Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
Partini, atuhor
Sleman: Tiara Wacana, 2013
305.3 PAR b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
ATA 15(1-2) 2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Mita Harmita Mulyati
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dimensi pengasuhan orangtua pada laki-laki transeksual dan laki-laki heteroseksual dewasa muda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Baumrind (Bems, 1997), memfokuskan pada dua dimensi pengasuhan orangtua, yaitu dimensi pengendalian (demandingness) dan dimensi penerimaan (responsiveness). Dimensi pengendalian merujuk pada segala usaha orangtua dalam mengatur anak, sedangkan dimensi penerimaan merujuk pada dukungan orangtua terhadap keunikan anak sebagai individu. Partisipan penelitian ini adalah 40 orang laki-laki transeksual dan 40 orang laki-laki heteroseksual yang berada pada tahap perkembangan dewasa muda. Partisipan penelitian berdomisili di wilayah Jakarta dan Depok. Teknik pengambilan sampel menggunakan Occidental sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala pola asuh orangtua yang diadaptasi dari skala pola asuh orangtua yang disusun oleh Sri Fatmawati Mashoedi, M.Si pada tahun 2003. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan dimensi pengasuhan orangtua yang signifikan antara laki-laki transeksual dan laki-laki heteroseksual.
ABSTRACTThe purpose of this research to study the differences of parenting dimension in young adult transsexual male and heterosexual male. This research used quantitatif approach. Baumrind (Bems, 1997) focused on two parenting dimensions, which are demandingness dimension and responsiveness dimension. Demandingness dimension refers to all efforts of parents in managing children, and responsiveness dimension refers to parental support for the uniqueness of the child as an individual. Participants were 40 young adult transsexuals male and 40 heterosexuals male from Jakarta and Depok. This research used accidental sampling and the data collected by using parenting style scale which is adapted from Mashoedi parenting style scale. This research were proven that there was a significant differences in the parenting dimension between young adult transsexuals male and heterosexuals male."
2010
S3640
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dyah Krisanti Utami
"
ABSTRAKArtikel ini membahas tentang identitas gender tokoh Ludovic dalam film Ma Vie en Rose karya Alain Berliner. Artikel ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam analisis meliputi aspek naratif (alur, tema, penokohan) dan aspek sinematografis (warna, kostum, shot, dialog) dalam film. Melalui analisis, terlihat bahwa Ludovic mengalami krisis identitas karena identitas gendernya sebagai perempuan tidak sesuai dengan identitas seksualnya sebagai laki-laki. Identitas gender tokoh Ludovic terlihat jelas melalui femininitasnya yang ia tampilkan dari awal hingga akhir film. Akan tetapi, identitas gender tokoh Ludovic mendapat tentangan dari orangtuanya sendiri yang tidak dapat menerima ketidaknormalannya, serta penolakan keras dari masyarakat sekitar yang merupakan masyarakat penganut agama Katolik yang konservatif.
ABSTRACTThis article analyzes the gender identity of the character Ludovic in Alain Berliner?s film Ma Vie en Rose. This article is classified as qualitative research with a document review method. The data used in the analysis include narrative elements (plot, theme, characterization) and cinematography (color, costume, shot, dialogue). Through analysis, it appears that the character Ludovic is having an identity crisis due to incongruity between his gender identity as a female and his anatomic sex. Ludovic?s gender identity is shown very clearly by his femininity throughout the film. However, his gender identity as a female is opposed by his own parents that cannot accept his abnormality, and also got a strong rejection by the conservative Catholic society around him."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Annisa Febriana Santoso
"Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji korelasi gender dan perumahan dengan melihat identitas gender yang dapat terefleksikan dalam rumah. Refleksi ini dapat dilihat dari dua sisi. Sisi pertama membahas bagaimana ideologi gender masyarakat di ruang domestik dapat mempengaruhi rancangan rumah sebagai upaya untuk memahami perilaku, keinginan, dan kebutuhan penghuni dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan gender mereka. Sisi kedua membahas bagaimana identitas gender juga dapat tercermin dari proses menghuni. Ditemukan bahwa dengan adanya kedua refleksi identitas gender ini, seseorang dapat mempunyai preferensi perumahan terkait gender. Pada akhirnya adanya gender dalam kehidupan kita dapat memiliki pengaruh besar dalam mengalami dan memandang perumahan.
This paper aims to discuss the correlation between gender and housing by looking at gender identities that can be reflected in homes. These reflections will be seen from two sides. The first side discusses how the gender ideology of society in the domestic space can influence the design of a house as an effort to understand the behavior, desires, and needs of the occupants in daily life based on their gender.The second side discusses how gender identity can also be reflected in the process of inhabiting. It was found that with these two reflections of gender identity, a person can eventually gain a gender-related housing preference. In the end, the presence of gender in our lives has a huge influence on how we experience and perceive housing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Masthuriyah Sa'dan
Yogyakarta: Suka Press, 2022
305.3 MAS s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Rahmat Cahyanur
"Artikel ini memaparkan dekonstruksi gender dalam film pendek Majorité Opprimée karya Eleonore Pourriat dengan menggunakan konsep dekonstruksi Derrida, hubungan gender Connell, dan teori film dari Joseph M. Boggs. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa film pendek Majorité Opprimée karya Eleonore Pourriat ini mendekonstruksi dunia sosial yang biasanya dikuasai lakilaki, menjadi dikuasai perempuan. Peran sosial laki-laki dan perempuan juga didekonstruksi, sejalan dengan identitas gender dan perilakunya.
