Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariany A. Isnamurti
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.231 ARI h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Untoro Drajat
Abstrak :
Pemilihan judul Kepurbakalaan Giri sebagai obyek penulisan skripsi didasarkan atas berbagai hal antara lain ialah Kepurbakalaan Giri merupakan peninggalan dari masa awal pengaruh Islam di pulau Jawa, dan belum pernah diteliti secara ilmu arkeologi. Dalam berita sejarah dapat diketahui bahwa daerah Giri pada masa masuknya agama Islam merupakan suatu pusat agama Islam yang pengaruhnya meluas hingga ke berbagai kepu - lauan dan memegang peranan penting bagi persebarannya. Pada masa pembangunan seperti sekarang ini, daerah Giri yang mengandung berbagai peninggalan Islam seperti makam dan mesjid terancam punah karena pengerukan tanah yang dilakukan oleh pabrik semen Gresik yang letaknya tidak jauh dari situs Giri ini. Oleh karena itu data-data arkeologi yang masih da_pat direkam diolah semaksimal mungkin sesuai dengan metode serta teori arkeologi guna menambah kepustakaan arkeologi Islam yang jumlahnya masih belum memadai. Menurut penelitian para ahli pengembangan agama Islam menyebabkan pula terjadinya pengaruh Islam di berbagai bidang, misalnya bidang arsitektur, kesenian, tata cara dsb_
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S11871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teater bunraku terdiri dari tiga elemen, yaitu lakon, iringan shamisen dan boneka. Bunraku berkembang sekitar abad ke-16 dan mengalarni masa kejayaannya pada abad ke-17, yaitu pada zaman Genroku di bawah pemerintahan Tokugawa. Seorang tokoh penulis lakon yang banyak memberikan kontribusinya dalam perkembangan bunraku adalah Chikamatsu Monzaemon (1653-1724). Chikamatsu banyak mengadopsi nilai-nilai moral yang berlaku pada masa Tokugawa, yaitu giri dan ninjo ke dalam lakon-lakonnya. Hasil karyanya yang sangat popular pada saat itu banyak mempengaruhi karya-karya yang lahir dari para penulis sesudahnya. Di antaranya adalah lakon Sugawara Denju Tenarai Kagami yang ditulis oleh gabungan tiga orang penulis, yaitu Takeda Izumo (1691-1756), Namiki Senryu (1695-1751), dan Miyoshi Shoraku (1696-1772). Giri merupakan kewajiban sosial kepada sebuah unit sosial yang disebut sebagai ie atau rumah dimana ia tergabung di dalamnya dan menyerahkan kesetiaan penuh kepada pemimpinnya. Giri berasal dari keinginan seseorang untuk merespons kebaikan orang lain melalui pembayaran kembali utang budi sebagai timbal balik atas jasa yang pernah diterimanya. Dalam pelaksanaan giri, seseorang umumnya mengalami dilema. Dilema ini muncul karena kewajiban sosial yang harus dilakukannya bertentangan dengan keinginan pribadinya. Keinginan pribadi atau perasaan manusiawi inilah yang disebut sebagai ninjo. Pada masa Tokugawa, ketika hubungan antara atasan dan bawahan diberlakukan secara ketat, giri dinilai sebagai kebaikan samurai yang tertinggi atau terpenting. Para samurai percaya bahwa menjalankan giri adalah tanggung jawab yang utama. Tindakan mengelak dari pelaksanaan giri dan mengikuti keinginan pribadi (ninjo) dianggap sebagai tindakan yang tidak bermoral dan menyimpang. Dalam skripsi ini penulis mengungkapkan giri dan ninjo yang terdapat dalam lakon Sugawara Denju Tenarai Kagami dengan menggunakan konsep giri dan ninjo_Dari hasil analisis ditemukan adanya pertentangan antara giri dan ninjo pada tokoh Takebe Genzo dan Matsuomaru. Pada tokoh Matsuomaru, penulis menemukan adanya dua buah girl terhadap dua orang atasannya yang berbeda. Dari cerita Sugawara Denju Tenarai Kagami, disimpulkan, kedua tokoh itu lebih mengutamakan pelaksanaan kewajiban (girl) di atas perasaan manusiawi (ninjo) sebagai bentuk kepatuhan mereka terhadap kode etik.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Suci Setyaningrum
