Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Usmansyah Suryasoemirat
Bogor: Litera AntarNusa, 2004
526.7 AGU g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Oktavianus Setiawan
Abstrak :
Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Metode gravitasi sensitif terhadap sifat fisis parameter perubahan rapat massa (kontras densitas) batuan. Oleh karena itu, metode gravitasi sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi dan gas alam (migas) terutama untuk mengidentifikasi basement. Sebelum mengidentifikasi basement, perlu dilakukan analisis data gravitasi yang selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk model bawah permukaan. Detail dari konfigurasi basement baik struktur dan kedalamannya, tidak dapat langsung dimodelkan begitu saja. Hal ini dapat menimbulkan ambiguity dalam proses pemodelan basement. Analisis data gravitasi harus dilakukan terlebih dahulu sebagai langkah untuk mereduksi ambiguity atas penentuan konfigurasi basement. Sehingga dari analisis data akan didapatkan interpretasi data secara kualitatif. Hasil analisis tersebut dapat digunakan dalam pembuatan model secara kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data (Spectrum Analysis, Trend Surface Analysis, First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative) didapatkan kedalaman basement rata-rata pada daerah penelitian 2.5km, dengan struktur pembentuknya adalah patahan normal (graben) dan arah strukturnya (rata-rata N10oE dan N44oW) cenderung Utara-Selatan mengikuti pola Sunda. Kemenerusan cekungan basement dari arah Utara ke Selatan semakin mengerucut dan dangkal. Setelah hasil analisis tersebut dimodelkan, ternyata cukup sesuai dengan kondisi bawah permukaan yang sebenarnya. Artinya metode gravitasi memang efektif untuk mengidentifikasi konfigurasi basement.
Gravity method is one of the geophysical methods that can be used to determine subsurface conditions. The gravity methods are sensitive to properties of physical rocks mass density parameter changes (density contrast). Therefore, the gravity methods often were used for the exploration of petroleum and natural gas (oil and gas) especially for basement identification. Before basement identification, gravity analysis data was important to be done and afterward it interpreted in the subsurface model’s form. In addition, the details of the basement identification, including the structures and the depth, cannot be modeled directly. This could lead to ambiguity in the basement modeling process. Gravity analysis data must be done firstly in order to reduce ambiguity of the basement configuration’s determination. So according to the analysis data, the qualitative interpretation data will be acquired. The analysis results can be used to create models quantitatively. Based on the analysis data (Spectrum Analysis, Trend Surface Analysis, First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative), an average basement depth on research area is 2.5 km, the constituent structures have normal faults (Graben) and the direction (around N10oE and N44oW) of the North-South structure tends to follow the Sunda’s pattern. The continuer of basement basin from North to South become more conical and shallow. After the results of the analysis data was modeled, it is quite in accordance with the actual conditions in the subsurface. It means that the gravity method is effective to identify the basement’s configuration.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washigton D C: American Geogphysical Union, 1966
526.7 GRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuant Tiandho
Abstrak :
Pada kondisi medan lemah gaya gravitasi memiliki bentuk yang analogi dengan gaya elektromagnetik, sehingga melalui analogi tersebut dapat diajukan suatu rumusan yang disebut dengan efek gravitoelektromagnetisme. Layaknya medan elektromagnetik, gravitasi juga diprediksi memiliki medan gravitoelektrik dan medan gravitomagnetik. Artikel ini mencoba menurunkan ungkapan gaya gravitasi sebagai gaya entropik berdasarkan koreksi dari generalized uncertainty principle (GUP) sesuai kajian gravitasi kuantum. Gaya gravitasi Newton muncul secara alami karena adanya perubahan informasi (entropi) dari layar holografik yang dihasilkan oleh objek bermassa M dan terdeteksi oleh objek lain yang bermassa m. Dari rumusan gaya gravitasi yang diperoleh tampak bahwa di sekitar objek bermassa M terdapat densitas massa tambahan yang dapat dipandang sebagai quantum ■ foam. Dengan adanya indikasi tersebut artikel ini menghitung medan gravitoelektrik dan gravitomagnetik pada objek yang berotasi dan ternyata kedua medan yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh adanya fluktuasi kuantum.
Tangerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2017
520 JMSTUT 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boko Nurdiyanto Suwardi
Abstrak :
Telah dilakukan analisa potensi panasbumi Kepahiang, Bengkulu menggunakan metode gaya berat dan MT hasil pengukuran dari PSDG. Analisa dilakukan terhadap 286 titik gaya berat dan 37 titik MT yang tersebar di bagian selatan Gunung Kaba hingga mata airpanas Babakan Bogor. Sistem panasbumi Kepahiang berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Kaba yang masih menyimpan panas dari magma sisa. Anomali residual gaya berat menunjukkan struktur yang mengontrol airpanas Sempiang diperkirakan sesar Sempiang yang berarah hampir utara-selatan. Sedangkan airpanas Babakan Bogor dikontrol oleh sesar Sumatera. Batuan penudung tersebar di sekitar airpanas Sempiang mulai dekat permukaan tanah dengan ketebalan antara 1500 meter hingga 2500 meter. Batuan penudung merupakan satuan Lava Kaba Muda dengan nilai tahanan jenis <10 Ohm-m dan densitas 2.2 gr/cm3. Reservoir panasbumi diperkirakan berada di bawah batuan penudung tersebar di sekitar airpanas Sempiang dengan nilai tahanan jenis 10-60 Ohm-m dan densitas 2.4 gr/cm3. Puncak reservoir ini diperkirakan pada kedalaman sekitar 1500 meter, batuan ini merupakan produk Vulkanik Kaba Tua baik berupa lava ataupun piroklastik. Area prospek panasbumi Kepahiang berada di sekitar mata airpanas Sempiang dibatasi oleh kontras tahanan jenis dan sesar yang mempunyai luas area 19 km2 dan potensi panasbuminya dengan asumsi temperatur resevoir 250 0C (geokimia) adalah sebesar 133 Mwe. Perhitungan potensi panasbumi ini termasuk dalam klasifikasi cadangan terduga yaitu luas dan ketebalan reservoar serta parameter fisik batuan dan fluida diestimasi berdasarkan data ilmu kebumian detil terpadu yang digambarkan dalam model tentatif. ......An analysis of geothermal potential in Kepahiang-Bengkulu area, using gravity and MT measurements of PSDG has been done. The analysis was conducted on 286 gravity points and 37 MT points spread over the southern part of Mount Kaba to Babakan Bogor hot springs. Kepahiang geothermal system is related to the volcanic activity of Mount Kaba which is still preserving the residual heat from the magma. Based on the gravity residual anomaly, the structure that controls the emerging Sempiang hot springs is estimated to be Sempiang fault that in near north-south direction, while Babakan Bogor hot springs is estimated to be controlled by the Sumatra fault. The cap rocks scatter around Sempiang hot springs start from near ground surface with thickness of between 1500 meters to 2500 meters. Cap rock is a unit of Lava Kaba Muda with resistivity < 10 Ohm-m and 2.2 gr/cm3 in density. Geothermal reservoir is estimated to be located under the cap rocks scatter around Sempiang hot springs as indicated by values of 10-60 Ohm-m in resistivity and 2.4 gr/cm3 in density. The top of reservoir is estimated to be 1500 meters below the ground surface, these rocks are Kaba Tua volcanic products in form of either lava or pyroclastic. Kepahiang geothermal prospect area scatters 19 km2 wide around Sempiang hot springs which is bound by contrast resistivity and fault. It has potential geothermal of 133 MWe with the assumption of reservoir temperature (geochemistry) is 250 0C. Calculation of geothermal potential is included in the classification of expected reserves, as well as the extent and thickness of reservoir rock and fluid physical parameters are estimated based on data integrated geosciences detail depicted in the model tentatively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Delimantoro
Abstrak :
[ABSTRAK
PT. Sabang Geothermal Energi (PT. SGE) akan melakukan pemboran 2 sumur panas bumi pada WKP Jaboi untuk pembangkitan energi listrik 2 x 5 MW sehingga diperlukan penentuan lokasi sumur dan target pemboran yang diperkirakan dapat menghasilkan output uap yang maksimal. Dengan metode CSAMT yang ditunjang metode Gaya Berat akan dilakukan penelitian untuk mencari lokasi zona-zona produksi pada WKP Jaboi. Pemodelan terhadap data resistivitas batuan dari pengukuran dengan metode CSAMT yang dikombinasikan dengan pemodelan Gaya Berat, geologi dan hidrologi akan memberikan gambaran zona-zona produksi tersebut. Pemodelan dilakukan dengan model 2D menggunakan software WinGlinkTM. Penentuan lokasi dan target pemboran yang tepat dapat mengurangi investasi yang diperlukan oleh PT. SGE secara signifikan sehingga memberikan tingkat pengembalian investasi yang lebih baik untuk proyek panas bumi pada WKP Jaboi.
