Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angky Kurniawan
Abstrak :
Salah satu peralatan pendukung yang dapat digunakan untuk melindungi berbagai perangkat vital dari ganggguan adalah Uninterruptible Power Supply (UPS). Alat ini dapat berfungsi sebagai stabilizer terhadap terjadinya gangguan dan menjadi sumber daya cadangan (back up) apabila terjadi gangguan pemutusan aliran daya dari penyedia suplai daya utama. Disisi lain, kinerja UPS terhadap berbagai jenis beban dan berbagai tingkat pembebanan belumlah tentu sama. Kinerja tersebut dapat dipandang dari dua kondisi, yaitu kondisi normal dimana UPS berperan sebagai stabilizer terhadap gangguan dan kondisi darurat pada saat terjadi pemutusan aliran listrik dari penyedia suplai daya utama dimana UPS berfungsi sebagai back up suplai daya sementara.

Analisis yang dilakukan adalah menguji, mengamati dan membandingkan karakteristik keluaran UPS pada kondisi normal dan kondisi darurat pada berbagai variasi beban untuk beberapa tingkat pembebanan.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada seluruh variasi beban dengan tingkat pembebanan yang berbeda, keluaran UPS statis pada kondisi darurat mengandung tingkat distorsi harmonik arus dan tegangan diatas 80% dengan efek terjadinya peningkatan daya reaktif yang tinggi pada beban resistif. Selain itu, pada pengujian terlihat bahwa UPS kurang dapat bekerja secara optimal pada beban kapasitif atau beban dengan campuran dengan nilai beban kapasitif yang dominan.
One of the supporter equipments which able to be used to protect various vital peripheral from disturbance is Uninterruptible Power Supply (UPS). This appliance can function as stabilizer to the happening of trouble and back up of power in the event of trouble disconnection of power stream from the main supply. On the other side, UPS performance to various type of load and various rating level is not exactly same. This performance can be looked into two condition, that is normal condition where UPS function as stabilizer and emergency condition at the time of happened disconnection of power stream from the main supply.

Analysis taken is testing, perceiving and comparing characteristic output of UPS at normal condition and emergency condition of at various variation of load for some rating level.

Result of examination indicate that at all load variation some rating level, output of static UPS at condition of produce current and voltage harmonic distortion above 80% which effect to increasing of reactif power at resistif load. Beside that, from the test result, it seen that UPS cannot work optimally at capacitive load or mixture load with dominant capacitive load value.
2008
S40532
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang distorsi harmonik yang disebabkan oleh motor-motor induksi satu fasa permanent split capacitor, capacitor start induction run dan capacitor start capacitor run dengan beban variable, yaitu tanpa beban, pada beban 25%, 50%, 75% dan beban penuh. Pengukuran dilakukan dengan Power Quality Analyzer untuk mendapatkan komponen harmonik arus dan tegangan motor serta bentuk gelombangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembebanan motor akan semakin rendah Total Harmonic Distortion tegangan (THDv) untuk ketiga jenis motor. Semakin tinggi tingkat pembebanan motor maka Total Harmonic Distortion arus (THDi) motor induksi satu fasa permanent split capacitor dan capacitor start capacitor run menjadi rendah, namun THDi motor induksi satu fasa capacitor start induction run menjadi tinggi.
