Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afif Setya Ramadhan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas menggenai faktor-faktor Halal Awarenesss, Persepsi Pribadi dan Sosial, Pemasaran Halal, Sertifikat Halal, Kepercayaan Religius, Pengetahuan yang mempengaruhi intensi pembelian produk Halal pada rentang usia 17 hingga 30 tahun. Metode penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan alat ukur kuisioner. Hasil data primer diolah menggunakan metode SEM-PLS. Temuan hasil dari penelitian menunjukan Faktor-faktor yang ada mempengaruhi intensi pembelian sebesar 72,6 persen. Dari enam variabel yang ada tiga variabel tidak signifikan mempengaruhi intensi pembelian.
ABSTRACT
This study discusses the factors Halal Awarenesss, Personal and Social Perceptions, Halal Marketing, Halal Certificates, Religious Faith, Knowledge that affect the intention of purchasing Halal products at the age of 17 to 30 years. This research method using quantitative technique with questionnaire measuring instrument. The result of primary data is processed using SEM PLS method. Findings of research results 3 factors are significantly affecting intention to purchase halal product.
2017
S69218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Nur Azizah
Abstrak :
Kerusakan lingkungan dan terancamnya kesehatan akibat dari perubahan iklim dapat meningkatkan perhatian konsumen terhadap konsumi makanan sehat dan ramah lingkungan, yaitu makanan organik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran sikap terhadap makanan organik sebagai mediator antara efikasi respons dengan intensi membeli makanan organik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data penelitian yang diperoleh melalui survei secara daring kepada masyarakat dewasa muda usia 18 - 45 tahun (N = 248) yang dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis mediasi dilakukan menggunakan tool Hayes’ model 4 yang terdapat pada IBM SPSS PROCESS versi 4.0 (efek langsung (c’) β = 0.49, p < 0.05 dan efek tidak langsung (ab) β = 0.21 , p < 0.05) hasil penelitian menunjukan niat membeli makanan organik dipengaruhi oleh sikap terhadap makanan organik, sedangkan sikap terhadap makanan organik dipengaruhi oleh efikasi respons. Untuk menjaga masyarakat tetap sehat, maka perlu diberikan pengetahuan terkait makanan organik agar memiliki sikap yang lebih positif terhadap makanan organik dan akan meningkatkan keinginan membeli makanan organik. ......Environmental damage and health threats due to climate change can increase consumer attention to the consumption of healthy and environmentally friendly food, namely organic food. This study aims to examine the role of attitude towards organic food as a mediator between response efficacy and intense buying of organic food. This quantitative study obtained its research data through a survey for young adults aged between 18-45 years old (N = 248) which was conducted using purposive sampling technique. Mediation analysis was performed using the Hayes' model 4 tool contained in IBM SPSS PROCESS version 4.0 (direct effect (c’) β = 0.21, p < 0.05 and indirect effect (ab) β = 0.21 , p < 0.05). Results demonstrate that organic food intention was determined by attitude towards organic food, while attitude towards organic food was determined by response efficacy. To keep people healthy, it is necessary to provide knowledge related to organic food consumption, which in turn will encourage people to have a more positive attitude towards organic food, as well as will increase their desire to buy organic food
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Haryanti Khairunnisa
Abstrak :
Short brand story telah diterapkan oleh beberapa perusahaan sebagai teknik pemasaran yang efektif dalam meningkatkan intensi konsumen untuk membeli. Pemberian jenis cerita yang berbeda dapat memberikan respon yang berbeda pula pada konsumen. Dari aspek short brand story, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jenis short brand story terhadap intensi membeli. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan eksperimen two group design (company-generated vs consumer-generated) between subject design yang dilakukan secara daring. Proses pengumpulan data dilakukan pada 859 orang usia 18 – 26 tahun. Manipulasi yang diberikan dalam penelitian ini adalah memberikan salah satu jenis short brand story secara acak kepada partisipan. Untuk melihat keberhasilan manipulasi, peneliti memberikan manipulation check. Setelah itu mengukur intensi membeli dengan alat ukur Intention-to-Buy Measure dari Schiffman dan Wisenblit (2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat intensi membeli antara konsumen yang diberikan short brand story jenis company-generated (M = 8.20, SD = 2.07) dan consumer-generated (M = 7.80, SD = 2.05) yang signifikan (t(857) = 2.883, p = .004). Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa short brand story jenis company-generated memengaruhi intensi membeli lebih tinggi dibandingkan kelompok consumer-generated. Hasil dari penelitian ini menyarankan kepada perusahaan produk FMCG yang hendak memasarkan produknya melalui teknik short brand story pada kemasan untuk menuliskan cerita berisi pengalaman perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk membantu meningkatkan efektivitas cerita dalam mempersuasi konsumen untuk membeli produk. ......Short brand stories have been adopted by several companies as an effective marketing technique in increasing consumers' purchase intentions. Giving different types of stories can give different responses to consumers. From the aspect of short brand stories, this study aim is to see the effect of types of short brand stories on purchase intentions. This research is a quantitative study with experimental two-group design (company-generated vs consumer-generated) between the subject designs and online method. Data was collected from 859 people aged 18-26 years old. The manipulation provided by randomly assign one type of short brand story to the participants. The treatment of manipulation was checked by manipulation checks. After that, measure the purchase intention with the Intention-to-Buy Measure from Schiffman and Wisenblit (2015). The results of this study indicate that there is a significant difference in the level of purchase intention between consumers who are given a short brand story of the type produced by the company (M = 8.20, SD = 2.07) and those produced by consumers (M = 7.80, SD = 2.05) which are significant (t (857) = 2.883, p = .004). Thus, it can be concluded that the company-generated short brand story affects buying intention higher than the consumer-generated group. The results of this study suggest that FMCG product companies want to market their products through the short brand story technique on the packaging to write stories about the company's experiences. This is done to help increase the effectiveness of the story in persuading consumers to buy products.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budi Tjahjono
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25440
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meinora Haryati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dian Utami
Abstrak :
Saat ini perkembangan telepon selular semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Berbagai macam produk telepon selular yang terdiri dari bermacam-macam tipe, bentuk, warna, harga, aksesoris, dan fungsi tampak semakin gencar ditawarkan pada konsumen. Gencarnya penawaran berbagai macam telepon selular dari produsen menimbulkan fenomena menarik pada konsumen pengguna telepon selular, khususnya pada kalangan mahasiswa. Ada pengguna telepon selular yang suka mengganti telepon selularnya dengan telepon selular keluaran terbaru walaupun telepon selular yang dimilikinya baru berusia tiga bulan. Di sisi lain, ada juga pengguna telepon selular yang sudah cukup puas dengan telepon selular yang dimilikinya karena sudah memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi walaupun secara finansial mampu untuk membeli telepon selular baru. Mahasiswa sebagai konsumen merupakan individu yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Seseorang bisa menyukai makanan, minuman, dan jenis acara televisi yang berbeda dengan teman dekatnya sekalipun. Hal ini tergantung pada karakteristik individualnya masing-masing (Hawkis, Best, & Coney, 1995). Orang yang berasal dari kelas sosial, pekerjaan, dan subkultur yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup merupakan pola seseorang dalam menjalani kehidupannya yang diekspresikan melalui aktivitas, minat, dan pendapat-pendapatnya tentang lingkungan di sekitarnya (Kottler, 1997). Menurut Mowen (1998), gaya hidup mempunyai hubungan yang dekat dengan kepribadian. Kepribadian merupakan karakteristik internal dari individu, sedangkan gaya hidup merupakan perwujudan eksternal dari kakteristik tersebut. Menurut Wells & Prensky (1996), kepribadian dan gaya hidup dapat digolongkan ke dalam karakteristik-karakteristik latar belakang konsumen yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk. Selain itu, aktivitas membeli konsumen juga dipengaruhi oleh proses-proses behavioral. Aktivitas membeli yang dilakukan konsumen memang merupakan hal yang kompleks karena melibatkan kegiatan mental dan fisik. Jadi, untuk mewujudkan suatu aktivitas membeli perlu adanya kemauan yang kuat untuk melakukannya. Menurut Fishbein & Ajzen (1975), kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, dapat dijelaskan melalui konsep intensi. Walaupun intensi tidak secara langsung dimasukkan sebagai salah satu dari proses-proses behavioral, sebenarnya intensi dapat digolongkan ke dalam proses-proses behavioral karena di dalam intensi terkandung adanya aspek motivasional, pembentukan sikap dan juga berpengaruh dalam pegambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan konsep intensi yang digolongkan ke dalam proses-proses behavioral yang melandasi terjadinya aktivitas membeli telepon selular baru yang ingin dilihat apakah ada hubungannya dengan gaya hidup dan kepribadian sebagai karakteristik latar belakang konsumen. Gaya hidup diukur dengan alat ukur yang terdiri dari pernyataan-pernyataaan tentang dimensi aktivitas, minat, dan opini. Kepribadian diukur berdasarkan model kepribadian lima faktor dengan menggunakan Omni-Berkeley Personality Profile yang telah diadaptasi ke dalam bidang perilaku konsumen. Intensi membeli telepon selular baru diukur dengan alat ukur yang dibuat berdasarkan model Fishbein & Ajzen (1975). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang merupakan kelompok transisi yang sangat potensial sebagai pasar sasaran suatu produk terutama produk-produk yang menggunakan teknologi modern (Kasali, 1998). Mahasiswa dalam penelitian ini berada pada tahap perkembangan dewasa muda. Menurut Perlmutter & Hall (1992) usia dewasa muda berkisar antara 18 sampai dengan 30 tahun. Sampel pada penelitian ini berjumlah 160 orang, yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental nonprobability sampling. Alat ukur yang diberikan kepada subjek penelitian berbentuk kuesioner. Data yang diperoleh, diolah dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik korelasi untuk menguji hubungan antara variabel. Semua data ini diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 10.0. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa gaya hidup dan faktor kepribadian extraversion dan openness to experience berhubungan secara signifikan dengan intensi untuk membeli telepon selular baru. Selain itu, sebagai sebagai hasil tambahan, diperoleh hasil yang menunjukkan adanya sumbangan yang bermakna dari sikap dan norma subjektif terhadap intensi membeli telepon selular baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah pengambilan jumlah sampel yang kurang luas penyebarannya membuat hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi mahasiswa. Di samping itu, itemitem dalam alat ukur juga perlu dispesifikkan lagi dengan cara mengelisitasi subjek penelitian dengan metode wawancara mendalam atau focus discussion group. Item-item dalam alat ukur juga perlu diuji validitas dan reliabilitasnya secara terus menerus (tidak hanya satu kali) agar diperoleh item-item yang baik untuk mengukur variabel yang hendak diukur sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat bermanfaat bagi bidang perilaku konsumen.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Yara Salsabila
Abstrak :
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempersuasi konsumen dalam membeli produk, salah satunya dengan teknik bercerita. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran empati sebagai mediator pada pengaruh jenis short brand story (company-generated VS consumer-generated) terhadap intensi membeli konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, between subject design dan posttest only yang dilakukan secara daring kepada 859 partisipan yang berusia 18-26 tahun. Partisipan dibagi secara acak kedalam salah satu dari dua kelompok penelitian, lalu partisipan akan ditunjukan sebuah gambar yang berisi kemasan produk dan manipulasi dari short brand story. Short brand story yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil manipulasi dan modifikasi dari brand story pada produk East Bali Cashews. Hasil analisis menunjukkan bahwa empati tidak memediasi hubungan antara short brand story dengan intensi membeli (ab = - 0,38, p < 0.01, 95% CI [-0,53, -0.26]). ......There are many ways that can be done to persuade consumers to buy products, one of which is by using storytelling techniques. This study aims to examine the role of empathy as a mediator on the effect of the type of short brand story (company-generated VS consumer-generated) on consumer buying intentions. This study was an experimental study, between subject design and posttest only, which was conducted online with 859 participants aged 18-26 years. Participants were randomly divided into one of the two research groups, then participants were shown a picture containing the product packaging and the manipulation of the short brand story. The short brand story used in this study is the result of manipulation and modification of the brand story on East Bali Cashews products. The results of the analysis showed that empathy did not mediate the relationship between short brand stories and purchase intention (ab = - 0.38, p <0.01, 95% CI [-0.53, -0.26]).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Larasati
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menginvestigasi bagaimana gaya hidup dan faktor demografis masyarakat Jakarta mempengaruhi persepsi nilai terhadap merek serta melihat bagaimana persepsi ini mempengaruhi dorongan atau keinginan untuk membeli produk Old dan New Luxury kategori pakaian dan alas kaki khususnya pada kelompok umur 14 hingga 30 tahun atau yang biasa disebut dengan Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design deskriptif. Hasil penelitian memberi masukan kepada pengusaha produksi atau retail produk luxury untuk menggali potensi pasar laki-laki, pasar Jakarta Selatan serta kelas menengah.
