Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lely Wahyuniar
Abstrak :
The general objective of this study is to determine the influence of TV foods/drinks/vitamin-mineral supplement advertisements on the food consumption pattern of male and female adolescents. This research used cross sectional study design. Eighty adolescents of both sexes, between 15-17 years old and living in East Jakarta were randomly selected from a public high school. A preliminary study was conducted to observe food/drink/vitamin-mineral supplement advertisements on TV during several weeks and different daytimes as well as the relative price of advertised foods at different outlets and nearby the school. The information obtained helped to decide which of the advertised products should be included in the research.The main study consisted of in-depth interviews of the adolescents and the TV advertisement managers.

There was found an association between duration of watching TV and advertised foods consumption. Attitude towards advertisement indicated _a positive trend towards advertised foods/drinks/vitamin-mineral supplements consumption. The higher nutrition knowledge score they got, they drank Vitamin/Mineral more frequently and ate candy (Relaxa) less frequently. In general amount of pocket money had positive trend towards consumption of advertised foods. Males consumed more low nutritious food/drink such .85 Silver Queen and Teh Botol than females while females tend to consume more nutritious -advertised products than males (vitamin/mineral supplements and milk). Males watched TV more than females. Females got more pocket money than males but more females saved part of their pocket money instead of spending most of it for foods. Females were more knowledgeable on nutrition than males. Duration of spending time with the peer group was significantly associated with the consumption of advertised foods/drinks/vitamin-mineral supplements. The more adolescents spent time in hours with their friends, the more they consumed advertised food/drink/vitamin-mineral supplements.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Asriningrum Kusumawardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas penyalahgunaan keadaan sebagai perbuatan melawan hukum, dalam kasus penandatangan akta perjanjian di rutan oleh penggugat sehingga akta‐akta perjanjian tersebut dinyatakan batal menurut hukum/dinyatakan batal oleh hakim atas gugatan penggugat dan diharuskan memberikan ganti kerugian atas pihak yang menggugat itu. kemudian yang menjadi pokok permasalahan tesis ini adalah Bagaimana penerapan ajaran penyalahgunaan keadaan di dalam putusan pengadilan? Dan Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan adanya penyalahgunaan keadaan dalam kasus Putusan Mahkamah Agung RI Nomor. 3641 K/PDT/2001 dan pada kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 2356 K/PDT/2008 .

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dilakukan dengan menggunakan metode yuridis normative. Sumber data diperoleh dengan mengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melihat putusan-putusan hakim. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi dokumen, yang selanjutnya data dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, maka data disimpulkan mengenai kecakapan seorang terdakwa atau tersangka, unsur-unsur suatu tindakan dalam paksaan serta akibat hukum terhadap pembatalan akta-akta perjanjian yang penandatangannya dilakukan di dalam rumah tahanan sehingga tidak ada kebebasan kehendak bagi pihak tersebut dalam menandatangani suatu akta perjanjian dimana salah satu pihak pada saat penandatanganan akta perjnjian dalam keadaan tertekan. Sementara unsur-unsur yang dapat mengakibatkan pembatalan suatu akta dapat terjadi dikarenakan adanya posisi yang tidak seimbang diantara salah satu pihak yakni bisa karena adanya penyalahgunaan keadaan keunggulan ekonomis dan penyalahgunaan keunggulan psikologis,. Sedangkan akibat hukum dari pembatalan suatu akta perjanjian oleh hakim, maka keadaan dikembalikan menjadi seperti semula sebelum terbentuknya perjanjian
ABSTRACT
This thesis discusses the misuse of circumstances as an unlawful act, in the case of certificates signing an agreement in the the detention center by the plaintiff so the certificates of agreement is declared void according to the law or declared void by the judge on the lawsuit and the plaintiff required to give compensation for party who sued it.

The subject matter of this thesis is How can these of the doctrine misuse of in circumstances court decision be plicated? And How judge in specific judgment of misuse circumstances of the Supreme Court of Indonesia Decision in this case of Number: 3641K/PDT/2001 and at the case of the Supreme Court of Indonesia Decision of Number : 2356 K/PDT/2008.

The research is a descriptive analysis which was done by using the method of normative juridical. The data sources are obtained by collecting the primary data and the secondary data. The primary data obtained by scrutinizing at the decisions of judges. Whereas the secondary data acquired through primary legal materials, secondary legal materials and legal materials tertiary. Means of collecting data used in this research are the documents, and the data are analyzed qualitatively.

Based on the research data obtained, the data which are concluded concerning proficiency of a defendant or a suspect, the elements of an action in duress and legal consequences against the annulment of the deed of agreement signatories done in thedetention center so there was no freedom of the will of the party in signing the certificate of an agreement whereby one party at the time of the signing of certificates an agreement in under pressure. While the elements that can be result in the annulment of a certificate an agreement can be occur because there an unbalanced the position of between the parties that due to the misuse of circumstances economic superiorty and misuse of circumstances psychological superiority. Whereas legal consequences of the annulment of a certificate an agreement by the judge, then to as prior annulment circumstances before the establishment an agreement.