This research discusses harmonic distortion in permanent split capacitor, capacitor start induction run and capacitor start capacitor run single phase induction motors with variable loads at no load, 25%, 50%, 75% and full load. The harmonic voltage, current and waveform are measured with a Power Quality Analyzer. Research results shows an increment of motor loading decreases voltage total harmonic distortion (THDv) for all types of motors. The increase of motor loading decreases current total harmonic distortion (THDi) in permanent split capacitor and capacitor start capacitor run single phase induction motor but increases THDi in Capacitor start induction runs single phase induction motor.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T18803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Widodo
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian multilevel inverter dengan tingkatan tujuh level. Perkembangan energi terbarukan yang semakin meluas seperti penggunaan fuel cell pada sistem pembangkit distribusi memerlukan adanya teknologi inverter yang lebih efisien. Multilevel inverter H-Bridge merupakan inverter yang umum digunakan dengan tujuan untuk mereduksi nilai dari Total Harmonic Distortion yang mempengaruhi bentuk gelombang tegangan dan arus keluraran di beban. Dalam mencapai sistem 7 level diperlukan susunan seri dari tiga sel H-Bridge. Hal ini menjadi pertimbangan untuk dikembangkan desain baru dengan melihat bahwa susunan seri H-Bridge merupakan sistem yang bulky dan menggunakan banyak saklar sehingga menghasilkan rugi-rugi pensaklaran. Di dalam paper ini diajukan desain baru yang dinamakan dengan topologi T-H bridge inverter yang merupakan kombinasi dari inverter H-Bridge dan T-type. Kelebihan dari T-H bridge inverter untuk satu sel mampu menghasilkan 7 level tegangan dan jumlah saklar yang digunakan lebih sedikit dibanding bulky H-Bridge. Skema kendali pada topologi T-H bridge inverter menggunakan Phase Shifted Sinusoidal Pulse Width Modulation. Adapun frekuensi switching yang digunakan yakni 5 kHz. Simulasi dibangun dengan Simulink/Matlab R2018a. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai THD arus pada topologi tiga sel H-Bridge dan T-H bridge inverter yakni 2,33% dan 2,31% secara berturut-turut pada frekuensi fundamental 50 Hz. ......Multilevel inverter research has been carried out with seventh level. The development of renewable energy that is increasingly widespread, such as the use of fuel cell in distributed generation systems, requires more efficient inverter technology. Multilevel inverter H-Bridge is an inverter that is commonly used with the aim of reducing content of Total Harmonic Distortion that affects the output voltage and current waveform in the load. Achieving a 7-level system requires a series arrangement of three H-Bridge cells. This is a consideration for developing a new design by considering that the H-Bridge series arrangement is a bulky system and uses many switches, resulting in a switching losses. This paper proposes a new design called the T-H bridge inverter topology which is a combination of the H-Bridge and T-type inverters. The advantage of the T-H bridge inverter is that for one cell it is able to produce 7th voltage level and the number of switches used is less than the bulky H-Bridge. Control scheme of T-H bridge inverter topology is by Phase Shifted Sinusoidal Pulse Width Modulation. The switching frequency used is 5 kHz. The simulation is built with Simulink/Matlab R2018a. The simulation results show that the current THD content in the three-cell topology of the H-Bridge and the T-H bridge inverter are 2,33% and 2,31%, respectively, at a fundamental frequency of 50 Hz.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Faza Rizqia
Abstrak :
Stasiun MRT Blok M menggunakan dua buah transformator 630 kVA untuk listrik non-traksi dengan beban harmonik, yang dapat mengakibatkan overheating dan mengurangi umur transformator. Solusi yang akan dilakukan pada transformator yang melebihi batas harmoniknya adalah melakukan derating atau penurunan kapasitas daya. Penentuan ini didasari dengan membandingkan nilai THDi dan IHDi dengan standar IEEE 519-2014. Data yang digunakan berupa nilai IHDi berorde ganjil dari 1 hingga 15, THDi, serta besarnya rugi-rugi daya akibat beban harmonik dengan menggunakan standar IEEE C57.110-2018 pada kedua transformator. Hasil yang didapatkan berupa dua transformator di stasiun tersebut mengalami nilai Total Harmonic Distortion arus (THDi) yang melebihi batas standar sebesar 8%, yaitu 34.73% pada transformator 1 dan 30.18% pada transformator 2, sehingga perlu dilakukan