Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reeder, Linda
Abstrak :
Contents : Residential rating systems : a comparison -- Commercial rating systems : a comparison -- Energy Star for residential projects -- LEED for homes -- NAHB model green home building guidelines -- National Green Building Standard -- Local and regional residential programs -- Energy Star for commercial buildings -- Green Globes -- LEED for commercial new construction -- Local and regional commercial programs -- International rating systems.
New Jersey: John Wiley & Sons Inc, 2010
720.47 REE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Santy
Abstrak :
Bertambahnya bangunan gedung di Indonesia tidak diikuti dengan bertambahnya populasi green building. Sertifikasi Greenship dari Green Building Council Indonesia telah ada sejak tahun 2011 dan sampai tahun 2015 hanya 16 gedung yang telah mendapatkan sertifikasi. Dari penelitian sebelumnya, diketahui green building memberikan keuntungan bagi pemilik gedung dengan penghematan biaya perawatan dan operasional, namun pada awal pembangunan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membangun gedung dan instalasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengembangkan insentif bangunan gedung untuk menambah populasi green building. Kebijakan insentif bagi bangunan gedung sendiri belum berjalan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur, benchmarking dan wawancara pakar untuk mengetahui jenis-jenis intensif yang dapat diaplikasikan di Indonesia. Studi kasus dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya pembangunan green building dan non-green building. Besaran insentif yang diusulkan didapat dengan membuat model, memperoyeksikan besaran pajak dan menghitung proyeksi keuntungan pemilik gedung. Diharapkan kebijakan insentif gedung dari pemerintah akan mendorong penyelenggaraan green building oleh pemilik gedung sehingga akan meningkatkan populasi green building di Indonesia. ......Rapid growth of new buildings in Indonesia is not in compliance with green building growth. Greenship certification from Green Building Council Indonesia has been establish since 2011 and until 2015 only 16 building get the certification. From previous research, it is known that green building gives its benefit to building owner by saving in the operation and maintenance phase, but in the initial phase it need premium cost to build. This research aims to acknowledge and develop building incentives to promote green building population. There is no building incentive policy in Indonesia yet, so from literature review, bench marking and interviews we will find out the appropriate incentive system which is applicable in Indonesia. Case study is done to find out the green premium cost. The proposed amount of incentives is get by doing model, tax projection and projecting the building owner benefit. Like in other countries, government incentive policy will encourage building owner to develop more green building in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Van Basten
Abstrak :
Jumlah nilai konstruksi selesai di Indonesia dari Tahun 2009 hingga Tahun 2011 terus meningkat, khususnya pada konstruksi bangunan gedung yaitu sebesar 116%. Peningkatan tersebut diikuti oleh bertambahnya jumlah emisi gas rumah kaca yaitu CO2 sebesar 25%. Oleh karena itu, diperlukan adanya trobosan untuk meyakinkan pemilik sekaligus pengguna gedung untuk melakukan efisiensi energi, air, dan kenyamanan indoor dengan Konsep Green Building, khususnya pada tahap operasional dan pemeliharaan. Optimasi dilakukan dengan evaluasi kinerja bangunan green building dengan Metode LEED. Penilaian keberhasilan optimasi fungsi-fungsi pada existing green building dilakukan berdasarkan perhitungan biaya umur hidup bangunan pada tahap operasional dan pengelolaan dengan Metode Life Cycle Assessment (LCA). Nilai siklus yang menjadi hasil evaluasi pada optimasi ini yaitu nilai efisiensi siklus hidup terbesar dan siklus pengembalian pembiayaan tercepat. ...... Increasing 116% of total building construction value completed in Indonesia during 2009 to 2011, that was followed by the progressive increase in the greenhouse gas emissions or CO2 amount by 25%. Therefore, that needs to convince the owners and users of buildings for energy efficiency, water conservation, and indoor comfort with the Green Building Concept, especially at the operational and maintenance phase. Optimization is done by evaluating the performance of buildings to LEED method. Assessing the success of optimization functions in existing green building is based on operational and maintenance phase with the Life Cycle Assessment (LCA) Method. The result of optimization that is the largest efficiency of building life cycle and the fastest cost refund.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Daniel Alfonso Manahan
Abstrak :
ABSTRAK
Proyek Green Building membutuhkan penanganan yang berbeda dari proyek bangunan konvensional. Salah satu faktor yang sangat penting agar proyek dapat terkelola dengan baik adalah dengan melakukan analisa faktor risiko beserta biaya kontingensi dari aktivitas pekerjaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas, risiko dan biaya kontingensi pada proyek Green Building khususnya GREENSHIP NB, dimana aktivitas tersebut didapat dari pengembangan WBS. Metode penelitian meliputi studi literature, analisa risiko, dan studi kasus Proyek X. Hasil penelitian ini mendapati biaya kontingensi pada Proyek X adalah sebesar 10,96 terhadap biaya investasi Green Building. Selain biaya kontingensi, dalam penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 15 tindakan pencegahan dan 9 tindakan perbaikan atas 20 peristiwa yang memiliki risiko tinggi, dimana perisitiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi pada 244 aktivitas yang telah dikelompokkan kedalam 22 paket pekerjaan berbasis WBS.
