Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dorn, William S.
Jakarta: Erlangga, 1986
519.4 DOR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Couperus, Louis, 1863-1923
Amsterdam: G.A. van Oorschot, 1975
BLD 839.36 COU v IV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmantyo Ardhi Wicaksono
Abstrak :

Untuk menggambarkan penggunaan kriteria diagnostik Rome oleh dokter anak Indonesia dan penatalaksanaannya dalam menghadapi kasus konstipasi fungsional pada balita. Kami mendesain sebuah kuesioner dengan Rome IV sebagai landasannya dibawah bimbingan ahli untuk mengukur pengetahuan dan penatalaksanaan konstipasi fungsional.. Didapatkan total 101 responden. Krtiteria Rome secara umum diketahui oleh dokter anak Indonesia (91.1%), namun tidak semua menggunakannya (81.2%), dan sekitar setengah menggunakan kriteria Rome IV yang terbaru. Ditemukan bahwa secara umum dokter anak Indonesia memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kriteria diagnosis konstipasi fungsional dan tanda bahayanya dengan rata-rata nilai 12.44 ± 3.27. Nilai tatalaksana secara umum lebih rendah dengan rata-rata 6.95 ± 2.17. Penggunaan kriteria Rome pada praktik sehari-hari memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik (p = 0.047). Dokter yang menggunakan kriteria Rome memiliki rerata nilai pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan (12.78 ± 3.12 vs. 10.95 ± 3.55). Dokter anak Indonesia secara umum memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai kriteria Rome IV dan tanda bahaya dari konstipasi fungsional. Namun pengetahuan mengenai kriteria Rome IV terbaru dan penatalaksanaan dapat ditingkatkan. Sebaiknya penyebaran informasi tentang Rome IV dan tatalaksana yang bersifat evidence-based ditingkatkan.

 


To reveal the usage of the Rome diagnostic criteria by Indonesian pediatricians, and their therapeutic approach regarding the management in Infant functional constipation, We designed a questionnaire with the Rome IV criteria as its foundation under expert guidance to gauge the knowledge and therapeutic approach of pediatricians. A total of 101 respondents were obtained. The Rome criteria is widely known (91.1%), but not all apply it in daily practice (81.2%), and only slightly more than half do use the updated Rome IV criteria (65.4%). It was discovered that while Indonesian pediatricians were generally knowledgeable with a mean score of 12.44 ± 3.27 about the Rome IV criteria and alarm symptoms, scores for therapeutic approach were overall lower with a mean of 6.95 ± 2.17. Usage of Rome criteria in daily practice was found to have a statistically significant association with total knowledge scores of pediatricians (p = 0.047), Usage of Rome criteria in daily practice was found to have a statistically significant association with total knowledge scores of pediatricians (p = 0.047), those using the Rome criteria had higher mean scores compared to those who did not (12.78 ± 3.12 vs. 10.95 ± 3.55). Indonesian pediatricians are generally familiar with the Rome criteria for functional constipation, but their knowledge of the latest Rome IV criteria, and management of functional constipation may be lacking. Emphasis should be placed on disseminating the Rome IV criteria and evidence-based recommendations for the management of FC.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In the context of improving the quality of echelon IV, Research and Development Agency and Education and Training on the Ministry of Religious Affairs of The Republic of Indonesia through Education and Training Center for Religious Matters as a Technical Implementing Unit (UPT) at regional level organizes among other a Training and Education program for echelon IV Officials (Diklatpim IV). This evaluation study is a strategic measure taken to improve the effectiveness of the future Diklatpim IV program. It is aimed to identify the performance of alumni of Diklatpim IV and the determining factors in the performance of alumni of Diklatpim IV. The finding indicate among other that the level pf performance alumni of Diklatpim IV based on work discipline, leadership, cooperation and initiative had been good, although they have not reached very satisfactory or ideal level. The factors obstructing the achievement of level of performance of the alumni of Diklatpim IV include among other the lack of proper space arrangement and the absence of follow-up program to Diklatpim IV through monitoring activities, and the fact that the communication forum among alumni of Education and Training which is able to provide assistance in addressing technical issues at work place has not been established.
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Damayanti
Abstrak :

