Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indriwanto Sakidjan Atmosudigdo
Abstrak :
Penelitian ini membahas ketidaktepatan dalam pengisian catatan rekam medis, Dan ketidaktepatan dalam melakukan koding yang menyebabkan pelayanan menanggung risiko finansial pada kasus Tetralogy of Fallot di unit Pediatrik Kardiologi dan Penyakit Jantung Bawaan RS Harapan Kita periode Januari- September 2013. Dengan metode kualitatif. Dengan hasil 21,4% kasus dengan diagnosis sekunder yang tidak lengkap dan selisih klaim Rp 251.273.615,00 (4%). Saran untuk dilakukan peningkatan sarana dan prasarana fisik serta pengelolaan kebijakan seperti adanya SPO pengisian rekam medis, sosialisasi, pembinaan staf dan pemantauan secara berkala. ......This study discusses the inaccuracies in medical record entry charging, and inaccuracy in doing coding that caused service run the risk of financially in the case of Tetralogy of Fallot in the Pediatric Cardiology and congenital heart disease unit RS Harapan Kita from January-September 2013. With the qualitative method. With the results at 21.4% of cases with a diagnosis of incomplete secondary and the difference between the claim of Rp 251.273.615 b (4%).Advice to do the physical facilities and infrastructure increased as well as themanagement policies as there are SPO medical record filing, socialization, training staff and monitoring at regular intervals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Lirvina Sori
Abstrak :
Kewajiban insolvensi test pada lembaga Indonesia Investment Authority atau Lembaga Pengelola Investasi (“INA”) diatur di dalam Pasal 72 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi yang pada pokoknya mengatur bahwa INA tidak dapat dipailitkan kecuali dapat dibuktikan INA berada dalam kondisi yang insolven  dengan pembuktian berdasarkan insolvency test oleh lembaga independen yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Namun demikian, tidak dijelaskan secara rigid bagaimana mekanisme insolvency test yang dimaksud dan bagaimana penerapannya di Indonesia karena sistem kepailitan di Indonesia sama sekali tidak mengenal mekanisme insolvency test karena ada beberapa faktor bahwa insolvency test dianggap sulit diterapkan di Indonesia sehingga lembaga independen yang dapat melakukan insolvency test pun sampai dengan saat ini belum ada. Hal tersebut menyebabkan ketentuan mengenai insolvency test pada INA akan sulit diterapkan karena tidak relevan dengan kepailitan di Indonesia. Adapun penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui sejauh mana kewajiban insolvency test pada INA dapat diterapkan di Indonesia dan mengapa insolvency test juga tidak dijawibkan pada kepailitan BUMN yang sama-sama menjadi kewenangan Menteri Keuangan, dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan berdasarkan perkembangan perekonomian Indonesia, saat ini insolvency test tidak hanya dapat diterapkan pada INA, namun kedepannya berkemungkinan dapat diterapkan pada kepailitan BUMN. ......The insolvency test obligation on the Indonesia Investment Authority or Investment Management Institution ("INA") is regulated in Article 72 of Government Regulation of the Republic of Indonesia No.74 of 2020 concerning Investment Management Institutions which basically regulates that INA cannot be bankrupted unless it can be proven that INA is in an insolvent condition with proof based on an insolvency test by an independent institution appointed by the Minister of Finance. However, it is not rigidly explained how the insolvency test mechanism is intended and how it is applied in Indonesia because the bankruptcy system in Indonesia does not recognize the insolvency test mechanism at all because there are several factors that the insolvency test is considered difficult to apply in Indonesia so that independent institutions that can conduct insolvency tests do not yet exist. This causes the insolvency test in the INA difficult to apply as it is not relevant to bankruptcy in Indonesia. This study aims to understand and find out the extent to which the insolvency test obligation on INA can be applied in Indonesia and why the insolvency test is also not obliged to the bankruptcy of BUMN which is equally the authority of the Minister of Finance, using normative juridical research methods and based on the development of the Indonesian economy, currently the insolvency test can not only be applied to INA, but in the future it is possible to be applied to the bankruptcy of BUMN.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avin Mutia Kamala
Abstrak :
