Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aaron Jarvis Eugene
Abstrak :
Risiko merupakan kemungkinan bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan akan terjadi di masa depan. Demi meminimalisir risiko yang dihadapi perusahaan atau perorangan, dibutuhkan alat ukur yang dapat mengkuantifikasi risiko dengan baik. Beberapa contoh alat ukur risiko yang umum digunakan adalah Value-at-Risk (VaR) dan Expected Shortfall (ES). VaR mengukur batas bawah dari loss-loss yang besar pada ekor suatu distribusi loss, sementara ES mengukur rata-rata atau ukuran pemusatan dari lossloss yang melebihi VaR. Namun, kelemahan dari kedua alat ukur ini adalah tidak adanya informasi yang diberikan mengenai variabilitas data pada ekor distribusi tersebut. Oleh karena itu, pada skripsi ini diperkenalkan dan dibahas lebih lanjut mengenai Gini Shortfall (GS), suatu alat ukur risiko yang dapat dikatakan lebih komprehensif dibandingkan VaR maupun ES. GS dapat menjelaskan mengenai variabilitas data pada ekor distribusi yang diukur menggunakan Tail-Gini functional, yaitu pengukuran variabilitas berbasis Gini Mean Difference atau Gini functional yang diterapkan pada ekor distribusi. Kelebihan lain GS adalah sifatnya yang dapat memenuhi empat kriteria koherensi apabila memenuhi syarat tertentu, dimana alat ukur yang koheren dapat menjadi berguna bagi perusahaan maupun investor dalam menentukan strategi bisnis dan investasi yang tepat. Selain itu, pada skripsi ini juga akan ditentukan formula eksplisit GS untuk beberapa jenis distribusi kontinu yang sering ditemukan dalam pengukuran loss, yaitu distribusi eksponensial, Pareto, dan logistik. Formula eksplisit yang didapat kemudian digunakan untuk menghitung risiko dari suatu data saham riil.
A risk is the possibility of undesirable events happening in the future. Companies or individuals may minimize risks by selecting a good risk measure that is able to properly quantify the risks they face. Some well-known risk measures include the Value-at-Risk (VaR) and the Expected Shortfall (ES). VaR measures the lower bound for big losses in a loss distribution tail, while ES measures the average or central tendency of losses surpassing or breaching the VaR. Unfortunately, there are some drawbacks in using the stated risk measures, mainly that they do not provide any information regarding the variability of losses in the distribution tail. For that reason, this thesis will introduce and explore Gini Shortfall (GS), a risk measure said to be more comprehensive than VaR and ES. GS is able to provide information on the variability of data in distribution tails measured with Tail-Gini functional, which is a tail variability measure based on the variability measure Gini Mean Difference or Gini functional. Another superiority of GS compared to other risk measures is that under certain conditions, it can satisfy the four criteria of coherency. A coherent risk measure may be useful for companies or investors to determine the right business and investing strategies. Besides that, this thesis will also provide explicit formulas of GS for some continuous distributions commonly used in loss models, namely the exponential, Pareto, and logistic distributions. These formulas are then applied to calculate risks from actual stock data.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Esther Veronica
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengklarifikasi pengaruh perubahan ketimpangan pendidikan terhadap perbedaan kecepatan penurunan fertilitas yang terjadi antarprovinsi di Indonesia dengan menggunakan metode efek tetap. Perubahan sosial ekonomi seperti peningkatan capaian pendidikan, perubahan pada pendapatan per kapita, penurunan kematian bayi, dan perubahan penggunaan kontrasepsi dijadikan sebagai variabel kontrol. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, dengan mengasumsikan variabel lainnya tetap, provinsi yang berhasil mengurangi ketimpangan pendidikan perempuan cenderung untuk mengalami transisi fertilitas yang lebih cepat. Penemuan ini mengimplikasikan bahwa pemerataan pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mengatasi masalah kependudukan di Indonesia saat ini.