ABSTRACT PT Sabang Geothermal Energi (PT SGE) is planning to drill 2 geothermal wells in Jaboi Geothermal Working Area for 2 x 5 MW generation electricity, so it is required to determination of the well location and drilling targets which is expected to produce maximum steam output. CSAMT method that is supported by gravity method will be conducted to located the production zones in Jaboi Geothermal Working Area. Modeling of rock resistivity data from CSAMT method measurements which is combined with gravity modeling, geology, and hydrology will provide an overview of the production zones. Modeling was performed with a 2D model using WinGlinkTM software. Precise determination of location and drilling targets will reduce the necessary investment by PT SGE significantly, so as to provide the return on investment that is better for the geothermal project in Jaboi Geothermal Working Area.;PT Sabang Geothermal Energi (PT SGE) is planning to drill 2 geothermal wells in Jaboi Geothermal Working Area for 2 x 5 MW generation electricity, so it is required to determination of the well location and drilling targets which is expected to produce maximum steam output. CSAMT method that is supported by gravity method will be conducted to located the production zones in Jaboi Geothermal Working Area. Modeling of rock resistivity data from CSAMT method measurements which is combined with gravity modeling, geology, and hydrology will provide an overview of the production zones. Modeling was performed with a 2D model using WinGlinkTM software. Precise determination of location and drilling targets will reduce the necessary investment by PT SGE significantly, so as to provide the return on investment that is better for the geothermal project in Jaboi Geothermal Working Area., PT Sabang Geothermal Energi (PT SGE) is planning to drill 2 geothermal wells in Jaboi Geothermal Working Area for 2 x 5 MW generation electricity, so it is required to determination of the well location and drilling targets which is expected to produce maximum steam output. CSAMT method that is supported by gravity method will be conducted to located the production zones in Jaboi Geothermal Working Area. Modeling of rock resistivity data from CSAMT method measurements which is combined with gravity modeling, geology, and hydrology will provide an overview of the production zones. Modeling was performed with a 2D model using WinGlinkTM software. Precise determination of location and drilling targets will reduce the necessary investment by PT SGE significantly, so as to provide the return on investment that is better for the geothermal project in Jaboi Geothermal Working Area.]
2015
T45309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angestika Wilandari
Abstrak :
ABSTRAK Sebelum konsep cultural distance dikembangkan, konsep distance dalam perdagangan terfokus kepada geographical distance. Perbedaan norms, values, serta beliefs merupakan cultural distance yang berpotensi memunculkan trade cost sehingga menurunkan perdagangan. Variabel dari World Values Survey seperti trust, respect, control, dan obedience digunakan sebagai indikator cultural distance untuk menganalisis hubungan cultural distance dan perdagangan di dalam kawasan ekonomi APEC. Sebanyak 6,728 observasi digunakan dengan periode penelitian tahun 1990-2013, pertama-tama penelitian ini menggunakan metode estimasi pooled-effect OLS.Namun hasil dari pooled-effect OLS berpotensi mengandung endogenitas, sehingga penelitian ini menggunakan 3SLS sebagai strategi empiris dalam mengatasi endogenitas. Hasil estimasi menunjukkan cultural distance tidak berpengaruh terhadap perdagangan di dalam kawasan APEC, tetapi perdagangan di dalam kawasan ekonomi APEC terbukti mampu menurunkan keengganan berdagang yang muncul akibat cultural distance.
