Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Vitriansyah Putra
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja pengelasan industri Informan di jalan raya Bogor- Dermaga. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk melihat faktor faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD. Populasi Penelitian ini adalah seluruh pekerja pengelasan di Jalan Raya Bogor ? Dermaga. Penelitian ini sampel dipilih berdasarkan perilaku yang kurang baik dalam penggunaan APD. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 orang dari populasi 13 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan juga observasi lansung. Pengolahan data diolah dalam bentuk tekstular dan tabel. Tekstular digunakan sebagai kutipan jawaban dari informan sedangkan tabel digunakan untuk jawaban yang telah disimpulkan dan juga dianalisa. Penelitian ini mengacu pada konsep teori sosial kognitif dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor individu dan faktor lingkungan. Konsep ini digunakan dikarena cukup tepat dalam mengalisis perilaku penggunaan alat pelindung diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja pengelasan sektor informal masih tidak menggunakan APD dengan baik. Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi perilaku pekerja pengelasan industri informal dalam penggunaan APD seperti peraturan, pengawasan dan fasilitas APD. Sedangkan faktor individu seperti pengetahuan, persepsi dan motivasi tidak begitu mempengaruhi perilaku pekerja dalam penggunaan APD. This research was conducted aiming to see the behavior of the use of personal protective equipment (PPE) to workers in the welding industry informants highway Bogor - Dermaga. This research is descriptive analysis using qualitative methods is to look at factor that influence the behavior of the factor the use of PPE. The study population as all workers welding on Jalan Raya Bogor - Dermaga. This study sample is selected on the basis of poor behavior the use of PPE. The sample in this study as many as eight people from the population of 13 people. Techniques of data collection is done trough in-depth interview direct observation. Processing of data processed in the form tekstular and tables. Tekstular used as a quote answers from informans while the table is used for the answer that have been conclude and were also analyzed. This study refers to the concept of social cognitive theory in which behavior is influenced by the presence of individual factors and environmental factors. This concept is used in analysis quite appropriate personal protective equipment usage behavior. The result showed that the majority of informal sector workers welding still do not use PPE properly. Environmental factor that most influence the behavior of the welding industry workers in the informal use of PPE such as regulation, supervision and facilities PPE. While individual factors such as knowledge, perception and motivation is not so affect the behavior of workers in the use of PPE.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh faktor individual dan faktor sosial terhadap rasa kesepian yang dialami oleh praremaja dan remaja korban peer victimization. Faktor individual terdiri dari set esteem dan temperamen. Empat faktor temperamen yang diukur dalam studi ini adalah surgency, effortful control, afliativeness dan negative affectivity. Faktor sosial terdiri dan penerimaan teman sebaya, kualitas persahabatan yang dimiliki, dan pola asuh orangtua. Subyek yang berpartisipasi dalam studi ini adalah murid kelas lima Sekolah Dasar dan kelas sembilan atau setara dengan kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, yang menurut penilaian kelompok sebayanya mengalami viktimisasi atau kekerasan di lingkungan sekolah. Analisa dengan menggunakan ree-resi memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh kedua faktor individual dan sosial pada praremaja dan remaja korban viktimisasi. Self-esteem yang termasuk faktor individual merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi rasa kesepian pada praremaja. Analisa lebih lanjut pada kelompok praremaja memperlihatkan peran self-esteem sebagai mediator antara dua faktor dari temperamen yaitu of ortful control dan aitiativeness dengan rasa kesepian. Tidak terlihatnya pengaruh pola asuh orangtua terhadap rasa kesepian diuraikan berdasarkan sudut pandang