Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6898
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fiqi Khoiriyan Wanhar
"Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dalam interaksi dan komunikasi secara verbal. Dalam hal ini tentunya Bahasa mempunyai kaitan yang erat dengan proses komunikasi karena tidak ada satupun peristiwa komunikasi yang tidak melibatkan bahasa. Film merupakan cerita penggambaran kehidupan sehari-hari yang menyajikan konflik kehidupan tertentu. Dialog dalam film merupakan sarana verbal utama yang digunakan untuk mengungkapkan pesan melalui film salah satunya mengenai ungkapan tuduhan. Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan strategi tindak ilokusi tuduhan yang dilakukan tokoh Bu Tedjo pada dialog film pendek Tilik karya Ravacana Film. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menganalisis penggunaan bahasa dalam tuturan dialog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak ilokusi menuduh disampaikan dengan menggunakan kategori tindak tutur expressive accusing yang disertai dengan tindak tutur assertive stating sebagai wujud dari upaya meyakinkan tuturan tuduhan. Tuturan tuduhan tokoh Bu Tedjo disampaikan dalam dua bentuk tuturan, yakni tindak tutur langsung yang dengan mematuhi prinsip kerjasama Grice dan tindak tutur taklangsung yang tidak mematuhi prinsip kerjasama Grice. Penggunaan tindak tutur taklangsung yang produktif mencapai 62.5% dalam dialog menunjukkan ciri-ciri strategi tutur menuduh pada orang Jawa yang bergosip dalam film Tilik.
In everyday life, humans are involved in verbal interaction and communication. In this case, of course, language has a close relationship with the communication process because there is not a single communication event that does not involve language. Film is a story depicting everyday life that presents certain life conflicts. Dialogue in films is the main verbal means used to express messages through films, one of which is the expression of accusations. The purpose of this study is to describe the strategy of the illocutionary act of accusations carried out by the character of Bu Tedjo in the dialogue of the short film Tilik by Ravacana Film. This study uses a qualitative descriptive research method to analyze the use of language in dialogue. The results showed that the illocutionary act of accusing was conveyed by using the category of expressive accusing speech act accompanied by assertive stating as an effort to convince the accusation. The accusations made by Mrs. Tedjo are presented in two forms, namely direct speech acts that comply with Grice's cooperation principle and indirect speech acts that do not comply with Grice's cooperation principle. The productive use of indirect speech acts reached 62.5% in the dialogue, showing the characteristics of the accusing speech strategy of the gossiping Javanese in the film Tilik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siti Alya Zahra
"Beberapa dekade terakhir, teknologi terus berkembang pesat. Dapat dikatakan bahwa semakin canggihnya perangkat, platform, dan aplikasi sebagai bagian dari teknologi telah memengaruhi cara berkomunikasi antar manusia, sebagaimana dikatakan oleh Marshall McLuhan di dalam Teori Determinisme Teknologi. Namun, meningkatnya akses internet dan teknologi informasi membuat orang semakin mudah mendapatkan informasi dan berpendapat secara bebas di depan umum tentang apa yang mereka pikirkan. Besarnya penetrasi internet di Indonesia membuat kasus perundungan siber di media sosial semakin marak terjadi. Tidak hanya masyarakat biasa, selebriti juga rentan menjadi korban perundungan siber. Di era digital ini, InsertLive muncul sebagai akun gosip seputar informasi selebriti dengan 797 ribu pengikut di Instagram. Namun, perkembangan teknologi ini telah memengaruhi cara pengguna media sosial bertindak dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas melalui akun InsertLive yang telah mengarah kepada perundungan siber. Akun gosip seperti InsertLive kerap mengunggah foto dan merangkai judul serta caption yang mengandung unsur penghinaan, merendahkan martabat manusia, dan penggiringan opini sehingga mendorong netizen untuk memperolok melalui kolom komentar. Ucapan menghina yang dimaknai sebagai bagian dari hak atas kebebasan berpendapat merupakan kekeliruan yang menjadi sebuah paradoks di media siber.
The last few decades, technology continues to develop rapidly. It can be said that the increasingly sophisticated devices, platforms, and applications as part of technology has influenced the way of communication between people, as Marshall McLuhan said in the Theory of Technological Determinism. However, increasing internet access and information technology makes it easier for people to get information and freely express their opinions in public about what they think. The large internet penetration in Indonesia has made cyber bullying cases on social media more widespread. Not only ordinary people, celebrities are also vulnerable to becoming victims of cyber bullying. In this digital age, InsertLive emerged as a gossip account about celebrity information with 797 thousand followers on Instagram. However, the development of technology has influenced the way social media users act and express their opinions freely through an InsertLive account that has led to cyber bullying. Gossip accounts like InsertLive often upload photos and arrange titles and captions that contain elements of humiliation, degradation, and lead opinions so that they drive netizens to mock through comments. Humiliation which are interpreted as part of the right to freedom of speech is a fallacy that became a paradox in cyber media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library