2013
S54247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Natalia
Abstrak :
[Kerusakan pada lingkungan memancing kekhawatiran dunia dan menjadi titik tolak munculnya green consumerism yang dimulai dengan kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk memperoleh produk yang layak, aman, dan ramah lingkungan. Hal tersebut memicu perusahaan untuk melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkannya dan melakukan pemasaran terhadap produk tersebut dengan menggunakan strategi green marketing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari green marketing dan perceived innovation terhadap intensi membeli green product dengan mengangkat lampu LED Panasonic. Dengan adanya perceived factors sebagai variabel mediator antara green marketing dan perceived innovation terhadap intensi membeli, yaitu perceived quality, perceived price, perceived risk, dan perceived value, penelitian ini menemukan bahwa perceived innovation memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perceived risk dan perceived risk secara signifikan berpengaruh negatif terhadap intensi membeli green product. Hasil lainnya menunjukkan green marketing awareness memiliki pengaruh negatif terhadap perceived quality, sedangkan perceived innovation memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perceived quality. ......The damage of environment has provoked the world concern and it has become the turning point of green consumerism appearance, which was begin with the consumer's realization of their rights to get worthy, safe, and environmental- friendly products. It also encouraged company to do an innovation to their product and start using green marketing as their strategy to sell it. The purpose of this research is knowing the impact of green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product which is Panasonic LED Lamp. By using perceived factors as mediator variabels between green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product, which are perceived quality, perceived price, perceived risk, and perceived value, this research found that perceived innovation has a negative and significant impact on perceived risk and perceived risk significantly has a negative impact on purchase intention for green product. Others result show that green marketing awareness has a negative and significant impact on perceived quality, but perceived innovation significantly has positive impact on perceived quality., The damage of environment has provoked the world concern and it has become the turning point of green consumerism appearance, which was begin with the consumer?s realization of their rights to get worthy, safe, and environmental- friendly products. It also encouraged company to do an innovation to their product and start using green marketing as their strategy to sell it. The purpose of this research is knowing the impact of green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product which is Panasonic LED Lamp. By using perceived factors as mediator variabels between green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product, which are perceived quality, perceived price, perceived risk, and perceived value, this research found that perceived innovation has a negative and significant impact on perceived risk and perceived risk significantly has a negative impact on purchase intention for green product. Others result show that green marketing awareness has a negative and significant impact on perceived quality, but perceived innovation significantly has positive impact on perceived quality.]
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zamira
Abstrak :
Penelitian ini mengangkat isu pelibatan influencer Instagram dalam membuat konten promosi produk oleh pelaku bisnis. Kredibilitas influencer yang menjadi promotor produk diduga menjadi prediktor munculnya intensi membeli konsumen yang melihat iklan tersebut. Variabel lain yaitu rasa percaya konsumen terhadap influencer dihipotesiskan sebagai variabel moderator berdasarkan teori Ohanian (1991) yang menyatakan pentingnya sejauh mana influencer dapat dipercaya sebagai komponen kredibilitas sumber. Penelitian ini melibatkan 311 partisipan yang mengisi kuesioner alat ukur intensi membeli (Sia et al, 2009), kredibilitas influencer (Ohanian, 1991), dan rasa percaya konsumen terhadap influencer (Warner-Soderholm et al., 2018 dan Hajli, 2014). Hasilnya, tidak terdapat efek moderasi dari variabel rasa percaya konsumen terhadap influencer Instagram. Terdapat hubungan korelasional antara variabel kredibilitas influencer, intensi membeli, dan rasa percaya konsumen terhadap influencer. Penelitian ini memberikan temuan baru mengenai perilaku konsumen Indonesia dalam menyikapi konten-konten promosi influencer Instagram.
This research focused on the issue of the growing numbers of Instagram influencers creating product promotional content by business owners. Influencer’s credibility is hypothesized as a predictor in purchase intention of the consumers who are exposed to the advertisement. Consumer’s trust in influencers is also hypothesized as a moderator due to Ohanian’s (1991) source credibility theory that included trustworthiness as a component in building source credibility. The study recruited 311 participants who filled in an online questionnaire on purchase intention (Sia et al, 2009), influencer’s credibility (Ohanian, 1991), and consumer’s trust in influencers (Warner-Soderholm et al., 2018 and Hajli, 2014). The result shows that there was no moderation effect on consumer’s trust in Instagram influencers to between the variable of influencer credibility and purchase intention. Correlational relationship were found between influencer credibility, purchase intention, and consumer’s trust in influencer. This research obtained new findings on Indonesian consumer behaviour towards Instagram influencer’s promotional content in Instagram.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>