Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katyusha Methanisa
Abstrak :
ABSTRAK Beberapa peristiwa politik dan bencana alam di Australia telah menyebabkan maraknya aksi unjuk rasa di Brisbane. Meskipun demikian, aksi unjuk rasa besar-besaran ini tidak diliput secara objektif oleh mayoritas media cetak. Salah satu akibat dari hal tersebut adalah pemboikotan beberaoa penggerak masyarakat dari ruang public seperti perpustakaan. Selain membutuhkan ruang untuk menyuarakan berbagai tuntutan, masyarakat juga perlu fasilitas yang mendukung perencanaan pergerakan. Karya akhir ini bertujuan untuk merancang sebuah pusat komunitas dengan tipologi baru yang memadukan media dan arsitektur untuk membantu masyarakat dalam menuntut dan menggunakan hak-hak mereka. Tulisan ini juga ingin mengontekstualisasikan media dan arsitektur kembali, sebagai sarana pemberdayaan, bukan penindasan.
ABSTRACT Recent significant political and ecological events in Australia have caused an influx of citizen protests in Brisbane. However, these massive protest turnouts have not been portrayed in the most objective way by local mainstream media outlets. The vilification of protests and their organizers had quite a large impact, as it caused several community organizers to be banned from public spaces, such as libraries. Aside from needing a platform to voice their demands, citizens are also in dire need of spaces to facilitate them in organizing their movements. This projects goals were to imagine a new typology of civic buildings that integrate media and physical spaces to assist citizens in speaking their truth to pursue their rights and eventually exercise them. It seeks to recontextualize media and architecture as tools for empowerment instead of oppression.
2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah Nuh
Abstrak :
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, wilayah Sumatera Selatan telah menjadi ajang meningkatnya protes-protes para petani desa dataran rendah sehubungan dengan hilangnya hak-hak menyangkut tanah dan akses sumberdaya hutan. Protes-protes ini menjelma dalam bentuk kekerasan fisik dan perusakan kepemilikan para pemegang konsesi hutan,perkebunan kelapa sawit, tambak udang, pulp dan kertas. Makalah ini memfokus pada dua kasus konflik. Pertama, antara penduduk desa di Kundi, Bangka dengan PT Gunung Sawit Bina Lestari, perusahaan pemegang konsesi sawit. Konflik kedua berlangsung antara PT Musi Hutan Persada yang menguasai hampir 300.000 hektar lahan hutan di Sumatera Selatan dengan penduduk desa di Kabupaten Muara Enim. Kasus-kasus di kantung permukiman ini memberikan pemahaman tentang dampak serta hambatan dalam proses demokratisasi dan transisi menuju otonomi daerah.
2001
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library