Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syamsul Rizal
Abstrak :
Pertumbuhan Kota Bekasi didorong oleh keadaan ekonomi DKI yang merupakan sumber utama peker aan dan umumnya menampilkan angka pertumbuhan 5 % pertahun yang melebihi rata-rata nasional. Untuk tahun 2001 saja di Kec. Bekasi Timur, kepadatannya cukup tinggi sekitar 141,02 jiwa/ha, dan di Kec_Bekasi Selatan sekitar 117,56 jiwa/ha. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di 2 Kecamatan ini, tentu harus diiringi dengan pemenuhan kebutuhan akan air bersih sebagai sarana vital kebutuhan manusia. Kehadiran PDAM Cabang Kota sebagai kesatuan usaha milik Pemda yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air bersih tentu dibutuhkan masyarakat perkotaan terutama untuk kedua Kecamatan ini dalam mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Pasalnya, air tanah di perkotaan telah tercernar oleh bakteri dan logam, sedangkan air permukaan saat ini sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan yang ada_ Perkembangan pembangunan dihulu dan disepanjang aliran Sungai Kalimalang yang semakin pesat akibat dari pertumbuhan daerah Sekasi sebagai daerah yang diperuntukkan untuk industri dan pemukiman tentu sangat membebani. Sedangkan Sungai Kalimalang sangat potensial sebagai cumber air bakii untuk pengolahan air bersih kedepannya. Untuk itu Instalasi Poncol sebagai instalasi pengolahan air bersih yang melayani Cabang Kota tentu harus siap menjawab tantangan ini dalam mencukupi ketersediaan akan air bersih untuk masa-mass yang akan datang, baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun kontinuitas dari air bersih.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amala Kusumaputri
Abstrak :
Pengelolaan air limbah di rumah sakit diperlukan untuk mengurangi beban pencemar yang terkandung di dalam air limbah. Pengelolaan air limbah di rumah sakit secara terpadu dilakukan mulai dari reduksi pada sumber, pengolahan, sampai ke pembuangan. Masalah dalam penelitian ini adalah rumah sakit sudah melakukan upaya pemanfaatan air limbah namun dihentikan karena terkendala biaya operasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan produksi bersih dalam pengelolaan IPAL melalui identifikasi peluang inefisiensi pengelolaan air limbah serta upaya reuse air hasil olahan. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan mix method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan adanya inefisiensi pada pengelolaan IPAL dari aspek manusia, metode, material, dan mesin. Pekerja di RS Kanker Dharmais sudah memiliki tingkat keterlibatan yang baik pada upaya penerapan produksi bersih IPAL ditinjau dari tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku karyawan yang baik. Efisiensi biaya operasional yang didapatkan melalui penerapan produksi bersih sebesar Rp.762.375.500/tahun. Kesimpulan penelitian ini adalah Implementasi produksi bersih dapat meningkatkan kinerja IPAL melalui optimasi sistem dan teknologi IPAL. ......Wastewater management in hospitals is needed to reduce the pollutant load contained in wastewater. Integrated management of wastewater in hospitals is carried out starting from reduction at source, processing, to disposal. The problem in this study is that the hospital has made efforts to utilize wastewater but was discontinued due to operational costs. The purpose of this study was to analyze the effect of implementing cleaner production in WWTP management through identifying opportunities for inefficiency in wastewater management and efforts to reuse processed water. The method used is a quantitative approach using a mix method. The results showed that there were inefficiencies in WWTP management from the human, method, material, and machine aspects. Workers at Dharmais Cancer Hospital already have a good level of involvement in efforts to implement cleaner production on WWTP in terms of the level of knowledge, attitudes, and good employee behavior. The operational cost efficiency obtained through the application of cleaner production is Rp.762.375.500/year. The conclusion of this study is that the implementation of cleaner production can improve the performance of WWTPs through system optimization and WWTP technology..
