Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
In improving Indonesia construction companies? ability to compete, anticipative steps by determining various improvements and corrections in construction companies are needed to increase the company 's quality performance. Several factors that influence and determine the success of a construction company can be grouped into internal factors, external factors, and market forces. internal factors in a company are important factors and have the eject of approximately 42% towards the company's success. Management equipment, human resources, corporate culture and finance dominate the internal factors ' influence towards the success of a construction company. The research goal discussed in this paper is to identify the problems that arise in a construction company 's internal factors that influence the company's success performance in Indonesia. The methods used are literature studies and survey for identifying the problems and the construction company?s success performance indicators. The analysts method used in this research is statistical analysis. The results show that problems in internal factors which have significant influence to decrease construction company?s performance are the management and human resources factors.
Jurnal Teknologi, 21(1) Maret 2007 : 102-110, 2007
JUTE-21-2-Jun2007-102
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muharam Noor
Abstrak :
Perusahaan jasa konsultan arsitektur merupakan salah satu cakupan area industri jasa konstruksi yang memerlukan pembenahan terutama dalam peningkatan kinerja waktu dan kinerja mutu untuk mencapai kesuksesan di dunia persaingan yang semakin ketat dan global. Pembenahan terhadap penyimpangan faktor internal merupakan satu langkah awal yang perlu dilakukan, karena masalah internal dihasilkan sendiri oleh perusahaan dan berada dalam kendali organisasi perusahaan, antara lain terdiri dari manajemen, sumber daya manusia, manajemen sumber daya manusia, keuangan, budaya perusahaan, dan sumber daya lainnya. Pendekatan yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan jasa konsultan arsitektur adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh faktor-faktor internal perusahaan jasa konsultan arsitektur. terhadap peningkatan kinerja waktu dan kinerja mutu proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal pada perusahaan jasa konsultan arsitektur yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja waktu dan mutu proyek. Dari hasil survey atau penyebaran kuesioner dan analisa AHP dapat diketahui faktor-faktor internal yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kinerja waktu dan mutu proyek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor manajemen dan faktor sumber daya manusia merupakan faktor utama yang mempengaruhi indicator kinerja waktu dan kinerja mutu proyek sehingga dapat disimpulkan pengelolaan yang baik terhadap faktor internal tersebut dapat meningkatkan kinerja waktu dan kinerja mutu proyek perusahaan jasa konsultan arsitektur.
The architecture firm is one area from many area in the construction industry, it need reconciliation in project performance especially in time and quality performance to gain success in global world competition. Reconciliation in internal factors is a one step need to be done, because internal factors are created by the firm and control by the firm, the internal factors consists of management, human resources, management of human resources, finance, culture of the firm, and other resources. The exact approach to improve performance of the architecture firm is to identified and analyzed internal factors in architecture firm that effect the improvement of project performance especially in time and quality performance. This research objective is to identified and analyzed internal factors in architecture firm that effect the improvement of project performance especially in time and quality performance. From the survey?s result and the use of Analytical Hierarchy Process (AHP) we should found the internal factors that significantly effect the improvement of project performance especially in time and quality performance. This research has shown that the management factor, and human resources factor are significant factors that effect the improvement of project performance especially in time and quality performance, hence it will be concluded that proper organize for the management factor and human resources factor should improve the project performance of architecture firm especially in time performance and quality performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T25061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Krisna Yuanitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Olahraga berperan sebagai national character building suatu bangsa, sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional. Sebagai alat pemersatu bangsa, sayangnya olahraga belum menjadi prioritas pemerintah. Hal ini ditandai dengan makin menurunnya prestasi olahraga nasional. Penurunan prestasi ini juga terjadi pada cabang olahraga bulutangkis, terlebih pada sektor putri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya strategi-strategi khusus yang harus diambil oleh SKO Ragunan guna meningkatkan prestasi atlet perempuan bulutangkis. Strategi tersebut antara lain: menghidupkan pendidikan jasmani di sekolah, koordinasi dengan Dinas Olahraga di kota dan/atau kabupaten, kerjasama dengan pihak swasta untuk mendukung fasilitas latihan dan kebutuhan atlet, penataran, pelatihan, dan standarisasi untuk pelatih, pemberian penghargaan untuk setiap atlet berprestasi, pengiriman atlet ke kompetisi secara teratur, pembangunan PPLM khusus cabang olahraga bulutangkis, promosi bakat atlet bulutangkis SKO Ragunan, serta penerapan Iptek olahraga.
