Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Adji Prabawa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan hutang pada- industri tekstil yang listed di Bursa Efek Jakarta dapat meningkatkan pendapat an per lembar saham (EPS) nya. Teori struktur modal membahas apa yang terjadi dengan nilai perusahaan bi la struktur modal berubah sementara itu keputusan investasi dan kebijakan divi den dipegnng konstan. Banyak model yang bisa dipakai dalam analisis strnktur modal. Knrenn sn1tt'mcngnknr binyn modal pcrusahnnn dcngan tingknt lcvcrnge yang bervarlasi antar wnktu maku Mndcl nnnllsu EBIT-EPS yung ini nada dasarnya untuk mengukur atas atau dl bawah "indifference dianggap cukup besar mencapai di dipilih model yung relntif muduh dltcrupkun. bnnynk dipnkai dalom nnalisis struktur modnl probabilitas expected EBIT dalam mencapai di point". Sehingga bila probabilitas tersebut atas indifference point nya maka penggunaan - hutang akan meningkatkan pendapatan per lembar sahamnya. Sebaliknya bila proba hilitas tersebut dianggap terlalu kecil mencapni di atas indifference point ma ka penggnnaan hucang tidnk ukun mcningkatkan pendapatan per lembar saham (EPS) nyn. Banyak hasil Studi yang menemukan hahwa saham yang memiliki "future grow- th" tertinggi dalnm EPS nyn memperlihntknn "risk adjusted returns" yang terti- nggi pula. Sehingga "growth" dalam laporan pendapatan mempengaruhi harga saham adalah sangat signlfikan. Hasil penelitian pnda perusahaan-perusahaan tekstil yang listed di Buren Efek Jakarta dengan periode tahun 1988 hingga 1996 dan dengan menggunakan mo- del analisa EBIT-EPS menunjukkan bahwa dari sepuluh perusahaan hanya scmbilan- perusahaan yang dapat digambarkan perkiraan indifference point nya. Dari hasil perhitungan probabilitas EBIT dalam mencapai di atas atau di bawah indifferen~ ce point nya maka 56% atau lima perusahaan yang probabilitas EBIT nya memung - kinkan menggunakzn hutang. Sementara itu 64% atau empat perusahaan probabili - tas EBIT nya tidak memungkinkan menggunakan hutang.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Martowardojo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandy Suyatman
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bali Basworo Pramudito
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T 5960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Dianawati
Abstrak :
ABSTRAK Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan negara-negara Asia sejak pertengahan tahun 1997 memberikan dampak yang luas terhadap dunia bisnis. Hal tersebut memmbulkan efek berganda terhadap sistem ekonomi secara keseluruhan yaitu terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang sangat drastis, menurunnya indeks harga saham di bursa, melonjaknya tingkat pengangguran, pergerakan suku bunga yang tidak stabil, dan penurunan nilai impor. Industri TPT yang merupakan salah satu industri yang selama ini memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan devisa negara juga terkena dampaknya karena sebagian besar output yang dihasiIkan adalah komoditi ekspor, bahan baku yang digunakan masih banyak yang diimpor dan besarnya hutang dalam mata uang asing yang dimiliki perusahaan-perusahaan dalam industri ini. Pembahasan yang dilakukan dalam karya akhir ¡ni adalah mengenai analisa kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri TPT baik sebelum dan sesudah krisis serta analisa penilaian prospek saham perusahaan dalam industri ¡ni bagi para investor di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan melalui analisa industn, analisa laporan keuangan, analisa rasio dan analisa penilaian perusahaan. Periode laporan keuangan yang dianalisa adalah tahun 1994 - 2000 sehingga dapat rnemberikan gambaran yang iebih jelas tentang kinerja keuangan perusahaan baik sebelum dan setelah krisis. Dalam analisa penilaìan, model yang digunakan adalah Free Cash Flow to The Firm (FCFF). Asumsi yang digunakan unluk memprediksi FCFF untuk periode 2001-2005 ini lebih didasarkan dengan data historis masing-masing perusahaan dan sumber-surnber lain seperti prediksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia, Bappenas, dll. Dari ketiga sample perusahaaanyaitu PT. Karwell Indonesia Tbk., PT Ricky Pulsa Globalindo Tbk., dan PT Eratex Ojaja Tbk., seluruhnya mengalami kerugian pada saat krisis. Perbedaannya adalah setelah krisis, dimana masing-rnasing perusahaan berusaha meningkatkan efisiensinya tetapi hanya PT Eratex yang berhasil memperoleh laba setelah krisis sedangkan dim perusahaan sampe! yaltu PT Karwell dan PT Ricky masih menderita kerugian pada tahun 2000. Persamaan yang terjadi adalah adanya kenaikan tingkat leverage ketiga perusahaan sampel setelah krisis sehingga resiko bagi investor semakin meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham saat ini dari ketiga perusahaan sampel adalah overvalue yaltu nilai intninsik saham PT Karwell sebesar Rp. (206).- PT Ricky sebesar Rp. (263),- dan PT Eratex sebesar Rp. (1.499),- lebih kecil dari harga saham saat ini. Harga saham saat ini dari ketiga perusahaan ini adalah sebesar Rp. 410 untuk PT Karwell,- Rp. 185,- untuk PT Ricky dan Rp. 365,- untuk PT Eratex. Dengan hasil yang diperoleh ini, maka penulis berkesimpulan bahwa sebaiknya para investor tidak menanamkan investasinya pada ketiga perusahaan sampel diatas. Sedangkan bagi pihak manajemen dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya untuk mengantisipasi risiko usaha yang ada seperti persaingan, pasokan bahan baku, kuota, tenaga kerja, kebijakan pemerintah, perubahan nilai tukar mata uang asing dan kondisi dalam negeri. Kajian dalam kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi para investor, manajemen dan pemerintah dengan selalu memantau perubahan yang terjadi, balk pada skala makro ekonomi Indonesia, informasi perusahaan dan perkembangan ekonomi dunia sebelum mengarnbil tindakan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fajri Wibowo
