Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Herty Nani Paulina Candra
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosma Handayani
Abstrak :
Industri jasa periklanan dan promosi dewasa ini telah ber kembang cukup pesat dan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Kemajuan dan keberhasilan tersebut perlu terus dikembangkan dengan pembinaan yang tepat. Perlu pula dilakukan pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan periklanan khususnya di bidang obat dan makanan . Pengendalian dan pengawasannya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat termasuk produsen dan kalangan periklanan itu sendiri. Langkah-langkah pembinaan dan pengawasannya haruslah bersifat persuasif, edukatif dan preventif agar kegiatan periklanan obat tidak menyesatkan dan merugikan masyarakat. Jika dengan adanya iklan obat yang menyesatkan tersebut ternyata menimbulkan kerugian bagi konsumen, maka perlu adanya tanggung jawab yuridis dari para pengusaha yang terlibat akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukannya. Tanggung jawab tersebut dalam bentuk ganti rugi dari pelaku perbuatan melawan hukum kepada pihak yang dirugikan agar hak-hak konsumen yang telah dilanggar pulih kembali. Tuntutan konsumen yang dirugi kan tersebut didasarkan pada pasal 1365 juncto 1371 K.U.H. Perdata. Konsumen sebagai penggugat harus membuktikan bahwa syara-tsyarat materiil perbuatan melawan hukum telah dipenuhi dengan melihat dari isi iklan obat yang menyesatkan. Jika terbukti isi iklan obat yang menyesatkan tersebut memenuhi syarat-syarat materiil dari perbuatan melawan hukum, maka yang bertanggungjawab selain produsen juga pihak yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengiklanan obat dan pihak-pihak lain yang memperoleh keuntungan finansial dari iklan tersebut berdasarkan pasal 1365 juncto 1371 dengan melihat dari isi iklan obat yang menyesatkan. Jika terbukti isi iklan obat yang menyesatkan tersebut memenuhi syarat-syarat materiil dari perbuatan melawan hukum, maka yang bertanggungjawab selain produsen Juga pihak yang bertugas melakukan pengawasan terhadap penqiklanan obat dan pihak-pihak lain yang memperoleh keuntungan finansial dari iklan tersebut berdasarkan pasal 1365 junc to 1371 K.U.H. Perdata.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1993
S20361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Arifianto Koeswandito
Abstrak :
ABSTRAK
Pendekatan pesan secara emosional dan rasional di dalam iklan merupakan strategi yang sudah umum terdapat dalam sebuah iklan. Akan tetapi perhatian khusus dapat diberikan kepada periklanan produk obat karena berbagai peraturan seperti yang dikeluarkan WHO mengemukakan pentingnya iklan obat agar mampu membuat khalayak berpikir rasional dengan pesan iklan yang rasional pula. Penelitian ini berusaha melihat seberapa besar respon secara rasional dan emosional khalayak atas iklan obat dengan studi kasus iklan obat Bintangin versi Slank. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivis dan dalam pengumpulan datanya menggunakan survey. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah respon secara rasional dan emosional dapat diukur ketika khalayak melihat iklan obat.
ABSTRACT
The use of emotional and rational approach in advertising is a common practice these days. But special attention can be given towards the advertising of drugs because of all the guidelines such as the one issued by the WHO which states the importance of drug advertising to be able to make the audience think rationally by using rational messages in advertising. This study aims to see how much the audience response, both rationally and emotionally, towards drug advertisement by using the case study of Bintangin Slank version television commercial.. This study uses Quantitative approach, positivism paradigm, and uses survey in acquiring the data. The result of this study is the rational and emotional response the audience have towards the advertising of drugs is measureable.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Advertising control of medicine and traditional medicine was based on the Decree of the Minister of Health of Indonesian number 386/Menkes/SK/IV/1994 about advertising guidelines medicine, traditional medicine, cosmetics, medical devices and foods. The purpose of the study are (1) to identity regulation related to the advertising of medicine and traditional medicine, (2) to identity the institutional related to the advertising of medicine and tradisional medicine, and (3) to identity the implementation of regulation related to the advertising of medicine and traditional medicine. The study design was cross sectional with descriptive approach. The research locations are in jakarta , Yogyakarta, Denpasar, Medan dan Yogyakarta in 2009. The samples were institution related to the advertising of medicines and traditional medicines in central, provincial, and district level , i.e: Dinas Kesehatan Provinsi (Provincial Health Office), dinas Kesehatan Kota 9District Health Office), Badan POM, Gp farmasi, PPPI, KPID, and YKLI. The primary data were collected by using indepth interviews and focus group discussion. The secondary Prelimininary results enhanced by round table discussion in Jakarta. The data were analyzed by descriptive method. The Regulation related to the advertising are still based on decree of the minister of health og Indonesia no. 386/Menkes/SK/IV/1994 that has been inadequate. Another regulation in the central, provincial and district associated with the advertising control of medicine and traditional. The authority of institutions related to the advertising control of medicine and traditional medicine were: Badan POM conduct surveillance and repression advertising of medicine and traditional medicine, GPFI received a complain against the pharmaceutical industries that display advertising medicine and traditional medicine in violation of ethics, PPI is responsible for broadcast creative, KPID oversee broadcast media , the Board Press oversee the print media, and YLKI protect the public from advertising medicine and traditional medicines are still commonly found advertising that distorted, particularly it's advertisements in local media.
BULHSR 14:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library