ABSTRACT Before the concept of cultural distance has been developed, the concept of distance in the trade has focused on geographical distance. The Differences of norms, values, and beliefs are forms of cultural distance that have potential to generate trade cost, thus lowering trade. Variables from World Values Surveys such as trust, respect, control, and obedience are used as indicators of cultural distance to analyze cultural distance and trade relations within APEC economies. A total of 6,728 observations were used for the period of 1990 2013, first of all this research used the pooled effect OLS estimation method.However, the result of pooled effect OLS potentially contains endogeneity, so this study uses 3SLS as an empirical strategy in overcoming endogenity. The estimation result shows that cultural distance has no impact within the APEC economic region, on the other hand trade within the APEC economic region decreases the reluctance of trading that occurs due to cultural distance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuta Fauzia Ladiba
Abstrak :
Lapangan Panas Bumi Maritaing terletak di bagian timur Pulau Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Geotermometer menunjukkan temperatur reservoir sekitar 200oC, sementara lapangan ini masih berstatus green field, atau belum dieksploitasi. Model konseptual pada penelitian tahun 2015 dibuat hanya berbasis data geologi dan geokimia, dan pengambilan data Magnetotelurik (MT) pada tahun 2017 belum menghasilkan model konseptual yang representatif dan komprehensif untuk area Maritaing. Sementara itu, sangat penting untuk memahami sistem panas bumi di suatu lapangan, agar menjadi panduan yang tepat dalam tahap pengembangan energi panas bumi selanjutnya. Temperatur dan permeabilitas adalah salah dua hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan pengembangan energi panas bumi. Temperatur berasosiasi dengan keberadaan heat source (sumber panas), dan permeabilitas berasosiasi dengan struktur geologi yang terisi fluida. Identifikasi struktur geologi ini dapat dilakukan dengan menganalisis data gravitasi menggunakan teknik First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), dan menganalisis data MT melalui pola splitting kurva, arah diagram polar, dan hasil inversi 3D yang sekaligus dapat memperkirakan batas reservoir melalui Base of Conductor (sekitar 500-1.000 m). Data geokimia manifestasi digunakan untuk membantu identifikasi zona permeabel dan jalur fluida. Model konseptual dibangun dengan mengintegrasikan hasil pemodelan inversi 3D data MT, pemodelan forward 2D data gravitasi, dengan data geologi dan geokimia. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih komprehensif tentang sistem panas bumi di Maritaing, dan dapat menjadi panduan bagi tahap eksplorasi selanjutnya. ......Maritaing geothermal field is located in eastern part of Alor Island, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Geothermometer at this field shows reservoir temperature of 200oC, while Maritaing is one of a green field or has not been exploited. Conceptual model from research in 2015 was built based on geological and geochemical data only, and Magnetotelluric (MT) data acquisition in 2017 has not been contributed to build a representative and comprehensive conceptual model of Maritaing. In geothermal development planning, temperature and pressure are two of main issues to be carefully considered. Temperature is associated with heat source existence, while permeability is associated with fluid filled geological structure. Identification of geological structure could be done using gravity data analysis such as First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), and MT data analysis such as curve splitting curves, polar diagram, and 3D inversion modeling which could be estimate the reservoir boundary by the Base of Conductor (500-1.000 m). Geochemical data used to identify permeable zone and fluid pathways. Conceptual model then built by integrating MT 3D inverse model, gravity 2D forward model, with geological and geochemical data. Final result of this study hopefully could give brief explanation about geothermal system in Maritaing, and could be the guide of further exploration.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Fatmawati
Abstrak :
Struktur bangunan atas berupa kubah telah berkembang dan banyak digunakan dalam konstruksi suatu bangunan. Struktur kubah dapat diselimuti dengan cangkang maupun penutup biasa tergantung pada struktur atapnya. Dalam skripsi ini, penulis membahas mengenai dampak yang terjadi apabila struktur rangka pada kubah masjid terjadi pemotongan baik dalam arah vertikal maupun horizontal dengan memodelkan struktur terpisah atau hanya struktur kubah saja dan permodelan pembebanannya sebagai shell. Dampak kerusakan rangka batang diatas hanya dilakukan dengan pembebanan gravitasi menggunakan perangkat lunak SAP2000 v14. Analisa struktur akibat pembebanan gravitasi dilakukan dengan meninjau reaksi perletakan, lendutan/displacement, gaya-gaya dalam serta rasio tegangan.