Asuransi Kesehatan merupakan jawaban dari sifat yang tidak pasti dari kejadian sakit dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan, dimana sakit yang merupakan suatu resiko yang ditransfer pada pihak lain yaitu asuransi. Undang-undang SJSN No 40 tahun 2004 dan UU No 24 tahun 2011 tentang BPJS mengamanatkan semua komunitas kesehatan untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sampai ke daerah terpencil dan penduduk miskin.1 Januari 2014 Jaminan Sosial Kesehatan mulai dilaksanakan di Indonesia dan menggunakan model tarif INA CBGs untuk pembayaran klaim nya. Penelitian ini dilakukan untuk Gambaran Manajemen Klaim Rawat Inap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo 2014. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Klaim dilakukan agar pihak ketiga dapat membayarkan seluruh pelayanan kesehatan yang telah diberikan rumah sakit kepada peserta BPJS. Hasil penelitian ini menunjukkan pengelolaan klaim yang cukup baik. Perlu dilakukan evaluasi terhadap penulisan rekam medik agar mengurangi selisih klaim agar dapat meminimalisir resiko tersebut. ...... Health insurance is the answer to the uncertainty of illness occurrence and the need for health care, where pain is a risk that is transferred to the third party, which is the insurance. The Laws of SJSN No. 40 of 2004 and The Laws No. 24 of 2011 about BPJS mandatethat all health communities should be able to provide the good quality health care, equitable and affordable to all societies. In addition, the government also must be able to ensure the availability of health services to remote areas and the poor. January 1st, 2014,Health Social Insurance began to be implemented in Indonesia and used models INA CBGs for the payment of the claim. This study was conducted to determine the overview of hospitalization claim management of The Healthcare and Social Security Agency (BPJS Kesehatan) at Pasar Rebo Hospital in 2014. This study used a qualitative method bymeans of in-depth interviews, observations and documents? analysis. The claim is done so that the third parties may pay the entire hospital's health cares that have been given to the participants of BPJS. These results indicate a fairly good claim management. It is Necessary to evaluate the writing of medical records in order to reduce the difference in the claims to minimize the risk.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doso Sutiyono
Abstrak :
Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga sehingga negara bertanggung jawab untuk mengaturnya. Pemerintah dengan program Jamkesmas menjamin pembiayaan masyarakat miskin dengan perhitungan biaya berdasar sistem pembiayaan INA-CBG. Kraniotomi termasuk 3 terbanyak tindakan medik operatif pasien Jamkesmas tahun 2011 di RSUP dr. Kariadi. Terdapat perbedaan pengelompokan dan perbedaan biaya kraniotomi berdasar INA - CBG dan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Clinical pathway kraniotomi belum ada di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tujuan penelitian ini adalah menyusun clinical pathway dan menganalisa biaya kraniotomi berdasar tarif paket INA CBG di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2012. Data primer yang didapatkan meliputi : jumlah dan identitas pasien Jamkesmas yang menjalani tindakan kraniotomi pada tahun 2012, hasil wawancara dan wawancara mendalam, hasil wawancara dalam fokus grup diskusi, hasil pengamatan langsung pada saat kraniotomi dilakukan. Data sekunder didapatkan dari dokumen rekam medis pasien Jamkesmas yang menjalani tindakan kraniotom pada tahun 2012. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu formulir penelitian, pedoman wawancara, data biling tagihan keuangan pasien Jamkesmas yang menjalani kraniotomi, dan pedoman diskusi grup. Berdasar diagnosis utama, diagnosis penyerta dan penyulit, tingkat kesadaran, lokasi dan besar neplasma / perdarahan, tersusun 6 clinical pathway kraniotomi yaitu : kranitomi ringan trauma, kraniotomi ringan non trauma, kraniotomi sedang trauma, kraniotomi sedang non trauma, kraniotomi berat trauma, dan kraniotomi berat non trauma. Cost of treatment tindakan kraniotomi di RSUP Dr. Kariadi untuk kelompok kraniotomi ringan Rp. 22.627.449,00, kraniotomi sedang Rp. 27.589.090,00, dan kraniotomi berat Rp. 46.372.634,00. Terdapat selisih antara cost of treatment tindakan kraniotomi berdasar tarip INA CBG dan RSUP DR. Kariadi Semarang. Selisih biaya untuk kraniotomi ringan Rp. 18.715.922,80, kraniotomi sedang Rp. 22.066.987,50, dan untuk kraniotomi berat Rp. 39.827.762,99. ...... Right to health is a one of basic human rights, and it’s an obligation for the government that every citizens have it equally.The Indonesian government with its social program guarantee the cost of