2013
T32769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwansyah
Abstrak :
Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi melalui sejumlah peran atau tugas,para manajer memerlukan kekuasaan dan pengaruh. Jika kekuaeaan dipandang sebagai potensi, maka manifestasinya tampak daiam Qara-cara yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Sejumlah ahli mengatakan bahwa salah satu determinan yang paling penting dari efektivitas manajenal adalah keberhasilan dalam mempengaruhi bawahan, rekan kerja, dan atasan (Kipnis et al., 1980; Yuki & Falbe, 1990). Carafnra mempengaruhi orang lain disebut sebagai taktik-mempengaruhi (influence tactics). Berdasarkan hasil pene1itian eksploratoris yang mereka lakukan, IGpnis et al.(1980) menyimpulkan bahwa para manajer cenderung menggunakan taktik yang berbeda dan memiliki tujuan yang agak berbeda, bergantung pada arah pengaruh. Sebagaimana lazimnya, temuan-temuan dari penelitian ekploratoris perlu diveririkasi. Pertanyaan penelitian dalam kajian ini adalah: (1) apakah penelitian ini dapat menghasilkan faktor-faktor yang sama dengan penelitian Kipnis et al.?, (2) apakah ada perbedaan taktik-mempengaruhi yang digunakan oleh para manajer madya kepada bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka?, dan (3) tujuan/alasan (influence objectives) apa yang sering digunakan oleh para manajer madya ketika mempengaruhi bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka, dan (4) apakah taktik-mempengaruhi berhubungan dengan tujuan mempengaruhi. Subyek dalam penelitian ini adalah 194 manajer madya yang bekerja pada organisasi swasta, BUMN/BUMD, dan lembaga pemerintah. Pengukuran ter- hadap taktik-mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, yang dikonstruksikan oleh Kipnis et al. (1980). Dahar pertanyaan ini memuat 58 item dengan respons yang berbentuk skala 5 point Pada bagian yang terplsah,pengukuran terhadap tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh Yuki dan Falbe (1990). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan teknik agentse/#report Untuk mengungkapkan taktik-mempengaruhi, dilakukan confirmatory factor analysis Untuk menjawab pertanyaan tentang apakah ada perbedaan peng- gunaan taktik-mempengaruhi kepada atasan, rekan kerja, dan bawahan, digunakan meteda within-subjiects atau repeated measures ANOVA dan F last Serta pairwse comparsion antar status sasaran. Analisis terhadap tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan metoda deskriptif dan within-subjects ANOVA dan F test ANOVA dan pairwise comparison juga digunakan untuk mengui perbedaan mean tujuan-mempengaruhi berdasarkan status sasaran. Sementara itu, analisis terhadap hubungan antara taktik dan tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan stepwise multiple regression 806/§/SE. Penelitian ini menemukan bahwa hanya sebagian hasii penelitian Kipnis et al. yang dapat direplikasikan. Dengan kata lain, hanya sebagian struktur faktor yang sama atau mendekati sama dengan struktur faktor dalam studi Kpnis et al. Analisis faktor terhadap seluruh sampel menghasilkan enam faktor yang dapat diinteprestasikan, yang dapat menjelaskan 38,7% varians seluruh Item. Keenam faktor ini adalah assertiveness; coalitions; blocking, sanctions; rationalitty,dan dimensi baru yang diberi nama friendliness Penelitian ini menyimpulkan pula bahwa ada perbedaan taktik-mempengaruhi yang digunakan oleh para manajer madya kepada bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka. Dengan kata Iain, frekuensi penggunaan taktik-mempengaruhi tertentu berhubungan dengan status sasaran yang ingin dipengaruhi. Rationality paling sering digunakan sementara sanctions paling jarang digunakan, baik ketika mempengaruhi atasan, rekan kerja, maupun bawahan. Permintaan untuk melakukan suatu tugas/proyek baru dan permintaan untuk meningkatkan unjuk-kerja paling sering diajukan dalam upaya mempengaruhi bawahan dan paling jarang diajukan kepada atasan. Permintaan untuk melakukan penambahan rencana dan prosedur paling sering diajukan kepada bawahan dan paling jarang diajukan kepada atasan. Permintaan sumber daya tambahan (dana, fasilitas, pekérja), paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan. Demikian pula, permintaan untuk memberikan persetujuan finnal atau menandatangani proposal paling sering diajukan kepada atasan dan paling jarang diajukan kepada bawahan. Permintaan untuk mendukung sebuah usul paling sering diajukan kepada rekan kerja dan atasan dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p < 0,01). Dalam penelitian ini, ditemukan pula bahwa permintaan bantuan paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p < 0,05). Pemmintaan informasi paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p< 0,05). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pada semua jenjang status sasaran, pilihan responden atas taktik-mempengaruhi bevariasi sesuai dengan tujuan responden untuk mempengaruhi. Dengan kata lain, penggunaan taktik-mempengaruhi tertentu berhubungan dengan tujuan/alasan agen dalam mempengaruhi sasarannya. Penggunaan taktik yang lebih bervariasi ditemukan pada saat responden meminta perubahan rencana, kebijakan, atau prosedur tertentu. Temuan lain yang menarik adalah bahwa taktik frindliness ditemukan pada semua tujuan-mempengaruhi, khususnya ketika responden berupaya mempengaruhi rekan kerja dan atasan mereka.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mills, Harry
Abstrak :
"There's really nothing mysterious about getting people to change their minds. No special, inborn gifts. No subliminal tricks. Instead, the best persuaders--advertisers, salespeople, politicians, spin doctors--depend on the fact that everyone responds to messages in just two ways: thoughtfully or mindlessly. And they know how to manipulate these two persuasion routes to make even the most doubtful say "yes." Jam-packed with fascinating case studies and surprising examples, this comprehensive, entertaining how-to guide puts the powerful tool of persuasion at anyone's disposal. It explains: * How the master persuaders--the Churchills, Lincolns, and Roosevelts--create powerful, memorable messages that convince people of their arguments' logic and rightness. * How successful persuaders exploit the psychological triggers that cause people to subconsciously move from "no" to "yes."
