Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Kurnia Defri
Abstrak :
Prasangka terhadap etnis Tionghoa sudah sering terjadi di Indonesia. Menariknya salah satu penyanyi tersukses di Indonesia adalah Chrisye, yang berasal dari etnis Tionghoa. Riset sebelumnya menunjukkan bahwa interaksi parasosial dengan persona media dan emosi positif terhadap kelompok berhubungan dengan prasangka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mediasi emosi positif terhadap kelompok etnis Tionghoa terhadap hubungan interaksi parasosial dengan Chrisye dan prasangka terhadap etnis Tionghoa. Penelitian ini dilakukan kepada 171 partisipan secara daring dengan karakteristik partisipan berusia 17-60 tahun, pernah mendengarkan lagu Chrisye, dan bukan berasal dari Etnis Tionghoa. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan Skala Prasangka terhadap Etnis Tionghoa (Kiranti, 2017; α = .856), Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (Bocarnea & Brown, 2007; dalam Saraswati, 2014; α = .844), dan Skala Emosi terhadap Kelompok (Miller, Smith, & Mackie, 2004; α = 848). Penelitian ini menemukan bahwa hubungan interaksi parasosial dan prasangka dimediasi secara penuh oleh emosi terhadap kelompok (γ = -.096, CI[-.182,-.031]. Temuan penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai sarana penurunan prasangka. ......Prejudice against Chinese-Indonesians has often occurred in Indonesia. Interestingly, one of the most successful singers in Indonesia, Chrisye, was a Chinese-Indonesian. Previous research has shown that parasocial interaction with media personas and positive emotions toward group are associated with prejudice. This study aims to examine the mediating role of positive emotions towards Chinese-Indonesians ethnic groups on the relationship between parasocial interaction with Chrisye and prejudice against Chinese-Indonesians. This research was conducted online on 171 participants with the characteristics of participants aged 17-60 years, had heard the Chrisye‘s song, and was not a Chinese-Indonesian. Measurements in this study used Skala Prasangka terhadap Etnis Tionghoa (Kiranti, 2017; α = .856), Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI; Bocarnea & Brown, 2007; in Saraswati, 2014; α = .844), and Skala Emosi terhadap Kelompok (Miller, Smith, & Mackie, 2004; α = 848). This study found that the relationship between parasocial interaction and prejudice is fully mediated by emotions towards the group (γ = -.096, CI[-.182,-.031]. The findings of this study can be applied as a prejudice reduction media.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Iskandar
Abstrak :
Seiring dengan berkembangannya teknologi maka semakin banyak kegiatan yang seseorang dapat lakukan. Virtual Youtuber merupakan suatu pekerjaan yang baru muncul berkat kemajuan teknologi. Pekerjaan sebagai Vtuber memerlukan komunikasi dengan penonton sehingga mereka dapat merasa akrab dan mengeluarkan uang untuk perhatian Vtuber tersebut. Penelitian ini membahas bagaimana Vtuber dapat menumbuhkan rasa akrab dengan penonton dengan kemampuan berkomunikasi mereka. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis, dan konsep interaksi parasosial milik Horton dan Howl. Konsep tersebut digunakan untuk menjelaskan rasa kedekatan yang dirasakan penonton kepada Vtuber. Kemudian penulis mengambil beberapa cuplikan dan menganalisa bahasa yang digunakan. Lewat analisa tersebut penulis menemukan bahwa Vtuber gemar menggnakan bahasa informal ketimbang bahasa formal meskipun hal tersebut berlawanan dengan setting karakter mereka. Selain itu pronominal dan aisatsu yang digunakan Vtuber juga unik dan mempermudah penonton untuk merasa akrab dengan mereka. ......With the advance of technology, so does the increase in activity one could do. Vtuber is one of the recent jobs that emerged due to it. Vtuber is a job that requires someone to communicate with the audience through their limited means and make them feel a sense of closeness, or perhaps, camaraderie in which they would feel willing to spend their money for their attention. The author used descriptive-analytical methods, and Horton and Howl’s parasocial interaction concept to explain the sense of closeness that appeared among the audience. Then the author took a few video samples and analyzed what type of language was used by Vtubers generally. By doing so, it was discovered that Vtubers tend to use informal language even if it means breaking the character’s setting. Pronominal and aisatsu they use are also unique and speculated to play a part in creating a sense of in-group, which also makes the audience relate to them.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prawestri Bayu Utari
