Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martina W. Nasrun
"ABSTRAK
Pendahuluan: Hendaya kognitif non demensia (HKND) merupakan kondisi prademensia
yang perlu dideteksi pada kelompok 'brain at risk?, terutama penyandang DM tipe 2.
Demensia akan menjadi masalah epidemik karena tingginya laju pertumbuhan usia lanjut,
sementara saat ini belum ada terapi yang menyembuhkan (cure). Umumnya HKND akan
berkembang menjadi demensia dalam waktu 5 - 6 tahun. Saat ini belum ada pedoman
standar untuk diagnosis HKND dan belum diketahui faktor risiko yang berperan pada
HKND. Hal tersebut mendorong dilakukarmya penelitian untuk mendapatkan model
prediksi HKND dengan membandingkan kelompok terpajan DM dan non-DM dengan
pendekatan klinis, psikometrik dan MR Spektroskopi.
Subyek dan metode: Terhadap 199 subyek telitian (88 DM, 85 non-DM dan 26 TGT)
berusia 45 - 75 tahun dengan pendidikan minimal tamat SMP, dilakukan serangkaian
evaluasi klinis, psikometrik dan radiologik (desain potong lintang, analitik kornparatit).
Diagnosis HKND mengacu pada evaluasi DSM IV, CDR, TMIG, GDS, MMSE dan hasil
tes ROCF, TMT B, dig!! backward, CDT dan verbal fluency caregory. Data klinis
diperoleh dari rekam medis dan hasil pemeriksaan Jaboratorium. MR Spektroskopi
dilakukan di gims singulat posterior dengan MRI 1,5 Tesla, TE 35 ms.
Hasil: Model prediksi HKND yang terbentuk dari analisis multivariat terdiri dad 6
variabel yaitu DM Tipe 2, dislipidemia, gangguan deprsi, tes ROCF, TMT B dan digit
backward. Tes ROCF mempunyai peran terbesar sebagai prediktor I-IKND. Dalam telitian
ini dikembangkan model deteksi HKND dengan sistem skor untuk memudahkan aplikasi
klinis selain model dengan perhitungan probabilitas. Uji diagnoslik model skor
menunjukkan sensitivitas dan spesititas yang baik.
Bagi penyandang DM Tipe 2, probabilitas HKND ditentukan oleh hasil tes ROCF, TMT
B dan skor fungsi kemandirian individu (TMIG). Profil psikometrik yang menunjukkan
gangguan sirkuit subkortikal-frontal ini ditunjang oleh temuan lesi subkortikal (52 %) dan
atrofi sentral (33 %). Pada evaluasi MRS, subyek HKND mempunyai rerata rasio
NAA/Kr yang rendah, ml/Kr dan kolin/Kr yang tinggi.
Simpulan: Deteksi prademensia pada kelompok berisiko dapat dilakukan dalam praldik
dengan menghitung skor HKND dan persentase probabilitasnya bila diketahui kondisi
klinis dan hasil tes psikometrik spesifik. Kondisi depresi, DM Tipe 2 dan dislipidemia
merupakan faktor risiko yang dapat dihindari dan dikelola agar individu tidak mengalami
hendaya kognitif yang lebih berat (demensia).

Abstract
Introduction: Cognitively Impaired Not Demented (CIND) is a predementia state among
?brain at risk? population such as people with type-2 diabetes mellitus. Detection of CIND
is very important because dementia has been reach an epidemic problem due to the
increasing number of aging population, meanwhile until now there are still no cure for
dementia. Most CIND will develop to dementia within 5 - 6 years. The standard criteria
for CIND and its risk factors have not yet been identified. Therefore in this study we
develop a prediction model of CIND through clinical approach, psychometric and
MR- Spectroscopy in person with and without type-2 diabetes mellitus.
Subject and methods: The study was done in Jakarta. One hundred ninety nine subjects
(88 with DM, 85 non-DM and 26 IGT) age 45 - 75 years who at least graduated junior
high school were involved in the study (cross-sectional, comparative analytic). CIND
diagnosis was made clinically according to DSM IV, CDR, TMIG, GDS, MMSE and
specific psychometric tests (ROCF, TMT B, digit backward, CDT and verbal fluency
category). Clinical data were obtained from medical record and laboratory tests. MR-
Spectroscopy was made in posterior cingulate voxel gyms (MRI 1.5 Tesla, TE 35 ms).
Result: Multivariate analysis revealed CIND prediction model that consists of 6 variables
as follow: type-2 DM, dyslipidemia, depression, ROCF test, TMT B, and digit backward.
ROCF test was the Strongest predictor of CIND. In this study, besides the probability
model we also have developed CIND scoring system for clinical application, which
showed good sensitivity and specificity in statistical diagnostic test.