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdwin Hendriyanto Saputra
Abstrak :
Air merupakan unsur alam yang sangat penting untuk setiap makhluk hidup. Berdasarkan sumbernya saat ini banyak sumber air permukaan yang telah tercemari maka dari itu perlu adanya pengolahan sebelum menggunakan air permukaan dan salah satu metodenya yaitu filtrasi dengan jenis saringan pasir lambat dikarena berdasarkan beberapa literatur saringan pasir lambat cocok digunakan dengan nilai kekeruhan dibawah 50 NTU. Penelitian ini bertujuan memberikan referensi kepada UI terutama Fakultas Teknik UI terkait dengan unit-unit pengolahan air dan desainnya berdasarkan kualitas sumber air baku yaitu Danau Mahoni UI. Pengolahan air baku berfokus pada unit filtrasi dengan jenis saringan pasir lambat yang bermediakan zeolit dan pasir silika untuk menghilangkan besi dan mangan dengan komposisi 1,2 mg/L dan 1,3 mg/L. Filtrasi diharapkan dapat melayani Fakultas Teknik UI sampai dengan 2042 dan setelah dilakukan proyeksi kebutuhan air bersih pada tahun 2042 dibutuhkan air bersih sebanyak 19,67 L/detik. Pada perancangan unit ini data yang digunakan untuk berasal dari beberapa jurnal seperti nilai ketebalan zeolit 30 cm, silika 60 cm, kecepatan filtrasi 0,2 m/jam, dan efisiensi 95% serta waktu detensi 24 jam dan hasil perhitungan, penulis mendapatkan luas setiap unit yaitu bangunan intake 10,8 m2, bak penghubung 5,4 m2, suction well 7,9 m2, roughing filter 142,56 m2, slow sand filter 532 m2, bak pencuci media 361 m2, desinfeksi 12,96 m2, reservoir 141,12 m2, dan rumah pompa distribusi 9 m2. Berdasarkan hasil studi literatur dan perhitungan yang dilakukan diharapkan air hasil pengolahan dapat memenuhi kualitas air menurut Permenkes RI No 492 tahun 2010.
Water is one of the natural elements that is very important for every living thing. Based on the current sources, many surface water sources have been contaminated and therefore need further treatment before using it. Theres many possible way to treatment surface water and one of the methods is filtration using a slow sand filter because based on some literature, slow sand filters are suitable for use with turbidity values below 50 NTU. This study aims to provide a reference to the University of Indonesia, especially the Faculty of Engineering related to water treatment units and design based on the quality of raw water sources located on Lake Mahoni University of Indonesia. Raw water treatment focuses on filtration units with a type of slow sand filter that provides zeolite and silica sand to remove iron and manganese with a composition of 1.2 mg/L and 1.3 mg/L. This filtration is expected to serve the Faculty of Engineering until 2042 and after projecting, 19,67 L/s of clean water is needed until 2042. In this study, the design of the unit that will be used are intake building, suction well, centrifugal pump, closed transmission line, slow sand filter, disinfection, reservoir, and distribution pump housing. The data used for this design come from several journals such as media thickness, filtration speed, and removal efficiency values ​​with a thickness value of 30 cm zeolite, silica 60 cm, filtration speed 0.2 m/hour, and 95% efficiency and detention time 24 hours. The calculation results show that the area of each unit needed are 10,8 m2 for intake building 5,4 m2 for connecting rods, suction well around 7.9 m2, roughing filter 142,56 m2, slow sand filter around 532 m2, media washing basin around 361 m2, disinfection around 12,96 m2, reservoir around 141,12 m2, and 9 m2 for distribution pump house; and by that the treated water can comply with water quality standards according to the PERMENKES No 492 in 2010.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Nugraha Koswara
Abstrak :
Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm. Mikroplastik ditemukan telah mencemari lingkungan dan paling banyak terakumulasi di lingkungan perairan, salah satunya adalah Sungai Ciliwung. Padahal, Sungai Ciliwung merupakan sumber air baku utama bagi Instalasi Pengolahan Air Cibinong. Keberadaan mikroplastik di sungai dapat dipengaruhi oleh curah hujan. Namun, penelitian terkait keberadaan mikroplastik di instalasi pengolahan air berdasarkan curah hujan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kelimpahan dan karakteristik mikroplastik, menghitung efisiensi penyisihan mikroplastik, serta menentukan korelasi antara pH dan kekeruhan dengan kelimpahan mikroplastik pada IPA Cibinong dengan mempertimbangkan curah hujan. Ekstraksi mikroplastik dilakukan berdasarkan metode NOAA. Pengujian dan pengamatan mikroplastik dilakukan dengan bantuan mikroskop binokuler dan FTIR. Pengambilan sampel air dilakukan di 5 titik, yakni air baku, koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan air produksi, sedangkan pengambilan sampel lumpur dilakukan pada unit sedimentasi. Kekeruhan dan pH air diukur secara insitu. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan kelimpahan mikroplastik di air baku dan produksi secara berturut-turut sebesar 344 partikel/L & 205 partikel/L pada hari kering dan 310 partikel/L & 256 partikel/L pada hari basah. Mikroplastik didominasi oleh bentuk fragmen (88.84 – 89.41%), warna hitam-abu (69.55 – 71.89%), dan ukuran dengan rentang 7 – 1985 μm. Jenis polimer mikroplastik yang ditemukan pada keseluruhan sampel air baku dan produksi adalah PFVM, PVB, poliamida, Poly (Trimethyl Hexamethylene Terephthalamide), aramid, nilon amorf, PEI, nilon MXD6, dan PVC. Efisiensi penyisihan mikroplastik tertinggi dihasilkan oleh unit sedimentasi, yaitu 21.74 – 36.73%. Sementara itu, efisiensi secara kumulatif pada hari kering dan basah secara berturut-turut adalah sebesar 40.41% dan 17.42%. Kelimpahan mikroplastik memiliki korelasi yang kuat dan positif dengan pH (ρ = 0.872) (sig. = 0.054) dan kekeruhan (r = 0.846) (sig. = 0.071). ......Microplastics are plastic particles smaller than 5 mm. They have been found contaminating the environment, particularly accumulating in aquatic environments such as the Ciliwung River, which is the primary raw water source for the Cibinong Water Treatment Plant (WTP). Additionally, rainfall can influence the abundance of microplastics in the river. However, studies on the abundance of microplastics in water treatment plants based on rainfall are limited. Thus, this study aims to analyze the abundance and characteristics of microplastics, calculate their removal efficiency, and determine the correlation between pH and turbidity with microplastic abundance at the Cibinong WTP, considering rainfall. In this study, microplastic extraction was performed based on NOAA method. Microplastic observations were conducted using a binocular microscope and FTIR. Water samples were collected from five points: raw water, coagulation-flocculation, sedimentation, filtration, and produced water, while sludge samples were taken from the sedimentation unit. Turbidity and pH of the water were measured in situ. The results showed that the abundance of microplastics in raw and produced water of 344 particles/L & 205 particles/L on dry days and 310 particles/L & 256 particles/L on wet days. Microplastics were predominantly fragments (88.84 – 89.41%), black-gray in color (69.55 – 71.89%), and ranged in size from 7 – 1985 μm. The types of microplastic polymers found in all raw and produced water samples were PFVM, PVB, polyamide, Poly (Trimethyl Hexamethylene Terephthalamide), aramid, amorphous nylon, PEI, nylon MXD6, and PVC. The highest microplastic removal efficiency was achieved by sedimentation, at 21.74 – 36.73%. Cumulative removal efficiency on dry and wet days was 40.41% and 17.42%, respectively. Microplastic abundance showed a strong positive correlation with pH (ρ = 0.872, sig. = 0.054) and turbidity (r = 0.846, sig. = 0.071).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Astari
Abstrak :
Sebagai langkah penanganan meningkatnya pertumbuhan penduduk zona 4 Kota Bogor, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menerapkan sistem uprating untuk meningkatkan kapasitas debit air olahan menjadi 1000 L/dt yang awalnya 400 L/dt. Sistem uprating juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas debit yang direncanakan untuk tahun 2025 berdasarkan proyeksi penduduk dan Pengembangan Optimalisasi PDAM Tirta Pakuan menjadi 1400 L/dt. Penelitian ditujukkan untuk mengevaluasi efektifitas kinerja uprating dan unit instalasi dari segi kualitas dan kuantitas, serta mengetahui kinerja optimum dalam mengolah debit eksisting 1000 L/dt dan debit perencanaan 1400 L/dt. Metode penelitian meliputi observasi langsung di lapangan dan perbandingan data sekunder dan data primer. Dari kegiatan evaluasi diketahui unit uprating dan unit instalasi dapat bekerja optimal dalam mengolah debit 1000 L/dt dari segi kuantitas dan kualitas air produksi. Efektifitas removal instalasi setelah tahun 2005 yaitu sebesar 27,41%, bernilai lebih kecil dibandingkan efektifitas removal tahun 2005 yaitu 55,08%, namun keduanya menunjukkan air minum yang memenuhi standar. Untuk mengolah peningkatan debit 1400 L/dt, beberapa kinerja unit instalasi menurun akibat terbatasnya dimensi unit eksisting, diantaranya unit intake, flokulasi, sedimentasi, reservoar. Dengan demikian, sistem uprating dan unit instalasi WTP Dekeng I perlu dilakukan perbaikan teknis dan perbesaran dimensi pada unit-unit tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan air hingga tahun 2025. ......As the countermeasures of population increase in zone 4 Bogor City, PDAM Tirta Pakuan Bogor applies uprating system to increase the capacity of treated water into 1000 L/s from the foregoing capacity 400 L/s. Uprating