ABSTRACT
Sports has a role as national character building of a nation, build self confidence, national identity, and national pride. As a unifying tool of the nation, unfortunately sports have not become a government priority. This is marked by the declining achievement of national sport. The decrease in this achievement also occurs in badminton sport, especially in the women 39 s sector. The results of this study indicate that the need for special strategies that must be taken by SKO Ragunan in order to improve the performance of female athletes badminton. These strategies include enabling physical education in schools, coordinating with the Sports Department in cities and or districts, collaborating with private parties to support training facilities and athlete needs, upgrading, training, and standardization for trainers, awarding awards for every outstanding athlete, sending athletes to the competition on a regular basis, the construction of PPLM special badminton sports, promotion talent badminton athletes of SKO Ragunan, and application of sports science and technology.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Machdalena
Abstrak :
Masalah kesehatan ibu pada saat ini masih merupakan tantangan yang cukup besar di Indonesia. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995) merupakan angka yang tertinggi untuk negara-negara di lingkungan ASEAN. Pada tahun 1999 kematian ibu bersalin di Padang juga masih cukup tinggi yaitu 135/100.000 kelahiran hidup. Angka ini sudah berada dibawah angka nasional, tapi masih jauh lebih tinggi dibanding negara ASEAN lainnya. Kematian ini paling banyak terjadi akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Dilihat dari penyebab kematian, pelayanan antenatal yang baik dapat memperbaiki keadaan ini. Pelayanan antenatal di Padang terutama dilaksanakan oleh bidan yaitu sekitar 78.84% dan pertolongan persalinan 98.7% sudah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi bidan dalam melaksanakan layanan antenatal yang sesuai dengan standar. Faktor yang diteliti adalah faktor internal pada bidan yang terdiri dari pendidikan, pelatihan, sikap, motivasi, dan lama kerja, sedangkan faktor eksternal yang diteliti adalah komitmen atasan, kelengkapan sarana dan penerimaan lingkungan. Kedua faktor ini merupakan variabel bebas, sedangkan variabel terikat adalah pelayanan antenatal oleh bidan. Disain penelitian yang dipakai adalah cross sectional. Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Dari hasil analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara pendidikan, sikap, dan kelengkapan sarana dengan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar. Dengan analisis multivariat didapatkan hubungan yang kuat antara sarana dengan pelayanan antenatal yang sesuai. Dengan hasil penelitian ini diharapkan institusi pendidikan bisa lebih mendidik siswa dalam mengembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme sehingga nanti mereka bisa bekerja dengan lebih baik. Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas diharapkan bisa memberikan pembinaan lebih baik kepada petugas dan memperhatikan keadaan sarana pelayanan kesehatan sehingga pelayanan kesehatan yang bermutu bisa didapatkan oleh masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan yang baik diharapkan angka kematian ibu bisa ditekan serendah mungkin. ......Mother health problem is still a big challenge in Indonesia. The high Mother Mortality Rate (MMR), 375/100.000 of living births (SKRT, 1995) is the highest among ASEAN countries. In 1999, MMR in Padang is about 135/100.000 living births. This rate is below national's MMR, but still the highest among ASEAN countries. Caused of the death is due to complication during pregnancy, at the birth and recovery period. Problem could be solved by standardized antenatal care. In Padang, 78.84% of antenatal care is provided by midwives, and birth services are done by health providers. The purpose of this research is to know that internal and external factors affected to the midwives doing standardized antenatal care. The research design is a cross sectional. All the data was analyzed through univariate, bivariate and multivariate analysis. The results of bivariat analysis showed that the education, attitude, and facility are correlated to standardized antenatal care. The results of multivariat analysis indicated that the most affected variable to standardized antenatal care is facility. From the result of this research, it's recommended to educational institution to lead the students to improve their responsibility and professionalism for their work in the future. City Health Department and Health Centers are expected to guide the providers of antenatal care intensive and attentively, preparing good facility of health services for the high quality of health care. By doing the quality of health services, MMR could be reduced as low as it could be.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fitri Natriawan
