Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Togar Mulia Surataruna
Abstrak :
Pemahaman terhadap aliran dua fase tidaklah cukup hanya dengan mempelajari teori-teori yang telah ada yang diajukan oleh ahli-ahIi perpindahan kalor. Pemahaman terhadap kondisi aliran akan sangat banyak dibantu dengan visualisasi iangsung terhadap fenomena-fenomena yang terjadi pada aliran dua fase itu sendiri. Untuk pengamatan fenomena tersebut, maka dirancang suatu untai uji dua iase yang dipergunakan untuk mengvisualisasikan kondisi-kondisi perubahan fase cair-uap dalam suatu aliran yang mengalir dalam media pipa yang mengalami pemanasan. Perencanaan dan perancangan yang dilakukan tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul akibat faktor-faktor yang tidak diduga sebelumnya sebagai sumber kesalahan. Dari pengalaman-pengalaman yang ditemui pada perancangan, akan didapat usuian-usulan untuk penyempumaan untai uji.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Haidar
Abstrak :
Saat ini gas alam merupakan sumber daya alam dengan cadangan terbesar ketiga di dunia.Gas alam pada awalnya tidak dikonsumsi sebagai sumber energi karena kesulitan dalam hal transportasi namun seiring berkembangnya teknologi mulai adanya produk-produk dari gas alam salah satunya adalah LNG. LNG atau liquefied natural gas adalah gas alam yang dicairkan yang memiliki reduksi volume 1/600 dibandingkan kondisi awal gas alam yang membuat LNG lebih mudah dan aman untuk dibawa dari daerah produksi ke konsumen. Proses pencairan gas alam menjadi LNG disebut liquefaction, gas alam dicairkan hingga suhu-160℃. Pada proses liquefaction ini terdapat heat exchanger atau alat penukar kalor yang merupakan inti dari pencairan gas alam menjadi LNG. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur dan studi lapangan di PT. PGN LNG. Tujuan penilitian ini adalah untuk merancang alat penukar kalor pada proses liquefaction, dengan melihat aspek termodinamik dan aspek mekanik nya. Fluida pada alat penukar kalor adalah gas alam dengan laju aliran 240 MMscfd dan dengan gravitasi spesifik sebesar 0,65. Gas alam sebelum memasuki alat penukar kalor di precooling terlebih dahulu hingga-35℃ dan selanjutnya di cairkan dengan refrigeran pada alat penukar kalor. Perancangan alat penukar kalor ini menggunakan standar TEMA (Turbular Exchanger Manufacturer Association) sebagai acuan mekanik dalam merancang dan menggunakan metode kern untuk perhitungan termal pada alat penukar kalor. Hasil dari penilitian ini adalah dimensi dan juga sketsa rancangan alat penukar kalor
Currently natural gas is a natural resource with the third largest reserves in the world. Natural gas was not initially consumed as an energy source because of difficulties in terms of transportation, but as technology develops, there are products from natural gas, one of which is LNG. LNG is liquefied natural gas which has a volume reduction of 1/600 compared to the initial condition of natural gas which makes LNG easier and safer to carry from the production area to the consumer. The process of liquefying natural gas into LNG is called liquefaction, natural gas is liquefied to -160 ℃. In this liquefaction process there is a heat exchanger which is the core of liquefying natural gas into LNG. This research was conducted by the method of literature study and field studies at PT. PGN LNG. The purpose of this research is to design a heat exchanger in the liquefaction process, by looking at the thermodynamic and mechanical aspects. Fluid in the heat exchanger is natural gas with a flow rate of 240 MMscfd and with a specific gravity of 0.65. Natural gas before entering the heat exchanger is precooled up to -35 ℃ and then liquefied with refrigerant in the heat exchanger. The design of this heat exchanger uses the TEMA (Turbular Exchanger Manufacturer Association) standard as a mechanical reference in designing and using the kern method for thermal calculations on the heat exchanger. The results of this research are the dimensions and also the sketch of the design of the heat exchanger.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah H.
Abstrak :
Pada penelitian ini akan dipaparkan sebuah model penyelesaian secara numerik menggunakan MATLAB R2009a pada sebuah microchannel heat exchanger type evaporator, diameter hidrolik 1.46 mm dengan desain fin-louvered dan memiliki header. Microchannel heat exchanger merupakan salah satu teknologi terkini pada AC (Air Conditioning) yang mampu memberikan kinerja dan daya perpindahan kalor yang sangat besar. Model persamaan numerik yang digunakan merupakan persamaan yang telah digunakan pada penelitian penelitian sebelumnya dan akan diterapkan pada microchannel heat exchanger untuk menghitung besarnya nilai heat transfer coefficient yang menggunakan fluida refrijeran berupa propane ( ). Simulasi ini akan melakukan variable pada laju aliran massa refijeran dan diperoleh bahwa besarnya laju aliran massa fluida refrijeran akan berbanding lurus dengan besarnya heat transfer coefficient pada microchannel heat exchanger. Besarnya heat transfer coefficient pada laju aliran massa fluida refijeran 0.005 kg/s, 0.01 kg/s dan 0.02 kg/s berturut turut nilai heat transfer coefficient mencapai 335.7 ? 4059.4 W/m2 K, 335.6 ? 4020.6 W/m2 K, 335.3 ? 3965.9 W/m2 K. Adapun kualitas fluida refrijeran yang dihasilkan pada laju aliran massa refijeran tersebut adalah berturut turut 0.2664 ? 0.7571, 0.2653 ? 0.7560, 0.2647 ? 0.7541. Untuk laju aliran massa fluida refijeran yang sama pula diperoleh bahwa hubungan wall temperature akan berbanding terbalik.