Perubahan yang terjadi pada endometrium akibat penggunaan kontrasepsi yang mengandung progestin hingga kini masih belum dieksplorasi lebih jauh, sehingga mekanisme perdarahan abnormal yang dialami para pemakainya masih belum jelas diketahui mekanismenya. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang melihat ekspresi (intensitas pulasan dan kontinuitas) kolagen IV membran basal epitel permukaan endometrium pengguna Norplant® secara imunohistokimia. Tujuh belas jaringan endometrium pengguna Norplante hasil biopsi didapatkan dari Klinik Raden Saleh Jakarta, sedangkan 12 endometrium normal didapatkan dari Monash Medical Centre, Victoria, Australia. Penelitian difokuskan pada 3 kelompok subjek, yaitu kelompok normal, kelompok Light Bleeders dan kelompok Heavy Bleeders. Dikemukakan hipotesis bahwa terdapat perbedaan ekspresi kolagen IV membran basal epitel permukaan antara endometrium normal dengan pengguna Norplanto. Analisis statistik dengan uji Chi Kuadrat dan uji korelasi Spearman dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan ekspresi kolagen IV dan hubungan di antara kelompok-kelompok tersebut di atas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolagen IV membran basal epitel permukaan diekspresikan sepanjang siklus menstruasi endometrium normal. Intensitas pulasan kuat di sepanjang fase proliferasi awal hingga fase sekresi pertengahan dan menurun pada fase sekresi akhir dengan kontinuitas dipertahankan di sepanjang waktu tersebut. Tidak terdapat perbedaan intensitas pulasan kolagen IV antara endometrium normal dengan pengguna Norplant®, tetapi endometrium pengguna Norplant® tampak mengalami diskontinuitas (p=0,011) dengan kecenderungan diskontinuitas terjadi pada kelompok Norplant® yang mengalami perdarahan ringan (Light Bleeders) (p=0,059). Tidak terdapat hubungan antara lama pemakaian Norplant® dengan intensitas pulasan dan kontinuitas membran basal epitel permukaan endometrium.


The Expression of Collagen IV Of the Surface Epithelium Basement Membrane among Norplant® Users

The changes of endometrium morphology among progestin only contraception users have not been explored so far so that the mechanism responsible for progestogen-induced breakthrough bleeding remain unexplained. The aim of this study was to examine the expression of collagen IV as one of basement membrane components by im m unohistoche m istry In section of endometrium from women receiving the subdermal levonorgestrel implant (Norplant@) and normally cycling women. Twelve Control biopsies were obtained from normal subjects from Melbourne, Australia, and Norplant® biopsies were obtained from 17 women from Klinik Raden Saleh, Jakarta. It was hypothesized that in Norplant users, changes in basement membrane collagen IV expression were present.

Biopsies of Norplant® users showed that collagen IV immnostaining intensity were at least as intense as that found in the mid-late secretory phase of the normal cycle, but it exhibited discontinuity (p=0,011)_ The light bleeders though tends to exhibit discontinuity compared to the heavy bleeders (p=8,059). There was no correlation between the length of Norplant® exposure to the expression of collagen IV of basement membrane.

2001
T1406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mundaryoko
Abstrak :
Penyelenggaraan penyediaan layanan teknologi informasi tidak akan terlepas dari kebutuhan suatu organisasi atau pemsahaan modem. Teknologi informasi yang merupakan teknologi untuk mendukung implementasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan sesuatu kebutuhan yang harus menjadi perhatian bagi semua manajer atau pimpinan organisasi atau perusahaan termasuk PERTAMINA.

Sejalan dengan adanya restrukturisasi di lingkungan PERTAMINA, juga dilaksanakan beberapa perubahan kebijakan dalam pola penyediaan layanan teknologi informasi. Salah satunya adalah pola pembiayaan, yang semula berorientasi kepada Cost Center akan menjadi pola penyediaan yang-bersifat Profit, dalam ani mempunyai Revenue aras pemanfaatan sumber daya teknologi informasi tersebut. Hal ini juga menjadi bahan perhatian mengingat akan diberlakukannya Transfer Price antar Kelompok Usaha, sehingga dalam menentukan harga pokok produk suatu Kelompok Usaha perlu memasukan komponen harga pokok layanan teknologi informasi sebagai bagian dari harga pokok produk suatu Kelompok Usaha.

