruangan komunikasi atau chat room (IRC atau Internet Relay Chat) yang di dalamnya banyak orang di seluruh pelosok dunia dapat melakukan komunikasi interaktif jarak jauh, tanpa bertatap muka dan dalam waktu bersamaan. Dengan demikian IRC merupakan media komunikasi antara individual dengan individual atau kelompok lain tanpa ada hambatan fisik seseorang, tempat dan waktu. Berdasarkan teori dan konsep ilmu komunikasi maka timbul pertanyaan bagaimana sebenarnya wujud IRC sebagai media komunikasi? Bagaimana bentuk interaksi komunikasi yang terjadi dan apa yang dikomunikasikan? Studi ini bertujuan untuk menggambarkan IRC secara keseluruhan mulai dari teknologi, keberadaan komunitas virtual sampai pada bagaimana berlangsung interaksi antar individu dengan menggunakan simbol-simbol khusus. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan pengamatan mendalam pada beberapa responden terpilih dan peneliti turut serta berkomunikasi secara langsung dalam chat room. Pengumpulan data dilakukan dari Januari 2000 sampai Januari 2001. Studi ini menganggap komunikasi antar pribadi dapat berperan untuk menjelaskan interaksi antar chatter sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mendorong mereka untuk berkomunikasi melalui IRC. Pengembangan interaksi antar chatter melalui beberapa tahap seperti apa yang telah dikemukakan oleh Ruben (1992) sedangkan proses sampai menjadi lebih intim dengan menggunakan tahap yang dikemukakan oleh Julia T.Wood (1982). Pendekatan Symbolic Interacsionis juga digunakan dalam studi ini untuk melihat simbol-simbol yang digunakan oleh chatter dalam berkomunikasi selama berada dalam chat room. Hasil studi memperlihatkan bahwa IRC merupakan sebuah komunitas virtual yang anggotanya adalah semua chatter yang berada dalam sebuah room. Interaksi yang terjadi antar chatter menggunakan simbol-simbol berupa singkatan, emoticons dan bahasa teknis IRC yang hanya dimengerti oleh chatter atau orang yang sedang mempelajarinya. Dalam interaksi tersebut juga terbentuk suatu hubungan pribadi antar chatter berupa hubungan persahabatan atau kekasih. Hubungan ini akan mengalami kemunduran atau kemajuan tergantung dari keputusan dan perjanjian yang diambil masing-masing chatter.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Letisia Permata Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menyimpulkan pola pengaruh faktor stres kerja yang diwakili tiga Job Stressor, yaitu Beban Kerja, Konflik Peran, dan Hubungan Interpersonal terhadap Work-Life Balance WLB pada Fungsional Pemeriksa sebagai garda depan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK RI dalam mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk memprediksi dan menyimpulkan tentang adanya perbedaan tingkat WLB di antara kelompok gender, generasi, dan status pernikahan; serta memberi pertimbangan manajerial tentang WLB pada Fungsional Pemeriksa BPK RI. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner dengan total responden yang berhasil didapatkan sebanyak 383 orang. Wawancara mendalam juga dilakukan untuk memperkuat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Beban Kerja, Konflik Peran, dan Hubungan Interpersonal berpengaruh signifikan positif terhadap WLB pada Fungsional Pemeriksa BPK RI. Hasil tersebut menunjukkan bahwa stres tidak selalu buruk dan dapat berpengaruh positif jika dalam jumlah optimal. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan tingkat WLB Pemeriksa BPK RI berdasarkan kelompok gender dan generasi/cohort, sedangkan untuk kelompok status pernikahan tidak terdapat perbedaan.
ABSTRACT
This study aims to predict and conclude the impact pattern of job stress represented by three Job Stressors, namely Workload, Role Conflict, and Interpersonal Relationship towards Work Life Balance WLB on Functional Auditors as the vanguard of The Audit Board of The Republic Indonesia in achieving organizational goals. This study also aims to predict and conclude the difference of WLB level among gender, generation, and marital status groups and give managerial consideration about WLB among Functional Auditors in The Audit Board of The Republic Indonesia. The study was carried out by quantitative method through the distribution of questionnaires with a total of 383 respondents. In depth interviews were also conducted to strengthen the analysis. The results showed that Workload, Role Conflict, and Interpersonal Relationship have significant positive impact on WLB among Functional Auditors in The Audit Board of The Republic Indonesia. These results indicated that stress is not always bad and can have positive impact if in the optimal amount level of stress. The results also showed differences in WLB levels among Functional Auditors in The Audit Board of The Republic Indonesia based on gender and generation cohort groups, while no difference on marital status group.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library