health expenditure for the poor named INA CBG payment scheme. One of the top 3 most performed medical surgery with the Jamkesmas social insurance payment at Kariadi hospital in 2011 was craniotomi. There’s differences in grouping and cost in craniotomi procedure if we compare between INA CBG medical expenditure plan with Kariadi hospital. Kariadi hospital don’t have clinical pathway on craniotomi. The goal of this research is to make a clinical pathway on craniotomi and to analyze the craniotomi expenditure plan based on INA CBG for Kariadi hospital in 2012. The primary data will be patients with Jamkesmas social insurance that had craniiotomi procdure in 2012, deep and structured interviewed on focus group discussion, direct observation when craniotomi’s were performed. Secondary data was medical records on patients with jamkesmas social insurance that had craniotomi in 2012. The research instruments are research form, deep and structured interview guidance and discussion group protocol. Based on primary diagnosis, complimentary diagnosis, the difficulty level, the degree of conciuosness, location and the degree of bleeding/ the size of the neoplasma, we managed to make 6 clinical pathway on craniotomi procedures which are mild trauma craniotomi, mild non trauma craniotomi, intermediate trauma craniotomi, intermediate non trauma craniotomi, severe trauma craniotomy, and severe non trauma craniotomy. The cost of treatment of mild craniotomi in Kariadi hospital was Rp. 22.627.449,00, intermediate craniotomi was Rp. 27.589.090,00, while severe craniotomy was Rp. 46.372.634,00. There were differences cost of treatments on craniotomy procedure between INA CBG and Kariadi hospital which were : for mild craniotomy Rp. 18.715.922,80, intermediate craniotomy Rp. 22.066.987,50, and severe craniotomi Rp. 39.827.762,99.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Apriyantini
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang kelengkapan pengisian resume medis (diagnosis utama, diagnosis sekunder, prosedur utama) terhadap kesesuaian standar Tarif INA-CBGs di Instalasi rawat inap Teratai Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian masih ditemukannya ketidaklengkapan pengisian resume medis terkait variabel diagnosis utama, diagnosis sekunder, dan prosedur utama, sehingga menyebabkan potensi ketidaksesuaian standar tarif INA-CBGs. Ketidaklengkapan pengisian resume medis disebabkan banyak faktor dan hasil peneltian ini menyarankan agar dilakukan evaluasi dan sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SPO), diberlakukannya system reward dan punishment, Monitoring dan Evaluasi tentang formulir rekam medik, ditambahkan buku atau daftar kode diagnosis dan pemutakhiran software INA-CBGs. ...... This research discussed on the completeness of medical resume (primary diagnostic, secondary diagnostic and major procedure) in consistency with INACBGs costing at Teratai Inpatient Instalation Central General Hospital (RSUP). This research used mix methods approach with cross sectional design. This research found that there is still incompleteness in filling medical records especially for primary diagnostic, secondary diagnostic and major procedure that potentially may cause inconsistency with INA-CBSs costing. The incompleteness were caused by many factors, and this research suggest to conduct evaluation and socialization of the Standard Procedure Operational (SPO), the implementation of reward and punishment system, monitoring and evaluation on medical record forms, addition of book or list of diagnostic code, upgrading of INA-CBGs software.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabet Augustina
Abstrak :
Penelitian mengenai penggunaan instrumen penapis kognitif berbasis informan pada pasien usia lanjut masih jarang hingga saat ini. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui korelasi Montreal Cogntive Assessment Indonesia (MoCA-Ina) yang sudah lazim digunakan sebagai instrumen penapis langsung dengan Short Form of Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly (IQCODE-S) Indonesia dari pasien usia lanjut, baik di rawat jalan maupun inap. Penelitian ini merupakan studi potong-lintang dengan teknik pengambilan sampel secara konsekutif. Kriteria inklusi pasien usia lanjut di antaranya subyek berusia di atas 60 tahun dan mengerti Bahasa Indonesia dengan baik. Kriteria inklusi informan yaitu subyek berusia 25-60 tahun, mengenal pasien usia lanjut minimal selama 10 tahun terakhir, mengerti Bahasa Indonesia dengan baik dan memiliki fungsi kognitif baik. Subyek pasien usia lanjut dengan gangguan kesadaran, depresi, masalah audtorik dan visual