Dalam penelitian ini, dicoba dilaksanakan analisa terhadap pola penyediaan serta segala aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penyelenggaraan penyediaan layanan teknologi informasi yang dilaksanakan oleh fungsi teknologi informasi yang dihubungkan dengan biaya-biaya sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan harga pokok layanan dengan menggunakan proses Activity Based Costing sebagai dasar pembebanan penggunaan layanan kepada parapengguna. Selain itu juga dilakukan perhitungan untuk biaya pemakaian pulsa dengan menggunakan metode Full Allocated Cost. Diharapkan dengan proses dan metode yang digunakan pada penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Kelompok Usaha lainnya untuk dapat menghitung biaya pembebanan layanan yang sama.

Dari hasil perhitungan terdapat perbedaan biaya antara layanan yang disediakan sendiri (melalui perhitungan) dengan biaya layanan dari penyelenggara lain (PT. Telkom), yaitu biaya langganan sambungan telepon Rp. 50.309,48 vs. Rp. 26.100 dan untuk jaringan komputer Rp 351.00100 vs. Rp. 817.890, serta biaya pulsa Rp. 103,12 vs Rp. 167,00.
The modern organizational will need an information technology services for support their operation. It must be concern for manager to support an Information Management System intplementation within the organization, likes PERTAMlNA.

According with PERTAMINA restructuration, they change much policy on their operation in information technology services. The important thing that charge back for information technology services, which cost centre policy to profit oriented policy and information technology function would have revenue for provide the information technology resources.

This policy must be consider by management before implement transfer price between business group within PERTAMINA, which the cost of gold sold information technology services are part of cost of good sold of business group product. In this research, calculation of cost of good sold of information technology services try to analyze by Activity Based Costing process, which to gathering all of expense and all of activities to provide those services. Beside this, this research also to try calculate pulse charge for telephone connection with Full Allocated Cost approaches. And then with this research, another business group can be used the method to calculate cost of good sold of information technology services.