Abstrak :
Realita bisnis tahun 90-an kondisinya memang sudah jauh berbeda dari situasi bisnis dalam dasawarsa sebelumnya. Dalam dasawarsa 70-an sampai tahun 80-an, perkembangan bisnis relative stabil dan masih bisa diprediksi. Sekarang ini, perubahan bisnispun semakin cepat sehingga memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan yang mampu mengadaptasi setiap gejolak perubahan yang terjadi dimana pasar semakin kompleks dan tersegmentasi. Hal ini terlihat pada salah satu kasus ? Caterpillar?S FX Whammy ? dimana pada awal 1980 dollars menguat terhadap yen, sehingga harga equipment dari Caterpillar relatif naik terhadap harga equipment Komatsu sehingga kemampuan bersaing (Competitive Advantage ) Komatsu lebih kuat dibandingkan Caterpilaar. Hal tersebut berdampak terhadap penjualan dan revenue-nya yang berkurang. Hal yang sama terjadi pada PT. AAA dimana dengan pengaruh faktor eksternal ; naiknya nilai US$, harga BBM dan terjadinya inflasi serta pengaruh faktor internal yakni ; terjadinya kerusakan alat produksi dan waktu pemeliharaan yang lama sangat mempengaruhi kinerja PT. AAA. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penulisan ini akan dilakukan suatu identifikasi terhadap faktor resiko apakah yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan serta tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi resiko tersebut dengan case study ? PT. AAA ?. Proses pelaksanaan analisis dilakukan dengan mengunakan Formal Safety Assesment atau Manajemen Resiko Serta menggunakan simulasi monte carlo terhadap variable resiko yang mempengaruhi kinerja PT. AAA sehingga diperoleh model resiko, dimana variable yang berpengaruh terhadap kinerja adalah belum mencukupi subsidi untuk pelayanan keperintisan (X3) memberikan variasi sebesar -5,5 %, Terbatasnya bengkel di wilayah Timur Indonesia (X6) memberikan variasi sebesar -4,7 % dan Efisiensi biaya pemeliharaan rutin alat produksi (X25) memberikan variasi sebesar -12,5 %. Sedangkan PDRB memberikan variasi sebesar 87,5%. Secara keseluruhan model resiko mampu menjelaskan kinerja perusahaan (R2) sebesar 86,6 %. Sementara tindakan yang dilakukan memberikan benefit per cost sebesar Rp. 5,26,-.
Business condition in the 90-ies was very different to the previous 70-ies and 80-ies where development was stable and predictable. Recently, business grew rapidly which because a challenge and opportunity for the company. Increasing complexity of market segmentation, for example in a case at PT. Caterpillar FX Whammy, equipment price of caterpillar more higher than Komatsu equipment because USD fluctuation Yen. This condition because a competitive advantage for Komatsu against than Caterpillar. Also on selling was revenue of Caterpillar has decreased. This phenomenon also applied to PT. AAA. External factors USD fluctuation risen fuel price and inflation including internal factors damage production tools and maintenance problem to influence on PT. AAA Profitability. These issues became the basis for on the identification of risk factor that influence company profitability and the impact of profitability. Also problem solving for this problem, study case on PT. AAA. Analysis method is using Formal Safety Assessment (FSA) or Risk Management by Monte Carlo simulation with risk variable that influence on PT. AAA productivity. Therefore, result of this study is risk model analysis where variable of productivity give under subsidy by Public Service (X3) about -5.5%. A few number of workshop in the west part of Indonesia (X5) give variation about -4.7% and cost efficiency of production tools routines (X25) give variation about -12.5%. Beside, GDRP give variation about 87.5%. In general risk model will explain the company productivity (R2) about 86.6%. However, action plan for this problem will give cost benefit about Rp. 5.26,-.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Fika Agusti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi akuntabilitas dan transparansi Kementerian/Lembaga. Faktor determinan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan temuan audit BPK. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Periode pengamatan adalah tahun anggaran 2010-2012. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan data panel,dengan menggunakan ordered logit. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel tingkat kompleksitas, kegiatan dekonsentrasi, temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangundangan, dan tingkat penyimpangan anggaran berpengaruh negatif terhadap kemungkinan tingginya akuntabilitasdantransparansiKementerian/Lembaga.