New York: [American Management Association, ], 2000
e20437983
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Nurfajar Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan mahasiswa Universitas Indonesia dan mengidentifikasi hubungan dan pengaruhnya antara variabel parental influence, peer influence, dan media influence dengan tingkat literasi keuangan. Sampel terdiri dari 395 mahasiswa tingkat strata 1 Universitas Indonesia. Kuesioner di bagikan secara online dan offline dengan tatap muka secara langsung kepada mahasiswa strata 1 Universitas Indonesia. Tingkat literasi keuangan diukur berdasarkan pengetahuan keuangan (financial knowledge), perilaku keuangan (financial behavior), dan sikap keuangan (financial attitude). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan survei melalui kuesioner yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif, analisis korelasi Spearman Rank, dan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat strata 1 Universitas Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan pada level Sufficient Literate. Variabel parental influence, peer influence, dan media influence memiliki hubungan dengan variabel literasi keuangan. Variabel media influence mempunyai pengaruh terhadap literasi keuangan pada kedua model logit, sedangkan variabel parental influence dan variabel peer influence mempunyai pengaruh terhadap literasi keuangan pada salah satu model logit.
This study aims to determine the level of financial literacy of University of Indonesia students and identify the relationships and their influence between variables of parental influence, peer influence, and media influence towards financial literacy. The sample consists of 395 undergraduate students at the University of Indonesia. The questionnaire is distribute online and offline with face-to-face meetings to undergraduate students at the University of Indonesia. The level of financial literacy is measured based on financial knowledge, financial behavior, and financial attitude. This study use quantitative approaches and questionaire surveys analyzed using descriptive statistics, Spearman Rank correlation analysis, and multinomial logistic regression analysis. The results of this study indicate that undergraduate students at the University of Indonesia have a level of financial literacy at the level of Sufficient Literate. Parental influence, peer influence, and media influence variables have a relationship with financial literacy variables. Media influence variable has an effect on financial literacy in both logit models, whereas parental influence and peer influence variables have an effect on financial literacy in one logit model.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muda Saputra
Abstrak :
Posisi perempuan dalam keluarga dan masyarakat terhubung erat dengan aspek sejarah, budaya, sosial, ekonomi dan demografi yang juga mencerminkan tingkat pembangunan masyarakat itu sendiri. Pentingnya studi otonomi perempuan dalam pembuatan keputusan dalam rumah tangga sejalan dengan hasil International Conference of Population and Development (ICPD) Cairo 1994 bagian pemberdayaan dan peningkatan status perempuan. Studi ini ingin mengidentifikasi variabel apa saja yang mempengaruhi adanya serta tinggi rendahnya otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Keputusan rumah tangga yang dianalisa meliputi keputusan: pengeluaran sehari-hari, keputusan untuk anak, pengeluaran untuk barang tahan lama, tabungan, sumbangan, serta keputusan apakah suami/istri yang memakai kontrasepsi. Analisa deskripsi tabulasi silang dan inferensia Model Log Linier dilakukan berdasarkan data Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga (Sakerti) 1997. Hasil analisa menunjukkan keputusan rumah tangga mengenai `siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi merupakan keputusan kedua setelah `keputusan mengenai pengeluaran sehari-hari'. Kedua keputusan tersebut mendahului `keputusan rumah tangga secara berturut keputusan tentang: anak, pengeluaran untuk barang tahan lama, pengeluaran untuk tabungan, dan pengeluaran untuk sumbangan'. Dalam tesis ini, definisi perempuan yang mempunyai otonomi dalam keputusan rumah tangga adalah perempuan yang membuat keputusan rumah tangga sendirian tanpa ada satupun pihak lain yang terlibat dalam membuat keputusan rumah tangga. Dengan definisi otonomi tersebut, 91 persen rumah tangga (sebagai persentase tertinggi) menyatakan bahwa pengeluaran sehari-hari diputuskan oleh istri, disusul dengan keputusan tentang anak, pengeluaran tabungan, tentang siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi, dan 66 persen rumah tangga (sebagai persentase terendah) menyatakan bahwa pengeluaran untuk barang tahan lama diputuskan oleh istri. Kesemua hal tersebut berarti bahwa perempuan mempunyai otonomi dalam pembuatan keputusan rumah tangga. Keberadaan ibu mertua (dari istri) sebagai anggota rumah tangga umumnya merugikan otonomi istri dalam keputusan rumah tangga. Dalam beberapa segi otonomi yang ditelaah, istri bekerja membuat otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga lebih tinggi; kecuali untuk pengeluaran sehari-hari dan keputusan tentang siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi yang keduanya tidak terpengaruh; serta otonomi perempuan dalam hal mengurusi anak yang malah lebih