From this research, cost of good sold information technology service that provide by intern information technology junction are differ between cost of good sold by another operator, like PT Telkom, i.e. : fixed cost for telephone connection are Rp. 50,309.48 vs. Rp. 26,100.00 computer network are Rp 351,003.00 vs. Rp. 817,890.00 and pulse charge are Rp. 103.12 vs Rp. 167.00.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Fredrik Bastem Hasudungan
Abstrak :
Sistem kesehatan bertujuan memberikan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pengobatan yang dapat membuat perbedaan besar pada kesehatan masyarakat. Dalam memperoleh layanan kesehatan tersebut, rumah tangga berisiko sering kali harus mengeluarkan pengeluaran tunai untuk mengakses layanan kesehatan. Jumlah pengeluaran kesehatan yang kecil dapat berakibat besar bagi rumah tangga yang miskin. Sebaliknya jumlah pengeluran kesehatan yang besar, mungkin mempunyai dampak yang kecil bagi rumah tangga yang kaya. Terlepas dari jumlah yang dikeluarkan pada kesehatan, setiap rumah tangga berisiko menderita biaya kesehatan katastropik dan dimiskinkan olehnya. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya kesehatan katastropik dan faktor yang paling mempengaruhi biaya kesehatan katastropik. Metode yang digunakan adalah analisis univariat dan multivariate. Analisis multivariat menggunakan regresi IV Probit Endogen untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan paling mempengaruhi biaya kesehatan katastropik. Pengetahuan atas fasilitas puskesmas digunakan sebagai instrumen variable karena berkorelasi dengan variabel endogen namun tidak berkorelasi dengan variable dependen. Dari penelitian disimpulkan bahwa adanya kepemilikan asuransi (ASKES, ASKESKIN, JAMSOSTEK) merupakan faktor yang paling mempengaruhi biaya kesehatan katastropik. Rumah tangga yang tidak memiliki asuransi tersebut terbukti berisiko lebih besar menderita biaya kesehatan katastropik. Rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga dirawat inap, anggota rumah tangga cacat, dan anggota rumah tangga menderita penyakit kronis juga memberikan kontribusi risiko rumah tangga menderita biaya kesehatan katastropik. Keputusan pemerintah untuk memberlakukan jaminan kesehatan merupakan keputusan yang paling. Terbukti bahwa rumah tangga yang dilindungi asuransi memiliki risiko terkecil menderita biaya kesehatan katastropik. Pemerintah didorong untuk melanjutkan kebijakannya memberlakukan jaminan kesehatan dan tetap mempertahankan rawat inap, kecacatan, dan penyakit kronis dalam paket manfaat untuk memperkecil kemungkinan rumah tangga menderita biaya kesehatan katastropik dan dimiskinkan olehnya. ...... The purpose of health system is to provide health services, disease prevention, and medication that can make great different to public health. In order to obtain such services, household frequently had to pay substantial amount of money in order to access health services. Such amount of money called out of pocket expenditure (OOP). Small amount of OOP could mean a great deal to poorer household, on the contrary, large amount of OOP could mean nothing to richer household. Set the the amount of OOP aside, each household is risky of suffering catastrophic health expenditure and therefore impoverished by it. The purpose of this research is to know factors affecting catastrophic health expenditure and which factor affecting catastrophic health expenditure the most. Method used is univariate and multivariate analysis. Multivariate analysis used is using Instrumental Variable Probit With Endogenous Treatment in order to know factors affecting and factor affecting the most catastrophic health expenditure. Knowledge for puskemas facility is used as instrumental variable due to its nature significantly correlated to endogenous variable but insignificantly correlated to outcome variable. From this research, it is come to conclusion that Insurance Ownership (ASKES, ASKESKIN, JAMSOSTEK) is factor affecting catastrophic health expenditure the most. Household not holding such insurance is proven to be risky from suffering catastrophic health expenditure. Household having member using in patient services, having member with disabilities, and having member suffering chronic disease also contributing risk household suffering catastrophic health expenditure. Government decision to enroll national health coverage is proofed to be wise decision. It is proven that household having insurance is protecting household from suffering catastrophic health expenditure. Government is encouraged to continue it?s policy in enrolling national health coverage and keeping in patient, disabilities, and chronic disease in the benefit package in order to prevent household suffering catastrophic health expenditure and impoverishment by it.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suindrayasa
Abstrak :
ABSTRAK
Hipotermia adalah keadaan suhu inti tubuh dibawah 36 C. Kejadian Hipotermia sering muncul pada pasien post operasi. Hipotermia post operasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan kegagalan jantung dan sistem pernapasan, dan bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efektifitas penggunaan warmed IV line dan selimut terhadap peningkatan suhu pada pasien hipotermia post operasi. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan metode quasi experiment yang melibatkan 34 responden. Hasil penelitian ini menunjukan ada efektifitas penggunaan warmed IV line dan selimut terhadap peningkatan suhu pada pasien hipotermia post operasi p-velue = 0,011 . Hasil penelitian ini akan menjadi salah satu rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan suhu pasien hipotermia post operasi.
ABSTRACT