serta buta huruf dieksklusi. Subyek penelitian meliputi 32 pasang pasien usia lanjut dan informan. Hasil studi ini mendapatkan nilai tengah usia pasien usia lanjut yaitu 66 (61-80) tahun, skor MoCA-Ina 25 (7-29), skor rerata IQCODE-S 3.13 (2.69-4.38) dan skor total IQCODE-S 50 (43-70). Dari analisis bivariat, didapatkan korelasi kuat antara skor kedua instrumen penapisan kogntif tersebut (r= –0.738, p<0.001). Uji regresi linear menunjukkan skor MoCA-Ina dan IQCODE-S tetap menunjukkan hubungan bermakna tanpa dipengaruhi faktor demografik pasien usia lanjut. ......Studies on the use of informant-based cognitive screening instrument for elderly patients are still rare until now. This study aims to investigate correlation of Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina), which has been used commonly as a direct cognitive screening instrument with Short Form of Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly (IQCODE-S) Indonesia of elderly patients, both inpatient and outpatient settings. This research is a cross-sectional study with consecutive sampling method. Inclusion criteria of elderly patients are subjects aged above 60 years old who understand Indonesian well. Inclusion criteria of informants are subjects aged 25-60 years old who the elderly patients at least the past 10 years, understand Indonesian well and have good cognitive. Subject elderly patients with impaired consciousness, depression, auditory and visual problems, as well as illiteracy are excluded. The study subjects include 32 pairs of elderly patients with their informants. Results of this study obtain median of age of elderly patients is 66 (61-80) years old, MoCA-Ina score 25 (7-29), IQCODE-S average score 3.13 (2.69-4.38) and IQCODE-S total score 50 (43-70). Bivariate analysis shows strong correlation between both cognitive screening instruments (r= –0.738, p<0.001). Linear regression test reveals that MoCA-Ina and IQCODE-S scores still show significant relationship with no influence of demographic factors of elderly patients.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Violine Martalia
Abstrak :
atar belakang: Prevalensi penyakit Parkinson di Indonesia terus meningkat, khususnya pada lansia. Namun, penyakit Parkinson seringkali hanya dikaitkan dengan gangguan motoriknya saja, gangguan non-motoriknya sering diabaikan. Padahal, gangguan non-motorik dapat memengaruhi kualitas hidup. Salah satu gangguan non-motorik yang sering terjadi adalah gangguan tidur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran gangguan tidur pada pasien penyakit Parkinson di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode: Metode penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada Mei sampai September 2022. Instrumen yang digunakan merupakan kuesioner dengan teknik consecutive sampling yaitu 31 pasien penyakit Parkinson. Uji univariat digunakan untuk melihat distribusi prevalensi penyakit Parkinson, uji Chi Square untuk menilai hubungan antarvariabel, dan uji Fisher’s exact untuk menilai hubungan status depresi dengan gangguan tidur. Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa 61.3% subjek memiliki gangguan tidur berdasarkan PSQI dan 35.5% memiliki EDS berdasarkan ESS. Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor depresi dengan gangguan tidur berdasarkan PSQI dan ESS. Status depresi memengaruhi bermakna kejadian EDS dengan mayoritas pasien depresi ringan. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa gangguan tidur pada pasien penyakit Parkinson di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi dan klinis. ......Introduction: The prevalence of Parkinson's disease in Indonesia is increasing, especially in elderly. However, Parkinson's disease is often only associated with motor disorders, non-motor disorders are often neglected even though it can also affect quality of life. One of the non-motor disorders that often occurs is sleep disorders. Therefore, this study aims to provide an overview of sleep disorders in Parkinson's disease patients and factors that influence it. Method: A cross-sectional study was conducted at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from May to September 2022. The instrument used was questionnaires with a consecutive sampling technique, namely 31 Parkinson's disease patients. Univariate test was used to see the distribution of Parkinson's disease, Chi Square test to assess the relationship between variables, and Fisher's exact test to assess the relationship between depression status and sleep disorders. Result: Statistical analysis showed that 61.3% subjects experienced sleep disorders (PSQI) and 35.5% experienced EDS (ESS). The relationship between depression and sleep disorders based on PSQI and ESS is significant. Depressive status is associated with EDS with the majority being mild depression. Conclusion: Sleep disorders in Parkinson's disease patients at dr. Cipto Mangunkusumo is influenced by sociodemographic and clinical factors.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atty Supraba