rendah. Jika istri bekerja, otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga yang lebih tinggi berkaitan dengan adanya tambahan uang yang masuk ke rumah tangga dari upah istri. Umur kawin istri dan otonomi istri dalam keputusan rumah tangga mempunyai korelasi negatif. Hal ini berkaitan dengan perempuan yang berumur tinggi yang menjadi faktor penting (selain pendidikan) dalam pengambilan keputusan yang matang dan bijak dalam bentuk memberi kesempatan pada pasangannnya atau orang lain untuk membuat keputusan bersama. Keputusan yang dibuat bersama antara istri dan pihak lain menurut definisi tesis ini diklasifikasikan sebagai istri yang tidak punya otonomi. Kecuali untuk otonomi perempuan pengeluaran barang tahan lama dan sumbangan, umumnya otonomi perempuan lebih tinggi jika pendidikan istri lebih tinggi. Putusan rumah tangga untuk pengeluaran barang tahan lama dan sumbangan diduga banyak dilakukan secara bersama antara istri yang lebih berpendidikan bersama suami yang dikategorikan sebagai tidak ada otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga tersebut diduga mempengaruhi hubungan yang negatif antara otonomi perempuan dengan pendidikan yang lebih tinggi. Di sisi lain, umumnya pendidikan istri yang pendidikan dan sedang belum mampu membuat lebih tinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Pendidikan istri yang lebih tinggi dari pendidikan sedang yaitu pendidikan tinggi, lama sekolah lebih dari 12 tahun baru mampu membuat lebih tinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Umumnya, kecuali untuk otonomi perempuan dalam menentukan siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi, otonomi istri lebih tinggi jika penghasilan istri lebih tinggi daripada penghasilan suami. Namun data sampel tidak mendukung kebenaran kesimpulan ini. Beberapa rekomendasi yang mempertinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga antara lain: kebijakan perawatan orang tua lanjut usia dengan konsep quasi resident jika konsep panti tidak dapat dijalankan, wajib belajar perlu ditingkatkan sampai umur 12 tahun yang juga secara tak langsung mendewasakan umur perkawinan perempuan. Jika wajib belajar umur 12 tahun belum bisa dilaksanakan, memasukkan materi kesetaraan gender dalam rumah tangga dalam pendidikan dapat menjadi bagian advokasi otonomi perempuan dalam pengambilan keputusan lewat jalur sekolah.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Irawati
Abstrak :
ABSTRAK Banjir di Jakarta sudah terjadi sejak kota Jakarta didirikan, dan upaya penanganannya juga sudah dimulai sejak timbulnya masalah banjir ini pada zaman Belanda. DKI Jakarta dengan luas kurang lebih 65.000 hektar, hanya 30% atau 19.500 hektar yang merupakan wilayah resapan, dan jumlah penduduk mencapai sekitar 10.000.000 jiwa pada tahun 1996, ditambah sekitar 250.000 jiwa pendatang Baru setiap tahunnya, dan pada tahun 1994 wilayah terbangun di Jakarta mencapai 86,5% dengan pertambahan mencapai 2.900 hektar setiap tahunnya, akan menimbulkan banjir yang semakin meningkat setiap tahunnya. Padahal sebagai ibu kota dan urat nadi perekonomian Indonesia, banjir di Jakarta akan sangat mempengaruhi arus lalu lintas serta kegiatan perdagangan dan perekonomian, belum lagi kerugian yang ditimbulkannya cukup banyak; puluhan orang meninggal dunia, ratusan bahkan ribuan rumah rusak, roda perekonomian terhambat, dan tidak berfungsinya sentra-sentra produksi untuk beberapa waktu serta berbagai penyakit yang kemudian timbul sesudalh terjadinya banjir tersebut. Dari pengamatan luas wilayah banjir, terlihat bahwa semakin lama wilayah banjir semakin luas, terutama pengamatan banjir yang dilakukan pada tahun 1979 dibandingkan terhadap wilayah banjir tahun 1996. Untuk meneliti dan mengkaji wilayah banjir di Jakarta, harus dibedakan dalam tiga bagian genangan, yaitu wilayah aliran berat, wilayah aliran tengah dan wilayah aliran timur Jakarta, hal tersebut didukung oleh adanya pola pengendalian air di DKI Jakarta yang juga terbagi menjadi tiga sistem pengendalian. Di wilayah aliran tengah dan timur Jakarta, air masih dapat dikendalikan sepenuhnya. sedangkan di wilayah aliran barat Jakarta genangan air, baik yang disebabkan oleh hujan lokal maupun hujan dari hulu sangat berat dikendalikan (Martsanto, 1979). Masalah Penelitian Atas dasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Meneliti berbagai faktor yang mempunyai peluang menjadi penyebah banjir di Jakarta, khususnya di wilayah aliran Barat Jakarta. 2. Meneliti faktor yang dominan menjadi penyebab banjir. Dengan demikian, maka permasalahan yang diajukan dalam tulisan ini adalah: 1. Mengapa di beberapa wilayah aliran Barat Jakarta luas wilayah banjir pada tahun 1996 semakin meningkat dibandingkan dengan kondisi tahun 1979? 2. Dari faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab banjir, faktor apa yang paling mempengaruhi terjadinya peningkatan luas wilayah banjir tersebut? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Memberikan masukan untuk penataan dan pengelolaan lingkungan mengenai faktor-faktor yang harus diperhatikan agar perluasan wilayah banjir dapat diminimalisasi. Tujuan khusus penelitian ini yaitu: 1. Menetapkan faktor-faktor yang menjadi penyebab banjir di Jakarta, khususnya di wilayah aliran Barat Jakarta. 