ABSTRAK
This study empirically investigates the relationship between changes in educational inequality and the pace of fertility decline across provinces in Indonesia using fixed effect method. Other socio-economic changes such as increasing educational attainment, changes in per capita income, declining infant mortality, and changes in contraceptive use were used as control variables. Results reveal that, all other things being equal, provinces which are able to reduce educational inequality of women tend to have a faster fertility transition. This finding implies that education equality is one of the main factor to overcome population problem in Indonesia.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berry Dwi Satya
Abstrak :
Underground economy dapat mendistorsi perekonomi karena membatasi efektivitas kebijakan, dan menyebabkan meningkatnya erosi basis pajak yang kemudian dapat menciptakan sistem pajak yang tidak efisien. Keberadaan underground economy sendiri juga dapat menjadi salah satu penyebab ketimpangan. Studi ini menganalisis hubungan antara underground economy dan ketimpangan pendapatan di Indonesia menggunakan model ECM. Berdasarkan data dari tahun 1980-2020, penelitian kami menunjukkan tren penurunan ukuran underground economy, dari 59,6% pada tahun 1980 menjadi 20,1% pada tahun 2020, namun dengan ukuran rata-rata underground economy, sebesar 31,59%, masih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Studi kami juga menunjukkan bagaimana ekonomi bawah tanah mempengaruhi ketimpangan, dimana peningkatan ukuran 1% underground economy menyebabkan peningkatan indeks ketimpangan (koefisien gini) 0,13 persen. Selain itu juga menunjukkan sinyal bahwa efek jangka panjang dari underground economy terhadap ketimpangan lebih tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang bertujuan mengatasi ketimpangan sebaiknya juga perlu mengatasi hal yang mendasari dan mendorong underground economy. ......The underground economy can distort the economy as it limits policies effectiveness, and it implies of an increasing tax base erosion which further creates an inefficient tax system. The existence of an underground economy may also be one of the causes of prevalent inequality. This study analyzes the relationship between the underground economy and income inequality in Indonesia using the ECM model. Based on data from 1980-2020, our study shows the trend of a decrease in UE, from 59,6% in 1980 to 20,1% in 2020, yet the average size of underground economy, which is 31.59%, is still high in comparison to other countries. Our study also shows how underground economy affects inequality, an increase of 1% in the size of underground economy leads to an increase of 0.13 percent in the Gini Coefficient. There is also a signal that the long-run effect of underground economy to inequality is higher. Therefore, policies aiming to tackle inequality may also need to address the basic and driving forces of underground economy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinardani Ratrisari
Abstrak :
Pada umumnnya, industri akan memilih lokasi usaha yang paling optimal untuk, meningkatkan produktivitas dan produk yang dihasilkannya, Hal yang sama berlaku juga pada industri pengolahan perikanan di Indonesia, yang secara dominan tersebar di Provinsi Jawa Timur dibandingkan dengan provinsi lainnya. Untuk itu tesis ini akan menganalisis keunggulan Provinsi Jawa Timur dalam mengalokasikan industri pengolahan hasil perikanan dan mengekspor produk perikanan dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya, tingkat konsentrasi industri pengolahan hasil perikanan di Indonesia dan Jawa Timur selama tahun 2000 hingga 2004 akan diukur menggunakan Koefisien Gini, sedangkan faktor-faktor utama penentu lokasi indostri pengolahan hasil perikanan di Indonesia akan diukur dengan menggunakan Panel Data Model Dari hasil penelitian, terungkap bahwa keberadaan pusat-pusat industri, fasilitas transportasi, institusi keuangan, dan peningkatan permintaan komoditas perikanan dari pasar domestik, merupakan faktor-faktor yang memicu pertumbuhan industri pengolahan hasil perikanan dan peningkatan ekspor produk perikanan dari Jawa Timur. Merepresentasikan tingkat konsentrasi industri pengolahan perikanan, jumlah pekerja pada industri ini tersebar sangat tidak merata antarpropinsi selama tahun 2000-2004. Hal ini ditunjang dengan hasil regresi panel data yang menunjukkan bahwa nilal share produk/output sektor perikanan, rata-rata intensitas jumlah pekerja pada industri pengolahan perikanan, dan keberadaan pelabuhan perikanan merupakan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi konsentrasi industri pengolahan perikanan di suatu provinsi. ......Generally, industries choose to allocate their firms in specific locations which are conducive to increase their productivity and economic outputs. This paper is investigating three major points related to the development of fish processing industries in Indonesia. First the analysis about the prominent role of East Java in allocating the fish processing industries and exporting fishery products compared to South Sulawesi. Second, the analysis about the concentration degree of fish processing industries in Indonesia and East Java, measured by Locational Gini Coefficients, and the analysis about their trends during 2000-2004. Third, the analysis about