Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arriel Putra Soetyono
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker kolorektal adalah bentuk kanker yang terjadi di usus besar atau rectum. Kanker ini merupakan kanker paling mematikan ke 2. Berbagai metode mulai dari pembedahan hingga kemoterapi saat ini dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan harga yang cukup tinggi dan berbagai efek samping. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa zat aktif yang terkandung dalam bahan organik seperti rumput laut jenis Gracilaria sp. dapat menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kandungan kimia, komponen aktif, sifat antioksidan, dan kemampuan sitotoksik rumput laut Gracilaria sp. tumbuh di perairan Bekasi.

Metode: Gracilaria Sp. dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan kemudian dilakukan maserasi bertingkat dengan urutan normo-heksana, etil asetat, dan etanol; yang menghasilkan 3 jenis ekstrak. Ketiga ekstrak tersebut akan diuji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui komponen fitokimianya, dilanjutkan dengan pengukuran aktivitas antioksidan melalui uji DPPH, dan evaluasi aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon HT-29 menggunakan uji MTT.

Hasil: Rumput laut Gracilaria Sp mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid semua ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan sedikit atau tidak ada terhadap radikal bebas DPPH dengan IC50 >100. Di sisi lain, evaluasi sitotoksisitas untuk Etanol menunjukkan sitotoksisitas aktif dengan IC50 dari 53,32. Sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksana menunjukkan sitotoksisitas yang lemah dengan evaluasi sitotoksik aktif masing-masing sebesar 107,58 g/mL dan 180,65 g/mL.

Kesimpulan: Rumput laut Gracillaria sp. mengandung komponen fitokimia yang bersifat sitotoksik terhadap sel kanker usus besar HT-29. Hasil analisis statistik menunjukkan distribusi data IC50 normal (p > 0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan inhibisi ekstrak etanol dengan ekstrak n-heksana, dan ekstrak etil asetat (p =0.01). ......Background: The colorectal cancer is a form of cancer that occurs in the colon or rectum varying methods ranging from surgery to chemotherapy are used which are expensive and has side effects. Previous research suggests that active components from organic materials such as the seaweed species Gracilaria sp. can inhibit cancer growth. This research aims to study the chemical contents, active components, antioxidant properties, and cytotoxic capabilities of the seaweed Gracilaria sp. grown in the waters of Bekasi.

Method: Cleaned and dried Gracilaria Sp. was pulverised into a powdered state, Multilevel maceration is done towards the with the sequence of n-hexane, ethyl acetate, ethanol, which results in 3 extracts. The three extracts underwent phytochemical screening and thin layer chromatography (TLC) to determine the phytochemical components of the secondary metabolite, followed by measuring antioxidant activity by means of DPPH assay, and evaluating the cytotoxic activity towards HT-29 colon cancer cells using MTT assay.

Results: Seaweed Gracilaria Sp contains secondary metabolites of flavonoids, alkaloids, and triterpenoids all extracts show little to none antioxidant activity towards DPPH free radical with IC50 of >500 μg/mL. Cytotoxicity evaluation for Ethanol shows active cytotoxicity with an IC50 of 53.32 μg/mL. While ethyl acetate and n-hexane extracts show weak cytotoxicity with an active cytotoxic evaluation with IC50 value of 107.58 μg/mL and 180.65 μg/mL, respectively. The data distribution IC50 value of all extracts from statistical analysis is normal (p > 0.05). There was a statistically significant difference in IC50 value between treatments (p =0.01).