2. Menetapkan faktor dominan yang menjadi penyebab banjir di wilayah aliran Barat Jakarta. Metode Penelitian Penelitian mengenai wilayah banjir di wilayah aliran barat Jakarta menggunakan metode penelitian ex post facto, yaitu metode yang dipergunakan untuk memilih suatu fenomena causal effect yang telah nyata terjadi di lapangan. Teknik analisis data untuk mengetahui hubungan kualitatif dan kuantitatif antara variabel dependen (wilayah banjir) dengan variabel independen (intensitas curah hujan, persentase wilayah terbangun, morfologi wilayah, rata-rata ketinggian wilayah, persentase fasilitas drainase, dan persentase penduduk membuang sampah ke badan air) dilakukan dengan: 1. Analisa korelasi pets : dengan cara inelakukan metode pertampalan peta ternatik antara variabel dependen dengan masing-masing variabel independen. Peta tematik untuk masing-masing variabel diperaleh berdasarkan peta tematik yang sudah tersedia, ataupun berdasarkan data tabulasi yang kemudian dipetakan, disesuaikan dengan tujuan penelitian. 2. Analisa statistika : dengan nielakukan uji regresi berganda yang diuji kembali dengan uji ANOVA dan uji T. Uji regresi berganda digunakan apabila parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dan satu variabel independen ingin diestimasikan dalam suatu fenomena dengan asuinsi bahwa model tersebut adalah linier, sedangkan uji ANOVA digunakan untuk menguji kepastian dari persamaan regresi secara total atau disebut juga uji serentak, semen tara uji T dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel indep en den mempunyai pengaruh tambahan terhadap variabel dependen. Penghitungan dengan metode analisa statistika dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS for Windows Release 7.0. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Korelasi Peta: Banjir pada tanggal 19 hingga 21 Januari 1979, terjadi pads scat intensitas curah hujan 5-15 menit berkisar antara 139-199 mm, sedangkan banjir pada tanggal 10-11 Februari 1996 terjadi pada saat intensitas curah hujan 5-15 menit berkisar wilayah dengan ketinggian kurang dari 10 meter dpl dengan kondisi morfoligi rawa, dan dijurnpai pada wilayah dengan persentase wilayah terbangun mencapai lebih dari 70%. 2. Hasil Analisis Statistik: Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara luas wilayah banjir dengan intensitas curah hujan, persentase wilayah terbangun, morfologi wilayali, rata-rata ketinggian wilayah, persentase fasilitas drainase, dan persentase penduduk membuang sampah ke badan air, dengan nilai R2 sebesar 0,92. Berdasar uji regresi berganda antara wilayah banjir dengan seluruh variabel bebas, ternyata bahwa 88% kejadian banjir disebabkan oleh pertambahan wilayah terbangun, sedangkan 80% kejadian banjir disebabkan oleh perilaku penduduk membuang sampah ke badan air. Sementara dari hasil uji regresi dapat dinyatakan bahwa, setiap kenaikan mm intensitas curah hujan akan meningkatkan 0,13 hektar luas wilayah banjir, dan setiap satu persen pertambahan bias wilayah terbangun akan meningkatkan banjir sebesar 0,90 hektar, sedangkan setiap satu persen tambahan penduduk yang membuang sampah ke badan air akan menambah banjir sebesar 0,80 hektar, dan setiap penambahan satu meter ketinggian wilayah akan mengurangi banjir sebesar 0,79 hektar. Kesimpulan 1. Banjir di wilayah aliran Barat Jakarta merupakan interaksi berbagai faktor, seperti ditemui pada wilayah dengan ketinggian rendah kurang dari 10 m dpl, dengan kondisi morfologi rawer, serta jumlah penduduk membuang sampah ke badan air lebih dari 20%, seperti di Penjaringan, Cengkareng, Kapuk, Rawa Buaya. Paola wilayah yang merupakan cekungan diantara ketinggian 10-30 m dpl, dengan kondisi morfologi dataran rendah alluvial, dan jumlah penduduk membuang sampah ke badan air mencapai lebih dari 15%, seperti di sekitar Bin tare, Tanah Kusir, Slipi, dan Ulujami. Peningkatan luas wilayah banjir terjadi pada wilayah dengan persentase luas wilayah terbangun yang terbesar, seperti di sekitar Penjaringan, Cengkareng, Pesanggrahan, dan Grogol Petamburan. Banjir yang ditemui di wilayah aliran Barat Jakarta, ditemui pada saat intensitas curah hujan 5-15 menit saat itu mencapai 139-199 mm pada tahun 1979, dan pada saat intensitas curah hujan 5-15 menit mencapai 75-150 mm pada tahun 1996. 2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertambahan luas banjir di wilayah aliran barat Jakarta adalah kondisi lingkungan binaan yaitu pertambahan luas wilayah terbangun dan perilaku penduduk membuang sampah ke badan air. Saran: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka pengelolaan banjir untuk meminimalisasi pertambahan luas wilayah banjir sebaiknya dilakukan dengan cara: 1. Pengaturan mengenai besarnya wilayah terbangun di Jakarta, dan menambah jalur-jalur hijau dan hutan kota di seluruh wilayah kota. 2. Ijin mendirikan bangunan sebaiknya diberikan hanya untuk wilayah yang tinggi, dan setiap pengembang atau perorangan yang akan membangun perumahan harus membangun lebih tinggi dari pada banjir yang telah ditetapkan. 3. Sistim pengelolaan sampan perlu dilaksanakan dengan balk, yang tidak hanya melibatkan pihak Pemexintah, namun juga melibatkan pihak swasta dan peran serta masyarakat. 4. Membuat peraturan mengenai keharusan setiap perumahan, dan perkantoran membuat sumur-sumur resapan atau setiap pengembang perumahan membangun kolam-kolam penampungan air hujan serta sistim drainase yang berwawasan lingkungan.