Abstrak :
Karya sastra sejarah atau dikenal juga sebagai babad merupakan karya sastra utama dalam kesusastraan Jawa. Pengkajian terhadap naskah-naskah tersebut penting dilakukan untuk mendukung penulisan sejarah Jawa yang utuh. Naskah Jawata Jawa Dipa adalah salah satu naskah koleksi Fakultas Sastra UI. Naskah tersebut berkode PW.25-K.14.04 dan berisi tentang silsilah Mataram Giri dan Mataram. Berdasarkan hal ini timbul pertanyaan apakah naskah Jawata Jawa Dipa termasuk dalam kategori karya sastra sejarah atau babad? Lalu, apa unsur-unsur babad lainnya yang terkandung dalam naskah Jawata Jawa Dipa Dengan menerapkan cara kerja filologi serta memanfaatan teori babad, artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mengkaji unsur-unsur babad dalam naskah Jawata Jawa Dipa. Hasilnya menunjukkan bahwa naskah Jawata Jawa Dipa memuat informasi-informasi baru yang berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu 1.) Berkenaan dengan kronologi penguasaan Mataram Giri, 2.) Mengungkap hubungan kekeluargaan antara Mataram Giri dan Mataram melalui alur keturunan Panembahan Senapati dan 3.) Menunjukkan hubungan kekerabatan antara Mataram Giri dan Majapahit melalui ikatan pernikahan. Berdasarkan kajian tersebut, dapat diketahui bahwa naskah Jawata Jawa Dipa meskipun dalam lingkup yang sempit dapat menambah dan melengkapi khazanah babad, khususnya mendukung pencatatan sejarah Jawa yang utuh. ......Historical literature or also known as babad is the main literature in Java. Study on those manuscripts is important to create a Javanese complete history. Jawata Jawa Dipa is one of Fakultas Sastra UI's manuscripts collection. It is labeled PW. 25-K. 14.04. It informs about the genealogy of Mataram Giri and Mataram. Based on that description, the research question is what the other element of babadwhich contains in Jawata Jawa DipaWorks of philology to be chosen as the first step to make the new easy to read form of Jawata Jawa Dipaand for the analyze step, this study uses the theory of babad.  This article aimed to review and explore the elements of babadin Jawata Jawa Dipa. As a result, this study proves that Jawata Jawa Dipa contains some new pieces of information which unexplained in the last study. Those are 1.) The different power chronology of Mataram Giri; 2.) The relationship of  Mataram Giri and Mataram;  and  3.) The kinship of Mataram Giri and Majapahit. Based on that result, can be known that Jawata Jawa Dipa has given some new information on the treasure of chronicle.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Siswayanti
Abstrak :
Masjid Sunan Giri salah satu masjid walisanga yang didirikan oleh Sunan Giri yang arsitektur bangunannya vernacular berakulturasi dengan tradisional Jawa dan budaya yang bercorak Hindu. Artikel menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan mendeskripsikan komponen-komponen bangunan masjid kemudian dilakukan analisis dan penafsiran. Akulturasi budaya yang tampak terlihat pada Masjid Sunan Giri ialah arsitektur bangunan Joglo tipikal bangunan Jawa yang disanggah dengan empat soko guru;Mustaka pada atap masjid bertumpang mirip meru pada bangunan Hindu, mihrab masjid yang berbentuk lengkungan kalamakara seperti candi, mimbar masjid berbentuk padmasana singgasana dilengkapi dengan ornamen surya Majapahit, florish dan nanas, gapura masjid ber¬bentuk paduraksa mengingatkan pada bentuk bangunan kori agung pada kedathon di komplek Kerajaan Hindu.
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mugyanti Sumardi
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25450
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin Kasdi, 1948-
Abstrak :
Islamic archaeological remains on graveyard of Sunan Giri regarding propagation of Islam and acculturation of Islamic values in Java, Indonesia.
