Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Atika Dwi Adjeng
Abstrak :
ABSTRAK
Diskursus tentang nafs merupakan salah satu kunci bidang metafisika, yang bisa dilihat dari perspektif filsafat serta tasawuf yang notabene membicarakan seputar kajian ba?ini. Peranan nafs adalah sebagai proses berfikir, dari proses inilah akan timbul sebuah pemahaman yang menghasilkan pengetahuan, yaitu bagaimana seorang manusia memandang serta menyikapi hakikat dari kehidupan. Terdapat dua tokoh yang juga memiliki andil penting sebagai tokoh yang mendalami serta memperinci hakikat nafs menurut perspektif dari masing-masing zaman yang telah dilaluinya. Keduanya memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dalam pemikirannya tentang nafs. Terdapat tiga persamaan dan lima perbedaan pada pemikiran kedua tokoh dalam memandang hakikat nafs. Beberapa persamaan yang nampak mengenai definisi nafs, potensi-potensi nafs, serta kekekalan nafs, meskipun begitu memiliki lebih banyak perbedaan dalam pemikirannya seperti memandang wujud nafs, hubungan jasad dan nafs, pemikiran tentang ruh, rsquo;aql, qalb, dan nafs, tungkatan-tingkatan nafs, serta konsep kebahagiaan nafs. Dari pemikiran ini terlihat pemikiran yang saling mendominasi serta transisi perubahan yang akan mempengaruhi pemikiran tokoh, yang dianggap sebagai hasil pembahasan yang menarik. Dari ringkasan ini peneliti berusaha membandingkan konsep pemikiran kedua tokoh tersebut yang dilihat dari ranah filsafat serta tasawuf. Metode yang akan digunakan adalah deskriptif-analisis, yaitu dengan menjabarkan keseluruhan pemikiran kedua tokoh tentang hakikat nafs, kemudian menganalisis dengan menemukan persamaan serta perbedaan dari kedua tokoh.
ABSTRACT
The discourse on the nafs is one of the keys of the field of metaphysics, which can be seen from the perspective of philosophy and is certainly present in Sufism which in fact speaks of the study of ba ini. The role of the nafs is as a process of thinking, and from this process will arise an understanding that produces knowledge, that is how a human view and address the nature of life. In the talk about the nafs there are two figures who also have an important role as a figure who explore and detail the nature of the nafs according to the perspective of each era that has been passed. Both of these figures have some similarities and differences in their thinking about the nafs, which is of course some very significant differences on the background of the transition of the character 39 s thinking. There are three similarities and five differences in thinking of the two figures in viewing the nature of the nafs. Some of the apparent similarities to the definition of the nafs, the potential of nafs, and the eternal consciousness of nafs have, nevertheless, more differences in thinking such as the appearance of the nafs, the relationship of the body and nafs, the thought of the spirit, 39 aql, qalb, and nafs, nafs, and the concept of eternal bliss nafs. From this thinking will look dominant thoughts and transition changes that will affect the thinking of the figure, which is considered as the result of an interesting discussion. From this summary the researcher tried to compare the concept of thinking of the two figures that seen from the realm of philosophy and islamic mysticism. The method to be used is descriptive analysis, that is by describing the overall thoughts of the two figures about the nature of the nafs, then analyze by finding the similarities and differences of the two figures.
2017
T49182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sina, Ibnu
Abstrak :
buku ini berisi tentang kumpulan-kumpulan kearifan ibnu Shina
Kairo : Maktabat al-Nahdah , 1950
ARA 492.7 SIN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris Subarjo
Abstrak :
ABSTRAK
Ketahanan keluarga sangat menentukan terhadap tercapainya ketahanan daerah atau wilayah, selanjutnya dengan ketahanan daerah pada akhirnya akan menentukan tercapainya ketahanan nasional. Salah satu bagian dari ketahanan keluarga adalah ketahanan ekonomi keluarga. Untuk meningkatkan Ketahanan Ekonomi Keluarga dapat dengan cara meningkatkan keterampilan. Keterampilan di bidang otomotif merupakan salah satu keterampilan yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup. Argumentasi ini dapat kita lihat dari pertumbuhan kendaraan bermotor yang semakin meningkat dari tahun ke tahun yang membutuhkan perawatan rutin agar dapat beroperasi secara optimal. Hal ini menjadi peluang bagi orang yang ahli di bidang perawatan. Madrasah Aliyah Ibnu Sina berusaha meningkatkan kemampuan keterampilan siswanya di bidang otomotif, sehingga para siswa dapat mandiri dan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi keluarganya. Keterampilan dibidang otomotif ini juga berusaha diangkat menjadi tema Kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan siswa Madrasah Aliyah Ibnu Sina. Kegiatan ini dengan metode pelatihan, ceramah dan brosur. Hasil dari kegiatan ini, siswa mendapat pengetahuan dan wawasan bahwa keterampilan otomotif dapat meningkatkan ketahanan ekonomi.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2019