Abstrak :
Tesis ini membahas implementasi kebijakan efisiensi di Rumah Sakit Islam Arafah Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang dan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam. Kebijakan efisiensi yang dibuat rumah sakit terdiri dari pelaksanaan tindakan apendiktomi tanpa berdasarkan clinical pathway, pembuatan standar obat khusus dan perubahan pola pembayaran jasa medis. Penelitian dilakukan terhadap berkasberkas pasien peserta JKN dengan tindakan apendiktomi tanpa komplikasi yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitan memperlihatkan bahwa pelaksanaan tindakan apendiktomi tanpa komplikasi sudah berjalan sesuai clinical pathway dan biaya untuk tindakan operasi khususnya apendiktomi tanpa komplikasi sudah ada efisiensi, proporsi dari biaya ini yang terbesar adalah dibayarkan untuk jasa medis, diikuti dengan akomodasi lalu biaya farmasi dan tindakan penunjang. Rumah sakit sebaiknya melengkapi diagnosa dan tindakan terbanyak di rumah sakit dengan clinical pathway untuk mempermudah menghitung biaya perawatan dan membuat pola jasa medis yang sesuai dengan pola pembiayaan INA CBG's. ...... This thesis discusses the efficiency of policy implementation in Arafah Islamic Hospital, Jambi. The study uses a quantitative approach with a cross-sectional design and a qualitative approach with in-depth interviews. Efficiency policies created by hospital consists of the implementation of the appendectomy based on clinical pathways, creation of specialized drug standards and changing patterns of medical service payments. Research conducted on the files participant JKN patients with uncomplicated apendiktomi that met the inclusion criteria. Research results show that the implementation of the action without complications apendiktomi is going according to clinical pathways and costs for particular surgery existing efficiency, the proportion of these costs are paid for most medical services, followed by accommodation and pharmacy costs and supporting actions. Hospital diagnosis and action should complement most in hospitals with clinical pathways to facilitate calculating the cost of care and make medical services pattern that matches the pattern of financing INA CBG
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Rinawati
Abstrak :
Latar belakang. Masalah yang sering dihadapi pada pelayanan pasien Jaminan Kesehatan Nasional adalah kesenjangan biaya perawatan pasien stroke dengan tarif INA-CBGs. Hal ini terkait dengan biaya perawatan dan Clinical Pathway. Tujuan. Mengetahui biaya perawatan pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Metoda. Penelitian kuantitatif deskriptif mengikutsertakan 277 subjek penyakit stroke yang diperoleh di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta selama Januari ? Juni 2015. Biaya perawatan stroke dihitung berdasarkan biaya satuan (unit cost) dengan menggunakan metode activity based costing dan Clinical Pathway. Hasil. Biaya satuan perawatan stroke iskemik dan stroke hemoragik berdasarkan Clinical Pathway, dengan memperhitungkan biaya investasi dan biaya gaji, tanpa memperhitungkan jasa medis berturut-turut adalah Rp 311,860,860.83 dan Rp 585,083,610.01; dengan memperhitungkan biaya investasi, biaya gaji, dan jasa medis berdasarkan tarif rumah sakit adalah Rp 321,682,940.73 dan Rp598,929,450.01; dengan memperhitungkan biaya investasi, biaya gaji, dan jasa medis berdasarkan tarif IDI adalah Rp 318,360,860.73 dan Rp 594,333,610.01; tanpa memperhitungkan biaya investasi, biaya gaji, dan jasa medis adalah Rp30,361,681.00 dan Rp25,698,199.46; tanpa memperhitungkan biaya investasi dan biaya gaji, tetapi memperhitungkan jasa medis berdasarkan tarif rumah sakit adalah Rp 40,183,761.00 dan Rp 39,544,199.46; tanpa memperhitungkan biaya investasi dan biaya gaji, tetapi memperhitungkan jasa medis berdasarkan IDI adalah Rp 36,861,681.00 dan Rp 34,948,199.46. Simpulan: Dijumpai selisih biaya perawatan berdasarkan biaya satuan dan Clinical Pathway, baik yang memperhitungkan biaya investasi, gaji, dan jasa medis, maupun tanpa memperhitungkan biaya investasi, gaji, dan jasa medis, dengan tarif layanan existing dan tarif INA-CBGs. ...... Background. Problem often encountered in patient care National Health Insurance is the gap between