Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azwar
Abstrak :
Menghadapi peningkatan globalisasi dan kemajuan teknologi yang penuh tantangan dan ketidak pastian, Pertamina secara corporate telah melaksanakan program restrukturisasi untuk mencapai visi dan misinya menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang. Pertamina secara bertahap melepas usaha-usaha yang bukan bisnis intinya seperti transportasi, hotel, wisma dan fasilitas layanan kesehatan serta teknik pemeliharaan. Enam rumah sakit dilingkungan Pertamina yang sudah mampu mandiri telah dialih kelolakan dari Pertamina ke anak Perusahaan yaitu ke "PT. Perta Medika", tujuh rumah sakit dan tiga poliklinik Pertamina diperintahkan untuk dioperasikan secara swakelola sejak tahun 1999 agar menjadi rumah sakit atau poli klinik yang mandiri termasuk Rumah Sakit Pertamina Balongan. Rumah Sakit Pertamina Balongan menrpakan fungsi penunjang dalam mencapai visi dan misi Pertamina, tugas utamanya adalah melaksanakan pemeliharaan kesehatan para pekerja dan keluarganya secara profesional, efektif dan efisien dengan tujuan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi pekerja dan keluarganya agar pekerja senatiasa dalam keadaan sehat dengan produktiviitas yang optimal. Analisa pengembangan unit medical check up nunah sakit Pertamina Balongan ini bertujuan untuk mengetahui faktor peluang dan ancaman serta faktor kekuatan dan kelemahan unit medical check up rumah sakit Pertamina Balongan, mengetahui posisi, bersaing, merumuskan visi dan misi serta merumuskan rencana pengembangan medical check up dalam rangka meningkatkan konstribusi unit layanan medical check up terhadap kinerja rumah sakit Pertamina Balongan. Metodologi yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kwalitatif yang menggunakan pengamatan yang cermat dan mendalam. Pengumpulan data dilaksartakan melalui pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer (dengan wawancara) dari fungsi yang terkait yang dilaksanakan dari tanggal 16 April sampai dengan 15 Mei 2003. Hasil analisa lingkungan eksternal dan internal adalah diketahuinya faktor peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan unit medical check up rumah sakit pertamina Balongan, dimana faktor peluang dan faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan dan ancaman, hal ini menggambarkan bahwa unit medical check up mempunyai potensi untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil analisa faktor ektemal dan internal dibuat rumusan visi dan misi unit medical check up, kemudian dengan mengacu kepada visi dan misi tersebut ditetapkan rencana pengembangan unit medical check up rumah sakit Pertamina Balongan. Dalam rangka meningkatkan utilisasi saran dan prasarana medical check up guna meningkatkan kinerja rumah sakit penulis menyarankan agar rencana pengembangan dari hasil analisa ini diimplementasikan di Rumah Sakit Pertamina Balongan.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Devisra
Abstrak :
Objektif: Visi Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru adalah menjadi rumah sakit pendidikan dengan pelayanan paripuma yang mernenuhi standar Intemasional pada tahun 2010. Pengelolaan sistem informasi rawat inap selama ini dilaksanakan secara manual, sehingga kualitas data menjadi diragukaaa dan basil pengolahan data baru dapat diperoleh secara bulanan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan basis data pelayanan medis instalasi rawat inap RSUD Pekanbaru. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode "System Life Cycle" yang terdiri dari kajian pra analisis, sistem analisis, rancangan basis data. Sistem tersebut diterapkan dengan terlebih dahulu mengidentitikasi indikator penilaian evaluasi pelayanan medis rawat inap. Hasil: Diperoleh gambaran bahwa mekanisme pengelolaan sistem informasi manajemen rawat inap RSUD Pekanbaru sudah dibakukan. Pengelolaannya berada pads Bagian Bina program dan rekam medis serta pads instalasi rawat inap yang dikelola oleh seorang petugas administrasi pada setiap IRMA, dengan supervisornya adalah Kepala ruangan. Ditemui bahwa Somber Daya Manusia (SDM) operasional masih kurang baik Dari segi kuantitas maupun kualitas, dan komputerasi sistem informasi akan dilaksanakan secara bertahap, yaitu dimulai pada IGD dan Instalasi Rawat Inap. Dukungan dana untuk terlaksananya komputerisasi SIM RS dari Pemerintah Daerah cukup baik. Kesimpulan: Pihak manajemen rumah sakit mendukung komitmen pelaksanaan Komputerisasi SIM rawat inap RSUD Pekanbaru, dan PEMDA menyetujui pelaksanaan dan anggarannya. Operator juga mendukung untuk komputerisasi. Dana untuk terlaksana program tersebut sudah disiapkan untuk perangkat keras, perangkat lunak, serta dana persiapan kemampuan SUM. SUM pengelola komputerisasi dan ketersediaan peralatan yang mendukung baik dari kuantitas maupun kualitas belum memadai. Output komputerisasi rawat inap adalah indikator evaluasi rawat inap RSUD yang mencakup indikator mutu, cakupan dan etisiensi. Saran: Perlu diiaksanakan sosialisasi yang lebih luas tentang komputerisasi SIM Rawat Inap RS, persiapan sumber daya manusia baik dari segi kuantitas dan kualitas, yaitu jumlah petugas untuk sistem informasi rawat secara 24 jam, sehingga petugas pada IRNA selama ini 10 orang menjadi 30 petugas operator. Perlu menyediakan petugas administrasi pada pintu masuk pagi pada Rekam Medik, di luar jam dinas pada IGD, dan SDM mampu kelola .raringan, Kelola perangkat Lunak. Untuk meningkatkan kualitas petugas maka perlu pelatihan komputer : LAN, Manajemen Information Sistem, Operator Perangkat lunak yang dipakai, Rekam Medik, ICD X Daftar Pustaka : 40 (1982 - 2002)