600 JPM 2:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arnawilis
Abstrak :
Biaya belanja obat pada tahun 2000 di Rumah Sakit "IBNU S1NA" Pekanbaru sebesar Rp 2.784.442.315,00 atau 31,29% dari seluruh biaya operasional rumah sakit (Rp 8.894.418.879,00). Meskipun biaya yang dikeluarkan untuk pembelanjaan obat tersebut sudah cukup besar tetapi masih ditemukan masalah berupa belanja obat ke apotek luar sebesar Rp 325.687.400,00 atau 11,69%, dari biaya belanja obat. .Obat yang dibeli secara kontrak menumpuk sebesar Rp 249.059.000,00 atau 49,18% dari nilai obat yang dibeli secara kontrak yaitu sebesar Rp 600.000.000,00. Sejumlah obat deadstock sebesar Rp. 22.603.827,00 atau 0,8% dari biaya belanja obat. Penulis berasumsi masalah tersebut terjadi karena belum memadainya perencanaan obat di Rumah Sakit "IBNU S1NA" Pekanbaru. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mendapatkan gambaran perencanaan obat di Rumah Sakit "IBNU SINA" Pekanbaru pada Januari 2000 sampai dengan Desember 2000. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam yang mencakup informasi dari informan yang terkait, observasi dengan menelusuri data yang terdokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan dari awal Mei sampai akhir Juni 2001. Hasil wawancara mendalam dari observasi yang dilakukan terhadap variabel-variabel terkait dengan perencanaan obat di Rumah Sakit "IBNU SINA" Pekanbaru tahun 2000, didapatkan hal-hal yang sudah dipertimbangkan, yaitu pemakaian obat periode sebelumnya, stok akhir, masa tenggang (lead time), kapasitas gudang, stok pengaman, usulan dokter, usulan kepala kamar operasi, dan anggaran. Dengan catatan belum adanya data yang mendukung perhitungan terhadap hal-hal yang dipertimbangkan tersebut. Didapatkan juga hal-hal yang seharusnya sudah dipertimbangkan, tetapi pada kenyataannya belum dipertimbangkan, yaitu usulan komite medik, usulan panitia farmasi dan terapi, usulan kepala IGD, usulan kepala ruangan perhitungan analisis ABC pemakaian, perhitungan analisis ABC investasi, perhitungan indeks kritis ABC, perhitungan Economic Order Quantity (EOQ), pertimbangan Length of Slay, pola penyakit, formularium, dan standar terapi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa perencanaan obat di Rumah Sakit "IBNU SINA" Pekanbaru tahun 2000 belum efektif, mengingat hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan obat belum sepenuhnya dipertimbangkan, dan pihak-pihak yang seharusnya terlibat belum dilibatkan. Agar perencanaan obat lebih efektif dan efisien, maka penulis menyarankan kepada pihak manajemen dalam membuat perencanaan kebutuhan obat sebaiknya mempertimbangkan hal-hal yang semestinya dipertimbangkan dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Selain itu, perlu dibuat prosedur tetap dan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perencanaan obat.
The Process of Planning for Medical Supplies at IBNU SINA Moslem Hospital, Yarsi Riau - Pekanbaru, 2000.The medicine expenditure in the year 2000 at IBNU SINA Hospital, Pekanbaru was Rp 2,784,442,315.00 or 31.29% from the whole operational costs (Rp 8,894,418,879.00). Although the medicine expenditure is quite large, there still are prescriptions filled to other pharmacies amounting to Rp 325,687,4000.00 or 11.69% from the total medicine expenditure. Unused medication bought through contracts reached Rp 249,059,000.00 or 49.18% from the Rp 600,000,000.00 spent on medicine. The amount of dead stock medicine was Rp 22,603,827.00 or 0.8% from the total medicine expenditure. The author assumes that inadequate medical planning at IBNU SINA Hospital, Pekanbaru, caused it. Based on those facts, the author aims to achieve an illustration of the medical planning at IBNU SINA Hospital, Pekanbaru in January 2000 to December 2000. This study was a case study that applies a qualitative approach. The data obtained through in-depth interviews that comprised of the information from related informants, observation by tracing documenting data, and Discussion Group Focus (FGD). This study began in early May to the end of June 2001. The in-depth interviews, Discussion Group Focus, and observations on related variables against medical planning at IBNU SINA Hospital, Pekanbaru, in the year 2000, these aspects were already being considered: the use of medical supplies during the previous period, final stocks, lead time, warehouse capacity, safety stock, doctor recommendations, recommendations from the head of the surgery room, and budget. However, there is no data that supports the calculations on the aspects above. There were also several items that should be considered, but were not, such as the recommendations from the medical committee, pharmacy and therapy committee, the head of the IGD, the head of the room, calculations analysis of the ABC use, calculations analysis of the ABC investing, calculations on the ABC critical index, the Economic Order Quantity (ECQ), the Length of stay, disease pattern, Hospital drug standard, and therapy standard. The study indicated that the medical supplies planning at IBNU SINA Hospital, Pekanbaru, in the year 2000, was ineffective, since the aspects that should be considered had not been considered, and the parties that should be involved were not involved. To make the planning more effective and efficient, the author suggests the management to take into consideration the aspects above and involve the related parties. In addition to that, create a standard procedure and policies that is related to the planning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.H. Alfikri
