Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yumidiansi Fachrurrozie
Abstrak :
Di dalarn GBHN tahun 1999 - 2004 ditetapkan arah kebijakan pembangunan dibidang kesehatan antara lain meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia, sarana , prasarana medik dan sarana penunjang secara berkelanjutan. Sarana penunjang dibidang kesehatan salah satunya adalah laboratorium kesehatan yang terdiri dari pelayanan laboratorium klinik dan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dalam upaya mendukung, penyembuhan, pemulihan juga peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Sejak berdiri tahun 1998 sampai saat ini Laboratorium Kesehatan Daerah (LKD) belum beroperasi secara reguler. Pemeriksaan hanya dijalankan pada kegiatan - kegiatan insidentil seperti pelayanan kesehatan haji, pemeriksaan rujukan spesimen dari Puskesmas atau bila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit yang memerlukan pelayanan penunjang laboratorium. Belum optimalnya operasional LKD karena masih kurangnya sumber daya, sarana dan prasarana sehingga belum dapat memberikan pelayanan prima. LKD juga belum mempunyai visi dan rnisi serta struktur organisasi LKD menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) awal tahun 2001.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang organisasi LKD Kabupaten Musi Rawas, merumuskan visi dan mini , mengetahui faktor eksternal dan internal yang berpengaruh dalam pengembangan LKD Kabupaten Musi Rawas dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Kabupaten Musi Rawas dan LKD Kabupaten Musi Rawas pada bulan Mei - Juni 2001 Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap Kepala Subdin Kesmas , Kadinkes, Kasi Rujukan, dokter klinik (Puskesmas).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal mempunyai peluang antara lain : Peningkatan pengeluaran rata - rata perbulan, peningkatan pendidikan dan adanya dukungan Pemda sedangkan ancamannya adanya pemasok, pesaing lebih unggul dan keadaan sosial, politik yang kurang stabil, belum berorientasi pelanggan dan lain - lain. Faktor internal mempunyai kekuatan : gedung sendiri, adanya pola tarif pelayanan dan kelemahannya adalah SDM secara kuantitas maupun kualitas masih kurang, manajemen mutu belum dilaksanakan. Gambaran LKD Kabupaten Musi Rawas memiliki karakteristik ekstemal dan internal yang hampir berimbang dimana LKD terletak pada sel V Strategi yang dianjurkan adalah Hold and Maintenance dengan strategi intensif yaitu market penetration dan product development.
Melihat hasil ini LKD disarankan untuk melaksanakan strategi Market Penetration yaitu meningkatkan mutu pelayanan, pemasaran aktif dan menerapkan konsep mutu sedangkan untuk Product development adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia, menambah produk pelayanan, meningkatkan sarana dan prasarana. Kemudian ditindak lanjuti dengan membuat rencana kegiatan pertahun dari tahun 2002 - 2006.
Strategic Planning for Development of Regional Health Laboratory of Musi Rawas Regency, year 2002 - 2006It is stipulated within the State Guidelines 1999 - 2004 the development policy in health sector such as improving and maintaining the institution and health service through empowerment of human resources, medical facilities, infrastructure and supporting facilities in a sustainable manner. One of the supporting facilities in health sector is health laboratory that consists of clinic laboratory service and public health laboratory service and disease prevention.
Since its establishment in 1998 until now the Regional Health Laboratory (RGL) has not operated regularly. The test is only conducted incidentally such as service for hajj or pilgrimage health, specimen referral test from Community Health center or if there is Extraordinary Event of a disease that needs the laboratory supporting service_ The below optimum operation of the RGL is due to lack of human resources, facilities and infrastructure that it cannot provide excellent service. The RGL also has the vision and mission and organization structure to become Official Technical Implementation Unit (OTIU) at the beginning of 2001.