statitistik pada bagian diskusi. Sumbangan variabel yang minimal (9%) terhadap variabilitas rasa kesepian pada praremaja mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasa kesepian pada kelompok yang tidak diperhitungkan dalam studi. Pada remaja korban viktirnisasi, surgency pada temperamen yang merupakan faktor individual, serta pain asuh yang welas asih (nurturing), dan kualitas persahabatan yang merupakan faktor sosial mempengaruhi secara negatif rasa kesepian. Dapat dikatakan remaja dengan faktor surgency yang tinggi, memiliki hubungan persahabatan yang memuaskan dirinya, serta memiliki orangtua yang welas asih, melaporkan rasa kesepian yang rendah walaupun is mengalami viktimisasi oleh kelompok sebayanya. Kualitas persahabatan yang memuaskan dimiliki oleh remaja yang memiliki negative affectivity yang rendah serta memiliki orangtua yang tidak punitif dalam berinteraksi dengan anak. Walaupun terdapat perbedaan pengaruh faktor individual dan faktor sosial terhadap rasa kesepian antara kelompok remaja dan praremaja korban viktimisasi, namun analisa yang dilakukan secara bersamaan terhadap kedua kelompok ini memperlihatkan bahwa rasa kesepian hanya dialami oleh mereka yang merasakan dirinya sebagai korban (self-report victimization). Penilaian kelompok sebaya bahwa individu menjadi korban viktimisasi tidak mempengaruhi timbulnya rasa kesepian pada kedua kelompok Hasil yang diperoleh dart studi ini mengindikasikan bahwa diperlukan programprogram pendidikan dan pelatihan untuk orangtua danl atau pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan (parenting skill) dan kesadaran (awareness) pentingnya pengaruh pola pengasuhan yang welas asih dari orangtua kepada anak terhadap kesejahteraan mental (psychological well-being) remaja yang akan menginjak masa dewasa. Dengan dukungan yang diperoleh dart orangtua dan sahabat, remaja tidak mengalami kesepian walaupun is mengalami viktimisasi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Luthfiana Ulya
Abstrak :
DBD masih menjadi masalah di Indonesia, salah satu kebijakan dan langkah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus DBD adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam bentuk program Juru Pemantau jentik (Jumantik). Namun, pada kenyataannya Jumantik masih menemui berbagai masalah, diantaranya jumlah imbalan yang tidak sesuai dan penolakan-penolakan dari masyarakat setempat. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja Jumantik yang nantinya juga akan mempengaruhi sukses pencapaian program pecegahan dan penanggulangan DBD. Selain itu, salah satu daerah yang masih memiliki ABJ rendah adalah Kelurahan Cilandak Timur yang berada di wilayah Kecamatan Pasar Minggu, yang selama tahun 2008 memiliki angka kasus DBD terbanyak se-DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur Tahun 2008 dan hubungannya dengan faktor individu, psikologi, dan organisasi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih dua minggu yaitu minggu ke-2 dan ke-3 bulan Mei tahun 2009 dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur dan telaah dokumen Kecamatan Pasar Minggu sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Jumantik memiliki kinerja tinggi, yaitu sebanyak 97 % Jumantik memiliki kinerja tinggi dan 3 % Jumantik memiliki kinerja yang rendah. Selain itu, ditemukan lebih banyak Jumantik yang tidak memenuhi standar persyaratan usia, yaitu sebanyak 82,1 % Jumantik berusia > 35 tahun. Begitu pula yang ditemukan pada faktor pendidikan, masih ada 25,4 % Jumantik yang tidak memenuhi syarat pendidikan. Sebagian besar Jumantik memiliki masa kerja ≤ 3 tahun (64,2 %), pengetahuan yang tinggi (83,6 %), pernah mengikuti pelatihan Jumantik (61,2 %), motivasi tinggi (95,5 %), sarana yang dibutuhkan telah dipenuhi (82,1 %), pernah mendapat supervisi (88,1 %), dan menerima imbalan (97 %). Dari hasil analisis bivariat diperoleh bahwa usia dan supervisi berhubungan dengan kinerja Jumantik. Sedangkan variabel selain usia dan supervisi tidak berhubungan dengan kinerja Jumantik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan penyegaran agar Jumantik tidak merasa jenuh. Selain itu perlu adanya sistem imbalan yang sesuai dengan Kinerja yang dapat menambah motivasi Jumantik dalam melaksanakan tugas dan dipenuhinya sarana yang dibutuhkan Jumantik untuk meringankan beban Jumantik dalam melaksanakan tugas.