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ikatan orangtua-anak dan interaksi parasosial terhadap selebriti favorit pada remaja akhir. Pengukuran interaksi parasosial terhadap selebriti favoritnya dilakukan dengan menggunakan alat ukur Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI) yang dikembangkan oleh Bocarnea dan Brown (2007). Pengukuran ikatan orangtua-anak dilakukan dengan menggunakan alat ukur Parental Bonding Instrument (PBI) yang dikembangkan oleh Parker, Tupling dan Brown (1979). Partisipan penelitian berjumlah 206 remaja akhir. Dengan melakukan teknik statistik Pearson Correlation, didapatkan hasil korelasi r = .037, n = 206, p > .05, two tailed pada PBI skor care dengan CPPI, dan r = -.031, n = 206, p > .05, two tailed pada PBI skor overprotection dengan CPPI. Hasil korelasi tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signfikan antara ikatan orangtua-anak dan interaksi parasosial. ......This research was conducted to find the correlation between parental bonds and parasocial interaction towards their celebrity favourite on late adolescence. Measurement of parasocial interaction towards their favorite celebrity was done by using an instrument named Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI) developed by Bocarnea and Brown (2007). Measurement of parental was done by using an instrument named Parental Bonding Instrument (PBI) developed by Parker, Tupling and Brown (1979). This research was using 206 late adolescents as participants. The Pearson Correlation was used and the statistical results showed a correlation between PBI care score and CPPI with r = .037, n = 206, p > .05, two-tailed, and correlation between PBI overprotection score and CPPI with r = -.031, n = 206, p > .05, two tailed. Those results indicated there are no significant relationship between parental bonds and parasocial interaction towards favourite celebrity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Rahmayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran identifikasi dengan idola pada hubungan antara interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir pengemar Korean pop idol. Partisipan dalam penelitian ini adalah 422 remaja akhir penggemar Korean Pop Idol. Melalui mediation analysis dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan status identitas diri (c?= 0.006, p= 0.772) dan jalur interaksi parasosial terhadap indentitas diri remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0.198 - 0.0413), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan identifikasi (a= 0.922, p< 0.01), tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara identifikasi dan status identitas diri (b= 0.005, p= 0.732), serta tidak terdapat peran identifikasi yang memediasi interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir penggemar Korean Pop Idol dengan analisis the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) dan dengan analisis bootstrap confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0.234, 0.0326]). ......This study aimed to examine the role of identification with an idol on the relationship between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan. Respondents in this study were 422 late adolescent Korean pop idol fan. Through the mediation analysis, it showed that there was no positive and significant correlation between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (c '= 0.006, p = 0772) and the pathway of parasocial interactions self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan do not have significant influence (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0198 - 0.0413), there was a positive and significant correlation between parasosial interaction and identification with an idol (a = 0.922, p <0.01), there was no positive and significant correlation between identification with an idol and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (b = 0.005, p = 0732), and there was no role of identification with an idol that mediated parasocial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan by the analysis of the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) and by bootstrap analysis confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0234, 0.0326]).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Khansa Nabila Asril
Abstrak :
Media sosial mengubah cara individu berkomunikasi, berkolaborasi, berkoneksi, dan berinteraksi dengan orang lain. Media sosial memberikan sarana kepada marketer untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan, hal tersebut dapat menjadi lingkungan yang ideal untuk menciptakan brand community, membangun dan mempertahankan customer relationships, dan mendapatkan pemahaman lebih mengenai konsumen. Di samping kemudahan sarana yang diberikan, marketer juga memiliki tantangan dalam menggunakan media sosial sebagai media pemasaran, beberapa di antaranya adalah ekspektasi, persepsi, dan reputasi di mata konsumen. Maka dari itu, penting bagi marketer untuk memiliki hubungan yang baik dengan konsumen walaupun hanya terhubung dengan media sosial. Interaksi parasosial dapat digunakan sebagai strategi dalam mengembangkan hubungan konsumen dengan merek. Jurnal makalah ini akan membahas penggunaan interaksi parasosial oleh merek skincare Skin Game dalam mengembangkan hubungannya dengan konsumen di Instagram. Data diperoleh langsung dari laman resmi Instagram @skingameofficial dan literatur yang dapat diakses di internet. Analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Temuan menunjukkan Skin Game sudah menerapkan dua komponen pendorong interaksi parasosial yaitu interaktivitas dan keterbukaan, serta menghasilkan niat loyalitas dan pengungkapan diri oleh konsumen.  ......Social media changes the way individuals communicate, collaborate, connect, and interact with others. Social media provides marketer with direct interaction with customers, it can be an ideal environment for creating brand communities, building and maintaining customer relationships, and gaining more understanding of consumers. In addition to the ease of use, marketer also have challenges in using social media as a marketing medium, some of which are expectations, perceptions, and reputations in the eyes of consumers. Therefore, it is important for marketer to have a good relationship with consumers even though it is only connected in social media. Parasocial interaction can be used as a strategy for developing consumer relationships with brands. This paper journal will discuss the use of social interaction by skincare brand Skin Game in developing its relationship with consumers on Instagram. Data is obtained directly from the official Instagram page @skingameofficial and literature accessible on the internet. Analysis was conducted through descriptive qualitative approach. The findings show that Skin Game has implemented two components that encourage parasympathetic interaction, namely interactivity and openness, and resulted in loyalty intentions and self-disclosure by consumers. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayushita Btariputri Pramordawardani
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh karakteristik interaksi sosial terhadap pembelian impulsif pada live streaming commerce. Atas dasar parasocial interaction dan social presence yang bisa diciptakan live streaming commerce, peneliti mengidentifikasi pengaruh karakteristik interaksi sosial konsumen berupa sense of loneliness, real-life social avoidance, empathy ability, dan mutual assistance terhadap pembelian impulsif. Data dikumpulkan dari 238 responden yang pernah menonton dan membeli produk pada live streaming commerce. Data dianalisis menggunakan metode PLS-SEM melalui perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa real-life social avoidance dan empathy ability memiliki pengaruh positif terhadap parasocial interaction, sedangkan sense of loneliness tidak signifikan. Selanjutnya, empathy ability dan mutual assistance memiliki pengaruh positif terhadap social presence. Lebih dari itu, parasocial interaction dan social presence memiliki pengaruh positif terhadap pembelian impulsif pada live streaming commerce. Hasil karakteristik interaksi sosial yang berpengaruh positif yaitu real-life social avoidance, empathy ability, dan mutual assistance juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pembelian impulsif pada live streaming commerce melalui parasocial interaction dan social presence. ......This research discusses the effect of social interaction characteristics on impulsive purchase in live streaming commerce. On the basis of parasocial interaction and social presence resulted from live streaming commerce, this research aims to identify how consumer social interaction characteristics in the form of a sense of loneliness, real-life social avoidance, empathy ability, and mutual assistance stimulates impulsive purchase. The data is collected from 238 respondents who had watched and purchased product(s) on live streaming commerce. Data were analyzed using the PLS-SEM method via SmartPLS 4 software. The results shows that real-life social avoidance and empathy ability have a positive effect on parasocial interaction, while the sense of loneliness is not significant. Furthermore, empathy ability and mutual assistance have a positive influence on social presence. Both parasocial interaction and social presence have a positive influence on impulse purchases in live streaming commerce. The results of social interaction characteristics that have a positive influence, which are real-life social avoidance, empathy ability, and mutual assistance also have an indirect effect on impulsive purchase in live streaming commerce through parasocial interaction and social presence.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Vandika Daniswara
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis pengaruh interaksi parasosial dalam ulasan TikTok terhadap niat beli Generasi Z di Jakarta, dengan fokus pada aspek hedonis (perceived enjoyment dan Transparency) dan utilitarian (Informativeness dan Credibility). Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, menggunakan data primer dari 195 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok. Responden adalah Generasi Z yang lahir antara 1996 dan 2004 di Jakarta. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis data. Temuan menunjukkan bahwa interaksi parasosial berpengaruh positif signifikan terhadap perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, dan Credibility. Selain itu, perceived enjoyment dan Transparency signifikan mempengaruhi niat beli, menekankan pentingnya pengalaman positif dan informasi yang jelas dalam ulasan produk di TikTok. ......This study analyzes the influence of parasocial interaction in TikTok reviews on the purchase intention of Generation Z in Jakarta, focusing on hedonic (perceived enjoyment and Transparency) and utilitarian aspects (Informativeness and Credibility). The methodology used is a correlational quantitative study, utilizing primary data from 195 active TikTok users. Respondents are Generation Z, born between 1996 and 2004 in Jakarta. The study uses Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the data. Findings indicate that parasocial interaction significantly positively influences perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, and Credibility. Additionally, perceived enjoyment and Transparency significantly affect purchase intention, emphasizing the importance of positive experiences and clear information in TikTok product reviews.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sofi Yatasya
