Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Menpora, 1992
362.7 HAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rhenald Kasali
Jakarta: Mizan , 2017
658.406 RHE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudis Sekar Prasasti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan organizational citizenship behavior antara Generasi X dan Y sebagai generasi yang paling banyak ditemui di dunia kerja saat ini. Menurut Organ (dalam Podsakoff, MacKenzie, Moorman, & Fetter, 1990) organizational citizenship behavior adalah tingkah laku sukarela individu yang mendukung efektivitas perusahaan namun tidak diakui secara eskplisit dalam sistem pemberian reward yang formal. Konstruk ini memiliki lima dimensi, yaitu: altruism, civic virtue, conscientiousness, courtesy dan sportmanship. Data diperoleh dari 212 responden (127 orang Generasi X dan 85 orang Generasi Y) yang mengisi Organizational Citizenship Behavior Scale. Hasil perhitungan statistik dengan teknik independent sample t-test menunjukan bahwa skor dimensi consciencetiousness lebih tinggi secara signifikan pada Generasi X (M = 5,70, SD = 0,87) dibandingkan dengan Generasi Y (M = 3,55, SD = 0,89), t(210) = 17,339, p < 0,05, d = 1,10. Penelitian selanjutnya harus menelaah kembali dimensi organizational citizenship behavior yang sesuai dengan budaya Indonesia.
ABSTRACT
This study aims to determine the differencess on organizational citizenship behavior between Generation X and Generation Y, as the biggest generation in workplace now. Theorically, Organ (in Podsakoff, MacKenzie, Moorman, & Fetter, 1990) defines organizational citizenship behavior as individual behavior that is discretionary, not directly or explicitly recognized by the formal reward system, and that in the aggregate promotes the effective functioning of the organization. This construct has five dimensions: altruism, civic virtue, conscientiousness, courtesy and sportmanship. There are 212 respondens (85 of Generation X and 127 of Generation Y) that filled out Organizational Citizenship Behavior Scale. Independent sample t-test result indicated that Generation X employees had significantly higher score (M = 5,70, SD = 0,87) than Generation Y employees (M = 3,55, SD = 0,89) in conscientiousness, t(210) = 17,339, p < 0,05, d = 1,10. Future study should examine culturaly suitable dimensions of organizational citizenship behavior in Indonesia.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Tonggo Evie Chricia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran perbedaan psychological capital pada Generasi X dan Generasi Y. Pengukuran psychological capital dilakukan dengan menggunakan psychological capital questionnaire oleh Luthans, Youssef, dan Avolio. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 245 orang karyawan Generasi X dan Generasi Y yang bekerja di perusahaan di daerah Jabodetabek. Hasil pengolahan data menggunakan independent sample t-test, menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan psychological capital yang signifikan antara karyawan Generasi X M = 4.83, SD = .44 dan Generasi Y M = 4.62, SD = .56 , t 243 = 3.25, p > .01, one-tailed. ......The purpose of this study is to examine the differences in psychological capital between Generation X and Generation Y employees. Psychological capital was measured using psychological capital questionnaire PCQ . The sample of this study consisted of 245 participants who worked in companies in Jabodetabek. The result of the study using independent sample t test shows that there is no significant difference in psychological capital among Generation X M 4.83, SD .44 and Generation Y M 4.62, SD .56 , t 243 3.25, p .01, one tailed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Rabi Ah Fatih
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan tren karier ditandai dengan munculnya pandangan karier modern yaitu sikap karier protean yang membuat perusahaan perlu memperhatikan cara penanganan karyawan dengan sikap karier tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan sikap karier protean pada Generasi X dan Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan Protean Career Attitude Scale untuk mengukur dimensi self-directed dan dimensi value-driven. Penelitian ini dilakukan pada 106 karyawan Generasi X lahir tahun 1981-1995 dan 164 karyawan Generasi Y lahir tahun 1965-1980 di berbagai sektor pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua generasi tersebut pada dimensi self-directed p = 2.57, p < .05, d = .332 dan dimensi value-driven p = 3.10, p < .05, d = .391 . Implikasi lebih lanjut dari hasil tersebut didiskusikan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
