Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moammar Emka
Jakarta Selatan: GagasMedia, 2012
790 MOA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lorenzia Chrisanty Astari
Abstrak :
Kehidupan di kota besar tidaklah mudah, banyak tekanan yang dapat menimbulkan ketegangan yang bisa berdampak kurang baik terhadap kondisi fisik maupun psikologis. Rutinitas sehari-hari yang menjenuhkan ini membuat orang pada umumnya akan mencari aktivitas-aktivitas yang dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan tersebut yang biasanya dilakukan pada saat waktu luang. Salah satu pilihan aktivitas waktu luang di kota besar adalah clubbing. Clubbing adalah berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotek, bar, pub, lounge, dan kafe dengan musik hidup atau suasana yang dibuat menyerupai klub malam. Clubbing sebetulnya sudah ada sejak dulu, namun zaman sekarang perkembangannya semakin marak ditunjang oleh tempat hiburan malam yang semakin menjamur. Di masa krisis ekonomi seperti sekarang, tempat-tempat hiburan malam masih ramai pengunjung. Fenomena ini dapat mengindikasikan bahwa hiburan dan rekreasi, dalam hal ini yang didapat dari clubbing memang telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat tertentu dan bisnis tempat hiburan malam masih menjanjikan. Persaingan yang cukup ketat dalam menarik pengunjung membuat para pengelola tempat hiburan malam perlu mehgetahui karakteristik segmen pasarnya. Clubbing memiliki bermacam manfaat, namun di sisi lain juga memunculkan sejumlah atribut negatif bagi para pelakunya. Clubbing dipilih dari sekian banyak pilihan memanfaatkan waktu luang dan uang Gaya hidup seseorang ditunjukkan oleh bagaimana ia memanfaatkan waktu dan uangnya yang terwujud dalam aktivitas, minat, dan opininya. Dalam penelitian ini yang ingin dilihat adalah gaya hidup para pelaku clubbing, khususnya gaya hidup pelaku clubbing yang menganggap clubbing relevan dengan kebutuhan, nilai, dan minat yang ada di dalam dirinya, atau dengan kata lain responden yang memiliki tingkat keterlibatan tinggi terhadap clubbing. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gaya hidup pelaku clubbing. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi tentang gaya hidup di kota besar. Penelitian ini menggunakan subjek pelaku clubbing, dengan teknik pengambilan sampel nonpnobability sampling dengan bentuk incidental sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan terhadap 156 orang subjek. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran 4 profil gaya hidup dari pelaku clubbing. Ke-4 gaya hidup tersebut adalah gaya hidup 1 "perduli sosial", gaya hidup 2 "cuek", gaya hidup 3 "gaul", dan gaya hidup 4 "biang pesta".
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kurnia Tanja Putra
Abstrak :
Pada era modern seperti sekarang, fashion merupakan suatu fenomena yang berkaitan langsung dengan gaya hidup. Gaya hidup yang mengharuskan seseorang untuk menunjang penampilannya agar terlihat menarik, tidak hanya agar terlihat menarik saja, tetapi fashion juga menunjukan kelas atau jati diri seseorang. Melihat dari bagaimana orang-orang pada saat ini menjadikan fashion merupakan suatu kebutuhan. Hal ini telah menjadi suatu fenomena yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fashion involvement terhadap hedonic consumption studi sepatu Adidas 'Boost Series". Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survei, melakukan penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden menyesuaikan dengan kriteria sampel. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah non-probability sampling. Hasil penelitian menunjukan fashion involvement pada konsumen Sepatu Adidas "Boost Series: memiliki pengaruh signifikan terhadap hedonic consumption. ...... In these modern days, fashion is a phenomenon which relate to a lifestyle. Which requires a person to support their appearance to make it look attractive. Fashion make someone to look attractive, but also shows a person's class or identity. Observing from how people at this time think about fashion as necessity. The objective of this research is to analyze the effect of fashion involvement toward hedonic consumption study on Adidas Sneakers "Boost Series". This research uses quantitative approach with data collection techniques through survey, distributing questionnaire to 100 respondents according to the sample criteria. The sampling techniques that researcher used is non-probability techniques. The results show that fashion involvement in consumer of Adidas sneakers "Boost Series" have significant with an influence on hedonic consumption.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Giordi Jafier Amirullah