ABSTRACT
Green Building project requires different treatment than conventional building project. One of the crucial factors for successful managing projects is an analysis of risk factors along with contingency fees from the activity of the project. The objectives of the research are to identify activity, risk factor, and analyze contingency cost in Green Building in particular GREENSHIP NB project, where the activity is derived based on WBS. The methodology consists of literature study, risk analysis, and case study of Project X. The results of this research found contingency cost in Project X is up to 10.96 from investment of Green Building. In addition, there are 15 preventive and 9 corrective actions on 20 high risk events, where high risk events can occur in 244 activities that have been decomposition into 22 work package in WBS.
2017
T48772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ruben
Abstrak :
Proses perencanaan terpadu menjadi landasan dalam perencanaan bangunan hijau, namun bagaimana para perencana terintegrasi dalam tiap tahapan perencanaan bangunan hijau belum terdefinisi dengan baik sehingga sulit untuk mewujudkan konsep proses perencanaan terpadu. Penggunaan teknologi BIM dalam perencanaan yang mempunyai kemampuan mengakomodir kolaborasi antar pemangku kepentingan proyek masih terbatas pada entitas tertentu. Kedua hal ini membuat proses kolaborasi antar perencana atau pemangku kepentingan proyek sulit tercapai. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan alur perencanaan gedung bangunan hijau melalui integrasi blockchain pada BIM agar transparansi informasi antar perencana pada BIM dapat dikontrol dengan teknologi buku besar dengan basis hyperledger fabric. Pendekatan kualitatif melalui kajian literasi, validasi pakar dan percobaan digunakan untuk mengetahui bagaimana alur perencanaan dapat diintegrasikan dengan blockchain pada BIM. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan alur perencanaan dapat dimodelkan dengan blockchain namun proses integrasi memerlukan pembuatan aplikasi sebagai sarana komunikasi antara BIM dan hyperledger fabric. ......Integrated design process is the basis for green building planning, but how the integration among the designer in each stage of green building planning is questionable, makes this process difficult to implemented. BIM is a computer-aided modeling technology with the ability to develop the design, manage project information, and collaborate between project stakeholders, bringing efficiency for the processes in the project life cycle. However, despite its advantages, information transparency and operations within BIM in supporting the collaboration of the planning team are arguably still limited to certain entities. For those reasons the integrated design process is hard to achieve. Therefore, this study aims to develop the green building design workflow through blockchain integration in BIM for information transparency among the designer on BIM controlled with distributed ledger technology on a hyperledger fabric platform. A qualitative approach through literature review, benchmarking study, and experiments were used to obtain this objective by considering the planning process of green building as a case study. The results of this study indicate that model of design workflow was build in hyerledger fabric blockchain but integration need an application as a tool for blockchain comminiacated with BIM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ilham Rahman Arifin
Abstrak :
Tren pembangunan perumahan berkelanjutan yang diberi label green semakin naik dikalangan pengembang dan juga masyarakat. Salah satu manfaat yang diperoleh pengembang dengan menerapkan konsep green adalah sebagai pendorong terjadinya market driven yang lebih besar. Hal ini menjadi strategi baru developer untuk meraih profit. Tetapi hal ini tidak menjamin bahwa perumahan yang mereka bangun sudah memenuhi konsep pembangunan berkelanjutan maka dari itu penelitian ini dibuat untuk meneliti seberapa besar penerapan pembangunan berkelanjutan telah diterapkan. Dengan menggunakan sertifikasi world green building council dari negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Amerika didapatkan bahwa pada perumahan x hanya mendapatkan penilaian 34 untuk Greenship Indonesia, 21 untuk GBI Malaysia, 22.5 untuk Green Mark Singapura, dan 7.7 untuk LEED Amerika. ......The development trend of sustainable housing that is labeled green getting up among developers and communities. One of the benefits obtained by applying the concept of green development is greater market driven. This has become a new strategy to achieve a profit for developer. But this does not guarantee that the housing they built has fulfilled the concept of sustainable development and therefore the study was made to examine how much the implementation of sustainable development has been applied. By using certification from World Green Building Council of state of Indonesia, Malaysia, Singapore, and USA found that in the Housing X only get ratings 34 for Greenship Indonesia, 21 for GBI Malaysia, 22.5 for Green Mark Singapore, and 7.7 for LEED USA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Patricia Lilipaly
Abstrak :