Abstrak :
Merek dan bisnis kini semakin tertarik untuk menemukan cara menggunakan influencer sebagai ‘tokoh populer’ untuk mengenalkan produk kepada audiens mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas dan interaksi parasosial oleh Youtube influencer terhadap intensi pembelian produk kecantikan yang dipengaruhi oleh physical attractiveness, attitude homophily, serta social attractiveness. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) untuk pengolahan data berdasarkan data dari 639 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna aktif Youtube yang mengikuti (berlangganan) pada beauty influencer Indonesia selama lebih dari 3 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa physical attractiveness, attitude homophily, dan social attractiveness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap para-social interaction. Selanjutnya physical attractiveness dan attitude homophily berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap credibility dari influencer. Terakhir, credibility dan para-social interaction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap purchase intention. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini. ......Brands and businesses are increasingly interested in finding ways to use influencers as ‘popular figures’ to introduce products to their audience. This study aims to determine the influence and parasocial interaction by Youtube influencer on the intensity of purchasing beauty products influenced by physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness. This quantitative research uses Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for data processing based on data from 639 respondents obtained through questionnaires to active Youtube users who have subscribed to Indonesian beauty influencers for more than three months. This study shows that physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness have a positive and significant effect on interpersonal interactions. Furthermore, physical attractiveness and attitude homophily have a positive and significant effect on the credibility of the influencer. Finally, credibility and parasocial interaction have a positive and significant effect on purchase intention. The managerial implications and suggestions for further research are discussed further in this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berthania Sekarini
Abstrak :
Seiring berkembangnya zaman, berbagai jenis media sosial juga berkembang dan interaksi parasosial terjadi semakin intens. Salah satu jenis interaksi parasosial di internet yang semakin populer sejak masa pandemi COVID-19 adalah siaran langsung atau live streaming. Pengguna internet menunjukkan minat tinggi pada media siaran langsung seperti YouTube, Twitch, dan AfreecaTV. Menurut teori Horton dan Wohl, hubungan parasosial dapat dibangun dari layanan siaran langsung dengan memberikan ilusi dari hubungan tatap muka antara penyiar gim dan penontonnya. Penelitian ini membahas cara seorang penyiar gim Korea bernama Uzuhama membangun interaksi parasosial melalui siaran langsung dengan penontonnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan transkripsi data dari empat video siaran langsung permainan gim yang diunggah ke YouTube. Hasil analisis menunjukkan  bahwa interaksi parasosial antara  Uzuhama dan penontonnya dibangun dengan cara melibatkan penonton secara emosional, menggunakan strategi inklusi, dan mendorong partisipasi penonton. ......Along with modernization, various types of social media are also developing and parasocial interactions are becoming more intense. One type of parasocial interaction on the internet that has become increasingly popular since the COVID-19 pandemic is live streaming. Internet users are showing high interest in streaming platforms such as YouTube, Twitch and AfreecaTV. According to Horton and Wohl's theory, parasocial relationships can be built from live streaming services by providing the illusion of a face-to-face relationship between the game streamer and the audience. This research discusses how a Korean game streamer named Uzuhama builds parasocial interactions through live streaming with his audience. This study uses a qualitative research method by data transcription from four live game streaming video uploaded to YouTube. The results of the analysis show that the parasocial interaction between Uzuhama and his audience is built by involving the audience emotionally, using inclusion strategies, and encouraging audience participation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library