This article explained the deconstruction in the court-métrage of Eleonore Pourriat, called Majorité Opprimée by using Derrida?s deconstruction concept, Connell?s gender relations concept, and Joseph M. Boggs's film theory. The finding shows that the court-métrage called Majorité Opprimée deconstructed social world that is normally controlled by men, be controlled by women. Social role of men and women were also deconstructed, in line with their gender identity and behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nabila Huwaida
"Dance Cover merupakan salah satu kegiatan mengikuti gerakan tarian dari para artis K-pop. Anggota dance cover dituntut untuk memiliki kemiripan dari segi gerakan,kostum ,postur tubuh serta ekspresi yang ditampilkan. Namun, perilaku tersebut sering mendapatkan stereotip buruk di dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan berperan ini saya akan mencoba untuk melihat identitas dan ekspresi gender serta tanggapan dari keluarga dan teman sebaya terhadap identitas dan ekspresi gender yang mereka tunjukkan. Dari penelitian yang dilakukan terhadap enam orang remaja pria yang mengikuti dance cover terlihat bahwa identitas gender mereka adalah laki-laki,namun mereka mengekspresikan gender mereka secara androgini dan sudah mulai ada keluarga serta teman-teman sebaya mereka yang tidak bermasalah dengan ekspresi gender yang mereka tunjukkan.
Dance cover is one of the activities to follow the dance move from the K-pop artist. All the members of dance cover need to have the similarities in their dance relate to costume, posture and expression with the K-pop who they covered. However their behavior was often get a bad stereotype in Indonesia society. Therefore with this research with using qualitative approach with in-depth interviews and participative observation methods, I will try to describe their identity and gender expression as well as feedback from their family and friends from the identity and gender expression as their appearance. The research was conducted against six boys who followed a dance cover showed that the identity of their gender were a boy but they not expressed their gender as masculine. They express the gender as a androgyny and nowadays their family and some friends not bothered at all with their gender expression that they show up."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62691
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tiara Maharani
"Anime Kuragehime (2010) karya Akiko Higashimura merupakan adaptasi dari manga yang sebelumnya telah ditulis oleh penulis yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis identitas gender pada karakter Kuranosuke Koibuchi dalam anime Kuragehime dan respon yang diterima olehnya dari lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini, teori performativitas gender oleh Judith Butler (1999) dan metode penelitian semiotika Charles Sanders Pierce digunakan sebagai landasan teoritis dan metodologis. Hasil analisis ditemukan bahwa elemen-elemen seperti pakaian, gaya rambut, dan ekspresi wajah Kuranosuke membentuk makna mendalam terkait identitas gender karakter tersebut. Perubahan penampilan Kuranosuke seperti layaknya seorang wanita menjadi representasi dinamika performativitas gender. Temuan penelitian ini menegaskan bahwa identitas gender bukanlah entitas statis, melainkan konstruksi sosial yang terus berubah melalui tindakan performatif yang berulang dan dinamis.
The anime Kuragehime (2010) by Akiko Higashimura is an adaptation of a manga previously written by the same author. This research aims to analyze the gender identity of the character Kuranosuke Koibuchi in the anime Kuragehime and the responses received from his surrounding environment. In this study, the theoretical framework and methodology involve Judith Butler's (1999) gender performativity theory and Charles Sanders Pierce's semiotic research method. The analysis results indicate that elements such as clothing, hairstyle, and facial expressions of Kuranosuke form profound meanings related to the gender identity of the character. Kuranosuke's changes in appearance, resembling that of a woman, serve as a representation of the dynamics of gender performativity. The research findings affirm that gender identity is not a static entity but a social construction that continually evolves through repeated and dynamic performative actions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Debby Novitadewi Susanto
"Masuknya budaya populer Korea, terutama musik pop, memunculkan fenomena baru yang lain yaitu roleplay di kalangan para penggemarnya. Roleplay merupakan permainan peran, baik memainkan peran karakter fiksi maupun publik figur di kehidupan nyata. Setiap orang dibebaskan memainkan karakter yang mereka inginkan dan mendorong pemain untuk memainkan karakter dengan identitas yang berbeda, salah satunya identitas gender. Dari sinilah muncul fenomena gender swap. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan metode observasi dan wawancara mendalam secara daring untuk menyesuaikan dengan pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana seseorang mengonstruksikan identitas gender yang berbeda dan kaitannya dengan stereotip gender yang berlaku. Hasil dari penelitian ini adalah informan mengonstruksikan identitas gender yang berbeda dengan tindakan performatif yang dilakukan secara berulang-ulang melalui tampilan akun, typing, dan interaksi sosial. Dalam mengonstruksikan identitas gendernya, informan melanggengkan dan menentang stereotip gender secara bersamaan.
The entry of Korean pop culture, especially pop music, has led to another new phenomenon, namely roleplay among fans. Roleplay is a role-playing game, both playing the role of fictional characters and public figures in real life. Everyone is free to play the character they want and encourages players to play characters with different identities, one of which is gender identity. This is where the gender swap phenomenon emerges. This study uses an ethnographic approach with online observation and in-depth interviews to adapt to the COVID-19 pandemic. The purpose of this study is to see how a person constructs a different gender identity and its relation to prevailing gender stereotypes. The results of this study are informants construct different gender identities with performative actions that are carried out repeatedly through account display, typing, and social interaction. In constructing their gender identity, informants perpetuate and oppose gender stereotypes simultaneously."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library