derating pada keduanya. Beban nonsinusoidal menyebabkan penurunan kemampuan beban maksimum yang dapat disuplai oleh kedua transformator, dimana arus r.m.s yang diizinkan, yaitu sebesar 77.4% pada transformator 1 dan 72.5% pada transformator 2 dari nilai arus rating-nya. Harmonik juga menyebabkan kenaikan pada rugi-rugi total pada kedua transformator, yaitu 34.94% pada transformator 1 dan 28.51% pada transformator 2, dimana kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan pada rugi-rugi arus eddy. Transformator 1 dan 2 mengalami derating masing-masing dengan standar IEEE C57-110 sebesar 22.6% menjadi 487.6 kVA dan 27.5% menjadi 456.8 kVA, dan dengan standar IEC 60067 sebesar 12% menjadi 541.8 kVA dan 14% menjadi 544.4 kVA. Derating pada kedua transformator dengan kedua standar aman untuk dilakukan dan memenuhi kapasitas minimum beban. Standar IEEE C57-110 memberikan solusi efektif dalam situasi paling buruk, sedangkan metode IEC 60076 memberikan derating sesuai dengan batas paling aman. ......Blok M MRT Station uses two 630 kVA transformers for non-traction electricity with harmonic loads, which can cause overheating and reduce transformer life. The solution that will be carried out on a transformer that exceeds its harmonic limit is derating or reducing power capacity. This determination is based on comparing the THDi and IHDi values with the IEEE 519-2014 standard. The data used is in the form of odd-order IHDi values from 1 to 15, THDi, as well as the amount of power losses due to harmonic loads using the IEEE C57.110-2018 standard on both transformers. The results obtained were that the two transformers at the station experienced a current Total Harmonic Distortion (THDi) value that exceeded the standard limit of 8%, namely 34.73% on transformer 1 and 30.18% on transformer 2, so it was necessary to derate both of them. The non-sinusoidal load causes a decrease in the maximum load capability that can be supplied by both transformers, where the permitted r.m.s current is 77.4% in transformer 1 and 72.5% in transformer 2 of the rated current value. Harmonics also cause an increase in total losses in both transformers, namely 34.94% in transformer 1 and 28.51% in transformer 2, where the increase is caused by an increase in eddy current losses. Transformers 1 and 2 experience respective derating with IEEE C57-110 standards of 22.6% to 487.6 kVA and 27.5% to 456.8 kVA, and to IEC 60067 standards of 12% to 541.8 kVA and 14% to 544.4 kVA. Derating on both transformers with both standards is safe to do and meets the minimum load capacity. The IEEE C57-110 standard provides an effective solution in the worst situations, while the IEC 60076 method provides a derating according to the safest limit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudito Anggraito
Abstrak :
Harmonisa merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik yang berasal dari beban non-linear sehingga membuat adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Tingginya besar harmonisa dapat menimbulkan berbagai kerugian yang diakibatkan oleh harmonisa tersebut, diantaranya timbulnya panas berlebih (overheating) pada transformator dll. Sehingga skripsi ini bertujuan untuk mereduksi besarnya harmonisa dengan memanfaatkan metode transformator penggeser fasa. Metode ini minimalisasi harmonisa arus dengan mensuperposisikan harmonisa arus dari dua cabang beban sistem sehingga saling meniadakan. Beberapa konfigurasi transformator penggeser fasa hubung wye dan delta akan dilakukan percobaan dan dipilih mana yang paling baik untuk mengurangi harmonisa pada titik hubung listrik (PCC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reduksi harmonisa pada titik hubung listrik yang mengalami reduksi paling efisien dengan menggunakan konfigurasi transformator penggeser fasa Dd0 dan Dy11. Hasil simulasi dan analisis kadar harmonisa pada Gedung di pabrik roti, pada harmonisa arus orde ke-5 mampu menurunkan harmonisa dari 15.502% menjadi 1.698%. Selain itu, Total Harmonic Distorison (THDi). pada titik hubung listrik (PCC) juga dapat berkurang dari 18.56% menjadi 4.29 % dimana sudah sesuai dengan standar harmonisa. Sehingga, metode transformator penggeser fasa dapat menjadi pilihan untuk mereduksi besar harmonisa pada sistem ......Harmonics are one of the disturbances that occur in the electric power system originating from non-linear loads, causing distortion of current and voltage waves. The high magnitude of the harmonics can cause various losses caused by these harmonics, including the occurrence of overheating in the transformer etc. So that this thesis aims to reduce the magnitude of