Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibin Mohammad Sjatibi
"Program Indonesianisasi Tenaga Kerja adalah Program Pemerintah. Program ini mengandung tiga hal pokok Pertama adanya keharusan untuk melakukan pendidikan dan pelatihan, kedua adanya alih-teknologi dari ahli asing kepada pihak Indonesia, dan ketiga pengalihan jabatan manajemen. Oleh karena itu penggunaan tenaga ahli asing bersifat sementara.
Program Indonesianisasi sebenarnya mengandung tiga sasaran, yaitu Indonesianisasi tenaga kerja, Indonesianisasi saham dan Indonesianisasi perusahaan. Landasan program ini diawali dengan diberlakukannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing termasuk Undang-Undang Penggunaan Tenaga Asing (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967, junto Nomor 11 Tahun 1970, junto Nomor 3 Tahun 1958). Didalam undang-undang tersebut antara lain disebutkan dasar-dasar penggunaan tenaga asing beserta tindak lanjutnya.
Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut, diharapkan akan mendapatkan modal yang ditanamkan disini, disamping itu juga mendapat keahlian dan keterampilan baik teknik, manajemen ataupun teknologi. Perolehan dan pihak asing itu, diharapkan dapat mengelola sendiri manajemen perusahaan di dalam negeri. Peran modal dan teknologi asing secara bertahap berkurang dan bersamaan dengan itu pula peran modal nasional dan keterampilan teknik dan teknologi bangsa Indonesia secara bertahap bertambah dan meningkat melalui pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan, alih teknologi dan alih jabatan.
Seberapa jauh cita-cita di atas yang dituangkan di dalam Program Indonesianisasi itu dapat terlaksana di dalam praktek, perlu dilakukan pengkajian dan penelitian.
"Indonesianisasi Tenaga Kerja pada Perusahaan PMA Joint Venture, Studi Kasus PT. KTSM" mengkaji dan meneliti implementasi Program Pemerintah tersebut, dengan pertimbangan :
- PT. KTSM adalah perusahaan pionir, artinya pelopor dari realisasi Undang-Undang PMA yang diberlakukan tahun 1967 dan perintisan PT. KTSM dilakukan tahun 1968 atas prakarsa PN. Industri Sandang.
- Industri sandang adalah industri strategis pada tahun tahun 1970-an pada saat awal dari Repelita 1 yang menekankan kepada pemenuhan kebutuhan pokok rakyat yakni sandang-pangan.
- Mitra usaha patungan ini dari pihak asing adalah Jepang yang sudah dikenal sebagai pemilik teknologi maju untuk industri tekstil dan mitra Kanebo serta Toyo Menka adalah dua perusahaan PMN terkemuka di dunia untuk produk tekstil.
- Peserta dan pemilik modal nasional dari pihak Indonesia adalah Negara Republik Indonesia yang diwakili oleh Pemerintah R.I dalam hal ini Departemen Keuangan dan Departemen Perindustrian.
Empat alasan di atas, dirasakan cukup proporsional apabila dilakukan pengkajian dan penelitian atas Program Pemerintah dimaksud. Di sekitar tahun 1970-an ketika program ini dicanangkan, sebenarnya pemerintah sendiri belum mempunyai "juklak juknis" sebagai perangkat dari atas yang dapat dipedomani.
Penelitian ini dibatasi hanya kepada Program Indonesianisasi Tenaga Keija yang telah berlangsung antara tahun 1970-1980, dan menekankan pada kajian kebijakan dan Keputusan Direksi perusahaan, bertujuan untuk mengetahui rancangan pihak pihak Indonesia dan Jepang di dalam melaksanakan program Indonesianisasi tenaga kerja, juga ingin mengetahui pengaruh. konflik dan kerjasama beserta umpan balik dari program tersebut, termasuk dampak dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk masa depan PT. KTSM. Metode penelitian lebih bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif dan sumber datanya adalah dokumen-dokumen perusahaan Hal ini menarik oleh karena pihak Indonesia yang lebih berkepentingan, di dalam Direksi hanya mempunyai satu suara dibandingkan dengan Jepang yang tiga suara dan karakteristik joint venture-nya sendiri "G-to-P", menuntut kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang, dengan latar belakang politik, ekonomi dan socio-kultural yang berbeda.
Realisasi program ini di PT. KTSM diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi joint venture lain yang akan atau sedang melaksanakan program yang sama, oleh karena hingga tahun 1995 Indonesia menghadapi tidak kurang dari 57.159 tenaga kerja asing yang bekerja disini sebagai Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP). "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan
"Skripsi ini membahas pengindonesian istilah-istilah perbankan syariah yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa diperlukan adanya penyempurnaan kaidah pengindonesian istilah yang tertuang dalam PUPI yang diatur oleh Pusat Bahasa, terutama penyerapan istilah dalam perbankan syariah yang mayoritas bersumber dari bahasa Arab. Permasalahan lainnya adalah sejauh mana aturan-aturan kaidah pengindonesiaan tersebut digunakan dalam masyarakat, khususnya para pelaku parbankan syariah.

This thesis is concerned with Indonesianization terms of Islamic banking which is used by in database of Bank Syariah Mandiri (Sharia Bank Mandiri) and Bank Muamalat Indonesia (Muamalat Bank). This research is qualitative descriptive interpretive. The researcher suggests that it is necessary to make refinement the rules of Indonesianization term that is contained in Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) made by The Pusat Bahasa (Indonesian for Language Center), especially for absorption term of Islamic banking which is almost derived from Arabic. The other problems are how deep the rules of Indonesianization term is used in the society, specifically for the principals of Islamic banking."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Susanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perusahaan milik etnis Cina di Indonesia yang
dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda yakni Oei Tiong Ham Concern.
Bisnis utama perusahaan ini adalah di bidang gula. Setelah proklamasi
kemerdekaan pada Agustus 1945, Oei Tiong Ham Concern menghadapi berbagai
masalah akibat kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang berubah setelah
proklamasi kemerdekaan. Selama periode 1950-an, berbagai upaya dilakukan oleh
perusahaan guna beradaptasi terhadap perubahan zaman. Di tengah upayanya
tersebut, Oei Tiong Ham Concern harus menghadapi tuntutan hukum yang
diajukan oleh pemerintah Indonesia terkait pelanggaran devisa yang berujung
pada penyitaan dan perubahan besar terhadap perusahaan pada tahun 1964.
Skripsi ini diteliti menggunakan metode penelitian sejarah yang berdasarkan
sumber primer (seperti dokumen dan surat kabar sezaman) dan sekunder (jurnal,
buku, dll.).

ABSTRACT
This study is focusing on Oei Tiong Ham Concern, a company owned by Chinese.
This company was established during the Dutch colonial period with sugar as
their main commodity. After the proclamation of Indonesian independence in
August 1945, Oei Tiong Ham Concern encountered several problems due unstable
political and economic conditions. The company tried to adjust with Indonesia?s
policy, especially during the 1950s but their attempt was vain. Oei Tiong Ham
Concern had to face lawsuit filed by the Indonesian government related to foreign
exchange violations that led to confiscation of company?s asset and also enforce a
major changes at the company in 1964. This research based on archival source as
primary sources (e.g. documents, contemporary newspaper) and secondary
sources (e.g. journals, books, etc.).This study based on historical methods."
Lengkap +
2017
S65856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library