Dominant Factors Influencing Flood Areas (A Case Study of Westside Jakarta Stream Flows)Flood has occurred since the establishment of Jakarta, and the measures to overcome has started since the problem arose during the Dutch regime. With an area of at least 65,000 hectares, the infiltration area covered 30% or 19,500 hectares only. The total population of 10,000,000 people in 1996 has an annual steady increase of 250,000 people every year. The built-up area covered 86,5% in 1994 with 2,900 hectare accretion every year, hence, no wonder if flood problems increase every year. As a capital city and the centre of economic activity in Indonesia, flood problems in Jakarta affected transportation flow, economic and trading activity, and riot to mention the financial loses; many people were . killed, hundreds even thousands houses damaged, economic activity obstructed, and the production center could not operate for a while, contagious diseases occured after the flood too. For research and assessment of flood area in Jakarta, there are three separated parts; namely the westside stream flow, centerside and eastside stream flow, each supported by the water control management system. Water has been fully managed at the center and eastside stream flow, but it was very difficult to manage flood at the westside stream flow because of local or upper region rain. Research Problems Based on the background former mentioned, problems involved in this research are: 1. Examining factors which have an opportunity to be Influencing factors at westside streamflow Jakarta. 2. Examining the dominant causal factor of flood area at the westside streamflow Jakarta. In terms, the problems being issued in this paper are: 1. Why the innundation area at westside streamflow Jakarta increasing in 199G compared to 1979? 2. What dominant factor which influencing flood area at the westside streamflow Jakarta? Purpose General Purpose: To give some recommendation for environment management condition on the issue of noticed factors to .minimized increasing of flood area. Specific purpose are: 1. To determine the causal factors of flood area at the westside streamllow Jakarta. 2. To determine the dominant factor which influencing flood area at the westside streamllow Jakarta. Research Method For the research of innundation area at the westside stream flow in Jakarta, ex post facto Method is used. It chose the causal effect phenomenon that occured in the field. The technical data analysis to find out the qualitative and quantitative correlation between dependent variable (flood area) and independent variables (rain intensity, built-up percentage area, morphology condition, elevation condition, drainage facility, and percentage of peoples who throw away the garbage into the river), will was carried out by: 1. Mapping correlation analysis : this was done by overlay, namely the thematic map of dependent variable with every consecutive independent variable map. The thematic map of every independent variable was obtained on the bases of the available thematic map or from tabulation data which was mapped, in line with the objectives of the study. 2. Statistical analysis : by using multiple regression, ANQVA, and T test analysis. A multiple regression analysis will be used when the parameter of functional relationship between one dependent variable with more than one independent variable being estimated in one phenomenon with the assumption that the model is linier, whereas the ANOVA analysis was used to test simultaneous analysis or totally regression analysis, and the T test was used to test whether or not each independent variable has additional influence towards dependent variable. The statistical analysis was done by using the SPSS software for Windows Release 7,0. Result 1. Mapping Correlation Analysis Results : Flood at the 19'1' to 21st January 1979 occurred when 5-15 minutes rain intensity are between 139 to 199 mm, and flood at the 10th, to 1114 February 1996, the rain intensity were between 75 to 150 mm. The biggest innundation area found was at the area with less than 10 meters elevation, on the swampland morphology, and more than 70% built-up area. 2. Statistical Analysing Results The multiple regression analysis showed that there is strong correlation with R2 = 0.92, between flood area and rain intensity, built up area percentage, morphology condition, elevation condition, drainage facility, and percentage of peoples who disposed the garbage into the river. The multiple regression analysis between flood area with all variable independent showed 88% flood phenomenon caused by the rapid built up area, and 80% flood phenomenon caused by people disposing garbage into the river. Meanwhile the regression analysis results, showed that eves milimeter high rain intensity will increase by 0.13 hectare flood area, and every 1% more built up area will increase by 0.90 hectare flood area, and every 1% more people disposed the garbage, into the river will increase by 0.80 hectare flood area too, but every one meter high elevation area will decrease by 0,'79 hectare flood area. Summary 1. The flood at westside streamflow Jakarta are result of interacted factors, such found on the low region with less than 10 m elevation, with swamp morphology condition and more than 20% people