Conclusion: Seaweed Gracillaria sp. contained phytochemical components that are cytotoxic towards HT-29 colon cancer cells.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersal Rasyid Saharso
Abstrak :
Latar Belakang: Ekstrak mangga memiliki efek anti kanker kolorektal, namun kemang (Mangifera kemanga) sebagai kerabat dari mangga belum banyak diteliti dan diduga memiliki efek yang serupa. Tujuan: Mengetahui kandungan golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksan biji kemang serta menguji efek sitotoksisitasnya terhadap sel kanker kolorektal HT-29 Metode: Biji kemang diekstraksi menggunakan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan. Dilaksanakan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui kandungan fitokimia yang terdapat di dalam ketiga ekstrak tersebut. Uji MTT dilaksanakan pada ketiga ekstrak yang diuji terhadap sel HT-29 untuk mengetahui efek anti kanker sampel dengan mengukur nilai IC50 Hasil: Ekstrak etanol biji kemang memiliki senyawa fitokimia flavonoid, triterpenoid, tanin, dan alkaloid, namun ekstrak etil asetat hanya memiliki senyawa triterpenoid dan tanin sementara ekstrak n-heksan hanya memiliki senyawa tanin. Uji kromatografi lapis tipis dengan eluen non-polar menunjukkan dua titik dengan Rf 0,42 dan 0,82 pada ekstrak etanol; lima titik dengan Rf 0,25, 0,39, 0,75, 0,86, dan 0,95 pada ekstrak etil asetat; dan dua titik dengan Rf 0,71 dan 0,89 pada ekstrak n-heksan. Uji MTT mendapatkan nilai IC50 terhadap sel HT-29 dari ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 28,645, 0,1858, dan 11,1363 ppm. Diskusi: Kandungan fitokimia dalam ekstrak biji kemang memiliki efek anti kanker terhadap sel kanker kolorektal. Aktivitas anti kanker dari ekstrak etil asetat lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan n-heksan biji kemang. ...... Background: Mango extract has been shown to have anticancer effects against colorectal cancer, however kemang (Mangifera kemanga), a relative of mango, which has not been widely studied is thought to have a similar effect. Objective: To identify the compounds contained in the ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extract of kemang seed and examine its cytotoxic effect to HT-29 colorectal cancer cells. Methods: Kemang seed was extracted using ethanol, ethyl acetate, and n-hexane solvents. Phytochemical test and thin-layer chromatography were carried out to determine the phytochemical contents contained in the extracts. An MTT test using the three extracts was done to determine the anticancer effect of the sample by measuring IC50 value. Results:. The ethanol extract of kemang seed contained flavonoid, triterpenoid, tannin, and alkaloid phytochemical compounds, however the ethyl acetate extract only contains triterpenoid and tannin compounds while the n-hexane extract only contains tannin compounds. Thin-layer chromatography test with non-polar eluent showed two spots with Rf of 0,42 and 0,82 in ethanol extract; five spots with Rf of 0,25, 0,39, 0,75, 0,86, and 0,95 in ethyl acetate extract; and two spots with Rf of 0,71 and 0,89 in n-hexane extract. The IC50 value of the ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts on HT-29 cells respectively are 28,645, 0,1858, and 11,1363 ppm. Discussion: The phytochemical contents in kemang seed has anticancer effect on colorectal cancer cells. Anticancer activity of ethyl acetate extract is better than that of ethanol or n-hexane kemang seed extract
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridna Wulantari
Abstrak :
Latar belakang: Kanker kolorektal urutan ke-4 kasus kanker terbanyak di Indonesia pada tahun 2020. Tatalaksana kanker kolorektal terdapat efek samping sehingga dikembangkan pengobatan alternatif dari bahan alam, doxorubicin sudah digunakan sebagai obat antikanker . Holothuria scabra diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan dan antikanker dimana mampu menangkal radikal bebas yang menjadi penyebab terjadinya disfungsi pertumbuhan sel. Metode: Holothuria scabra diolah dengan prinsip maserasi menggunakan pelarut n- heksana, etanol, dan etil asetat yang memiliki sifat kepolaran berbeda untuk mendapatkan hasil ekstraksi senyawa paling maksimal. Uji DPPH melihat aktivitas antioksidan sedangkan kemampuan aktivitas sitotoksik terhadap sel HT-29 diuji dengan metode MTT Assay dibandingkan dengan doxorubicin. Hasil: Ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana Holothuria scabra sebagai antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut 1,750 ± 1,007 μg/mL, 2,644 ± 1,937 μg/mL, dan 6,128 ± 0,356 μg/mL. Kemampuan Holothuria scabra menginhibisi sel kanker kolorektal HT-29 didapatkan nilai IC50 0,831 ± 0,082 μg/mL (etanol); 2,172 ± 0,170 μg/mL (etil asetat), dan 59,276 ± 4,090 μg/mL (n-heksana), sedangkan doxorubicin 0,464 ± 0,254 μg/mL. Hasil uji statistik dibandingkan dengan doxorubicin didapatkan ekstrak etanol tidak menunjukkan perbedaan rerata nilai IC50 signifikan, sedangkan ekstrak etil asetat dan n- heksana terdapat perbedaan signifikan. Kesimpulan: Holothuria scabra termasuk kelompok antioksidan sangat aktif ditemukan pula kemampuan sitotoksik terhadap sel kanker kolorektal HT-29, nilai rerata IC50 sitotoksik ekstrak Holothuria scabra yang paling baik adalah ekstrak etanol dibandingkan ekstrak etil asetat dan n-heksana. ......Background: Colorectal cancer ranks 4th most cancer cases in Indonesia in 2020. Treatment of colorectal cancer has side effects so that alternative treatments from natural ingredients have been developed. Holothuria scabra is known to contain secondary metabolites that have the potential as antioxidants and anticancer which are able to counteract free radicals that cause cell growth dysfunction. Methods: Holothuria scabra was processed by maceration principle using n-hexane, ethanol, and ethyl acetate as solvents. The DPPH test looked at the antioxidant activity while the cytotoxic activity against HT-29 cells was tested using the MTT Assay method compared to doxorubicin. Results: Extracts of ethanol, ethyl acetate and n-hexane Holothuria scabra as antioxidants with IC50 values of 1.750 ± 1.007 μg/mL, 2.644 ± 1.937 μg/mL, and 6.128 ± 0.356 μg/mL, respectively. The ability of Holothuria scabra to inhibit HT-29 colorectal cancer cells obtained IC50 values of 0.831 ± 0.082 μg/mL (ethanol); 2.172 ± 0.170 μg/mL (ethyl acetate), and 59.276 ± 4.090 μg/mL (n-hexane), while doxorubicin was 0.464 ± 0.254 μg/mL. The results of statistical tests compared with doxorubicin showed that the ethanol extract did not show a significant difference in the mean IC50 value. Conclusion: Holothuria scabra belongs to the group of very active antioxidants. Cytotoxicity against HT-29 colorectal cancer cells was also found, the mean IC50 cytotoxic value of Holothuria scabra extract was the best ethanol extract compared to ethyl acetate and n-hexane extract.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library