Kerusakan lingkungan dan Pemanasan Global telah menjadi perhatian masyarakat Global termasuk Indonesia selama beberapa tahun kebelakang. Salah satu faktor yang menjadi penyebab Kerusakan lingkungan dan Pemanasan Global adalah semakin banyaknya jumlah bangunan tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan sekitar. Konsep green building pada bangunan baru maupun bangunan yang sudah  ada diterapkan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan. GBCI memiliki system rating yaitu greenship yang merupakan tolak ukur untuk bangunan hijau. Selain untuk mengurangi pemanasan global, dalam konsep green building juga diperlukan aplikasi nyata dari pihak yang bersangkutan melaksanakan upaya penerapan Green Building. Selain GBCI, regulasi dari pemerintah terkait penerapan Bangunan Hijau tertera pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia no. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau dan no. 21 Tahun 2021 tentang penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan Green Building pada Kantor MMP di Balikpapan, didapatkan kesimpulan bahwa Gedung Kantor belum dapat dikatakan sebagai bangunan hijau baik berdasarkan GBCI maupun Permen PU. Rekomendasi teknis yang dapat dilakukan untuk perbaikan antara lain: pembuatan taman resapan, pemasangan instalasi panel surya, pemasangan sistem pengolahan air limbah domestic, dan pembuatan SOP penerapan hemat energi. ......Environmental damage and Global Warming have become the concern of the global community including Indonesia for the past few years. One of the factors that causes environmental damage and global warming is the increasing number of buildings without considering the sustainability of the surrounding environment. The concept of green building in new buildings and existing buildings is applied as an effort to reduce environmental damage. GBCI has a rating system, namely greenship which is a benchmark for green buildings. In addition to reducing global warming, the concept of green building also requires real application from the parties involved in carrying out efforts to implement Green Building. Apart from GBCI, government regulations regarding the implementation of Green Buildings are listed in the Regulation of the Minister of Public Works and Public Housing of the Republic of Indonesia no. 02/PRT/M/2015 concerning Green Buildings and no. 21 of 2021 concerning the assessment of Green Building Performance. Based on the results of evaluating the implementation of Green Building at the MMP Office in Balikpapan, it was concluded that the Office Building cannot be said to be a green building either based on the GBCI or the PU Regulation. Technical recommendations that can be made for improvement include: creating an infiltration park, installing solar panels, installing a domestic wastewater treatment system, and making SOPs for energy-saving applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amila Zulfa Ruknia
Abstrak :
Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Indonesia yang tidak dimanfaatkan dengan optimal mempengaruhi keseimbangan neraca air, serta grey water yang tidak diolah kembali akan mempengaruhi kualitas badan air dan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Konsep pembangunan seperti green building yang menerapkan rainwater harvesting dan water recycling merupakan salah satu usaha untuk menjaga kelestarian air. Dalam penerapan sistem tersebut, terdapat risiko yang akan mempengaruhi kinerja investasinya. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan metode survey, analisa statistik, dan monte carlo. Adapun variabel yang mempengaruhi kinerja investasinya adalah kesalahan seleksi material dan seleksi vendor, serta kesulitan prediksi produksi air olahan hujan sesuai dengan musim. ......The high intensity of rainfall in Indonesia which is not utilized optimally affect the balance of water and grey water which is not recycled also affect the quality of water bodies which has an impact to decrease environmental quality. The development concept such as green building which is implementing rainwater harvesting and water recycling is one of the efforts to preserve water. In the application of the system, there are risks that will affect the performance of the investment. Data was collected and processed through survey, statistical analysis, and monte carlo. The variables which affect the performance of the investment are a mistake of material selection and vendor selection, and the difficulty to forecast treated rain water according to the seasons.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budiyanto
Abstrak :
Pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia tidak sebanding dengan pasokan listrik dari pembangkit listrik yang sudah dibangun. Selain masalah pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia, pemanasan global telah menjadi topik yang penting. Salah satu penyebab pemanasan global adalah ketergantungan konsumsi energi listrik yang boros dan tidak efisien. Dan sebagian besar energi pada bangunan di Indonesia digunakan oleh sistem Pemanas, Ventilasi, dan AC (HVAC) terlepas dari tipe bangunannya. HVAC berkontribusi sekitar 47% hingga 65% dari total konsumsi energi listrik bangunan. Oleh karena itu, dengan mengurangi konsumsi energi listrik untuk HVAC akan mengurangi konsumsi energi bangunan keseluruhan secara signifikan. Implementasi Smart Green Building sebagai bagian dari upaya penghematan energi difokuskan pada sistem HVAC yang merupakan hasil dari implementasi aspek green building yang akan dibandingkan dengan situasi sebelum pelaksanaannya dilakukan. Dalam penelitian ini, dengan mengambil kasus di Pondok Indah Mall 2 (PIM 2) berdasarkan hasil pengamatan data penggunaan listrik HVACnya menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi listrik per bulan termasuk ke dalam kriteria tidak efisien. Sistem HVAC yang dioperasikan belum menggunakan konsep penghematan energi. Sehingga perlu dilakukan review penggunaan sistem HVAC-nya. Hasil analisis implementasi sistem HVAC dengan konsep penghematan energi menunjukkan penghematan penggunaan energi listrik yang lebih efisien. Dengan mempertimbangkan biaya investasi, sehingga penggunaan sistem HVAC dengan konsep sistem penghematan energi dapat menghemat listrik sebesar 185.788 KwH per bulan atau penghematan biaya energi listrik per bulan mencapai Rp 249.509.121,- per bulan. ......The growth of energy consumption in Indonesia is not comparable with the supply of electricity from the plant. Besides the issues of energy consumption growth in Indonesia, global warming has became an important topic. One of the causes of global warming is the reliance in electricity consumption which is wasteful and inefficient. And most of the energy in buildings in Indonesia is used by the system Heating, Ventilation, and Air Conditioning (HVAC) regardless of the type of building. HVAC contribute about 47% to 65% of the total energy consumption of the building. Therefore, by reducing energy consumption for HVAC will reduce overall building energy consumption significantly. Implementation of Green Building as a part of energy saving effort is focused on HVAC systems which is the results of the implementation of green building aspects will be compared with the situation before the implementation is done. In this paper, by taking the case in Pondok Indah Mall 2 (PIM 2) based on the observation of electricity HVAC usage data, it shows that the average of energy consumption for this bulding per month put it into the not efficient criteria. However, the HVAC systems has been operated for a years. So that, it is so necessary to review the use of HVAC systems. The results of the analysis of the implementation of the HVAC system with energy saving concept showed savings of electrical energy use more efficient. By considering the cost of the investment, so the HVAC systems depends on the systems that do not fulfill the standard. Using energy saving system can save 185.788 KwH per month with energy cost savings Rp 249.509.121,- per month.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Dita Setyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Tingginya biaya awal pada investasi green building membuat minat para pengembang belum besar dalam mengembangkan green building. Untuk menarik minat pengembang yang masih berorientasi pada keuntungan dalam mengimplementasikan green building, salah satu usaha yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mengimplementasikan sistem insentif pada skema perijinan bangunan. Dengan tetap menjaga komitmen negara kepada dunia mengenai pengurangan emisi, penelitian ini berusaha mengembangkan skema kebijakan insentif yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pengembang dan pemerintah selaku stakeholder pada pengembangan green building berbasis efisiensi energi. Dalam penelitian ini dilakukan studi literatur dan benchmarking analysis yang hasilnya dibahas bersama para pakar yang berpengalaman pada pengembangan green building dan kebijakan-kebijakannya melalui wawancara mendalam. Life Cycle Cost Analysis LCCA pada studi kasus yaitu dua green building di Indonesia ini diterapkan. Sehingga, dihasilkan model kebijakan insentif yang dapat menjawab hipotesa penelitian. Dengan dilakukannya metode tersebut, maka akan dihasilkan kesimpulan apakah pemberian insentif pada green building menghasilkan investasi efisiensi energi yang layak.
ABSTRACT
A significant amount of incremental cost in investing green building is resulting a low interest in the development of green building among developers. Hence the developers nowadays still focusing on profit in implementing green building concept on their building developments, one of the government effort to attract developers for applying green concept on their buildings is by creating incentive policy building permit regulation. By keeping nation rsquo s commitment to the world for reducing emission, this research aims to develop a model for incentive policy which leads to advantages toward developers and government as stakeholder in the development of green buildings based on energy efficiency. In this research, literature and benchmarking analysis are reviewed with experts experienced in green building and policy development through in depth interviews. Life Cycle Cost Analysis LCCA in the case study of 2 green building in Indonesia was done so that the incentive policy model was produced which could answer the research hypothesis. By doing this method, it will generate a conclusion whether the provision of incentives on green building produces a viable energy efficiency investment.
2017
T49171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>