the harmonics by utilizing the phase shift transformer method. This method minimizes the current harmonics by superposing the current harmonics of the two branches of the system load so that they cancel each other out. Several configurations of wye and delta phase shift transformers will be experimented and selected which is the best for reducing harmonics at the electrical connection point (PCC). The results of this study indicate that the reduction of the harmonics at the electrical connection point that undergoes the most efficient reduction by using a Dd0 and Dy11 phase shift transformer configuration. The results of the simulation and analysis of harmonic levels in the building in a bakery, the 5th order harmonic current is able to reduce the harmonics from 15.502% to 1.698%. In addition, Total Harmonic Distorison (THDi). at the electrical connection point (PCC) can also be reduced from 18.56% to 4.29% which is in accordance with harmonic standards. Thus, the phase shift transformer method can be an option to reduce the harmonics in the system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfa Hambali
Abstrak :
Pada perkembangan teknologi saat ini, banyak mempergunakan beban-beban nonlinier seperti komputer, printer, juga motor-motor listrik yang menyebabkan timbulnya harmonik. Harmonik dapat mempengaruhi sistem tenaga listrik yang dirancang untuk beroperasi pada frekuensi 50 Hz, sehingga mengakibatkan munculnya arus / tegangan yang frekuensinya menjadi perkalian bulat dari 50 Hz. Frekuensi 50 Hz merupakan frekuensi fundamental sedangkan jika terjadi perkalian bulat dari frekuensi 50 Hz disebut harmonik. Harmonik dapat mempengaruhi mekanisme kerja pada Circuit Breaker seperti abnormalnya proses pemutusan rangkaian sehingga fungsinya sebagai alat proteksi menjadi kurang sempurna untuk memproteksi instalasi tenaga lisrik dan peralatan listrik lainnya. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian mengenai pengaruh harmonik terhadap Miniature Circuit Breaker (MCB) dengan menggunakan beban non linier berupa kombinasi antara lampu pijar dan lampu fluorescent ballast elektronik untuk mendapatkan variasi nilai THD (Total Harmonic Distortion). Arus yang dialirkan sebesar 1,5 x In pada MCB. Dari pengujian yang telah dilakukan, ternyata distrorsi harmonik (THD) yang dihasilkan dapat mempengaruhi mekanisme kerja pada MCB dimana semakin besar nilai distorsi harmoniknya (THD) mengakibatkan waktu pemutusan MCB menjadi lebih cepat dalam melakukan pemutusan rangkaian.
Currently, technology development used to nonlinear loads such as computers, printers, electric motors which affected to emerge harmonic. Harmonics could affect the electrical power system designed to operate at a frequency of 50 Hz, that resulted in the emergence of the current / voltage to frequency with multiple of 50 Hz. Frequency of 50 Hz is the fundamental frequency multiplication whereas in case of a round of 50 Hz frequency called harmonics. Harmonic frequency could affect the working mechanism of the Circuit Breaker like abnormal tripping process so that its function as a protection device become imperfect to protect the installation of electricity power and other electrical equipments. In this study, there was done a test about the effect of harmonics on Miniature Circuit Breaker (MCB), used by nonlinear load such as a combination of incandescent and fluorescent lamp ballast electronic to gain variation value of THD (Total Harmonic Distortion) with given operating current as 1.5 x In on the MCB. From the testing that has been done, apparently, the result of THD could affect the working mechanism of the MCB when the value THD increased the tripping process of MCB would be faster.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51255
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Firmansyah Koswara
Abstrak :
Banyaknya aplikasi beban nonlinier pada sistem distribusi tenaga listrik dimana salah satunya komponen penting yang digunakan pada sistem tenaga listrik adalah transformator daya telah membuat arus sistem menjadi sangat terdistorsi dengan persentase kandungan harmonik arus THD (Total Harmonic Distortion) yang sangat tinggi. Dari hasil pengukuran di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk diketahui bahwa pada salah satu transformator daya yaitu pada transformator 3 terdapat harmonik dengan persentase THD arus sebesar 26.3 % yang melebihi batas IEEE 519-1992 yang diijinkan yaitu 15 %, harmonik yang dominan adalah harmonik ke-3, ke-5 dan ke-7. Meski demikian pengaruh distorsi harmonik pada komponen secara umum adalah penurunan kinerja dan bahkan kerusakan suatu alat.