Abstrak :
Penggunaan rokok elektrik di Indonesia mulai meningkat, hal tersebut dilihat sebagai suatu tren baru dan juga alternatif untuk rokok tembakau. Rokok elektrik ataupun vape dapat dikatakan sebagai suatu alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor sosial yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan rokok elektrik, dimulai dari lingkungan teman, kesehatan dan juga gaya hidup. Namun dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba untuk menggali lebih dalam tentang pemaknaan rokok elektrik sebagai suatu gaya hidup kaum muda, bukan hanya sebagai suatu yang lebih aman dan sehat, namun rokok elektrik juga dapat dimaknai sebagai suatu bentuk gaya hidup bagi penggunanya. Melihat rokok elektrik sebagai suatu hal yang baru, tentu menarik untuk digali lebih dalam penelitian ini dan melihat hubungannya tentang gaya hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan juga observasi partisipan. ...... The rise and increased number of of Electronic Cigarrettes or Vaporizers users in Indonesia shows that the device can be a form of a new trend and also and alternative to conventional tobacco cigarettes. E-Cigarettes/Vaporizers are believed to be a safer choice than tobacco cigarettes. Previous researches had shown that there are a lot of factors that can affect someone to use electronic cigarettes such as friends influence, health factors, and also lifestyle. In this research, we’re trying to understand and learn even further about the meaning of electronic cigarettes as a lifestyle of the youth, not viewing the device only as an safer and healthier alternative, but electronic cigarettes can be intrepreted as a lifestyle by its users. E-Cigarettes are still a relatively new device, so it is really interesting to research about how the users of E-Cigarettes see the device as form of lifestyle. This research uses qualitative methods, with deep interview and participant observation as a method to collect the required data.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.B. Susanto
Jakarta: Kompas, 2001
307.76 SUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Kusumadelia
Abstrak :
Pasar adalah sebuah tempat manusia untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Kata pasar tidak akan terlepas dari kegiatan belanja. Manusia akan melakukan kegiatan belanja ketika datang ke pasar. Berbelanja adalah sebuah kegiatan konsumtif yang bertujuan untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya manusia yang berbelanja saja yang ada di dalam pasar. Dahulu, kegiatan belanja yang terjadi di dalam pasar melibatkan pihak pembeli dengan pihak penjual secara langsung. Selain itu, pada transaksinya juga terdapat proses tawar menawar. Dan, barang-barang yang dijual cenderung tidak tahan lama. Hal itulah yang membuat kegiatan belanja di dalam pasar cukup memakan waktu lama dan manusia harus lebih sering berbelanja. Sedangkan, manusia saat ini dapat dibilang tidak mempunyai banyak waktu untuk kegiatan tersebut. Sesuai tuntutan zaman yang dilakukan oleh manusia-manusia modern, kegiatan berbelanja yang terjadi dalam sebuah pasar pun ikut berkembang. Kegiatan berbelanja kemudian berubah. Berbelanja saat ini dapat dilakukan secara cepat tanpa proses tawar menawar dengan pelayanan sendiri. Barang-barang yang ditawarkan juga berupa kemasan sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pola perilaku manusia yang terus berkembang menuntut segala kegiatan yang lebih cepat dan praktis. Hal ini yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia di setiap kegiatannya. Akibatnya, banyak penyesuaian yang dilakukan dan akan terus mengalami perubahan, dari tata cara manusia berbelanja yang diterapkan di pasar hingga ruang-ruang kegiatan di dalam pasar. Penulis ingin membahas lebih jauh lagi, seberapa besar pengaruh perubahan gaya hidup manusia terhadap arsitektur pasar, baik fisik maupun nonfisik, yang terwujud akibat kegiatan-kegiatan manusia yang terjadi di dalamnya. ......The market is a place for human to get their needs. The word market will not separated to shop activity. People usually do this activity when they come in to the market-place. Shopping is a consumptive activity with purpose to get the daily needs. Formerly, shopping in the market directly involve a buyer and a seller. There is also a negotiation between them in their