Abstrak :
Pelindungan desain industri atas tekstil merupakan merupakan sesuatu yang diatur secara khusus dalam Article 25 Paragraph 2 Agreement On Trade-Related Aspects Of Intelectual Property Rights (TRIPS) karena dalam peraturan tersebut negara anggota dibebaskan untuk memilih pelindungan atas tekstil melalui ketentuan desain industri ataupun ketentuan hak cipta, pengaturan tersebut didasarkan pada sifat dari produk tekstil itu sendiri yang mana memiliki siklus hidup singkat serta banyaknya desain-desain baru pada produk tekstil. Tekstil merupakan suatu kerajinan tangan berbahan dasar benang atau kain, yang memiliki aspek estetis dan fungsi pada seluruh atau sebagian dari produk tersebut. Sebagai sesuatu yang memiliki aspek estitsi dan fungsi maka objek tekstil sendiri dapat diakomodir melalui ketentuan hak cipta dan desain industri. Namun kedua ketentuan tersebut dirasa kurang mengakomodir seluruh kepentingan pendesain khususnya pelaku industri tekstil. Di negara inggris, pelindungan terhadap desain khususnya pada tekstil dapat dilakukan melalui 3 (tiga) opsi pelindungan yaitu registered design, unregistered design, dan artistic works. Oleh karena itu, diperlukan adanya ketentuan yang dapat melindungi pelaku indsutri tekstil melalui peraturan perundang-undangan yang tepat untuk mengakomodir sifat dari produk tekstil itu sendiri yaitu memiliki siklus hidup singkat. ......Protection of industrial designs for textiles is something that is specifically regulated in Article 25 Paragraph 2 Agreement On Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) because in this regulation member countries are free to choose protection for textiles through industrial design or copyright, the provision is based on the nature of the textile product itself which has a short life cycle and many new designs on textile products. Textile is a handicraft made from yarn or cloth, which has aesthetic and functional aspects in all or part of the product. As something that has aspects of aesthetic and function, the textile object itself can be accommodated through copyright provisions and industrial designs. However, the two provisions are deemed insufficient to accommodate all the interests of designers, especially textile industry players. In the UK, protection of designs, especially in textiles, can be done through 3 (three) protection options, namely registered design, unregistered design, and artistic works. Therefore, it is necessary to have provisions that can protect textile industry players through appropriate legislation to accommodate the nature of the textile product itself, namely having a short life cycle.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Razadin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Mittal Publications, 2000
R 677 ENC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Bhakti Susetyo
Abstrak :
Era globalisasi memaksa industri tekstil untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Kemampuan ini menuntut manajemen pemeliharaan industri menjalankan programnya dengan baik supaya pabrik beroperasi dengan normal. Untuk mengetahui keberhasilan kebijakan yang telah diambil dilakukan pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Dalam pengukuran, manajemen pemeliharaan menetapkan indikator kinerja sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan kelas dunia. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil dari tiga kelompok indikator: keandalan, biaya, dan material. Data didapat dari kuesioner dengan metode penilaian skor. Diperoleh indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil sebanyak 23 dari 50 indikator yang diusulkan. Indikator yang dipilih responden 92,30 % dianggap merefleksikan kondisi bisnis industri tekstil di era globalisasi yang periode pelaporannya dilakukan setiap bulan.
In globalization era, textile industries have to be very competitive in producing high quality products. This situation demands industrial maintenance management to carry out its programs so well that the industries can operate normally. To investigate how successful the management policy has been implemented by the industries, measurement of the maintenance performance had been undertaken. In the measurement, the maintenance management used key performance indicators based on the visions, mission and strategies used by the industries in competing with their world class counter parts. The purpose of this thesis is to determine the appropriate key performance indicators for measuring the performance of the maintenance management amongst the three indicators, namely reliability, cost and material. Data were taken from questioners using score value method. The number of key indicators chosen by respondents for the performance of the maintenance management was 23 out of 50, which were the total indicators proposed. The indicators chosen was believed to 92,30 % reflect the condition of the textile industries in the globalization era that reporting period was done every month.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Nurbaiti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>