A Data Base Design of Hospitalization Service Assessment in Pekanbaru General HospitalObjective: The vision of Pekanbaru General Hospital is to be an educational hospital providing complete services that fulfills International standard in 2010. Since the management of information system of hospitalization was executed manually, the quality of data and data processing results-were doubted and monthly acquired only. This research aims to make a data base design of hospitalization installation of medical services in Pekanbaru General Hospital. Methodology: This research was conducted by using "System of Life Cycle" that consists of pre analysis, system of analysis, and data base design. The system was applied after identifying an indicator of medical services assessment of hospitalization. Result: The result of the study is a description of information system organization of hospitalization management in Pekanbaru General Hospital that has been standardized. The management of the system is executed by Development Program and Medical Record Sections, also in hospitalization installation, that was handled by an administration staff for each IRNA and supervised by a hospital ward chief. The availability of human resources (HR) was still less good in side of quantity and quality. The computerization of information system would be implemented periodically, which would be started from emergency and hospitalization installations. Fund supports for the realization of the hospital management of information system (MIS) was very good. Conclusion: Hospital management supports the implementation of MIS, and the Local government has approved to its realization and budget. Beside, computer operators also support for its application. Fund for the realization of computerization has been available are for hardware, software, and human resources (HR) development preparation. The availability of HR for computerization management and complementary equipment are still not sufficient neither in quantity nor quality. The computerization output of hospitalization is an indicator of hospitalization assessment of general hospital, which includes quality, coverage, and efficiency indicators. Suggestion: It is necessary to conduct more widespread socialization about computerization of hospitalization MIS in hospital, human resources quality and quantity preparation, where the number of computer operators of 24 hours hospitalization information system in IRNA currently is 10 personnel becoming 30 personnel, to provide administration staffs in the morning entry of Medical Record, out of working hours in Emergency Installation, and HR with capacity to operate Networking system, and software. Therefore, it is necessary to improve the quality by holding a training of LAN, Management of information System, software operating, Medical Record, and ICD X. References: 40 (1982-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardiyati Yuliningsih
Abstrak :
Pengelolaan obat/alat kesehatan di Rumah Sakit merupakan segi manajemen yang penting dan perlu dikelola dengan baik guna menjamin kelancaran pelayanan pasien. Obat/alat kesehatan persediaan ruangan adalah obat/alat kesehatan yang vital dan esensial yang diperlukan oleh ruangan untuk tindakan pelayanan dan harus tersedia setiap saat diperlukan. Ketidak tersediaan obat/alkes keperluan ruangan sangat berpengaruh pada kinerja pelayanan dan berakibat hilangnya pendapatan Rumah Sakit. Kebijakan pelayanan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilaksanakan oleh Unit Farmasi dan diatur kebijakan pemakaiannya dengan standarisasi kebutuhan oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Ketersediaan obat/alkes di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sangat tergantung pada sistem pengelolaan yang telah ditetapkan sesuai ketentuan Dep Kes RI. Dalam tahun 2001, ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan frekwensinya mencapai rata-rata ± 22,5 % dan mencakup ± 8,5 % dari jumlah item yang diperlukan setiap bulan, sehingga sangat mengganggu pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tentang ketidaktersediaan obat/alkes dan mengetahui masalah-masalah yang timbul didalamnya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan study kasus dengan metode kwalitatif karena menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan secara retrospektif untuk memperoleh data sekundcr dan prospektif untuk memperoleh data primer, melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Sebagai unit analisa adalah Unit Farmasi dan unit lain atau kepanitiaan yang terkait dengan sistem pengelolaan obat/alkes. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan tergantung pada sistem pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur manajemen yaitu kebijakan pelayanan, organisasi, SDM, sarana/prasarana, metode dan sistem informasi, serta aspek logistik yang meliputi proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengawasan/pengendalian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pengelolaan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, namun pada pelaksanaannya masih banyak terjadi kendala antara lain, kebijakan pcmakaian Formularium dan standart kebutuhan ruangan tidak pernah dimonitor sccara berkala oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan sudah tersedia cukup dan dilengkapi Sistim Informasi Manajemen, namun SIM yang ada kurang bermanfaat karena tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memadai. Dari segi aspek logistik dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan belum dilaksanakan dengan optimal. Dalam proses penganggaran belum ada koordinasi yang baik sehingga masih terjadi kesenjangan antara usulan dengan alokasi anggaran yang tersedia. Proses pengadaan melalui Keppres memakan waktu cukup lama yaitu ± 2 Bulan. Proses penerimaan sudah berjalan cukup baik, namun karena proses pengadaan lama menyebabkan waktu penerimaan dilaksanakan sebelum SPK/Kontrak terbit sehingga mempengaruhi administrasi penyimpanan. Proses penyimpanan barang farmasi di gudang sentral dan terminal sudah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Pada proses pendistribusian sudah ada jadwal kegiatan pelayanan namun belum ditaati sepenuhnya oleh unit pelayanan schingga masih banyak pernyataan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Pola proses pengendalian sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian oleh Unit Farmasi, akan tetapi pengendalian pemakaian obat/alkes diruangan belum berjalan karena tidak tersedia tenaga khusus.
Analysis of Management System of Drugs / Medical Equipment Floor Stock in Wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan KitaManagement of drugs / medical equipment in hospital is an important management side and need to be well managed to ensure the smoothness of patient services. Drugs / medical equipment's available in wards are those that are vital and essential and must be available anytime needed. The unavailability of drugs / medical equipment much influence for the services given and may cause loss of hospital income. Service policy of drugs / medical equipment availability in wards of Rumah Sakit Anak dan Bcrsalin Harapan Kita is carried out by Pharmacy unit and the use policy is managed by standardization of need by Pharmacy and Therapy committee. The availability of drugs / medical equipment in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is much depends on management system issues in line with Indonesian Department of health. In 2001, the unavailability of drugs / medical equipment in wards reaches approx. 25 % in frequency and covered 8,5 % from the number item needed in a month and this is much disturb the services. This study is carried out to know the picture of the unavailability of drugs / medical equipment as well as the problems raised. Method used in this study is case study with qualitative method for the results descriptive data i.e. written words or verbal from the behavior observed. The study is conducted retrospectively to gain secular data and prospectively to gain primary data through deep interview and direct observation. As analytical unit is Pharmacy unit and other committee involved. Result of the study depicts that the unavailability of drugs / medical equipment in wards is much influenced by managerial aspects i.e., service policy, organization, tools, method & information system and logistic aspects that cover planning process, purchasing, acceptance, storage, distribution and control. This study summarized that management system of drugs / medical equipment in wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is in line with regulation issued by Indonesian Health Department but in field there are still many handicaps among others are; policy of usage, Formularies and standard need of wards never been monitored periodically by pharmacy and therapy committee. Tools and means to conduct such activity existed enough already and completed with Management Information System however MIS is not functioning well because of inadequate human resources. From logistic point of view resumed that planning process has not been carried out optimally. In budgeting process, good coordination has not been established since there is lack between proposal and allocation of fund available. The processes of allocation through Kepres takes long time enough approx. 