transaction. And, the commodities are not be able to keep in storage for a long time. As a consequence, shopping in the market always take a long time and people have to spent a lot of time to get their needs. Even though, people at this period could be said that they don?t have much time for shopping. According to the time demand with modern people, shopping activity is also change. Now, shopping can be done in few moments without the negotiation process. The sellers are offered their commodities wrapped up so it?s possible to keep their commodities for a long time and the buyers also can keep their needs for the long period of time. Human behaviors will always growing to follow the time and it is require everything faster and practical. It will influence the human acting in their activities. And, the results of it, many things inside the market, as a human place, are changed, from the shopping system until the space-activities in the marketplace. I want to study this case further, so we will know how far the humanlifestyle influence market architecture, either physical or non-physical, that realized from human activities in the market.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48406
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syaiful Ramadhan
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu asumsi mengatakan jika individu memiliki penampilan menarik akan meningkatkan harga diri sehingga individu membeli pakaian mahal untuk menunjang harga diri sehingga berpengaruh terhadap gaya hidup yang menjurus menjadi konsumtif. Penelitian ini menggunakan disain korelatif deskriptif yang bertujuan mengetahui adanya hubungan antara gaya hidup konsumtif. dengan harga diri. Pengambilan sampel menggunakan metode pengambilan sampel acak stratifikasi. Jumlah sampel 97 mahasiswa. Lebih dari separuh responden memiliki harga diri negatif dan didominasi dengan gaya hidup konsumtif. Hasil penelitian mendapatkan (p=0,718, α=0,05), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup konsumtif dengan harga diri. Rekomendasi penelitian untuk meneliti indikator gaya hidup konsumtif yang langsung berhubungan terhadap harga diri.
ABSTRACT
One assumption to say if the individual has an attractive appearance will increase self-esteem so that people buy expensive clothes to support self-esteem and therefore contributes to a lifestyle that leads to a consumptive. This study uses a descriptive correlative design that aims to find an association between consumptive lifestyle. with self-esteem. Sampling using a stratified random sampling method. Number of samples 97 students. More than half of the respondents have a negative self-esteem and dominated with consumptive lifestyles. The results of a study (p = 0.718, α = 0.05), no significant relationship exists between consumptive lifestyles with self esteem. Research recommendations to investigate indicators of consumptive lifestyle that is directly related to selfesteem.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prawita Hertika
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6953
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Della Aresa
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap repurchase intention. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana data dan informasi dikumpulkan melalui survei dengan alat bantu kuesioner dan juga studi kepustakaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo berusia 16-21 tahun yang diambil dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik non-probability purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap repurchase intention. Gaya Hidup mempengaruhi repurchase intention sebesar 40.6% dan sisanya sebesar 59.4% dipengaruhi oleh faktor lain.
ABSTRACT This research aims to determine how lifestyle influences on repurchase intention. In this research uses a quantitative approach, in which data and information were collected through surveys with the tools of questionnaire and bibliographical studies. The sample in this research is 100 visitors of 7 Eleven Tebet Saharjo aged 16-21 years taken from existing populations by using non-probability purposive sampling. Analysis of the data used in this study is the bivariate analysis using simple regression analysis. The results showed that lifestyle has a significant positive effect toward repurchase intention. Lifestyle effect repurchase intention equal to 40.6% and the residue equal to 59.4% influenced by other factors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>