This research is intended to obtain description regarding the RGL organization of Musi Rawas Regency, formulate to vision and mission, to identify external and internal factors that affect the development of RGL of Musi Rawas Regency with qualitative approach. The research is performed in Health and Welfare Office of Musi Rawas Regency and RGL of Musi Rawas in May - June 2001. This research is performed within-depth interview towards the Head of Sub Office of Public Health, Head of Health Office, Section Head of Referral; clinic doctors (Community Health Center).
The result of research indicates that the external factor that have the opportunity among others: increase of monthly per capita income rate, improvement of education and support of the local Government, while the threat is the lack of supplier, more competitive competitor and the lack of stability in the social and political life, the lack of customer oriented attitude etc. The internal factors which are strength factors are the own building, the existence of rate standard and the weaknesses are the lack of quantity and quality of human resources, quality management has not implemented. From the description of Musi Rawas Regency RGL, we know that it has more or less balanced internal and external characteristics in which the RGL is located in V cell. The strategy suggested is Hold and Maintenance with intensive strategy namely market penetration and product development.
Having considered this RGL it is suggested to be implemented market penetration namely improvement of service quality, active marketing and application of quality concept and product development strategy namely to improve human resource quality, to add service product, improve facilities and infrastructure stipulated in annual planning activities.
2001
T1870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hartono
Abstrak :
Bahan kimia telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Manfaatnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkaitan dengan pengendalian penyakit, peningkatan produktivitas pertanian, ekstraksi berbagai bahan mineral di pertambangan, keperluan untuk rumah tangga dan sebagainya. Bahan kimia menimbulkan keterbahayaan pada lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengamanan bahan kimia, harus dilakukan untuk melindungi pekerja dari efek yang merugikan. Pekerja harus mendapatkan perlindungan dari dampak yang diakibatkan oleh bahanbahan kimia di tempat kerja. Laboratorium merupakan suatu tempat dimana banyak dilakukan kegiatan yang menggunakan bahan-bahan kimia. Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain bersifat toksik atau beracun, iritan, karsinogenik, korosif, mudah terbakar dan meledak. Untuk mengetahui paparan bahan kimia di ternpat kerja, dalam hal ini merkuri, penulis melakukan penelitian dengan obyek penelitian adalah pekerja di Balai Laboratorium Kesehatan Bandar Lampung. Pengukuran kadar merkuri menggunakan spektrofotometri serapan atom, dengan spesimen yang diambil adalah rambut pekerja. Hubungan paparan merkuri dengan kadar merkuri pada rambut pekerja laboratorium melibatkan variabel lamanya masa kerja, umur pekerja dan kadar merkuri diudara ruang kerja. Kadar merkuri pada rambut pekerja, dibandingkan dengan rata-rata tertinggi kadar merkuri di rambut pads komunitas yang dikeluarkan oleh WHO, yaitu sebesar 2,0 ppm. Dari sejumlah 49 orang pekerja laboratorium, yang memenuhi kriteria sebagai sampel hanya 45 orang, dimana yang bekerja dibagian teknis sebanyak 29 orang, sedangkan yang bekerja dibagian non teknis sebanyak 16 orang. Diperoleh hasil pengukuran kadar merkuri di udara ruang kerja laboratorium masih dibawah nilai ambang batas ( NAB ), tetapi paparan yang terus menerus akan mengakibatkan akumulasi merkuri didalam tubuh, walaupun konsentrasinya dibawah nilai ambang batas. Hasil analisis bivariat terhadap variabel lamanya masa kerja, umur pekerja dan kadar merkuri diudara ruang kerja bagian teknis didapatkan hubungan yang signifikan antara variabel tersebut dengan kadar merkuri pada rambut pekerja. Pada hasil akhir dari analisis regresi multivariate tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara variabel dependent dan independent Hal ini disebabkan karena ukuran sampel yang kecil dan distribusi data penelitian yang tidak normal.