In this research will be explain a numerical modeling use MATLAB R2009a in a microchannel heat exchanger type evaporator, hydraulic diameter 1.46 mm with fin-louvered design and with header. Microchannel heat exchanger was a recent technology in AC (Air Conditioning) that had high performance and high heat transfer. Numerical modeling used previous equations in last research and will be applied in microchannel heat exchanger to calculate heat transfer coefficient that used refrigeration fluid was propane ( ). This simulation will apply variable in refrigeration fluid mass flow and the result explain that refrigeration fluid mass flow is directly proportional with heat transfer coefficient pada microchannel heat exchanger. Heat transfer coefficient in refrigeration fluid mass refijeran 0.005 kg/s, 0.01 kg/s dan 0.02 kg/s berturut turut nilai heat transfer coefficient mencapai 335.7 ? 4059.4 W/m2 K, 335.6 ? 4020.6 W/m2 K, 335.3 ? 3965.9 W/m2 K and the quality of outlet condition are respectively 0.2664 ? 0.7571, 0.2653 ? 0.7560, 0.2647 ? 0.7541. For the same condition, the result relate inversely proportional with wall temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Mulyadi
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan karakteristik pada Heat Exchanger akibat adanya endapan kotoran yang melapisi pennukaan perpindahan panas, membuat sistem rnenjadi sulit untuk dikendalilcan. Untuk mengatasi masalah tersebut dipilih pengendali PID (Proporsional. Integral dan Diferensial) sebagai pengendali sistem, dengan bantuan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk menentukau parameter pengendalinya. Proses belajar JST menggunakan algoritma backpropagation dengan arsitektur jaringan yang terdiri dari tiga lapis neuron. Pada proses belajar dilakukan cara pelatihan dengan memberikan bobot yang berbeda pada tiap Iapisannya dan dicari pola keluaran yang paling mendekati pola target yang ditetapkan. Pada penelitian ini program sirnulasi dibuat dalam bahasa pernrogratnan Pascal. Dari basil simulasi dapat dilihat bahwa JST mampu rnenentukan parameter pengendali PID yang dapat memperbaiki karakteristik sistem, bila terjadi perubahan pada parameter proses.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhandoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan karakteristik pada Heat Exchanger akibat terjadinya endapan kotoran dan efek korosi pada pipa-pipa konduksi seringkali membuat sistim sulit dikendalikan dengan baik. Untuk mengantisipasi kondisi proses yang sering mengalami perubahan karakteristik, dicoba membuat simulasi sistem kendali adaptif P.I.D swa-tala yang akan melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan parameter proses tersebut. Metoda adaptasi yang digunakan adalah dengan menerapkan algoritma estimator rekursif R.L.S untuk mengestimasi besarnya nilai parameter dari proses yang dikendalikan, adapun penalaan pengendali P .I.D dilakukan berdasarkan kriteria puncak lebih kecil dari Cohen - Coon.

Hasil uji coba simulasi, menunjukkan masih adanya kendala pada pelaksanaan adaptasi yaitu perubahan-perubahan parameter proses yang terjadi harus diikuti dengan perubahan harga masukan acuannya (set point).
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Fahrudin
Abstrak :
Model Predictive Control (MPC) merupakan salah satu metode pengendali prediktif berbasis model yang populer digunakan pada dunia industri. Beberapa keuntungan yang ditawarkan oleh pengendali ini diantaranya adalah kemampuannya dalam menangani sistem multivariabel dengan cukup mudah dan juga kemampuannya untuk memberikan constraints atau batasan tertentu baik pada sinyal pengendali maupun pada keluaran sistem. Sistem Heat Exchanger yang akan digunakan pada tesis ini juga merupakan sistem multivariabel berorde tinggi yang mempunyai dua masukan dan dua keluaran. Model sistem yang dipakai berupa model linear diskrit yang didapat dari linearisasi model linearnya. Hasil pengendalian menggunakan MPC constraints akan dibandingkan dengan MPC unconstraints.