the cost of stroke treatment with INA-CBGs tariff. This is related to the cost of treatment and the Clinical Pathway. Aim. Knowing the cost of stroke treatment in the National Brain Center Hospital Jakarta. Methods. Descriptive quantitative study involving 277 subjects stroke obtained at the National Brain Center Hospital Jakarta during January - June 2015. The cost of stroke treatment are calculated based on the unit cost using activity-based costing method and Clinical Pathway. Results. The unit cost of ischemic stroke and hemorrhagic stroke treatment by Clinical Pathway, taking into account investment costs and salary costs, regardless of medical services is IDR 311,860,860.83 and IDR 585,083,610.01; taking into account investment cost, salary cost, and medical services tariff based hospital is IDR 321,682,940.73 and IDR 598,929,450.01; taking into account investment cost, salary cost, and medical services tariff based IDI is IDR 318,360,860.73 and IDR 594,333,610.01; without taking into account investment cost, salary cost, and medical services are IDR 30,361,681.00 and IDR 25,698,199.46; without taking into account the investment cost and salary cost, but taking into account medical services tariff based hospital is IDR 40,183,761.00 and IDR 39,544,199.46; without taking into account the investment cost and salary cost, but taking into account medical services tariff based IDI is IDR 36,861,681.00 and IDR 34,948,199.46. Conclusion. Found difference in the cost of stroke treatment is based on unit cost and Clinical Pathway, both of which take into account the investment, salaries, and medical services cost, and without taking into account investment, salaries, and medical services cost, with existing services and tariff rates INA-CBGs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Nararya Wicaksana
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis metafora yang ada pada headline iklan Mercedes-Benz dalam rentang waktu 2012-2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelas kata dari metafora berdasarkan teori Werner Ingendahl, lalu menemukan elemen metafora menurut teori Knowles dan Moon, dan mendapatkan ranah sumber berdasarkan teori Johnson dan Lakoff untuk mengetahui citra produk yang ingin disampaikan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kelas kata yang digunakan dari headline iklan yang saya teliti yaitu nomina dan berdasarkan ranah sumber yang ditemukan, citra mobil yang ingin disampaikan adalah ketangguhan, cepat, dan terbaik.
ABSTRACT
This essay particularizes in metaphor from the headlines of Mercedes-Benz?s advertisements in between 2012-2015. The aim of this research is to analyze the word classification based on the theory of Werner Ingendahl, to find the elements of metaphors from the theory of Knowles and Moon, and to get the domain source of the metaphors based on the theory of Johnson and Lakoff, in order to find the image which Mercedes-Benz wanted to show. The method used in this research is qualitative with library research. The result shows that the frequently used word classification in the headline is nouns and according to the domain source used, the cars? images which Mercedes-Benz wanted to spread are strength, speed, and that Mercedes- Benz?s cars are the best. ujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelas kata dari metafora berdasarkan teori Werner Ingendahl, lalu menemukan elemen metafora menurut teori Knowles dan Moon, dan mendapatkan ranah sumber berdasarkan teori Johnson dan Lakoff untuk mengetahui citra produk yang ingin disampaikan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kelas kata yang digunakan dari headline iklan yang saya teliti yaitu nomina dan berdasarkan ranah sumber yang ditemukan, citra mobil yang ingin disampaikan adalah ketangguhan, cepat, dan terbaik.
ABSTRACT
This essay particularizes in metaphor from the headlines of Mercedes-Benz?s advertisements in between 2012-2015. The aim of this research is to analyze the word classification based on the theory of Werner Ingendahl, to find the elements of metaphors from the theory of Knowles and Moon, and to get the domain source of the metaphors based on the theory of Johnson and Lakoff, in order to find the image which Mercedes-Benz wanted to show. The method used in this research is qualitative with library research. The result shows that the frequently used word classification in the headline is nouns and according to the domain source used, the cars? images which Mercedes-Benz wanted to spread are strength, speed, and that Mercedes- Benz?s cars are the best.
2016
S63073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>