Abstrak :
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang telah berkarya melayani masyarakat sejak 30 tahun yang lalu. Secara umum ada dua macam pelayanan perawatan yang diberikan rumah sakit yaitu rawat jalan (out patient) dan rawat inap (in patient). Dalam memberikan pelayanannya rumah sakit berusaha untuk mengacu kepada standar mutu pelayanan yang telah ditetapkan oleh Depkes, sehingga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satu indikator yang dapat dilihat untuk melihat kepuasan pasien di rumah sakit adalah jumlah kunjungan pasien secara umum ke rumah sakit. Berdasarkan data tiga tahun terakhir (1998-2000), diketahui terjadi kecenderungan adanya penurunan pertumbuhan rata-rata jumlah kunjungan rawat jalan secara keseluruhan. Penurunan yang mencolok terjadi di poll mats yang mencapai pertumbuhan sebesar -53%, diikuti jumlah kunjungan di poli umum yaitu sebesar -13%. Apabila data jumlah kunjungan dibandingkan satu tahun sebelumnya, maka proporsi terbesar penurunan terjadi pada poli umum yaitu mencapai 46%. Unit rawat jalan dari rumah sakit merupakan bagian terpenting dari rumah sakit, jadi (1998). Karena unit rawat jalan berfungsi sebgai profit center dan pintu gerbang masuk pasien, maka secara tidak langsung unit rawat jalan akan menampakkan citra dari rumah sakit tersebut. Mengingat pentingnya peran unit rawat jalan, mengharuskan pengelolaannya dilakukan secara serius. Adanya penurunan jumlah kunjungan di unit rawat jalan khususynya poli umum di RSI Ibnu Sina, mengindikasikan adanya permasalahan dalam pengelolaan pelayanan di bagian tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji faktor-faktor yang kemungkinan terkait dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan pasien di poli umum unit rawat jalan RSI Ibnu Sina. Sebagai variabel penelitian diambil tiga aspek yaitu : Sumber Daya Manusia, Standar Operating Procedure (SOP) dan pendapatan karyawan. Penelitian ini bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Informan pada penelitian adalah petugas yang bekerja di bagian poli umum terdiri dari dokter (3 orang), perawat (1 orang), dan pembantu perawat sebanyak 4 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi jumlah ternyata Sumber Daya Manusia sudah cukup memadai, namun tidak terlatih dan kurang mempunyai motivasi yang cukup dalam bekerja. SOP dan Protap rawat jalan pada RSI Ibnu Sina Padang tidak ada sehingga menimbulkan kesulitan bagi informan untuk menerjemahkan perintah pimpinan. Jumlah pendapatan yang diterima informan dirasakan relatif tidak mencukupi bahkan kurang sesuai dengan beban kerja tambahan. Untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang, penulis menyarankan hendaknya SDM yang ada perlu diberikan pelatihan-pelatihan teknis guna peningkatan pengetahuan dan kemampuan karyawan. Dalam melaksanakan pekerjaan perlu tersedia SOP dan Protap yang jelas sehingga target dan aktivitas yang dilakukan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pihak Yayasan atau rumah sakit perlu melakukan peninjauan atas sistem pendapatan/penggajian karyawan, serta perlu menyediakan imbalan terhadap prestasi untuk meningkatkan motivasi karyawan. Daftar bacaan : 21 (1984 -- 2000)
Analysis Internal Factors of Decreasing Ambulatory Care Performance in Ibnu Sina Islamic Hospital Padang in 2000.Ibnu Sina Islamic Hospital Padang had operated for 30 years. 2000's data described a decline in ambulatory care patient till 46%. This is not a good performance for the hospital. Variables seek from three aspects: Human Resources, Standard Operating Procedure and staff's income. This study is an exploratory study with qualitative approach. Informant consist of three physicians, two nurses and four nurse's assistants. Results of this study shows that the staffs are not enough, not trained well, and have no motivation. There is no SOP that makes difficulty to translate the manager's order. Income is not compatible with duty. For better future need intensive courses and technical trainings to increased staff's skill. They should provide with SOP (Operational Standard Procedure) or protap to do better service for peoples. And the foundation should have much attention about their staff's income (take home pay). Bibliography: 21 (19842000).
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library