The probability of CIND among diabetics (VCIND) was determined by 2 specific
cognitive tests (ROCF and TMT B) and higher functional capacity TMIG questioner. The
psychometric profile of VCIND showed subcortical-frontal circuit dysfunction that might
be related to subcortical lesion (52 %) and central atrophy (33 %) findings in MRI. Mean
of NAA/Kr ratio was low among CIND, but ml/Kr and Cho/Kr were high.
Conclusion: Predementia detection among brain at risk population can be done in
practice by calculating the score of CIND model prediction if the clinical condition and
specific psychometric tests were reported. Type-2 DM, depression and dyslipidemia are
modifiable dementia risk factors which can be managed to avoid severe cognitive
impairment."
2007
D846
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Lewis Reso Putro
"Pendahuluan Menopause merupakan tahapan penuaan reproduksi yang akan dialami setiap wanita, Hendaya Kognitif Nir Demensia atau HKND memiliki prevalensi cukup tinggi pada wanita menopause, rentangnya hingga mencapai 27-40%, awalnya kadar estradiol ditenggarai menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian HKND, namun dalam penelitian terkini ditemukan tidak ada hubungan bermakna antara kadar estradiol dengan kejadian HKND, dalam berapa hipotesa dikatakan justru faktor-faktor lain seperti metabolik, aktivitas sosial, dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi kejadian tersebut. Sehingga peneliti ingin mencari faktor – faktor yang dapat berpengaruh terhadap kejadian HKND pada wanita menopause
Bahan dan Metode Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia (IMERI FKUI), Majelis Taklim Nurul Huda dan Majelis Taklim As Syifa, Jakarta Pusat sejak Januari 2022 hingga Mei 2024. Penelitian ini menggunakan instrumen kuosioner tervalidasi HKND model 2 yang diciptakan Martina Wiwie dkk,(2007), dengan menambahkan kuesioner faktor – faktor aktivitas, kognitif, fisik dan riwayat penyakit metabolik
Hasil Pada penelitian ini terdapat 165 subjek pasien perempuan pasca menopause dengan rentang usia 54 (47—65 rahun) dengan di antaranya sebanyak 78 subjek mengalami HKND. Lama menopause (<5 tahun / >5 tahun) didapatkan tidak bermakna secara statistik, demikian juga dengan tingkat pendidikan, IMT, aktivitas fisik, riwayat hipertensi dan DM. Aktivitas sosial, aktivitas kognitif, status pekerjaan dan riwayat merokok, memiliki hubungan bermakna secara statistik dengan p-value (0.024, 0.011, 0.032, dan 0.020)
Kesimpulan Semua wanita akan mengalami menopause pada waktunya, pencegahan kejadian HKND pada wanita menopause akan meningkatkan kualitas hidup pada wanita menopause, faktor – faktor protektif yang diteliti pada penelitian ini dapat menjadi dasar untuk wanita menopause tetap produktif dengan meningkatkan aktivitas sosial, kognitif dan bekerja. Dan menghidari rokok yang didapatkan sebagai faktor risiko kejadian HKND pada wanita menopause

Background Menopause is a stage of reproductive aging that every woman will experience. Cognitive Impairment Without Dementia (CIND) has a relatively high prevalence among menopausal women, ranging from 27% to 40%. Initially, estradiol levels were suspected to be one of the factors influencing the occurrence of CIND. However, recent studies have found no significant relationship between estradiol levels and the occurrence of CIND. Several hypotheses suggest that other factors, such as metabolic conditions, social activities, and physical activities, may influence its occurrence. Therefore, the researchers aim to identify the factors that can affect the incidence of CIND in menopausal women.
Methods Study was conducted at the Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM), Indonesian Medical Education and Research Institute of the Faculty of Medicine, University of Indonesia (IMERI FKUI), Majelis Taklim Nurul Huda, and Majelis Taklim As Syifa, Central Jakarta, from January 2022 to May 2024. This study used the validated CIND model 2 questionnaire instrument created by Martina Wiwie et al. (2007), with additional questions on factors such as activity, cognition, physical condition, and history of metabolic diseases
Results There were 165 postmenopausal female patients aged between 54 years (47–65 years), of which 78 subjects experienced CIND. The duration of menopause (<5 years / >5 years) was found to be statistically insignificant, as were education level, BMI, physical activity, history of hypertension, and diabetes mellitus. However, social activity, cognitive activity, employment status, and smoking history showed a statistically significant relationship with p-values of 0.024, 0.011, 0.032, and 0.020, respectively.
Conclusion All women will experience menopause in due time; preventing the occurrence of HKND in menopausal women will improve their quality of life. The protective factors examined in this study can serve as a foundation for menopausal women to remain productive by increasing social and cognitive activities as well as working, while avoiding smoking, which has been identified as a risk factor for HKND in menopausal women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library