Changes in career trends are characterized by the emergence of a modern career view called protean career attitude that made companies needed to put attention on how to manage employees with those attitude. This study aimed to examine the differences in protean career attitude in Generation X and Generation Y. This study is a quantitative research using Protean Career Attitude Scale to measure self directed dimensions and value driven dimentions. The study was conducted on 106 Generation X employees born in 1981 1995 and 164 Generation Y employees born in 1965 1980 in various work sectors. The result of this research showed that there was a significant difference between those two generations in the dimension of self directed p 2.57, p .05, d .332 and value driven p 3.10, p .05, d .391. The implication of this result was discussed further in this study.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Puspitasari
Abstrak :
Indonesia pada tahun di 2020 akan memasuki fenomena bonus demografi dengan meningkatnya generasi Y secara signifikan. Adanya dominasi populasi yang dapat mempengaruhi pasar perumahan terutama di kota-kota besar serta banyaknya generasi Y yang belum memiliki hunian melatar belakangi penelitian ini. Adapun Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui preferensi generasi Y dalam memilih hunian. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif analisis dekriptif dan index rata-rata. Dengan menyebar kuisioner kepada seluruh generasi Y berumur 20-39 tahun di Kota Bekasi secara online. Dari 436 kuisioner hasilnya menunjukan bahwa 78,7% generasi Y di Kota Bekasi belum memiliki hunian dan 3 dari 5 generasi Y di Kota Bekasi masih tinggal bersama orangtua. Adapun atribut preferensi hunian yang paling diinginkan generasi Y ialah keamanan yang terjaga, bebas banjir, lingkungan yang bersih, kepemilikan hunian dan dekat dengan jalan utama. Adapun tipe hunian yang diinginkan ialah hunian tapak dengan 3 kamar tidur dilengkapi dengan taman dan ruang keluarga dengan harga kurang dari 450 juta rupiah. ......Indonesia in 2020 will enter the demographic bonus phenomenon with a significant increase in Y generation. The existence of population dominance that can affect the housing market in urban area as well as the number of Y genneration that do not have housing is the background of this research. The purpose of this study was to determine the Y generation preference in choosing housing. The research was conducted by using descriptive quantitative analysis method and mean index. By distributing questionnaires to all Y generation aged 20-39 years in Bekasi City by online method. From 436 questionnaires the results showed that 78.7% of Y gen in Bekasi City did not have housing and 3 out of 5 generasi Y in Bekasi City still lived with their parents. The attributes of occupancy preference that generasi Y most want are maintained security, flood-free, clean environment, residential ownership and proximity to main roads. The type of housing desired is a site residence with 3 bedrooms equipped with a garden and a family room at a price of less than 450 million rupiah.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Herawaty
Abstrak :
ABSTRAK
Keluarga dengan pola asuh yang cenderung otoriter (parent-center), menerapkan mengharapkan kepatuhan langsung dari anak; kontrol yang sangat ketat; tingkah laku dan sikap anak dievaluasi menurut standar mutlak yang ditetapkan otoritas tertinggi dalam keluarga; dituntut hormat pada otoritas yang merupakan tradisi dan sistem struktur tracisional dalam keluarga; tidak mengijinkan terjadinya diskusi antara orang tua dengan anak dalam membahas suatu hal; anak harus menerima bahwa apa yang dikatakan orang tua adalah benar dan lain-lain (Baumrind, dalam Berns, 1997;Ormrod,2000).Rachel Elder (da am Bigner,1979) dalam risetnya menemukan bahwa konsep secara tradisional adalah ayah berperan sebagai kepala keluarga dan berkuasa atas keputusan penting keluarga. Hal ini bertentangan dengan tugas perkembangan anak usia dewasa muda yakni otonomi diri yang menyebabkan kemungkinan terjadinya konflik antara ayah dan anak usia dewasa muda. Peneliti tertarik meneliti dewasa muda yang memiliki status mahasiswa karena keunikannya. Salah satunya adalah lebih peduli dengan hal-hal yang menarik bagi dirinya, leb.h responsif pada beberapa situasi yang menekan yang mungkin bagi individu lain tidak mempengaruhi tindakan mereka (Sear, dalam Wrightsman,1993). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran isu konflik yang terjadi antara ayah dan anak dan penghayatan anak terhadap isu konflik yang menekan serta strategi coping yang digunakannya. Peneliti menggunakan pembagian strategi coping yang dikembangkan oleh Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Lima strategi Problem Focus Coping (active coping, pianning, suppression ofcompeting activities,restrain coping, seeking sociai support fot instrumental reason). Lima strategi Emotiona/ Focus Coping (seeking sociai suppoit for emotiona/ reason,positif reappraisal,denial, acceptance, turning to reiigion). Tiga strategi coping yang maladaptif {Focusing on and venting of emotion, behaviorai dan mental dit .iengagement). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam pada 2 mahasiswa perempuan dan 2 mahasiswa laki-laki. Metode pengambilan responden yang digunakan adalah non probability sampling yakni in, :endentai purposif sampling. Hasil penelitian ini menemukan isu konflik yang sering muncul adalah otonomi diri sebagai individu dewasa muda, pekerjaan rumah tangga, perbedaan prinsip dengan ayah dan sifat ayah, perencanaan arah hidup, pemilihan bidang kerja, dan terlibat dalam aktifitas masyarakat. Isu-isu konflik dengan ayah yang dirasa menekan oleh hasiswa dewasa mdua penelitian ini meliputi 5 hal yakni otonomi responden yakni ayah masuk kamar responden tanpa seijin responden; ayah yang menuntut prestasi tertentu di bidang kuliah yakni harus luius SI 4 tahun; pekerjaan yakni ayah yang tidak setuju responden bekerja di luar bidang studi kuliahnya dan bekerja sebelum lulus kuliah; terlibat hubungan asmara dan pemilihan pncar; perijinan aktivitas. Perasaan yang umumnya dirasakan mahasiswa usia dewasa muda saat mengalami konflik dengan ayah mengenai masalah yang menekan adalah tertekan, sedih, merasa tidak terima; marah; benci dan jijik; merasa frustrasi, tidak berguna, dan Tuhan pun tak dapat menolong; menyesal yang dalam akan ketidakmampuannya berani mengambil sikap di waktu lampau; dendam dan kecewa. Strategi coping yang digunakan responden untuk mengatasi isu-isu konflik yang dirasa menekan adalah mental disengagement,fbcusing on and venting emotion, restrain coping, dan active coping, turning to reiigion, deniai, planning, dan seeking socia!support fcr intrumental reason,seeking socia/ support for emotional reason, acceptance, suppression ofcompeting activfaes dan behavioral disengagement. Bahan diskusi penelitian ini. adalah ada kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan strategi coping mahasiswa sebagai anak yakni kondisi keluarga, selain faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping yang ada dalam penelitian Holahaan dan Moos (1987) dan Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Selain itu, tiaptiap karakteristik kepribadian yang ada dalam faktor karakteristik kepribadian, ternyata seling berkaitan dan mempengaruhi sehingga sulit menentukan strategi coping individu berdasarkan karakteristik kepribadian. Saran untuk anak dan orang tua adalah mengembangkan komunikasi yang terbuka antara ayah dan anak dalam mengunkapkan kebutuhan masing-masing dan juga mengembangkan empati di kedua belah pihak. Selain itu, untuk anak sebaiknya nrengggunakan restrain coping saat konflik verbal dengan ayah dan juga menggunakan turning to reiigion disamping menggunakan strategi coping yang adaptif lain. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melihat konflik antar ayah dan anak duri dua belah pihak dan coba melihat penyebab orang tua menerapkan pola asuh yang o oriter serta strategi coping anak saat konflik dengan orang tua mengenai pemilihan jurusan SI, menggali data lebih dalam saat pengambilan data,membatasi tahap stress.
2002
S3093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Univeraitas Sanata Dharma, 2013
923.7 OAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marchella F.P.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
306 MAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>