system also will be used to increase water capacity which is planned for 2025 based on population projection and Optimization & Development of PDAM Tirta Pakuan to 1400 L/s. This research is purposed to evaluate the performance effectivity of uprating system and installation unit in terms of quality and quantity, also to discover the optimum performance in processing the existing capacity 1000 L/s and planning capacity 1400 L/s. Research methods include the field observation and the comparison between secondary and primary documents. From the evaluation output, known that uprating unit and installation can work optimally in processing water capacity 1000 L/s in terms of quantity and quality water effluent. Removal Effectivity installation in the year after 2005 is 27,41%, which is less than the removal effectiviy in 2005 55,08%; yet both of them produce the drinking water which meets the standard. To process the increase of capacity 1400 L/s, some of performances installation unit decrease due to the limited dimensions of existing units, including units of intake, flocculation, sedimentation, reservoir. Thus, the uprating system and the installation unit WTP Dekeng I needs to be done by technical improvements and dimensional enlargement on the units to be able to comply water demands until the year of 2025
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ilham Azhari
Abstrak :
Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Instalasi Pengolahan Air Benda dibangun tahun 2010 di kawasan Perumahan Duta Garden, Kota Tangerang. Namun, hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi kinerja unit pengolahan dari IPA Benda. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi Benda. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas unit pengolahan dari instalasi. Hasil analisis data kependudukan menunjukan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Benda mengikuti pola pertumbuhan aritmatik dengan rata-rata pertambahan penduduk sebesar 2564 jiwa setiap tahunnya. Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air menunjukan bahwa terdapat kenaikan kapasitas kebutuhan air menjadi 100 L/detik hingga tahun 2018 dan 150 L/detik hingga tahun 2026. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 50 L/detik adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air produksi yang memenuhi standar kulitas air minum. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.
The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Kecamatan Benda, Kota Tangerang, the need for drinking water will also continue to increase. Benda Water Treatment Plant was built in 2010. Until now, there has been no evaluation of the performance of processing units from WTP Benda. The performance of the water treatment plant is known through evaluation by reviewing the quality and quantity of the raw water used, the quality of the produced water, and the processing capacity of the plant. The analysis of population data indicate the rate of population growth in Kecamatan Benda follow the arithmetic growth pattern with average population increase of 2564 people each year. The result of water demand projection shows that there is an increase of water demand capacity to 100 L sec until 2018 and 150 L sec until 2026. The result of the existing installation evaluation with the discharge of 50 L sec is able to process raw water to produce production water that meet drinking water quality standard. However, there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Parimitha Ruziqna
Abstrak :
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Citayam, Depok menghasilkan lumpur residu yang dibuang langsung ke badan air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015, sistem penyedia air minum harus dilengkapi dengan sarana pengolahan lumpur. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan koagulan pemulihan yang didapatkan dari pemulihan aluminium pada lumpur IPAM Citayam. Pemulihan aluminium dilakukan dengan metode asidifikasi, dengan memvariasikan kecepatan pengadukan asidifikasi dari 240 hingga 720 rpm. Kemudian dilakukan uji jar test untuk mengetahui kinerja koagulan yang didapatkan dari percobaan asidifikasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan variasi kecepatan pengadukan asidifikasi yang optimal untuk proses pemulihan koagulan adalah 540 rpm. Berdasarkan variasi koagulan pemulihan tersebut, didapatkan dosis optimal sebesar 25 ppm, dengan kemampuan mereduksi kekeruhan 93,38%; total koliform 76,73%; dan angka permanganat 42,49%. Kinerja koagulan pemulihan tersebut sebanding dengan koagulan alum sulfat murni pada dosis 20 ppm, dimana penurunan kekeruhan sebesar 93,26%; total koliform 76,30%; dan angka permanganat 44,88%. Pemanfaatan koagulan pemulihan ini dapat mengurangi penggunaan koagulan alum sulfat murni hingga 30,94%.