Chemicals agent can not be separated with human's life. The benefit of the materials is to increase public's welfare especially that is related to disease control, agricultural productivity, mineral extract in mining, household's necessity and so on. Chemicals agent may endanger the workers, work environment_ Therefore, materials' management and safety must be carried out for the sake of workers' protection from side effect. The workers need to be protected from the effects that cause by the materials in their work places. Laboratory is a place where many activities using chemicals agent are conducted. Harmful potentials are caused by toxic agents, irritant, carcinogenic, corrosive chemicals, flammable and explosives substances. To know the exposured of chemical materials in the work places, especially mercury, the writer conducted a research where the laboratory personnel of Bandar Lampung Health Laboratory were the object of the research. The measurement of the mercury level was by using Atomic Absorption Spectrophotometry, and the specimen materials taken were personnel's hair. The relationship of mercury's exposure to the level of mercury within the laboratory's personnel hair involved length of work variable, personnel's age and level of mercury within the air in the working room. Mercury's level within the and level of mercury within the air in the working room. Mercury's level within the workers' hair were compared with the highest average mercury level within the hair in the community, that issued by WHO is 2.0 part per million. From 49 laboratory's personnel, those fulfill the sample's criteria were 45, who 29 of them worked in technical section, and 16 others worked in non-technical section. The obtained result from the measurement of mercury level in the working room at the laboratory remained below Threshold Limit Value (TLV). However, continual mercury's exposure may result mercury accumulation within the body, though its concentration was below the TLV. The result of bivariat analysis from the variables of length of work, workers' age, and mercury level within the air in the technical section working room showed that there was a significant relationship between the variables and mercury level within workers' hair. On the final result from multivariate regression analysis, not be obtained fairly significant relationship between dependent and independent variables. This problems caused by sample size was so small and spreading for data was not proportional.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Yantin
Abstrak :
Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh seluruh petugas laboratorium untuk menjamin mutu hasil pemeriksaannya dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila ada kesalahan. Dilaksanakan secara terus menerus, mulai tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada tahun 1997 Pusat Laboratorium Kesehatan (sekarang Direktorat Laboratorium Kesehatan) telah mengeluarkan buku pedoman Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Kesehatan yang memuat uraian tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seluruh petugas Balai Laboratorium Kesehatan dalam melaksanakan Pemantapan Mutu Internal. Kegiatan ini harus dilaporkan secara berkala melalui tim Pemantapan Mutu Internal yang telah dibentuk di masing-masing balai laboratorium kesehatan. Pada bulan April 1999 Balai Laboratorium Kesehatan Pontianak mendapat teguran karena tidak disiplin dalam penyampaian laporan tersebut sedangkan dari hasil survey pendahuluan diketahui hanya 45 % petugas patuh dalam menerapkan buku pedoman tersebut. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian sejak tanggal 6 hingga 24 Oktober 2000, dengan pendekatan kuantitatif secara pengamatan (observational) dengan desain potong lintang (cross sectional), dan metode work sampling. Jumlah sampel 23 orang petugas dengan jumlah pengamatan 1176 dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan, faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan petugas dalam menerapkan pedoman Pemantapan Mutu Internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan petugas adalah 52,2 %. Dari hasil uji statistik bivariat dengan Chi Square diketahui bahwa motivasi petugas dan pengawasan tim berhubungan bennakna dengan kepatuhan petugas dan uji statistik multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa pengawasan tim adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan. Berdasarkan hasil tersebut terdapat beberapa saran untuk Balai Laboratorium Kesehatan Pontianak yaitu pengawasan tim perlu tetap dilanjutkan dan diaktifkan, perlu ditinjau kembali susunan tim yang telah ada kemudian mengevaluasi hasil yang telah dicapai dan membahas masalahnya secara bersama-sama. Dalam 