the factors which affect the industrial location of fish processing industries in Indonesia. This research reveals the fact that the a11ocation of fish processing industries in Indonesia is triggered by other crucial factors, namely the historical aspects and particular local policies which are conducive to the development of fishery sector, rather than merely affected by the presence of natural resource endowments. Furthermore, the paper concludes that the distribution of employment working on fish processing industries in national level were extremely unequal across provinces whereas the distributions of total employment were moderately unequal across provinces from 2000 until 2004. Coexisted with this finding, the result from panel data regression exposes that the share of output from fishery sector, the average intensity of employment working on fish processing industries, and the availability of fishing ports are the significant factors affecting the concentration of fish processing industries in a certain province, which is in our model, represented by the share of employment working on these industries.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
T 27358
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Refo Ilmiya Akbar
Abstrak :
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin negara di dunia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Di Indonesia, SDGs mulai diterapkan pada tahun 2015. Penelitian ini melibatkan 34 Provinsi sebagai sampel dengan tahun pengamatan 2015-2016. Analisis regresi berganda digunakan dalam pengujian hipotesis dengan data pencapaian SDGs hasil scoring penulis dan Alisjahbana, et al. (2018) sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu Luas wilayah, Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pendapatan Asli Daerah yang mewakili karakteristik pemerintah daerah berpengaruh terhadap SDGs. ......The Sustainable Development Goals (SDGs) is a global action plan approved by world leaders, to put an end to poverty, diminish social discrepancies, and protect the environment. The SDGs contain 17 objectives and 169 targets that are expected to be achieved by 2030. Indonesia began to implement SDGs in 2015. This study involved 34 provinces as the samples with the observation period of 2015 – 2016. Multiple regression analysis was used for testing the hypothesis by having a result of scoring the accomplishment of Sustainable Development Goals. The result obtained by this study is the characteristic of local government presented by region size, number of the regional work units, and local own-source revenue impacting the accomplishment of SDGs.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafa Dzikri Harvardhika Putraelrizky
Abstrak :
Di balik pesatnya keberhasilan ekonomi Tiongkok akibat reformasi ekonomi yang menciptakan pertumbuhan ekonomi yang pesat, negara ini juga memiliki banyak masalah ekonomi seperti Meningkatnya Ketimpangan Pendapatan akibat pertumbuhan yang tinggi ini. Masalahnya dapat diperiksa dengan menganalisis Koefisien GINI dan Pandangan Politik negara tersebut. ......Behind the rapid success of China’s economy due to an economic reform which created a rapid economic growth, the country also has many economic problems such as Rising Income Inequality due to this high growth. The problem can be examined by analysing the country’s GINI Coefficient and Political Views.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
A simulation model has been developed in Korea, named Korea Institue of public simulation model (KIPFSIM), which aims to estimate the effects of taxes and transfers in Korea....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wuryanto Nopiyantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh belanja pemerintah terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel yang meliputi 32 propinsi dalam periode penelitian 2007−2013. Variabel ketimpangan distribusi pendapatan diwakili oleh angka rasio gini, sedangkan variabel belanja pemerintah sebagai variabel utama penelitian diwakili oleh belanja pemerintah menurut empat fungsi, yaitu fungsi pendidikan, kesehatan, perumahan dan permukiman, serta perlindungan sosial. Selain itu, penelitian ini memasukkan pula variabel kontrol yang terdiri atas laju pertumbuhan penduduk, PDRB per kapita, tingkat ketergantungan penduduk, ratarata lama sekolah, dan tingkat pengangguran terbuka. Hasil analisis regresi dengan menggunakan metode random effect menunjukkan bahwa belanja pemerintah fungsi pendidikan, perumahan dan permukiman, serta perlindungan sosial berkorelasi signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan, sedangkan untuk fungsi kesehatan tidak berkorelasi. Belanja fungsi perumahan dan permukiman merupakan satu-satunya variabel yang berpengaruh signifikan dalam menurunkan ketimpangan distribusi pendapatan, sedangkan belanja pendidikan dan perlindungan sosial justru menyebabkan distribusi pendapatan semakin timpang. Meskipun belanja kesehatan tidak berkorelasi signifikan, tetapi belanja fungsi ini dapat menurunkan ketimpangan. Diharapkan Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota dapat memperbaiki kualitas belanja APBN dan APBD dengan mengurangi belanja administrasi dan birokrasi sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan dari APBN dan APBD dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dan mempersempit ketimpangan distribusi pendapata