Citayam Water Treatment Plant (WTP), Depok produces residual sludge that is discharged directly into the river. Based on Government Regulation Number 122 of 2015, residuals from water treatment system must be treated before discharged. This study is conducted to review the use of recovered coagulants from aluminum recovery that is recovered from Citayam WTP sludge. Coagulant recovery was done by acidification method, with variation of acidification stirring speed from 240 to 720 rpm. The experiment was followed by jar test to determine the performance of recovered coagulant. The results showed that the optimum acidification mixing speed for coagulant recovery was 540 rpm. Based on the variation of the recovery coagulant experiment, the optimum dose was obtained at 25 ppm, with the ability to reduce turbidity up to 93.38%; total coliform 76.73%; and permanganate 42.49%. This recovered coagulant performance is equivalent to commercial alum coagulant at 20 ppm dose, where turbidity reduction is 93.26%; total coliform 76.30%; and permanganate 44.88%. By applying coagulant recovery, the use of commercial alum can be reduced up to 30.94%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Zeta
Abstrak :
DKI Jakarta merupakan kota metropolitan dengan kepadatan penduduk dan timbulan volume air limbah domestik yang tinggi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Krukut merupakan perwujudan dari pengolahan air limbah terpusat skala perkotaan yang digunakan di Jakarta. Air limbah domestik yang tidak terolah dengan baik dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang akan menjelaskan mengenai metode pengumpulan limbah, volume limbah, kualitas limbah, metode pengolahan, dan efektivitas pengolahan di IPAL Krukut pada periode bulan Mei 2022 sampai dengan bulan Mei 2023. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan rumus efektivitas oleh Spellman. Air limbah domestik dialirkan dari penghasil ke IPAL Krukut menggunakan sistem jaringan perpipaan. Metode pengolahan dilakukan melalui inlet chanel, moving bed biofilm reactor, koagulasi flokulasi, high rate clarifier, disinfeksi, dan filtrasi sand carbon filter. Rerata volume air limbah yang diolah oleh IPAL Krukut sebesar 6.979 m3 air limbah domestik setiap harinya yang berasal dari bangunan rumah tangga, niaga kecil, niaga besar, bangunan sosial, dan industri. Sebagian besar hasil effluent IPAL Krukut sudah memenuhi baku mutu yang berlaku dan IPAL Krukut sudah efektif dalam mengurangi kadar pencemar pada air limbah domestik di DKI Jakarta. ......DKI Jakarta is a metropolitan city with a high population density and generation of domestic wastewater. The Krukut Wastewater Treatment Plant (WWTP) is an embodiment of the urban-scale wastewater treatment used in Jakarta. Domestic wastewater that is not treated properly can pollute the environment and cause various environmental and public health problems. This study uses a descriptive design that will explain the wastewater collection method, wastewater volume, wastewater quality, processing method, and treatment effectiveness at the Krukut WWTP in the period from May 2022 to May 2023. Quantitative analysis was carried out using the effectiveness formula by Spellman. Domestic wastewater is channeled from the producer to the Krukut WWTP using a pipe network system. Processing methods are carried out through inlet channels, moving bed biofilm reactors, flocculation coagulation, high rate clarifiers, disinfection, and carbon filter sand filtration. The average volume of wastewater treated by Krukut WWTP is 6,979 m3 of domestic wastewater every day, originating from household buildings, small businesses, large businesses, social buildings, and industries. Most of the Krukut WWTP effluent has met the applicable quality standards and the Krukut WWTP has been effective in reducing pollutant levels in domestic wastewater in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Abstrak :
ABSTRAK
"Faktor keberhasilan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) selain ditentukan oleh perencanaan yang benar, juga dalam sistem pengoperasian dan pemeliharaannya senantiasa harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang ada di lapangannya. Penelitian, investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap faktor efisiensi dan efektifitas suatu Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (Sewage Treatment Plant) yang terdapat pada bangunan-bangunan/utilitas umum yang ada di Wilayah DKI Jakarta, telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan upaya pemecahan masalah operasi dan pemeliharaan sistem secara umum, serta dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari Unit Pengolahan Air Limbah yang ada. Metoda yang digunakan adalah dengan meneliti karakteristik limbah dan kualitas limbah dalam IPAL dan Spesifikasi tekniknya. Berdasarkan karakteristik limbah tersebut, dilakukan perhitungan ulang terhadap IPAL tersebut, dan dianalisis terhadap hasil kualitas air dalam instalasi selama proses. HAsilnya menunjukkan bahwa instalasi tidak berfungsi optimal karena adanya penambahan fungsi dari gedung perkantoran tersebut yang juga melayani restoran 'sea food"" yang mengakibatkan beban organik yang diolah tinggi, tidak sesuai dengan kapasitas rencana. Juga adanya lemak yang tidak termasuk dalam rencana IPAL. Faktor lain penyebab tidak berfungsinya IPAL adalah diffuser 50% macet, sistem dan jumlah aliran lumpur balik tidak tepat, pemeliharaan kurang, comminutor rusak, sistem aliran udara IPAL kurang baik. Usulan perbaikan adalah memperbaiki diffuser system dan jumlah aliran lumpur balik dirubah dan pemakaian tablet Sonucil sebagai disinfectant diaktifkan lagi. Perlu ada tambahan unit pengolah lemak."
[Depok, Depok]: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>