Model Predictive Control is one of the predictive control methods that popular for being used in industry. Some advantages offered by this controller are its ability to easily handle multivariable system easier and also its ability to give constraints or certain limitation of controller signal/ on output system. Heat exchanger system which will be controlled here is also high-order multivariable system with two inputs and two outputs. The system model that use is discrete linear model which is get from linearization of linear model. The result of controller using MPC constraints will be compare with MPC unconstraints.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mimo Aji Pasopati
Abstrak :
Dewasa ini penggunaan unit refrigeran dan pengkondisian udara semakin meluas. Chiller sebagai salah satu mesin pendingin banyak digunakan pada sektor industri. Ukuran chiller yang besar membatasi penggunaannya. Oleh karena itu dibuat sebuah chiller bemkuran kecil dan kompak sehingga tidak memerlukan mang yang luas untuk penempatannya. Metode yang dipakai adalah penggunaan plate heat exchanger berukuran kecil sebagai evaporator. Meskipun ukurannya kecil, luas permukaan kontak kedua fluida cukup besar karenaheat exchanger jenis_ §ni_§grdir@_dari sejumlah plateplat. Platfplat disusun sedemikian rupa hingga pertukaran kalor antara kedua fluida terjadi pada dinding-dinding plat. Chiller ini menggunakan refrigeran HCR 22. Pemilihan hidrocarbon didasari bahwa jenis refrigeran ini ramah lingkungan karena tidak mengandung gas chlorine yang merusak ozon. ......Nowdays, refrigeration and air conditioning units are widely used Chiller as one ofthe cooling units is commonly used in industrial sector. The big size of the chiller limits it Hr application. There for a smaller and compact chiller is made, so it doesn't need a large room. The method that is used in the application of small heat exchanger plate as evaporator. Despite of it's small size, the contact sudace of the fluids is quite wide. This heat exchanger consist of a member of plates. Those plates are arranged on the wall of those plates. This chiller uses HCR 22 refrigerant. This refrigerant is chosen based on it is ozone friendly characteristic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Panji Satria Pratama
Abstrak :
Chiller merupakan mesin refrigerasi non – direct expansion yang biasa dipakai untuk beban pendinginan yang besar. Media pendinginnya yaitu berupa air atau udara yang mengalir bersirkulasi melewati heat exchanger. Air-cooled chiller yang memakai kompresor dari Copeland dengan berdaya 3 PK ingin digunakan untuk merancang sebuah kondenser. Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas kondenser sebesar 10,945 kW dengan temperatur masuk kondenser 49-55 ˚C dan temperatur keluar kondenser 47-53 ˚C. Daya fan yang bervariasi harus diberikan dengan diameter hub berbeda – beda. Daya terkecil yaitu 716 Watt untuk tipe A dan 1925 Watt untuk tipe E. ......Chiller is a refrigeration machine non-direct expansion that is usually used for large cooling loads. The cooling medium is a water or air flowing through the heat exchanger. Air-cooled chiller that used compressor from Copeland with power 3 PK wants to use to design a condenser. From the calculation, the condenser capacity of 10,945 kW with incoming condenser temperature 49-55 ˚C and condenser exit temperature 47-53 ˚C. Varying fan power should be given to the hub diameter difference. The smallest power 716 Watt for type A and the largest power 1925 Watt for type E.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Agustinus Adam
Abstrak :
Setiap mesin membutuhkan sistem pendingin untuk mempertahankan kinerja mesin. Dalam hal ini sistem pendingin yang diterapkan di kapal laut dengan pertukaran air tawar dan air laut. Karena air laut mengandung fouling biologis maka itu biofouling akan menumpuk dalam alat penukar panas sehingga kinerja penukar panas menurun dari waktu ke waktu. Hal ini membuat laju perpindahan panas dalam pendingin kurang efisien sehingga untuk menjaga BHP mesin yang dibutuhkan mesin mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar. Hasilnya menunjukkan bahwa efeknya bisa mengalami kerugian sekitar 644 24 jam x 24 jam x 30 hari = $ 463,852.8 Kondisi ini membuat pentingnya pemeliharaan sistem pendingin untuk menjaga suhu mesin kapal laut dan untuk meminimalkan biaya bahan bakar tambahan. Untuk sistem itu sendiri untuk menjaga dingin dalam kondisi baik pendinginan perlu nyamembersihkan pendingin untuk setiap 720 jam atau per 1 bulan. ...... Every engine needs a cooling system in order to maintain the perfomance of engine. In this case the cooling system is applied in naval ship with the exchange of freshwater and seawater. Since the seawater contains biological fouling, then it is scaled in the heat exchanger so that the perfomance of heat exchanger is decreasing from time to time. This makes the heat transfer rate in cooler is less efficient so that to maintain the brake horse power of the engine it needs to consume more fuel. The result shows that the effect could incur a loss of about $ 644.24/hour x 24 hour x 30 days = $ 463,852.8. This condition makes the importance of cooling system maintenance in order to keep the temperature of the naval ship engine and to minimize the additional fuel cost. For cooling system itself, to keep the cooler in a good condition, it needs to clean the cooler for every 720 hours or per 1 month.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>