Nonlinear load applications on electric power distribution system in which one of the important components used in electrical power systems are power transformers making the current system highly distorted caused by high the percentage THD current harmonic content (total harmonic distortion). Results of measurements in PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk is discovered in one of power transformer power labeled as transformer 3 has percentage of harmonic current THD in amount of 26.3% that exceeds the IEEE 519-1992 limits standards which is only allow 15% of the dominant harmonic on the 3rd harmonic, the 5 and to-7. Yet the influence of harmonic distortion on the general component is decreased performance and even damage a tool. Therefore, this writing will be explained by result of observation on harmonic distortion effect at transformers performance which is one of the electric power system fundamental components. Power Transformers performance can be determined through Power losses parameter that happened on transformers when operating with non linear and linear Load. Harmonic Distortion cause Power losses on transformers which is proportionally increase to high harmonic components current in loads current.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyanti
Abstrak :
ABSTRAK Saat ini, semakin meningkatnya pembebanan dari beban non linier, membuat arus beban tidak lagi berbentuk gelombang sinus. Padahal idealnya bentuk gelombang tegangan dan arus adalah sinusoidal murni (smooth sine wave). Hal ini disebut harmonisa. Distorsi tegangan dan arus dapat menyebabkan kegagalan kerja sistem atau kegagalan kerja operasi peralatan disisi beban. Pada transformator, harmonisa dapat meningkatkan rugi-rugi beberapa diantaranya adalah arus RMS trafo menjadi lebih tinggi dari kapasitasnya, eddy current losses dan core losses. Dalam tesis ini dilakukan analisis hubungan THD (Total Harmonic Distortion) dengan rugi-rugi berbeban (Total Load Losses) transformator (PLL) dan Arus maksimum fasa (Imax) serta hubungan orde harmonic dominan dengan PLL dengan bantuan aplikasi Transformer Harmonic Analysis Program (THAP) yang dirancang-bangun menggunakan perangkat lunak Borland Delphi 7 Enterprise. THAP memiliki fungsi utama menghitung rugi-rugi berbeban transformator, derating kapasitas dan arus netral yang muncul karena adanya harmonisa. Selain ketiga fungsi utama tersebut, THAP juga dapat menghitung peningkatan rugi-rugi I2R (delta I2R), peningkatan rugi-rugi arus Eddy (delta PEC), k-factor, arus maksimum fasa (Imax) dan THD arus. THAP juga dapat menyajikan grafik spectrum arus harmonic tiap fasa dan tiap transformator yang dihitung, serta dapat menampilkan rincian hasil hitung dalam Microsoft excel. Pada proses validasi THAP, arus netral hasil hitung memiliki selisih sebesar 0,0528 ampere dengan hasil simulasi, sehingga memiliki kesalahan sebesar 0,04% dan sudutnya memiliki selisih 0,0110 sehingga memiliki kesalahan sekitar 0,02%. Untuk THD arus, THAP memiliki kesalahan rata-rata sebesar 6,2% terhadap hasil ukur. Pada analisis yang telah dilakukan, hubungan THD arus dengan PLL, THD arus dengan Imax, dan THD arus dengan Rasio PLL/Imax adalah polynomial dengan masing-masing memiliki nilai keandalan trend an tingkat akurasi ramalan persamaan yang dibuat sebesar 99,9 %, 99,7% dan 99,8%. Pada THD arus yang sama, arus harmonik yang dominan pada orde yang lebih tinggi memiliki nilai PLL yang lebih besar dibanding arus harmonik yang dominan pada orde yang lebih rendah.
ABSTRACT
Nowadays, the increasing imposition of non-linear load, the load current is no longer made in the form of a sine wave. Though ideally the voltage and current waveforms are pure sinusoidal (smooth sine wave). It is called harmonics. Voltage and current distortion can cause a system failure or failure of labor work equipment operation load side. At transformer, harmonics can increase the losses some of which is the RMS current transformer becomes higher than its capacity, eddy current losses and core losses. In this thesis analyzes the relationship THD (Total Harmonic Distortion) with Total Load Losses transformer (PLL) and the maximum current phase (Imax) and the relationship the dominant harmonic order with PLL by Transformer Harmonic Analysis Program (THAP) application which is designed, built using the software Borland Delphi 7 Enterprise. THAP?s main functions are calculates transformer load losses, derating capacity and neutral currents that arise due to the presence of harmonics. In addition to the three main functions, THAP can also calculate the increase of I2R losses (delta I2R), eddy current losses (delta PEC), k-factor, the maximum current phase (Imax) and THD current. THAP also can present a spectrum graph of harmonic current of each phase and each transformer are calculated, and can display the details of the results calculated in Microsoft Excel. In the THAP validation process, neutral current calculated results have a difference of 0.0528 amperes with the simulation results, so it has an error of 0.04% and the angle has a difference of 0.0110 that has an error about 0.02%. For THD current, THAP has an average error of 6.2% of the measuring results. In the analysis that has been done, the relationship with the PLL current THD, THD current with PLL, and THD current the ratio of PLL / Imax is polynomial with each having a value of reliability and accuracy rate trend forecast equation is made of 99.9%, 99, 7% and 99.8%. At the same THD current, harmonic currents which are dominant in the higher-order has PLL value greater than the dominant harmonic currents in the lower order.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