Upper structure building as dome already grow and use in building construction. Dome structure can be covered by shell or light cover depends on upper frame structure. In this undergraduate thesis discuss about impact of frame structure damage on mosque dome, the damage occurs in ring structure from vertical or horizontal direction. Modeling structure performs separated or just using dome structure and covered by shell. Impact of frame structure damage on mosque analyze under gravity load with SAP2000 v14 software. Analysis structure under gravity load is carried out by reviewing joint reaction, displacement, internal forces and stress ratio.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruther Gadhu
Abstrak :
Selongsong peluru dibuat dari cartridge brass, yang terdiri dari 28-30% wt. % Zn. Proses fabrikasi selongsong peluru terdiri dari : canai dingin, deep drawing, dan annealing. Deformasi yang terjadi pada proses fabrikasi selongsong peluru melebihi 70%. Cartridge brass memiliki 3 mekanisme deformasi: slip (deformasi 20%), twin ( 40%), dan shear (> 40%). Bi mulai digunakan untuk menggantikan Pb dalam kuningan karena racun yang lebih rendah.Pada penelitian ini, Cu-29Zn-0.6Bi dilakukan pengecoran gravitasi, dihomogenisasi dengan temperatur 800 °C selama 2 jam, dan dicanai dingin dengan variasi deformasi 20, 40, dan 70%. Pada 70%, proses anil dilakukan pada temperatur 350, 400, dan 450 °C. Semua sampel lalu dikarakterisasi nilai kekerasan dan struktur mikronya. Meningkatnya % deformasi akan menghasilkan peningkatan kekerasan. Pada deformasi 70%, ditemukan adanya retak permukaan. Segregasi Bi terdapat baik di dalam butir maupun batas butir.Bi meningkatkan kekerasan pada cartridge brass dengan mekanisme grain boundary strengthening (pengecilan ukuran butir) dan dispersoid strengthening. Nukleasi pada temperatur 350 °C dimulai pada shear band dan batas butir, dan selesai pada 400 °C, sedangkan grain growth terjadi pada 450 °C (semua dalam 15 menit). Bi mempercepat proses rekristalisasi cartridge brass.
Bullet case is made of cartridge brass, which consists of 28-30% content of Zinc. Bullet case's fabrication consists of cold rolling, deep drawing, and annealing. Deformation which occurs in bullet case?s fabrication gets higher than 70%. Cartridge brass has 3 deformation mechanism: slip (20% deformation), twin (40% deformation), and shear (> 40% deformation). Bi is used nowadays to substitute Pb in cartridge Brass due to lower toxicity. In this research, Cu-29Zn-0.6Bi is gravity casted, homogenized at 800 °C for 2 hours, and then cold rolled with variation of percent deformation 20, 40, and 70%. At 70% cold rolled cast is annealed with temperatures 350, 400 and 500 °C. The samples then are characterized for hardness properties and structures.Increasing % deformation generates higher hardness. In 70% deformation, a crack is found on a surface. Bi segregation tends to be immersed both in bulk grain or grain boundaries.Bi increases cartridge brass? hardness with grain boundary strengthening (grain refining), and dispersoid strengthening. Nucleation in 350 °C started at shear bands region and grain boundaries, finished in 400 °C; besides, grain growth occurred in 450 °C (all in 15 minutes). Bi exceeds recrystallization process in cartridge brass.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>