objective of this research to analyze determinants of accountability and transparency in Ministries/Institutions. Determinant factors were divided into two groups: internal factor from Ministries/Institutions and BPK?s audit findings. The data used in this study is a secondary data. Observation period used is year 2010- 2012. Research method is a quantitative with panel data, using an ordered logit models. The study find that complexity level, deconcentration activities, findings related to noncompliance with laws and regulations, and the level of budget irregularities has negative effect on the possibility of high accountability and transparency in Ministries/Institutions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meria Woro Listyorini
Abstrak :
ABSTRAK
Depresi merupakan (depressive symptoms) atau gangguan fungsi psikososial pada masa tua (Late-life depression). Depresi pada lansia dapat terjadi akibat beberapa faktor internal maupun eksternal. Tujuan: mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan depresi lanjut usia di PSTW Budi Dharma Bekasi. Metode: desain kuantitatif dengan pendekatan analisis cross secional dengan responden sebanyak 101. Hasil penelitian: (24,8%) lansia depresi ringan, (28,7%) depresi sedang, dan (5%) lansai depresi berat. Faktor internal: rerata usia responden sebesar 72,83 tahun mengalami depresi, SD: 2,8, berjenis kelamin wanita (69,6%), berstatus tidak menikah (89,7%), berpendidikan rendah (60,2%), dan rerata status kesehatan dengan nilai mean: 43,33 SD: 1,54. Faktor eksternal: sumber dukungan sosial dengan depresi nilai mean: 36,61 SD: 2,55, dan bentuk dukungan sosial: mean 26,07 SD: 1,14. Kesimpulan: ada hubungan signifikan usia dengan status depresi, jenis kelamin wanita lebih banyak dan berhubungan signifikan dengan depresi, serta lansia dengan status pernikahan tidak menikah berhubungan signifikan dengan depresi.
ABSTRACT
Depression is (depressive symptoms) or impaired psychosocial function in old age (Late-life depression). Depression in the elderly can occur due to several internal and external factors. Objective: to identify internal and external factors related to elderly depression in PSTW Budi Dharma Bekasi. Method: Quantitative design with cross sectional approach with 101 respondents. Results: (24.8%) elderly mild depression, (28.7%) moderate depression, and (5%) severe depression lansai. Internal factors: average age of respondents 72.83 years old experienced depression, SD: 2.8, female sex (69.6%), unmarried status (89.7%), low education (60.2%), and Mean health status with mean value: 43,33 SD: 1,54. External factors: a source of social support with mean value depression: 36.61 SD: 2.55, and form of social support: mean 26.07 SD: 1.14. Conclusion: There is a significant association of age with depression status, more female sex and significant relation with depression, and elderly with unmarried marital status significantly related to depression.