5K pimpinan tentang susunan tim perlu dicantumkan batas tugas, sehingga tim dan anggota mempunyai target yang harus dicapai. Sering diberlakukan sistem penghargaan dalam bentuk pengakuan pujian didepan rapat umum tentang keberhasilan tim serta terhadap petugas/ subseksi yang melakukan kegiatan Pemantapan Mutu Internal dengan baik. Saran bagi Direktorat Laboratorium Kesehatan perlu diintensifkan pelatihan tidak hanya ketua tim tetapi juga anggota tim secara bergantian untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, ketrampilan dan komitmen tentang pentingnya Pemantapan Mutu Internal serta perlu dilakukan pengawasan intensif dengan datang langsung ke balai laboratorium kesehatan. ......Internal Quality Assurance is an activity that every laboratory staff should do to ensure the quality of the laboratory examination by error prevering and error detecting. This Internal Quality Assurance is carried out continuously beginning from the pre-analysis, analysis, and post analysis stages. In 1997, the Health Laboratory Center (now Directorate of Health Laboratory) issued a manual concerning the Internal Quality Assurance for Health Laboratory that contains details of aspects to consider and conduct by all staffs of the House of Health Laboratory in implementing the Internal Quality Assurance. This activity should be reported regularly to an Internal Quality Assurance Team that was established at each house of health laboratory. On April 1999 the Health Laboratory Institute of Pontianak was notified for being indiscipline in reporting, while the preliminary survey results reveal that only 45 % of the staff adhered to implementing the manual. It was based on both reports that this study was conducted from October 6 to October 24, 2000. This study employed a quantitative approach and used observational and cross sectional as well as work sampling methods. Sample of this study consisted of 23 staffs with 1176 observations from which description of factors that correlate with as well as factor that mostly correlate with the staffs's adherence to implementing the manual of Internal Quality Assurance were investigated. The study results show that the staffs adherence to implementing the manual is 52,2%. The bivariate statistical analysis using Chi Square reveals that staffs' motivation and team supervision has significant correlation with the staffs' adherence to implementing the manual, while the multivariate statistical test describes using Logistic Regression describes that team supervision is the most dominant factor that correlates with the staffs' adherence. Based on such study results, some recommendations are addressed to the Health Laboratory Institute. It is recommended that team supervision be sustained and activated; the existing team structure be reviewed; the achieved goals be evaluated; and problems be solved by all members of the team. It is also recommended that job description of the supervision team be included in the chief's decree so that the team and its members have some goals to achieve. Reward system should be also applied that may include recognition in general meeting of the team and each staff achievements in excellent implementation of the Internal Quality Assurance. The Directorate of Health Laboratory is recommended to intensify the training program for not only team leaders but also for team members on a shift basis to enhance understanding, knowledge, skills and commitment in the Internal Quality Assurance. In addition, there should be an intensive supervision by means of on-site visit to the health laboratory.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyono W.S.
Abstrak :
Era globalisasi menyebabkan terjadinya persaingan bebas di segala bidang, termasuk bidang industri kesehatan. Upaya peningkatan pelayanan kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Dalam hal ini termasuk keberadaan laboratorium kesehatan. Kepuasan adalah salah satu indikator kualitas lavanan. Kepuasan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain oleh faktor karakteristik pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pelanggan dan hubungannya dengan kepuasaan pelanggan. Janis penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) pada 63 pelanggan yang dilakukan di Seksi Pelavanan Laboratorium Kesehatan Masyarakat UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Propinsi Lampung dari tanggal 25 Maret sampai dengan 5 Juli 2003. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pekerjaan dan jenis pemeriksaan berhubungan dengan tarif, tujuan pemeriksaan berhubungan dengan keramahan, jenis kelamin dan tujuan pemeriksaan berhubungan dengan kecepatan pelayanan, jenis kelamin dan sumber biaya berhubungan dengan kecepatan pemeriksaan, karakteristik pelanggan tidak ada hubungannya dengan mutu penjelasan, karakteristik pelanggan tidak ada hubungannya dengan sumbangan solusi, dan tujuan pemeriksaan berhubungan dengan kepuasan total. Tarif merupakan valiabel yang selama ini menjadi sorotan pelanggan dan pihak manajemen, maka dalam menentukan tarif yang perlu diperhatikan adalah faktor-faktor domisili. Walaupun secara keseluruhan banyak variabel bebas yang berhubungan dengan variabel terikat, namun tidak ada faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Agar mutu layanan diakui secara resmi, maka perlu melakukan sertifikasi ISO. ......Globalization era has lead to free competition in all areas, including health industries. Efforts to improve health services could not be separated with infrastructure and facility of health services. In this case, the existence of health laboratory. Satisfaction is one of indicators quality of service. Satisfaction affected by some factors such as, customer characteristics. Objective of this study is to identify customer characteristics and its relation to customer satisfactory. Design of this study is cross sectional at 63 customers and conducted in Public Health Laboratory Service section of UPTD Health Laboratory, province of I.ampung from Marc 25th to July 5th 2003. The results of this study shows that occupation and type of examination related to tariff. purpose of examination related to hospitality, sex and purpose of examination related to service speed, customer characteristics not related to quality of explanatory, customer characteristics not related to solution offered, and purpose of examination related to total satisfactory. Tariff is variable that became attention to customers and management and to determine tariff must consider some factors such as residence. Although in general there is lot of independent variables which related to dependent variables, but there is not factors that affecting customer satisfactory. In order to quality of service confessed officially, hence require to do ISO certification.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati
Abstrak :
Penderita penyakit diabetes mellitus (DM) terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 secara nasional jumlah penderta DM mencapai 2,5 %. Diperlukan peran pelayanan laboratorium klinik yang handal, agar dapat melakukan pemeriksaan dan pemantauan dari penyakit DM. Beberapa parameter penunjang diagnosis DM yang biasa digunakan adalah kadar glukosa darah dan trigliserida. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, laboratorium wajib menjaga mutu dari hasil pemeriksaan yang dikeluarkannya. Salah satu upaya dalam menjaga mutu adalah dengan menggunakan bahan kontrol sebagai pembanding hasil pemeriksaan. Penggunaan bahan kontrol komersial relatif mahal untuk digunakan secara rutin. Perlu diupayakan penggunaan bahan kontrol alternatif. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah bahan kontrol dari spesimen pasien dan bahan kontrol rata-rata harian pasien. Pada penelitian ini dibandingkan sisi akurasi (validitas, reliabilitas, presisi) dan biaya yang digunakan dari bahan kontrol alternatif dengan bahan kontrol komersial. Penelitian dilakukan dengan studi potong lintang di Laboratorium Kesehatan Banda Aceh selama bulan Oktober 2002. Untuk kedua parameter (glukosa dan trigliserida darah) bahan kontrol spesimen pasien mempunyai validitas baik (nilai koefisien korelasi 0,5), reliabilitas baik (koefisien Kappa > 0,5), presisi cukup baik (selang kepercayaan 95 % yang sempit). Sedangkan untuk bahan kontrol rata-rata harian validitas kurang baik (nilai koefisien korelasi < 0,5), reliabilitas kurang baik (koefisien Kappa < 0,5), presisi kurang baik (selang kepercayaan 95 % yang lebar) dibandingkan dengan bahan kontrol komersial. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan kontrol spesimen pasien cukup baik digunakan sebagai bahan kontrol alternatif. Berdasarkan hasil analisis biaya diketahui bahwa penggunaan bahan kontrol alternatif tersebut lebih efisien. Kepada praktisi laboratorium disarankan untuk menggunakan bahan kontrol spesimen pasien sebagai bahan kontrol alternatif komersial. Daftar Pustaka 38 (1976 - 2002)