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyse the impact of government expenditure on income inequality in Indonesia. This research uses econometric approach with panel data with 32 provinces as cross section data and in 2007−2013 period as time series. To quantify the impact of government expenditure on income inequality, this research estimate the income inequality, measured by the gini coefficient is a function of government expenditure program on sector education, health, housing, social protection, and a set of control variables that is commonly used in the literature to explain income inequality (population growth, dependency ratio, regional GDP per capita, schooling, and unemployment rate). The result shows that only government expenditure for housing which has positif impact or reducing income inequality. The other independent variables have no impact, and even for education and social protection expenditure make condition of income inequality getting worse. It is guessed that government spending quality which is bad is the main reason why some independent variables have no correlation with income inequality.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Meina Andriasti
Abstrak :
Ketimpangan pendidikan masih berlangsung di China, dengan kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan menjadi kontributor signifikan terhadap masalah ini. Selain itu, sistem hukou memainkan peran penting dalam membentuk kualitas penduduk, mempengaruhi alokasi sumber daya pendidikan. Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi penyebab ketimpangan pendidikan di China. Analisis penulis menggunakan koefisien Gini menyoroti bahwa disparitas antara daerah pedesaan dan perkotaan adalah faktor utama dari keseluruhan ketimpangan pendidikan. Selain itu, penulis mengusulkan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi masalah ini, dengan menyarankan pemberian bantuan keuangan dalam bentuk subsidi langsung untuk mendukung daerah pedesaan yang kurang beruntung. ......Education inequality persists in China, with the urban-rural divide being a significant contributor to this issue. Additionally, the hukou system plays a crucial role in shaping the quality of the population, impacting the allocation of educational resources. This paper aims to explore the causes of education inequality in China. The author's analysis using the Gini coefficient highlights that the disparity between rural and urban areas is the primary driver of overall educational inequality. Furthermore, the authors propose a policy recommendation to address this problem, suggesting the provision of financial aid in the form of direct subsidies to support underprivileged rural areas.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Virgie Delawillia Kharisma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi penguatan ekonomi lokal masyarakat sebagai upaya menurunkan angka ketimpangan melalui kearifan lokal di Jawa Timur Tahun 2013-2017. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan Model Eksploratoris Sekuensial dengan regresi data panel sebanyak 190 data dari 38 kabupaten/kota pada Tahun 2013-2017. Variabel gini ratio sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen terdiri dari: jumlah koperasi pesantren, budaya mataraman, jumlah Produk Domestrik Regional Bruto (PDRB) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap gini ratio di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2017. Upaya menekan angka ketimpangan tidak hanya dilakukan dengan aspek pembangunan ekonomi namun juga melalui optimalisasi kearifan lokal. Koperasi pesantren berpengaruh secara signifikan untuk menurunkan gini ratio dengan koefisien sebesar -0.001456, sementara budaya mataraman tidak berpengaruh secara signifikan namun dapat menurunkan gini ratio sebesar -0.039890. Diperlukan intervensi kegiatan yang tepat sasaran untuk menurunkan angka ketimpangan, yakni melalui peningkatan Produk Domestrik Regional Bruto (PDRB), pemerataan pembangunan manusia, optimalisasi koperasi pesantren, serta implementasi budaya rewang di Provinsi Jawa Timur. ......This study tries to analyze the strategies for improving the economic community in East Java in 2013-2017. This study is joint research of the Sequential Exploratory Model with a panel data regression of 190 data from 38 districts/cities in 2013-2017. The Gini ratio variable is the dependent variable, while the independent variable consists of the number of pesantren cooperatives, mataraman culture, the number of Gross Regional Domestic Product (GRDP), and the Human Development Index (HDI). Taken together the independent variables are significant to the Gini ratio in East Java Province in 2013-2017. Efforts to increase inequality are not only carried out with aspects of development but also the optimization of local wisdom. The pesantren cooperatives reduce the gini ratio by a coefficient of -0.001456, while mataraman culture has no significant effect but can reduce the gini ratio by -0.039890. The intervention of targeted activities is needed to reduce inequality, through increasing the Gross Regional Domestic Product (PDRB), examining human development, optimizing pesantren cooperatives, and the implementation of rewang culture in East Java Province.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>