2017
T47785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Karmilasari
Abstrak :
Bisnis adalah suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah dan berkembang sebagai dampak dari faktor internal dan eksternal, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mengimplementasikan Business Continuity Management System (BCMS) di perusahaan. Berdasarkan laporan Top Business Risk yang dikeluarkan oleh Allianz Risk Barometer pada tahun 2018 disebutkan bahwa business interruption merupakan salah satu risiko terbesar dalam kurun waktu 6 tahun belakang ini, hal ini pun menjadi salah satu risiko bisnis utama pada negara-negara Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik termasuk Indonesia. Lebih spesifik lagi, untuk Indonesia disebutkan bahwa bussiness interuption terbesar disebabkan oleh gangguan dalam rantai pasok, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami dsb, kebakaran dan ledakan pabrik serta perubahan iklim/ peningkatan suhu/cuaca buruk. Hal ini pun tidak luput terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk industri manufakturing yaitu farmasi, terdapat peningkatan skenario interupsi bisnis dibanding 2017 yang diakibatkan dari adanya gangguan rantai pasokan, bencana alam serta peristiwa kebakaran dan ledakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan ketentuan NFPA 1600 dan ISO 22301. Tujuan dari penelian ini adalah untuk menganalisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) level existing perusahaan dan faktor-faktor yang berkontribusi sesuai dengan standar yang akan dikategorikan menjadi 4 tingkatan; Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik dan Baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis gaps (kekurangan) pada tiap elemen BCP untuk membandingkan implementasi BCP aktual dengan standar, lalu dilakukan analisis mendalam untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gaps. Hasil yang dapat disimpulkan adalah rata-rata BCP level existing perusahaan berada pada level 71% (Cukup Baik). Elemen BCP yang menjadi prioritas utama untuk perusahaan tingkatkan yaitu Pelatihan dan Edukasi, Program Pemeliharaan & Peningkatan serta Evaluasi kinerja. Faktor yang berkontribusi terhadap gaps adalah terkait TNA yang belum spesifik, proses audit internal BCP yang kurang menyeluruh serta mindset implementasi BCP yang masih prosedural. ...... Business is something dynamic, changeable and developed as impact from internal and external factors, so it is important to implement well-adapted Business Continuity Management System (BCMS) in a company. Based on the report on Top Business Risk issued by the Allianz Risk Barometer in 2018, it is stated that business interruption is one of the biggest risks in the past 6 years, this has become one of the main business risks in European countries, Africa and Middle East and Asia Pacific including Indonesia. Specifically, Indonesia, it stated that the biggest business interruption is caused by disruptions on supply chain, natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis etc., factory fires and explosions and climate change/ rising temperatures. This also happened to companies in Indonesia, including pharmaceuticals. There is an increasing trend in business interruption scenarios compared to 2017 caused by supply chain disruptions, natural disasters, and fire & explosion events. This study was conducted by using qualitative and semi-quantitative analysis in accordance with requirements from NFPA 1600 and ISO 22301. The aim of this study is to analyse the implementation of Business Continuity Plan (BCP) existing level in the company and the contributing factors in referral to the standards which are categorized by 4 level; Not Good, Less Good, Good Enough and Good. Data collection carried out by conducting gap analysis on each BCP element to compare the actual BCP implementation with the standards, then it is being in-depth analyzed to explore the contributing factors on gaps. It concluded that the average existing BCP level is 71% (Good Enough). High priority should be main concern for improvement are training & education, monitoring & continuous improvement and performance evaluation. Contributing factors on the gaps are unspecified TNA, not robust internal audit process of BCP and mindset on BCP implementation which still procedural.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atsni Kautsar Rahmawani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja (operator) dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) pada area Wood Working I PT Yamaha Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada periode Maret - April 2014 dengan jumlah responden 47 orang. Analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square menunjukan ada hubungan penggunaan APD terhadap sikap penggunaan APD (p-value = 0,013), pengawasan terhadap penggunaan APD (p-value= 0,023) dan penerapan peraturan penggunaan APD (p-value = 0,024). Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang APD (p-value = 1,000), ketersediaan APD (p-value = 0,312), dan kenyamanan dalam menggunakan APD (p-value = 0.100) dengan perilaku penggunaan APD pada pekerja di area Wood Working I. ...... This study aims to determine the factors related of workers (operators) in the use of personal protective equipment (PPE) in the area of Wood Working I PT Yamaha Indonesia. This research is a descriptive cross-sectional quantitative approach. This research was conducted in the period March-April 2014, with the number of respondents 47 people. Data analysis using Chi-Square statistical test showed no relationship to the attitude of the use of PPE use (p-value = 0.013), supervision of the use of PPE (p-value = 0.023) and the application of the rules of use of PPE (p-value = 0.024). In contrast, there was no significant relationship between knowledge of the APD (p-value = 1.000), availability of PPE (p-value = 0312), and convenience in use of PPE (p-value = 0.100) with the behavior of the use of PPE to workers in the area of Wood Working I.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>