Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jimly Asshiddiqie, 1956-
[Place of publication not identified]: Konstitusi Press, 2006
340 JIM t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vegt, Jan Van der
Baarn: de Prom , 1995
BLD 39.36 AND vh
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jimly Asshiddiqie, 1956-
Jakarta: Konstitusi Press, 2012
340 JIM t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dorrestijn, Hans
Amsterdam: Bert Bakker, 1995
BLD 839.36 DOR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vervoort, Hans
Amsterdam: Nijgh & Van Ditmar, 2001
BLD 839.313 VER e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pols, Hans
"Hans Pols proposes a new perspective on the history of colonial medicine from the viewpoint of indigenous physicians. The Indonesian medical profession in the Dutch East Indies actively participated in political affairs by joining and leading nationalist associations, by publishing in newspapers and magazines, and by becoming members of city councils and the colonial parliament. Indonesian physicians were motivated by their medical training, their experiences as physicians, and their subordinate position within the colonial health care system to organise, lead, and join social, cultural, and political associations. Opening with the founding of Indonesia's first political association in 1908 and continuing with the initiatives of the Association of Indonesian Physicians, Pols describes how the Rockefeller Foundation's projects inspired the formulation of a nationalist health programme. Tracing the story through the Japanese annexation, the war of independence, and independent Indonesia, Pols reveals the relationship between medicine and decolonisation, and the role of physicians in Asian history."
United Kingdom: Cambridge University Press, 2018
e20528229
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aeni Isa
"Interpretasi Empat Puisi Siklus Hans Verhagen dipilih sebab keunikannya. Unik baik bentuk maupun isinya, sederhana namun tidak mudah untuk dipahami. Pendekatan dilakukan secara intrinsik. Analisis menggunakan metode close-reading dengan penelaahan struktur dan semantis pada unsur-unsur diksi, kalimat, bait, dan sajak. Tujuannya ialah mengetengahkan tema empat puisi siklus yang diambil dari bundel Sterren Cirkels Bellen yakni Human being, Televisie, Cocon dan De Droom van een Dichter. Tema dari tiap siklus tersebut, berturut-turut adalah: 1) Human being bertema sikap mudah menerima manusia (modern) dalam menerima kehidupan sejalan tuntutan teknologi modern. 2) Televisie bertema teknologi membawa dampak pada cara memandang dan cara berpikir masyarakat. 3) Cocon bertema usaha manusia menghadapi sebuah perkembangan. De Droom van een Dichter bertema kehidupan pada sesuatu yang mistik.Alam, manusia, kehidupan, lalu puisi dan penyair merupakan masalah yang menjadi perhatian penyair."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orestya Taranindita
"Imigran Turki datang ke negara Jerman semenjak dikirimnya pekerja-pekerja pada masa pemerintahan kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-19 dan dibukanya kesempatan untuk menjadi Gastarbeiter pada tahun 1960. Orang Turki yang datang ke Jerman sekarang telah berintegrasi dengan kebudayaan Jerman. Namun di sisi lain, masih kerap terjadi rasisme dan diskriminasi yang menyebabkan munculnya stereotip terhadap orang Turki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan apa saja stereotip orang Turki yang digambarkan dalam 2 bab pertama dari buku Einmal Hans mit scharfer So e 'Leben in zwei Welten' karya Hatice Aky n yaitu 'Neulich in der Parallelwelt' dan 'Mokkagl ser mit Goldrand'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat stereotip-stereotip orang Turki di kalangan orang jerman. Dari stereotip yang telah dianalisis, hasilnya cenderung mengarah pada setereotip positif, sehingga dapat membantu orang Jerman untuk lebih memahami orang Turki.

Immigrants from Turkey has come to Germany since Turkey sent the workers during the reign of the Ottoman Empire in the early 19th century and the opening of the opportunity to become Gastarbeiter in 1960. The Turks who came to Germany now has integrated with German's culture , but on the other hand, discrimination and racism still happens and stereotypes of Turks starts to appear in Germany. This research aims to know and explain what kind of stereotypes, which is described in the first and second chapters of book by Hatice Aky n 'Einmal mit So e scharfer Hans Leben in zwei Welten i.e. 'Neulich in der Parallelwelt' and 'Mokkagl ser mit Goldrand'. The results showed that there are stereotypes of Turks among Germans. From the stereotypes that have been analyzed, the results are likely to lead to a positive setereotypes, it means that it can help Germans to understand Turks and its culture better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setia Merpati Praptomo
"Teori Hukum Murni dari Kelsen muncul setelah munculnya teori hukum kodrat, pemikiran tentang moral yang disebut "the Golden Rule", mazhab sejarah hukum, mazhab utilitarianisme hukum, mazhab sosiologi hukum, Analytical Jurisprudence dari Austin dan mazhab realisme hukum Amerika Serikat dan Skandinavia.