disposed the garbage into the river. It found at Penjaringan, Cengkareng, kapuk and Rawa buaya area. Flood was found at the basin region between 10-30 m elevation, with alluvial lowland morphology, and more than 15% people disposed the garbage into the river. It found around Bintaro, Tanah kusir, Slipi, and Ulujami. The increasing of innundation area occurred on the rapid built up area, such as around Penjaringan, Cengkereng, Pesanggrahan and Grogol Petamburan. Flood at westside streamflow Jakarta occurred in the 1979 when 5-15 minutes rain intensity reach 139-199 mm, and in the 1996 when 5-15 minutes rain intensity reach 75-150 mm. 2. The dominant factor influencing flood area at the westside streamflow Jakarta are the social environmental eonditions,there are the increasing of built up area and community behaviour disposed the garbage into the river. Suggestion Based on actual research, the management effort in handling flood in order to minimize the increasing of innundation area can be issued by: 1. To limit the built up area at Jakarta, which including the green heft and city park addition in a whole town region of Jakarta. Issue a strict building construction code and permit. The permits for build area should be given only for high elevation region, and each developer or individual who built an estate have an obligation to construct the built ground higher than flood plain being settled. 3. To increase garbage system management effort which involve not only local authority but also private groups and community role, and prohibit accumulation of waste as well as prohibit utilization of rivers as waste bowl (waste disposal bowl). 4. Regulations in providing infiltration well on every residential and office or to construct of rain water ponds and drainage system with natural concept to every developer.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Archipas Sumbung La`lang
Abstrak :
Keberhasilan Gerakan KB Nasional dalam mengajak PUS menjadi peserta KB memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan. Akan tetapi, keberhasilan ini masih menghadapi kendala. Salah satunya masih ada PUS yang tidak ingin anak lagi tetapi tidak memakai kontrasepsi modern. Sejalan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi sehingga timbulnya unmet need akan kontrasepsi di Sulawesi Tengah. Faktor itu dilihat dari segi demografi, sosial ekonomi serta faktor hubungannya dengan program. Penelitian ini merupakan penelitian secara cross sectional dengan menganalisa data sekunder SDKI 1994. Pengambilan data yang berasal dari SDKI 1994 dilakukan dengan merujuk pada daftar pertanyaan sesuai dengan kerangka konsep. Dari jumlah sampel sebanyak 725 PUS, dilihat PUS yang tidak pakai kontrasepsi modern, yang sedang hamil tapi tidak diinginkan/tidak disengaja dan yang subur tapi tidak ingin anak lagi atau ingin tapi 2 tahun kemudian. Data tersebut kemudian diolah secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 26,3 % responden dengan unmet need. Variabel yang berhubungan bermakna dengan unmet need adalah aktivitas seksual dan kunjungan petugas KB. Pada analisa ini juga dilakukan interaksi dan hasilnya menunjukkan ada interaksi antara jumlah anak hidup dengan pendidikan dan jumlah anak hidup dengan kunjungan petugas KB. Dari hasil penelitian tersebut, disarankan untuk dilakukan pendekatan baru dengan menambahkan kegiatan dari program yang selama sudah ada. Hal tersebut penting artinya karena program yang selama ini telah ada belum dapat menurunkan angka unmet need. Disamping itu ketersediaan dana, tenaga, sarana dan metoda juga diperlukan. Perlu ditingkatkan kerjasama dengan instansi terkait khususnya dalam upaya peningkatan pendidikan bagi PUS. Semakin dimantapkan institusi masyarakat yang selama ini telah ada. Peningkatan kunjungan petugas KB terutama PUS dengan jumlah anak banyak serta yang berpendidikan rendah. Pembentukan kelompok KB baru lebih ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dan peserta KB. ......Factor that Influence Unmet Need of Family Planning in Central Sulawesi (Secondary Analitical Data SDKI 1994) The success of the National Family Planning Program in persuading fertile couples to participate in Family Planning has proven to be successful. However this success still face same problem among time their are still fertile couples how are going true an a result of not using modern contraception method. The another in this cases has riset influence the factor of Unmet Need of contraception in central Sulawesi. This factor have been recorded by statically demographi (age, sexual activity, number of children, living condition), Social Economic (education and work status), the relationship with Family Planning Program (knowledge of contraception, National Family Planning employ visit, active participation in the program). The riset has been conducted using cross sectional analysis with SDKI 1994. Data was taken from questioner survey SDKI 1994. From total of 725 fertile couples survey, the data was categories to does how that not using modern contraception method, does how are carrying un wanted pregnancy and does do not was to have another child or are planning to have another child with in 2 years. Data in process univariat, bivariat and multivariat. From the riset it has been show there are 26,3 % respondent with unmet