2 moths. The receiving process is good but because the former process takes time, the receiving process is conducted before SPK / Contract issued therefore influencing storage administration. Storage process in Central or terminal is running on schedule. In distribution process schedule of activity exist but is not followed by service unit and this causes proposal beyond schedule. In controlling process the handicap lies on wards, lack of dedicated person to handle it.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Listia Paramita
Abstrak :
Pijakan kebijakan tentang layanan kedokteran olahraga di rumah sakit di Indonesia masih bersifat umum sehingga butuh adanya pedoman. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan pedoman penyelenggaraan pelayanan kedokteran olahraga di rumah sakit umum kelas B di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif di 4 lokasi rumah sakit, yang berlangsung pada bulan September sampai Desember 2020 dengan teknik triangulasi dan metode Delphi 2 tahap, kemudian dianalisis. Saat ini pada lokasi penelitian masih terlihat adanya variasi pelayanan, mulai dari alur, ketenagaan, prasarana, peralatan, dan proses penyelenggaraan layanan. Begitupula pada metode Delphi dimana terdapat 59 topik yang tidak berhasil mencapai konsensus sehingga perlu dianalisis dan dicari penguatan dari sumber lainnya. Adapun rekomendasi rancangan pedomannya pada kondisi yang ideal (gold standard) yaitu layanan dilakukan secara tim yang dipimpin dokter spesialis kedokteran olahraga dan anggota yang terdiri dari manajer, tenaga klinisi dan tenaga sains olahraga dengan konsep multidisiplin dan interdisiplin; prasarana dan peralatan gold standard seperti CT-Scan, DXA Scan, Echocardiography, dan CPET perlu disediakan lengkap di dalam satu area; optimalisasi alur layanan; upaya promotif diberikan kepada seluruh pasien, pelatih, dan tenaga kesehatan; MCU yang melibatkan unit kedokteran olahraga dari awal hingga akhir; dilakukannya program exercise is medicine sesuai FITT; pengawasan terhadap doping; coding diagnostik spesifik; serta pasien atlet yang perlu ditangani secara kolaboratif sejak awal sampai return to sports, sedangkan pasien non atlet, alih rawat pasien dari dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi kepada dokter spesialis kedokteran olahraga dilakukan setelah pasien bebas cedera. Rekomendasi ini diharapkan menjadi awal dari disusunnya naskah akademik dan kemudian ditetapkan sebagai kebijakan guna mewujudkan pelayanan terintegrasi, one stops services, athlete /patient centered-care, dan paripurna. ......The policy foundation for sports medicine services in hospitals in Indonesia is still general in nature, so guidelines are needed. This study aims to develop guidelines of sports medicine services in class B general hospitals in Indonesia. This research is a qualitative study in 4 hospital locations, which took place from September to December 2020 with triangulation techniques and the 2-stage Delphi method, then analyzed. Currently, at the research location there are still variations in services, starting from the flow, workforce, infrastructure, equipment, and service delivery processes. Likewise in the Delphi method where there were 59 topics that failed to reach a consensus so that it needed to be analyzed and sought reinforcement from other sources. The recommendations for draft guidelines in ideal conditions (gold standard), namely services are carried out in a team led by sports medicine specialists and members consisting of managers, clinicians and sports science personnel with multidisciplinary and interdisciplinary concepts; gold standard infrastructure and equipment such as CT-Scan, DXA Scan, Echocardiography, and CPET need to be fully provided in one area; optimization of service flow; promotive efforts are given to all patients, trainers, and health workers; MCU involving the sports medicine unit from start to finish; doing exercise is medicine program according to FITT; supervision against doping; specific diagnostic coding; as well as athletic patients who need to be handled collaboratively from the start to return to sports, while non-athletic patients, transfer of patient care from a physical medicine specialist and rehabilitation to a sports medicine specialist is carried out after the patient is free of injury. This recommendation is expected to be the beginning of the preparation of an academic paper and then set as a policy to realize integrated services, one stop services, athlete/patient centered-care, and plenary.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library