Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eneng Herlin Herlina
"Makalah ini berpendapat bahwa selain faktor internal perusahaan, Institusi juga dapat mempengaruhi partisipasi perusahaan dalam jaringan produksi. Dengan menganalisis pengaruh akses ke kredit, lisensi impor, dan persaingan dari sektor informal, yang masing-masing mewakili lembaga keuangan, fasilitasi perdagangan, dan lingkungan bisnis, penelitian ini berupaya memberikan studi empiris tambahan tentang partisipasi lembaga dan perusahaan dalam Global Production Network (GPN), dengan fokus pada kasus Indonesia. Analisis regresi logistik menghasilkan temuan bahwa sebagian besar variabel signifikan secara statistik, dengan beberapa variasi antara perusahaan besar dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Akses ke kredit, sebagai hambatan, tampaknya menjadi faktor yang secara negatif mempengaruhi partisipasi UKM dalam jaringan produksi, menyiratkan bahwa UKM di Indonesia masih terkendala oleh institusi keuangan. Sementara itu, lisensi impor dapat dianggap sebagai faktor paling penting yang mempengaruhi partisipasi perusahaan besar dan UKM, yang menyiratkan bahwa lisensi impor memberikan lebih banyak akses ke sumber daya kepada perusahaan yang mungkin menguntungkan daya saing mereka. Di sisi lain, sektor informal cenderung lebih berdampak negatif pada perusahaan yang lebih besar daripada UKM, menunjukkan bahwa dampaknya terjadi melalui saluran tertentu. Semua temuan menyoroti pengaruh institusi pada partisipasi perusahaan dalam GPN dan memberikan implikasi tertentu untuk kebijakan. Misalnya, sistem pengembangan keuangan, kebijakan pensinyalan, prosedur penyederhanaan pemberian izin impor, dan penerapan pajak untuk perusahaan informal adalah beberapa kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong perusahaan lokal untuk berpartisipasi dalam jaringan produksi global.

This paper argues that in addition to a firm's internal factors, institutions may also affect a firm's participation in the production network. By analyzing the effect of access to credit, import license, and competition from the informal sector, which represent a financial institution, trade facilitation, and business environment, respectively, this study attempts to provide an additional empirical study about institutions and firms' participation in the Global Production Network (GPN), focusing on the case of Indonesia. A logistic regression analysis led to the finding that most variables are statistically significant, with some variations between larger firms and Small Medium Enterprises (SMEs). Access to credit, as an obstacle, appears to be the factor that negatively influences SMEs' participation in the production network, implying that SMEs in Indonesia are still constrained by financial institutions. Meanwhile, an import license can be regarded as the most crucial factor that affects both the larger companies and SMEs' participation, implying that an import license provides firms with more access to resources that may benefit their competitiveness. On the other hand, the informal sector tends to more negatively affect the larger firms than the SMEs, suggesting that its impact occurs through a specific channel. All the findings highlight the influence of institutions on a firm's participation in the GPN and provide certain implications for policy. For example, financial development systems, signaling policies, simplifying procedures of granting import permits, and implementing a tax for the informal firm are some policies that can be implemented by the government to encourage local companies to participate in the global production network.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Abimanyu
"ABSTRAK
Penelitian ini mengacu pada studi kasus sengketa impor hortikultura, hewan, dan
produk hewan antara Amerika Serikat dan Indonesia di WTO. Sengketa ini
berawal dari sikap keberatan AS terhadap kebijakan prosedur impor Indonesia
yang didasari oleh perangkat hukum Indonesia berupa Undang-undang dan
Peraturan Menteri. Atas dasar acuan itu berimplikasi pada penerapan prosedur
impor yang baru dan dianggap oleh AS sebagai rezim perizinan impor tidak
langsung atau Non-Automatic Import Licensing menyalahi ketentuan-ketentuan
WTO. AS telah mengajukan permohonan kosultasi dengan Indonesia ke WTO
dan telah dilangsungkan konsultasi tersebut dimana tidak dapat diraih kesepakatan
bersama terkait Sengketa Impor Hortkultura, Hewan dan Produk Hewan. Oleh
karena itu AS mengajukan permohonan pembentukan Panel dan hingga saat ini
kasus tersebut masih dalam proses Panel. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya setiap negara baik AS maupun Indonesia memiliki
kepentingan nasional masing-masing yang diperjuangkan. Kepentingan nasional
AS ini sangat terlihat ketika AS berusaha menyimpulkan suatu ketentuan yang
bersifat spesifik untuk dikorelasikan ke ketentuan yang bersifat umum. Melalui
penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisa permasalahan dan menemukan
upaya yang dapat diambil oleh pemerintah guna menghadapi tuntutan AS tersebut

ABSTRACT
The research‘s objective based on its case of study The Dispute of Importation of
Horticulture, Animal, and Animal Product Between United States and Indonesia
in WTO. These research shows the explanation of Indonesia‘s interest and steps
that might be used by the government in facing US complaint whose questioning
Indonesia‘s transparency and by making an accusation related to the practice nonautomatic
import licese regime based on its law and regulations.US complaint
derive from United States of Trade Representative that Indonesia weren‘t
transparent in practicing the import regulation. By implemeting those regulation,
Indonesia have made a fallacies against the provision of WTO.As the conclussion
of this research that naturally both US and Indonesia has it own national interest
which suppose to be fight for.As in these case, US claimed that this barrier is
against their national interest and they feel legitimate to propose it to WTO which
now is in Panel Process. US national interest is clearly described when the US
began to generate a specific provision in order to find its corelation as being
strated in general provission.By doing this research, the author try to analyze the
issues and finding the proper step that might be use by the government."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library