Quality Test of Control Material as Supporting Examination of Diabetes Mellitus in Provincial Health Laboratory of Nanggroe Aceh Darussalam in 2002Data show that diabetes mellitus (DM) patients are mounting year by year, In 2001, the number of DM patients reached the level of 2.5% nationally. Therefore, it is necessary to have a reliable clinical laboratory service in examining and monitoring DM. Several supporting parameters that can be used for DM diagnosis are blood glucose and blood triglicerides. In providing health service, health laboratory has to control the quality of issued result. One of the efforts to keep the quality is to use material control as a comparison of result examination. The use of commercial control material is relatively expensive for routine purpose. Therefore, it is necessary to strive for alternative control material. In this case, the alternative control materials that can be used are from patient's specimen and the average of daily patients material control. In this research, accuracy, which consists of validity, reliability and precision, and cost, are used in comparison with commercial control material. The research was conducted by using cross sectional design in Health Laboratory of Banda Aceh in October 2002. The result of the study shows that the validity of patients specimen material control is good with correlation coeffecient value is 0.5, however the average of daily patients material control are worse compared to that of commercial material control. This is shown by correlation coefficient value which is smaller than 0.5. Reliability of material control specimen and the average material control are good. This is shown by Kappa coefficient value, which are more than 0.5 for glucose and trigliserida parameters and Cochran test, which is smaller than 0.05 for each. Precision of patient's specimen material is very good, shown by narrower 95% confidence interval, while the average of daily material control is worse, shown by wider 95% confidence interval than that of commercial control material. The above results show that patient's specimen control material and the average of daily material can be used as control materials, with condition of the availability of actual value determination. Besides, in terms of cost analysis, it is known that the use of both alternative control materials are more efficient in cost, which is lower than the use of commercial control material. From the result of this research, it is suggested to laboratory practitioners to use patients control material as an alterative of commercial material control. References 38 (1976 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Balai Laboratorium Kesehatan Palembang sebagai salah satu Laboratorium Kesehatan yang berada di bawah Departeman Kesehatan yang berfungsi sebagai laboratorium kesehatan rujukan untuk Sumatera dan Kalimantan Barat telah berupaya dan terus melakukan perbaikan didalam meningkakan mutu layanan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal, efektif dan efisien serta permasalahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang upaya peningkatan mutu layanan di Balai Laboratorium Kesehatan Palembang dilihat dari sisi sumber daya maupun proses yang dilakukan. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kualitatif dimana data dan informasi mengenai sumber daya yang dimiliki maupun proses perbaikan yang dilakukan diperoleh dengan cara indepth interview penelusuran data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sisi sumber yang dimiliki sudah mencukupi, namun dari sisi sumber daya manusia masih terdapat ketidaksesuaian latar belakang pendidikan. Sumber daya lainnya seperti sarana, dana maupun metoda sudah memenuhi kecukupan maupun kesesuaian. Proses perbaikan yang telah dilakukan dengan melaksanakan metode six sigma telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dari jasa yang diberikan PNBP (Penghasilan Negara Bukan Pajak) serta peningkatan pemeriksaan spesimen. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa kesesuaian dan kecukupan faktor input sudah terpenuhi, kecuali sisi kesesuaian latar belakang pendidikan sumber daya manusia. Proses perbaikan yang telah dilakukan dengan rnelaksanakan metode six sigma telah menunjukkan hasil yang baik. Untuk terus meningkatkan mutu layanan, disarankan agar penyesuaian sumber daya yang ada melalui pelatihan dan pengembangan, sehingga tercapai standarisasi dan akreditasi sebuah Laboratorium Kesehatan yang bersifat Nasional. Daftar Pustaka : 33 ( 1983 - 2004)
The Analysis of Improving Service Efforts for Quality with Six Sigma Method at Office of Health Laboratory in Palembang - Province of South SumatraThis research based on reality that Office of Health Laboratory in Palembang as one of health laboratory under Department of Health its function as health laboratory reference and beneath Sumatra and West Kalimantan (Borneo) has been efforts and improve it continuously in order to improving quality service with exploits actual resources optimally, effectively, and efficiency and its issues. This research purpose is to gain information about improving effort at Office of Health Laboratory in Palembang both human resources and process point of view has done. This research has designed in qualitative approach which data and human