DBD is still a problem in Indonesia, one of the policies and steps in the efforts to prevent and handle DBD cases by empowering community in the form of Jumantik program. However, in reality Jumantik is still has many problems, including the amount of compensation which is not appropriate and rejections from the local community. This will impact to the performance of Jumantik in the future and then it will impact to the successful achievement of prevent and handle DBD program. In addition, one of the areas which still have low ABJ is East Cilandak that is located in the area of Pasar Minggu, where during the period of 2008 have the most number of DBD cases in province of DKI Jakarta. This study purpose to find describing the performance of Jumantik at East Cilandak in 2008 and related to the factors of individual, psychology, and organization. This study was conducted by researchers for two weeks where it was done at the second and the third week on Mei 2009 by way of distributing the questionnaire to all Jumantik at East Cilandak and document study at Pasar Minggu as secondary data. Study result indicated that most of Jumantik had a high performance where 97% of Jumantik had a high performance and 3% of them have low performance. In addition, it was found more Jumantik which did not have the standard requirements of age, 82,1% of Jumantik were more than 35 years old. The same factors which were found in education, there was still 25,4% of Jumantik did not have the requirements of education. Most of Jumantik had work period less than 3 years (64.2%), high knowledge (83.6%), receiving Jumantik training (61.2%), high motivation (95.5%), facilities which were required have been fulfilled (82.1%), getting supervision (88.1%), and receiving the rewards (97%). From the result of bivariate analysis indicated that age and supervision related to Jumantik performance. While other variables without age and supervision did not relate to Jumantik performance. Therefore, it was suggested to do new activities so Jumantik did not feel bored. Besides it was important the existance of compensation system which was available with performance so it can increase Jumantik motivation to implement the tasks and the necessary facilities which were needed by Jumantik to alleviate Jumantik burden on implementing the tasks.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Zahira
Abstrak :
[ABSTRAK
Seiring meningkatnya persaingan bisnis di dalam industri rumah sakit, organisasi rumah sakit dituntut untuk terus meningkatkan keunggulan kompetitif di masa depan yang ditentukan oleh sumber-sumber pengetahuan organisasi.Di mengelola pengetahuan yang dimiliki individu di dalam organisasi, dapat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu individual factor, social exchange dan organizational factor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh individual factor, social exchange, organizational factor, knowledge sharing, innovation capability dan performance. Unit analisis penelitian ini adalah, manajer tingkat menengah organisasi Rumah Sakit Kelas C di Depok. Penelitian ini menggunakan data primer, melalui pembagian kuesioner dan teknik statistik yangdigunakan adalah SEM dengan metode PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa organizational factor lebih berpengaruh terhadap knowledge sharing dibanding individual factor dan social exchange pada organisasi Rumah Sakit Kelas C di Depok. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi rumah sakit telah dapat melakukan pengelolaan pengetahuan di dalam organisasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan inovasi organisasi dan meningkatkan kinerja.;
ABSTRACT
The increasing competition in the hospital industry, hospital organizations are required to continuously improve competitive advantage in the future is determined by the knowledge resources of the organization. In managing the knowledge of the individual in the organization, can be affected by three things, namely individual factors, social exchange and organizational factors. The purpose of this study was to analyze the influence of individual factors, social exchange, organizational factors, knowledge sharing, innovation capability and performance. The unit of analysis of this research is, middle level managers organizations Hospital Grade C in Depok. This study uses primary data, through the distribution of questionnaires and statistical techniques used are SEM with PLS method. The results of this study indicate that organizational factors affect the knowledge sharing is more than the individual and social factors on organizational exchange Hospital Grade C in Depok. This suggests that the organization of the hospital has been able to manage knowledge in the organization so well that can improve organizational innovation capability and improve performance.;The increasing competition in the hospital industry, hospital organizations are required to continuously improve competitive advantage in the future is determined by the knowledge resources of the organization. In managing the knowledge of the individual in the organization, can be affected by three things, namely individual factors, social exchange and organizational factors. The purpose of this study was to analyze the influence of individual factors, social exchange, organizational factors, knowledge sharing, innovation capability and performance. The unit of analysis of this research is, middle level managers organizations Hospital Grade C in Depok. This study uses primary data, through the distribution of questionnaires and statistical techniques used are SEM with PLS method. The results of this study indicate that organizational factors affect the knowledge sharing is more than the individual and social factors on organizational exchange Hospital Grade C in Depok. This suggests that the organization of the hospital has been able to manage knowledge in the organization so well that can improve organizational innovation capability and improve performance.;The increasing competition in the hospital industry, hospital organizations are required to continuously improve competitive advantage in the future is determined by the knowledge resources of the organization. In managing the knowledge of the individual in the organization, can be affected by three things, namely individual factors, social exchange and organizational factors. The purpose of this study was to analyze the influence of individual factors, social exchange, organizational factors, knowledge sharing, innovation capability and performance. The unit of analysis of this research is, middle level managers organizations Hospital Grade C in Depok. This study uses primary data, through the distribution of questionnaires and statistical techniques used are SEM with PLS method. The results of this study indicate that organizational factors affect the knowledge sharing is more than the individual and social factors on organizational exchange Hospital Grade C in Depok. This suggests that the organization of the hospital has been able to manage knowledge in the organization so well that can improve organizational innovation capability and improve performance., The increasing competition in the hospital industry, hospital organizations are required to continuously improve competitive advantage in the future is determined by the knowledge resources of the organization. In managing the knowledge of the individual in the organization, can be affected by three things, namely individual factors, social exchange and organizational factors. The purpose of this study was to analyze the influence of individual factors, social exchange, organizational factors, knowledge sharing, innovation capability and performance. The unit of analysis of this research is, middle level managers organizations Hospital Grade C in Depok. This study uses primary data, through the distribution of questionnaires and statistical techniques used are SEM with PLS method. The results of this study indicate that organizational factors affect the knowledge sharing is more than the individual and social factors on organizational exchange Hospital Grade C in Depok. This suggests that the organization of the hospital has been able to manage knowledge in the organization so well that can improve organizational innovation capability and improve performance.]