Teori Hukum Murni adalah suatu teori positivistik di bidang hukum dan merupakan kritik terhadap teori hukum kodrat, teori tradisional di bidang hukum, sosiologi hukum dan Analytical Jurisprudence. Teori Hukum Murni juga tidak sependapat dengan pemikiran realisme hukum Amerika Serikat. Sebagai kritik terhadap teori hukum kodrat, Teori Hukum Murni melepaskan hukum dari relik-relik animisme yang menganggap alam sebagai legislator dan melepaskan hukum dari karakter ideologis menyangkut konsep keadilan dan atau value judgment.
Dalam kritiknya terhadap sosiologi hukum dan teori tradisional di bidang hukum, Teori Hukum Murni melepaskan hukum dari bidang empiris, pertama-tama bidang poiltik, dan juga dari karakter ideologis menyangkut value judgment dan konsep keadilan yang dianut bidang politik. Sebagai kritik terhadap Analytical Jurisprudence, Teori Hukum Murni memandang hukum sebagai norma pada tataran the Ought / das Sollen, yang terpisah dari bidang empiris, karena Austin mengajarkan bahwa hukum adalah perintah yang berada pads tataran the Is / das Seitz di bidang empiris. Dengan demikian, Teori Hukum Murni membebaskan hukum dari anasir-anasir non-hukum, seperti misalnya psikologi, sosiologi, etika (filsafat moral) dan politik. Pemurnian hukum dari anasir-anasir non-hukurn tersebut dilakukan dengan menggunakan filsafat neo-kantian mazhab Marburg sebagai daftar pemikirannya. Neo-kantianisme mazhab Marburg memisahkan secara tajam antara the Ought / das Sollen dengan the Is I das Sin, dan, antara bentuk (Form) dengan materi (matter). Sejalan dengan itu, Kelsen memisahkan secara tajam antara norma hukum pada tataran the Ought I das Sollen dengan bidang empiris pada tataran the Is / das Seitz, dan memisahkan secara tajam antara hukum formal dengan hukum materiil. Teori Hukum Murni hanya mengakui hukum formal sebagai obyek kajian kognitif ilmu hukum, sedangkan hukum materiil tidak dicakupkan dalam bidang obyek kajian ilmu hukum, karena hukum materiil berisikan janji keadilan yang berada di bidang ideologis, yang pada tataran praktis dilaksanakan di bidang politik. Teori Hukum Muni memusatkan kajiannya hanya pada hukum formal berdasarkan keabsahannya, yang membentuk suatu sistem hierarki norma hukum dengan puncak "Grundnorm". Qleh karena kajiannya hanya menyangkut hukum formal berdasarkan keabsahan, maka Teori Hukum Mumi hanya melihat hukum dari aspek yuridis formal semata, artinya teori tersebut mengabaikan hukum materiil yang di dalamnya terdapat cita hukum dalam konsep keadilan dan pertimbangan moral. Karena hanya menekankan pada aspek yuridis formal, Teori Hukum Murni sangat potensial menimbulkan permasalahan kekuasaan berlebihan bagi organ pembuat dan/atau pelaksana hukum, dan salah satu alternatif penyelesaian masalah tersebut adalah diperlukannya pedoman dan/atau pembatasan lebih rinci dalam penerapan norma hukum umum atau pembuatan norma hukum kasuistis. Karena hukum dipisahkan dari moral, maka hukum sangat potensial mengesampingkan atau melanggar kemanusiaan, dan agar hukum tidak melanggar kemanusiaan, hukum harus mengambil pertimbangan dari aspek moral. Walaupun mengadung kelemahan, stufentheory dalam Teori Hukum Murni juga membawa manfaat bagi bidang sistem tata hukum. Teori Hukum Murni juga merupakan suatu teori negara hukum dalam suatu versi tersendiri, yang berupaya mencegah kekuasaan totaliter pada satu sisi dan mencegah anarkisme murni pada sisi lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>