resources both its own and recovery process it obtain by in-depth interview way and secondary data. This result of research shown that of resources view, it complete but in point of view human resources is inappropriate especially with educational background. Another resources as; facilities, fund and methods is properly complete. Improvement process has been doing by six-sigma method shown a good result. That can be seen with increasing of PNBP (national income not taxes) also increasing specimen investigation. The conclusion of this research that appropriativeness and adequateness input factor is complete, except educational background. Improvement process that done by six-sigma method shown as good result. To increasing quality service continuously, it suggest to improving the current human resource actually in order to achieve the National Health Laboratory standardized and accredited. References: 33 (1983 - 2004)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sudiarto
Abstrak :
Penentuan tarif Laboratorium Kesehatan Kabupaten Sintang dewasa ini tidak menggunakan perhitungan biaya satuan melainkan berdasarkan harga bahan reagens dan disesuaikan dengan tarif laboratorium lain. Hal itu mengakibatkan tarif yang berlaku tidak sesuai dengan biaya satuan. Produk pemeriksaan laboratorium kcsehatan adalah beragam schingga perhitungan biaya setiap jenis pemeriksaan bervariasi karcna pcmakaian bahan pengainbil spesimen, alat laboratorium, bahan reagens dan waklu pemeriksaan berbeda-beda. Penelitian ini adalah anal isis biaya yang hertujuan untuk mendapatkan garnharan hiaya total, biaya satuan dan alternatif penentuan tarif yang mempertimbangkan biaya satuan, tarif pesaing, subsidi, Cost Recovery Rate, dan ATP/WTP jenis pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Kabupaten Sintang. Metoda analisis biaya yang digunakan adalah Activity Based Costing pada semua jenis pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Sintang pada tahun 2005. Analisis biaya dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap pra-analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik yang masing-masing tahap dijabarkan dalam biaya investasi, operasional dan pemeliharan. Dari basil penelitian didapatkan bahwa jumlah pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Kabupeten Sintang tahun 2005 masih rendah yaitu bare mencapai rata-rata 41,45% dan biaya totalnya adalah Rp_ 225.831.631,-. Tarif Laboratorium Klinik Taruna lebih tinggi rata-rata 76,82% dibandingkan dengan tarif Laboratorium Kesehatan Kabupaten Sintang. CRR biaya total aktual sebesar 14%, sedangkan CRR biaya total dengan subsidi sebesar 20%. Sebaiknya penentuan tarif Laboratorium Kesehatan Kabupaten Sintang berdasarkan biaya satuan aktual dengan subsidi, penyediaan dana investasi (gedung, alat dan inventaris kantor), gaji dan insentif diperlukan sebesar Rp. 187.561.421,- pada tahun 2005. ...... Determination of health laboratory tariff in Sintang district recently doesn't use unit cost but based on reagents cost and adjusted to other laboratories tariff. That causes the tariff available doesn't in accordance with the unit cost. The health laboratory analysis products are varied so that the determination of each analysis cost is varied because the use of reagents for specimen preparation, Iaboratory instruments, reagents and analysis time are varied. This was a cost analysis research with the aims to gain the description of total cost, unit cost and determination of tariff alternative considering unit cost, competitor tariff, subsidy, Cost Recovery Rate, and-ATP/WTP of kind of health laboratory analysis of Sintang district. The used cost analysis method was Activity Based Costing to all kind of analysis performed in the Health Laboratory of Sintang district in year 2005. Cost analysis was divided into three steps, that were pre-analysis phase, analysis phase and post analysis phase, and each phase was presented in cost of investment, operational, and maintenance. The research showed that the number of analysis in the Health Laboratory of Sintang district was still low, which reached average 41.45% and the total cost was Rp. 225,831,631,-. The tariff of Laboratoriurn Klinik Taruna was average higher 76.82% compared with the tariff of the Health Laboratory of Sintang district. The CRR of total actual cost was 14%, whereas The CRR of total cost with subsidy was 20%. It is suggested that the tariff determination of the Health Laboratory of Sintang district is based on the actual subsidized unit cost, availability of investment fund (building, instruments and office inventory), and in year 2005 Rp. 187,561,421,- is needed for salary and incentive in year 2005.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library