2015
T43130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Supriatin
Abstrak :
This research is merely correlational descriptive design which purposed to identify on correlation of individual factor and organisation factor with nurse caring behaviour at Treatment Instalationt at RSUD Kota Bandung. The population of this research are thoroughly staff nurses at 4 treatment room unit. Number of research samples are 43 nurses totally conducted. Data analysis are initiated from univariat test, bivariat and proceeded with multivariate tests. The results describe that there is a significant correlation among individual factors (age and experience) and organisation factor (leadership, compensation, organisation structure, and job desain) with nurse caring behaviour. The Head of Room Unit as a leader should posses a high ability to empowering others, in line with that a responsibility. Organitation structure that must be see. Nurse as public service agents need to improve quality and quantity during performing their duty and responsible, they need to provide opportunity to attending skill development training. Further research recommendation should be conducted in depth review by nurse caring behaviours.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Wulan Nursita
Abstrak :
Talents is crucial to determind the competitive advantage of an organization. Most organization are facing challenge for retaining their talents who are doing voluntary turnover. This cause problems for company especially in airline industry which has strict regulation related to its personell. This study looks at the effect of job satisfaction, job stress, and individual factor on flight attendants turnover rate. Using the case and data from PT. Garuda Indonesia, this study follows qualitatif system dynamic framework to identify and describe the overall phenomena of flight attendant turnover and the variable involved. The study also tested several intervention strategies to see whether there are changes on the flight attendant turnover considering the intervention given. This study shows that turnover rate has significant impact on the company crew strength that influence job satisfaction and job stress which eventually back to influence the turnover rate in a reinforcing effect. Furthemore, company policy related to married, maternity leave, and hijab are according to subject matter expert should be evaluated. This results imply that the Airline should consider to make adjustment and creating policy intervention related to existing policy in order to see results of turnover reduction.
Pegawai berbakat merupakan penentu keunggulan kompetitif pada suatu organisasi. Banyak organisasi dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan bakat-bakat yang ingin meninggalkan perusahaan. Hal ini menyebabkan permasalahan khususnya pada perusahaan penerbangan yang memiliki peraturan ketat untuk pegawai yang bekerja di sana. Penelitian ini melihat pengaruh kepuasan kerja, stres kerja, dan faktor individu terhadap tingkat turnover awak kabin. Menggunakan kasus dan data dari PT. Garuda Indonesia, penelitian ini mengikuti kerangka kerja kualitatif sistem dinamis untuk mengidentifikasi dan menggambarkan keseluruhan fenomena pergantian awak kabin dan variabel yang terlingkup pada fenomena tersebut. Studi ini juga menguji beberapa strategi intervensi untuk melihat apakah ada perubahan tingkat pergantian pramugari dengan mempertimbangkan intervensi yang diberikan. Studi ini menunjukkan bahwa tingkat turnover memiliki dampak signifikan pada kekuatan awak kabin perusahaan, yang kemudian mempengaruhi kepuasan kerja dan stres kerja yang pada akhirnya, kembali mempengaruhi tingkat turnover dalam efek penguatan. Selain itu, kebijakan perusahaan terkait pernikahan, cuti hamil, dan Pemakaian jilbab harus dievaluasi. Hasil Penelitian menyiratkan bahwa Maskapai Penerbangan harus mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian dan membuat perubahan kebijakan menjadi lebih akomodatif terkait dengan pernikahan, cuti hamil, dan pemakaian jilbab untuk melihat pengurangan turnover awak kabin.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library