Surabaya : Unesa University Press, 2017
297.095 98 AMI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Herviani Putri
Abstrak :
Mother マザー adalah film drama Jepang berdasarkan kisah nyata yang disutradarai oleh Tatsushi Omori yang menceritakan seorang boshi-katei, Akiko, yang gemar berjudi dan memiliki seorang anak bernama Shuhei. Hubungan Akiko dan Shuhei sepanjang film tidak menunjukkan kasih sayang antara ibu dan anak, melainkan hubungan yang tampak adalah codependent. Akiko juga sering menyuruh Shuhei untuk melakukan hal yang menyimpang seperti mencuri dan membunuh demi mendapatkan uang. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan amae yang gagal oleh karakter Akiko dan Shuhei yang direpresentasikan dalam film Mother マザー. Penulis menggunakan teori amae milik Takeo Doi dan kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis yang berfokus pada berbagai adegan dan dialog. Film ini menggambarkan amae yang terwujud adalah amae yang gagal antara boshi-katei dan anaknya. Film ini juga menyoroti bagaimana amae yang terjadi memiliki kaitannya dengan on dan giri serta menjadi wacana pendukung pada realita di masyarakat Jepang kontemporer. ......Mother マザー is a Japanese drama movie based on a true story directed by Tatsushi Omori that tells the story of a boshi-katei, Akiko, who likes to gamble and has a son named Shuhei. Akiko and Shuhei's relationship throughout the movie does not show the affection between mother and son, but rather a codependent relationship. Akiko also often tells Shuhei to do deviant things such as stealing and killing for money. Based on that, this study aims to describe the failed amae by the characters Akiko and Shuhei represented in the movie Mother マザー. The author uses Takeo Doi's amae theory and then analyzed using a descriptive analysis method that focuses on various scenes and dialogues. The film depicts amae that materializes as a failed amae between the boshi-katei and her son. The movie also highlights how amae that occurs has a connection with on and giri and becomes a supporting discourse on reality in contemporary Japanese society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sopian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola pikir yang melatarbelakangi penggunaan kalimat suru dan naru yang terdapat di dalam novel Memushiri Kouchi karya Oe Kenzaburo (1958), peraih hadiah nobel bidang kesusastraan tahun 1994. Suru dan naru adalah istilah linguistik yang digunakan oleh Ikegami dalam tipologi bahasa Jepang. Masing-masing difokuskan pada kalimat yang bermakna perbuatan dan kejadian. Di dalam novel yang dikaji, suru dan naru merupakan kalimat yang dituturkan tokoh-tokoh di dalam cerita sebagai respon atas situasi yang muncul di dalam perjalanan kelima belas orang remaja yang diabaikan oleh keluarganya pada akhir Perang Dunia II. Hasil analisis menunjukkan bahwa tuturan berupa kalimat suru dan naru dilatarbelakangi budaya girl terhadap nama bail( dan sikap pasif yang tercakup dalam mentalitas curiae masyarakat Jepang. Hal ini dimaksudkan agar penutur dapat menjaga nama baiknya sekaligus perhatian kepada lawan bicara agar tidak merasa tersinggung.
ABSTRACT
The focus of this study is to explain the way of thinking behind the use of suru and naru sentences in Memushiri Kouchi, a novel by Oe Kenzaburo - noble prize winner of literature in 1994. Suru and naru are linguistic terms introduced by Ikegami for Japanese language typology which respectively focused on doing and becoming. In this study, suru and naru are utterances of fifteen kids in responding situation occurred during their long journey. They had been abandoned by their own family in the end of World War II. Analysis result of this study shows that suru and naru utterances are based on Japanese culture called girl by credibility and aurae mentality of Japanese society. These are meant to be a notice for the speaker to keep their credibility stood still, and to avoid humiliation to anyone.
2007
T20695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariany Isnamurti A.
Abstrak :
Dari penelitian yang sudah dilakukan dan diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dapatlah ditarik kesimpulan mengenai Hikayat Maharaja Munding Giri dan Panggung Karaton sebagai berikut : Naskah HMP hanya ada satu di dunia yang terdapat di Museum Pusat Jakarta. Naskah HMP merupakan terjemahan dari epos Sunda yang berjudul Putri Panggung Kadatun sehingga naskah HMP ini merupakan terjemahan dari bahasa Sunda ke bahasa Melayu. Berdasarkan tanggal penghadiahan yang tertulis pada halaman judul, maka HMP ini ditulis pada pertengah_an abad ke-19. Begitu pula dari halaman judul dapat diketahui bahwa HMP dikarang di Manonjaya aleh Raden Hasan Mustafa. Latar yang ditampilkan adalah latar kerajaan yang terlukiskan dalam episode pada cerita inti maupun.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S10732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>