Abstrak :
Secara tipikal, di laboratorium tes atau eksperimen untuk pengukuran partial discharge, bentuk gelombang dianggap sinusoidal murni. Namun, dalam praktek sehari-hari, untuk mendapatkan gelombang sinusoidal murni sebagai hampir tidak mungkin. Komponen spektrum tambahan memiliki dampak yang cukup besar kepada karakteristik partial discharge, dalam hal ini tingkat pengulangan adalah parameter yang di fokuskan untuk di bandingkan. Dalam tulisan ini pengaruh distorsi harmonisa tegangan terhadap tingkat pengulangan partial discharge akan diamati dan dianalisa. Total harmonic distortion THD juga akan dijadikan variabel untuk mencari pengaruhnya terhadap tingkat pengulangan partial discharge. Hasil dari eksperimen ini menunjukan variasi dari distorsi harmonik dan THD memiliki dampak kepada tingkat pengulangan partial discharge. Pemahaman terhadap harmonik adalah sebuah kepentingan untuk mendapatkan interpretasi gambaran partial discharge yang tepat. Eksperimen ini diilustrasikan dengan hasil pengukuran yang didapatkan dari sinyal sinusoidal murni dan tegangan terdistorsi harmonik dengan variasi THD. ......Normally, in laboratory test or experiment for measuring partial discharges, a pure sinusoidal voltage waveform is assumed. However, in practice it is nearly impossible to have such ideal waveform of voltage applied. Additional spectral components have quite an impact or effect to partial discharge characteristic, in this case its repetition rate is the parameter focused to be compared. In this paper the influence of high voltage harmonic to the repetition rate of partial discharged is observed. The total harmonic distortion will also be a varied parameter in order to get the relation between THD and repetition rate of partial discharge. The experimental results showed the variety of high voltage harmonic and total harmonic distortion have impact on partial discharge rsquo s repetition rate. knowledge of harmonic content is an importance for a proper interpretation of the PD images. This experiment will illustrated by the measurement result obtained by both pure sinusoidal and distorted voltage by higher harmonics with varying THD content.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Sopyandi
Abstrak :
Pemakaian peralatan elektronik pada pelanggan rumah tangga semakin bervariasi. Terdapat beban nonlinear yang dapat mengakibatkan turunnya kualitas daya. Beban non linear dapat menyebabkan gelombang keluaran arus dan tegangan memiliki karakeristik yang berbeda dengan gelombang arus dan tegangan masukannya pada setiap siklusnya. Hal ini yang disebut distorsi harmonik. Distorsi harmonik memiliki efek negatif terhadap kinerja peralatan listrik. Salah satunya contohnya adalah kesalahan ukur dari alat KWH meter. Dengan melakukan pengukuran pada beban rumah tangga penghasil harmonik, maka dapat diketahui karakteristik arus dan THD (Total Harmonic Distortion) pada setiap beban yang berbeda-beda. Lampu Hemat Energi (LHE) merupakan salah satu beban non linear yang sering digunakan pada pelanggan rumah tangga, dan beban ini penyebab munculnya harmonik pada beban rumah tangga. Berdasarkan data-data hasil pengukuran, dilakukan analisis untuk kemudian dirancang filter yang tepat untuk mereduksi harmonik arus. Selanjutnya, hasil dari perancangan filter disimulasi pada program ETAP Power Station 5.0.3.
The usage of electronic devices by household customer becomes more varied. There are nonlinear loads that can reduce power quality. Nonlinear loads can cause the current and voltage output wave to have different characteristics with the respective current and voltage input wave on its each cycle. This is called harmonic distortion. Harmonic distortion has some negatif effect to electric devices. The one of examples is measurment error from KWH meters. By measuring household loads that produce harmonic, current and THD (Total Harmonic Distortion) characteristics can be recognized on every different load. Lampu Hemat Energi (LHE) is one of nonlinear loads which often used by household customers, and this load is the source of harmonic on household loads. Based on the result data of measurement, analysis is made for further accurate filter design in order to reduce harmonic current. Furthermore, result of Filter design is simulated by using ETAP Power Station 5.0.3 simulation software.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51395
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>