need. Variable there is significant relationship between unmet need are sexual activity and national family planning employ visit. Analysis has been conducted with conform their is an interaction between number of children with education level and number of children with national family planning employ visit. From the riset result it is advisable to try new approached and intensity current program. This is because current event has not lower unmet need. Thus operational fund and power and facilities need to be provide. The need to be corporation with another sector to increase education of fertile couples. The number outlet of Sub PPKBD, need to be increase to a level of 1 in each RW. Visit by national family planning employ must be increase ini corelation with the number of children and education level of an area. Formation of additional family planning group need be to increase to improve family welfare and increase number of participation in the program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichayuen Avianty
Abstrak :
Persentase konsumsi rokok pada remaja usia 10 ? 15 tahun di Kota Depok masih cukup tinggi sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok pada siswa sekolah Menengah Pertam (SMP) di Kota Depok Tahun 2016 dengan menggunakan kuesioner penelitian yang diadopsi dari kuesioner Global Adults Tobacco Survey (GATS) tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 300 siswa - siswi SMP kelas VII dan VIII Kota Depok yang memiliki akreditas A, B dan C. Penelitian ini menemukan nilai OR sebesar 77,5 (95% CI: 10,29 - 548,3) yang artinya: remaja yang memiliki teman sebaya yang merokok akan berisiko sebesar 77,5 kali lebih besar untuk merokok dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki teman sebaya yang tidak merokok. Selain itu diperoleh juga nilai p value sebesar 0,001 yang artinya terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada anak SMP tanpa dikontrol oleh variabel konfonding. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan promosi kesehatan yang lebih intensif kepada siswa - siswi tentang dampak serta akibat dari bahaya merokokbagi perokok aktif serta bahaya dan akibat asap rokok bagi perokok pasif. ......The percentage cigarette consumption in adolescents the ages of 10-15 years in depok was still quite high until now .This study attempts to identify the effects their peers to behavior smoked on high school students pertam ( smp ) in depok 2016 using a questionnaire research adopted from the questionnaire global adults tobacco survey ( gats ) in 2011. This research using design research cross sectional with the total sample of 300 students of junior high school class vii and viii depok having akreditas a , b and c. This study found value of 77,5 or ( 95 % ci: 10,29-548,3 ) which means: teenager having their peers that smoking risky of 77,5 times more likely to smoke compared with a teenager who do not have their peers who does not smoke .Besides acquired also value p value of 0,001 which means there are the relationship between the influence of their peers with the behavior smoked on in junior high without controlled by variable konfonding. This research recommended to do promotion of health a more intensive to the students about the students of the impact on and a result of danger of smoking for active smokers as well as the dangers and as a result of cigarette smoke for passive smokers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haq Faruqi
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang Masjid Jami Muntok dan kaitannya sebagai Monumen Kesultanan Palembang. Masjid Jami Muntok terletak di bagian barat Pulau Bangka dan dibangun pada akhir abad 19. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, analisis dan interpretasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan adanya kaitan antara Masjid Jami Muntok dengan Kesultanan Palembang pada masa lalu berdasarkan kesamaan gaya bangunannya dengan Masjid Agung Palembang. Selain itu berdasarkan analisis sejarah Kota Muntok pada masa lalu merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Palembang. Oleh karena itu pengaruh dari Kesultanan Palembang terhadap perkembangan Kota Muntok dari segi budaya, sosial, ekonomi dan teknologi sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya Masjid Jami Muntok sebagai bukti adanya relasi kuasa antara Kesultanan Palembang dan Kota Muntok di Pulau Bangka.
This thesis discusses the Jami Muntok Mosque and relation as monument Sultanate of Palembang. Jami Muntok Mosque located in the western part of Bangka island and built in the late 19th century. This study uses data collection, analysis dan interpretation. The results of this study showed a link between Jami Muntok Mosque with the Sultanate of Palembang in the past based on the similarity of architecture with Palembang Grand Mosque. Moreover based on the analysis of the historical city of Muntok in the past was part of the Sultanate of Palembang. Therefore, the influence of the Sultanate of Palembang to the development Muntok City in terms of cultural, social, economic and technological very great. This is proved by the establishment of Jami Muntok Mosque as evidence of the power relations between the Sultanate of Palembang and City of Muntok in Bangka Island.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>