Hypothermia is a condition where the body rsquo s core temperature is below 36 oC. Hypothermia often appears in post operation patients. Prolonged post operation hypothermia can lead to heart failure and respiratory system, and even death. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of the use of warmed IV line and blankets on increase temperature in post operation hypothermia patients. This research is an analytical descriptive with quasi experiment method that involved 34 respondents. The results of this research indicated if there was effectiveness of the use of warmed IV line and blankets on increase temperature in post operation hypothermia patients p velue 0,011 . The results of this research will be one of the recommendations of intervention in an effort to increase the temperature of post operation hypothermia patients.
2017
T48200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.M. Elmi Wiarti
Abstrak :
Kita yang menggeluti kebudayaan Jawa, khususnya di bi_dang kesusasteraan, boleh bangga karena memiliki sejumlah pujangga yang telah mewariskan karya-karyanya kepada kita. Misalnya kita mengenal R.Ng. Yasadipura I dan II yang anta_ra lain menggubah kitab Serat Menak, Rama Jarwa, Wiwaha Jarwa, Wicara Keras, Sasanasunu, Arjunasasrabahu atau Lokapala. Sinuhun Pakubuwana IV terkenal dengan gubahannya yaitu Wu_lang Rah yang dipakai sebagai pedoman Para abdi keraton. R.Ng. Sindusastra terkenal dengan karyanya yang berjudul Arjunasasrabahu yang bersumber dari Serat Linda. R. Ng. Rang_gawarsita antara lain menggubah Paramayoga, Pustaka Raja, Jitapsara, dan masih banyak pujangga lain yang juga menghasilkan karya-karya besar (Poebatjaraka,1957). Salah seorang pujangga yang tidak kalah pentingnya da_lam sejarah kesusasteraan Jawa adalah K.G.P.A.A Mangkunegara IV (MN IV), Beliau adalah seorang seniman dan juga filosof yang banyak mewariskan karya-karyanya kepada kita. Karya-_karyanya dalam bentuk tembang (puisi Jawa) banyak digemari dan dikagumi orang, baik dalam maupun luar negeri. Th.Pigeaud dalam majalah Djawa (1927:244) mengakui MN IV sebagai penyair yang menduduki tempat utama dalam hal keindahan bahasa. Dalam keadaan demikian beliau telah mem_peroleh tempat utama dalam sejarah kesusasteraan Jawa. P.T.R. Soedjonoredjo, yang pernah membahas kitab Wedhatama, mengagumi MN IV dalam hal susunan kalimatnya yang sa_ngat menarik untuk didengar, menggetarkan perasaan dan dapat dijadikan sarana penggemblengan serta pembinaan jiwa (Hadi_sutjipto,1979:74). Pendapat-pendapat tersebut di atas didukung pula oleh S.Z. Hadisutjipto (Ibid :75). Jika kita mendengar nama MN IV tentu teringat pada Wedhatama atau Tripama, dua karya MN IV yang paling digemari orang hingga kini. Hal ini disebabkan oleh isi yang terkan_dung di dalamnya dan juga keindahan bahasanya. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan karyanya yang lain yang juga sa_ngat indah bahasanya. Misalnya Rerepen, yang menceritakan seseorang yang sedang menghibur diri untuk meredakan kese_dihan karena rindu pada kekasih hati. Dalam Rerepen MN IV memperlihatkan kemahirannya menggubah tembang dengan merangkaikan kata-kata berisi teka-teki atau tebakan dan sekaligus mencantumkan jawabannya secara tersamar. Seni merangkai kata_kata seperti ini menghasilkan suatu bentuk karya sastra yang disebut wangsalan. R.Ng. Sasrasumarta (1956:38) mengatakan, ... wangsalan punika dados bumbu ingkang sedhep sanget bahwa wangsalan merupakan bumbu yang sangat sedap.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Rio
Abstrak :
Lapis pennukaan disebut lapisan yang terletak paling alas dan kontruksi aspal yang menggunakan aspal sebagai balum pengikat karen. berhubungan langsung dengan beban lalu-lintas kendaraan, Lapisan paling atas mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan cuaca langsung akibat temperatur sinar matahari sepanjang siang hari dan juga pengaruh air akibat hujan atau sebab lainnya. Pengaruh lama perubahan temperature sedikit banyak mempengaruhi kinerja perkerasan aspal. Guna dapat memenuhi fungsi yang telah disebutkan diatas. pade umumnya lapisan pennukaan dibuat dengan menggunakan balum pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dangan stabilitas yang tinggi dan taban terhadep pengarub ternperatur tersebut, semogga merniliki stabiJitas campuran yang cukup baik. Campuran aspal dengan menggunakan aspal BituPlus yang memiliki titik lembek yang tinggi dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebuL Pade karya tulis ini akan dian.lisa bagaimana pengarub waktu pereodaman pade temperatur standart (6O±1'C) terhadap stabilitas campuran dengan spesifikasi LASTON IV dengan menggunakan aspal BituPlus. Dari hasil penelilian diketahui bahwa aspal BituPlus" memiliki perfonna yang haik sebagai bahan pengikat agregat. Hal ini dibuktikan dengan nilai stabilitas, kelelehan, kekakuan, VIM dan VMA yang masih memenuhi syatat Departemen PU. Serta pembuktian terhadap perhitungan Penetration Index. ......Surface Course referred as the top coat of the aspahlt construction, using asphalt as a binding material because the corollation to the traffic load. Surface Course has high risk to weather condition, effect to sunlight temperature in daytime as well as the waler effect from the rain or other causes. Changes of temperature effect the permomace of asphiat construction. To fulfill the fungtion which have been mentioned above, generally surface course is made by using asphalt construction which is waterproof with high sl.bilily and hold up to influence of the temperature. Asphalt pavement by USing BlluPlus asphalt is the solution to overcome the problem. In this thesis will analise the influence of waterb.th time at standart temperature (60 :l: lO'C) to the stability of the mixture with the spesification of LASTON IV by using BiluPlus asphalt. From thi, research, known that BituPlus asphalt has a good performance to aggregate. This is proved with the value of stability, Marshall Quotient, VIM, and VMA which still higher to PU Department standart, And also verification to calculation of Penetration Index
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>